1.24k likes | 4.7k Views
INTEGRASI PROGRAM IMUNISASI - KIA. LANDASAN HUKUM. “Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.” (UU no 23/2002).
E N D
LANDASAN HUKUM “Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.” (UU no 23/2002) Setiapanakberhakmemperolehimunisasidasarsesuai dg ketentuanutkmencegahterjadinyapenyakitygdapatdihindarimelaluiimunisasi (UU no 36/2009) Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak (UU no 36/2009) Permenkes No. 42 Th. 2013
Prinsip Imunisasi • Vaksin untuk imunisasi harus potent punya kemampuan merangsang sistemimun tubuh utk membuat antibodi yg cukup. • Vaksin untuk imunisasi harus aman tidak boleh menimbulkan masalah Tidak boleh mempunyai kejadianikutan yg membahayakanpenerima vaksin. • Vaksin yg diberikan memenuhi persyaratan pembuatan dan penyimpanan yg sudah dibakukan • pembuatan vaksin mengikuti persyaratan global dan diawasi secara berkala dengan teratur oleh WHO • penyimpanan vaksin yang baik dan ketat pengawasannya
Mengapa imunisasi? upayapencegahan paling cost effective selaindapatmencegahpenyakitbagi dirisendiritetapijugadapat melindungiorangdisekitarnya Menggunakanvaksinproduksidlmnegerisesuaistandaraman WHO
Kebijakan Nasional Imunisasi RPJMN 2010 – 2014 Renstra Kemenkes Tercapainya cakupan imunisasi dasar lengkap kepada 90% bayi 0-11 bulan TercapainyaUniversal Child Immunization (UCI)diseluruhdesa dankelurahan Tercapainyacakupan 95%anak SD/ MI yang mendapatkan imunisasi
ImunisasiDasarLengkap Anak < 1 Tahun Hep B (HB) 0 VAKSIN GRATIS • BCG • Polio 1 • DPT-HB-Hib • Polio 2 • DPT-HB-Hib • Polio 3 • DPT-HB-Hib • Polio 4 CAMPAK 0-7 hr 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 9 Bulan
Sasaran dan Jadual Pemberian • Jadual Pemberian (imunisasi lanjutan) • Imunisasi lanjutan diberikan pd batita yg tlh mendapat imunisasi Campak, dan DPT-HB/ DPT-HB-Hib 3 (lengkap) pd masa bayi • Jika semasa bayi, belum mendapat imunisasi Campak, dan atau DPT-HB/ DPT-HB-Hib 3 (belum lengkap), maka harus dilengkapi sebelum pemberian imunisasi lanjutan • Upaya melengkapinya diupayakan bersamaan dengan Bulan Vitamin A atau kegiatan lainnya
ImunisasiDasar & Booster I Dilanjutkan Imunisasi Dasar Lengkap & booster pertama • DT • Campak • Td • Td 2 SD 3 SD 1 SD B I A S BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
ImunisasiLanjutan WUS DPT-HB-Hib2 TT1 skrining DPT-HB-Hib3 Status TT1 s.d TT5 : DihitungSejakImunisasiDasarPadaBayi TT2 3 TAHUN DT Kelas 1 SD 5 TAHUN TT3 Td Kelas 2 SD TT4 10 TAHUN TT WUS X TT5 Td Kelas 3 SD 25 TAHUN
INGAT !!!! 4 pesan penting yg perlu disampaikan kepada orang tua Manfaat dari vaksin yang diberikan (contoh: BCG untuk mencegah TBC) Tanggal imunisasi dan pentingnya BUKU KIA disimpan secara aman dan bawa pada saat kunjungan berikut Apa akibat ringan dapat dialami, cara mengatasi dan tidak perlu khawatir. Tujuan: Imunisasi Dasar Lengkap ( IDL) untuk melindungi si buah hati sebelum usianya 1 tahun. Bab 2 Pelayanan Imunisasi 25
Presentasi belakang Komposisi vaksin Saran penyimpanan
Presentasi vial Tutup flip off Segel alumunium Label etiket Cairan putih
Vaccine Vial Monitor (VVM) : Jaminan mutu penyimpanan vaksin
KEMASAN Dus @ 10 vial @ 2,5 mL (5 dosis)
Dosis dan Tempat Pemberian Imunisasi DPT-HB-Hib : • - Dosis pemberian; 0,5 ml • - Tempatpemberian; Utk bayi intramuskular pada paha anterolateral, sedangkan utk batita pada lengan kanan atas
PERINGATAN DAN PERHATIAN • Vial vaksin harus dikocok sebelum digunakan untuk menghomogenkan suspensi. • Gunakan alat suntik steril untuk setiap kali penyuntikan. • Vaksin ini tidak boleh dicampur dalam satu vial atau syringe dengan vaksin lain. • Sebelum vaksin digunakan, informasi pada gambar Vaccine Vial Monitor (VVM) harus diikuti.
PENYIMPANAN • Vaksin DTP-HB-Hib harus disimpan dan ditransportasikan pada suhu antara +20C dan +80C. • Vaksin DTP-HB-Hib TIDAK BOLEH DIBEKUKAN.
Vaksin dari kemasan vial dosis ganda yang sudah diambil satu dosis atau lebih dalam satu sesi imunisasi, dapat digunakan untuk sesi imunisasi berikutnya selama maksimal sampai 4 minggu, jika kondisi berikut terpenuhi : • Tidak melewati batas kadaluarsa • Vaksin disimpan dalam kondisi rantai dingin yang tepat • Tutup vial vaksin tidak terendam air • Semua dosis diambil secara aseptis • Jika VVM tidak mencapai C atau D.
Evaluasi perkiraan indeks pemakaian vaksin DPT-HB-Hibs/d April 2014 (IP max = 5)
Bagan Maturasi Perjalanan Program Imunisasi KIPI meningkat Kepercayaan masyarakat menurun, terjadi KLB Kepercayaan masyarakat meningkat kembali Cakupan meningkat Eradikasi Imunisasi stop Pra vaksinasi Penyakit KLB Cakupan imunisasi Eradikasi penyakit Kasus KIPI (Chen RT, 1999)
Kejadian Ikutan Pasca ImunisasiAdverse events following immunization (AEFI) (KIPI) Kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi, baik berupa reaksi vaksin ataupun efek simpang, efek farmakologis, reaksi suntikan atau kesalahan prosedur.
Strategi mengurangi KIPI • Praktek imunisasi yang aman • Pengelolaan rantai dingin vaksin yang benar • membantu mengurangi kesalahan prosedur • Punya data surveilen KIPI yanglengkap dan valid yang bisa dianalisa • sebagai bukti hasil program imunisasi yang baikdan aman. • Dengan demikian maka kita punya bukti nyata bahwa program imunisasi aman dan bisa dipakai untuk mengatasi masalah rumor negatif yang ada di masyarakat
Alur PemantauanKIPI Penemuan kasus Informasi dari ortu / masyarakat 24 jam identitas tunggal/ kelompok Pelacakan Petugas kesehatan ada kasus lain klasifikasi Kepala Puskesmas Komda KIPI Analisis penyebab pengobatan Puskesmas RS Rujukan komunikasi Tindak lanjut perbaikan mutu pelayanan tatalaksana kasus Komda KIPI Komnas KIPI Evaluasi pemantauan KIPI
Pencatatan dan Pelaporan KIPI KIPI Dicatat dalam formulir pelaporanKIPI Direkapitulasi dalam formulir pelaporan KIPI, dilaporkan bersama dengan laporan rutin cakupan imunisasi bulanan (Puskesmas) Kabupaten Provinsi, Pusat
Sasaran Pelaksana Pencatatan dan Pelaporan • Petugas kesehatan (bidan/perawat) di Posyandu/ Poskesdes / Pustu/ KIA • Petugas imunisasi/ koordinator imunisasi di puskesmas • Bidan/ dokter di praktik swasta/klinik bersalin • Bidan/perawat di Rumah Sakit
Instrumen pencatat data dasar • Buku Pencatatan Imunisasi: buku kohort bayi, kohort balita dan kohort ibu • Kartu Imunisasi (Buku KIA, KMS, Kartu TT) • Buku Stok Vaksin • Buku Grafik Pencatatan Suhu lemari es • Format PWS • Format pelaporan cakupan imunisasi & UCI desa • Formulir pelaporan KIPI
Pencatatan di Unit Pelayanan 1. Posyandu/Pustu/Puskesmas : Buku kohort bayi/balita/ibu, buku KIA, buku register WUS, KMS (bila menggunakan), format pelaporan vaksin,ADS,buku suhu lemari es 2. Unit Pelayanan Swasta/RS : kartu/buku imunisasi, buku register WUS/kohort bayi/balita/ibu, format pelaporan pemakaian vaksin, pencatatan suhu. 3. Sekolah : register anak sekolah, kartu tetanus seumur hidup (bila menggunakan)
Tingkat Puskesmas • Yang dilaporkan adalah : 1) cakupan imunisasi rutin 2) cakupan desa UCI, yang dilaporkan dalam periode 1 th (Januari sd Desember) 3) pemakaian vaksin dan logistik imunisasi 4) cakupan imunisasi dan pemakaian vaksin serta logistik dalam kegiatan BIAS. 5) laporan kasus KIPI atau diduga KIPI menggunakan format laporan KIPI.
Tingkat Desa • Yang dilaporkan adalah : 1) cakupan imunisasi rutin 2) pemakaian vaksin dan logistik imunisasi 3) laporan kasus KIPI atau diduga KIPI
Kohort bayi (batita / balita) IDL, booster
SKRINING tt WUS DAN ELIMINASI TETANUS MATERNAL-NEONATAL DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
Eliminasi Tetanus Neonatorum • Eliminasi Tetanus Neonatorumsbgmslhkesmasy: <1 kasus TN / 1000 LH di sell kab / tahunpadatahun 2014 • StrategiUtama: • “TigaBersih” • bersihtangan, permukaanpersalinan & alatpemotong • - Imunisasi TT (bumilvs WUS) • surveilans yang baik • Eliminasi TN – suatu proxy untukeliminasi tetanus maternal
KEBIJAKAN MNTE • Keg imun TT WUS diarahkan utk memberikan perlindungan seumur hidup thdp tetanus (ibu & neonatus). • Penyelenggaraan imun TT WUS dikoord scr terpadu dg LP (Promkes, Yankes) dan LS (Depag, Diknas, Pemda setempat, Diskes.Kerja) mulai pusat s/d tingkat pelaksana • Pemberian imun TT didasarkan pd HASIL SKRINING status T DAN INTERVAL MIN sebelumnya.
StrategiEliminasi TN • Imunisasi : • Imunisasi rutin • Imunisasi Tambahan • Surveilans : • Invetigasi Kasus • Identifikasi Faktor Risiko • KIA : • Penemuan kasus • Persalinan Bersih • Persalinan Bersih • Imunisasi Rutin (kuat) • Surveilans
Strategi eliminasi TN • Imunisasi Tetanus • Rutin: • Imunisasi DPT pada bayi < 1 tahun • Imunisasi DT, Td pada BIAS • Imunisasi TT/Td pada Ibu Hamil • saat ANC (K1 atau K4) atau • saat Posyandu di semua kabupaten • Imunisasi Tambahan (Suplemen): • Kegiatan imunisasi TT/Td, dengan sasaran Wanita Usia Subur di Kabupaten Resiko Tinggi • Persalinan oleh Tenaga Kesehatan & perawatan tali pusat secara higienis (Clean & safe delivery) • Surveilens Tetanus Neonatal (TN)