E N D
PahlawanNasional: Cut NyakDien Cut NyakDien (ejaan lama: TjoetNja’ Dien) dilahirkandarikeluargabangsawan yang taatberagamadiLampadang, wilayah VI Mukimpadatahun 1848. AyahnyabernamaTeukuNantaSetia, seoranguleebalang VI Mukim, yang jugamerupakanketurunanMachmoed Sati, perantaudari Sumatera Barat. Machmoed Sati mungkindatangke Aceh padaabadke 18 ketikakesultanan Aceh diperintaholeh Sultan JamalulBadrulMunir. Olehsebabitu, Ayah dari Cut NyakDienmerupakanketurunanMinangkabau. Ibu Cut NyakDienadalahputriUleebalangLampagar. Di usiamuda, iamenikahdenganTeuku Ibrahim Lamnga, putradariUleebalangLamnga XIII. Merekamemilikisatuanaklaki-laki. PadaDesember 1875, LampadangdidudukiolehBelanda. Lalu Cut NyakDienmengungsikedaerah lain danberpisahdengansuamisertaayahnya. Ibrahim LamngasendiritewasdiGleTarumpadatanggal 29 Juni 1878 yang menyebabkan Cut NyakDiensangatmarahdanbersumpahhendakmenghancurkanBelanda. Iajugabersumpahhanyaakanmenikahlagidenganlaki-laki yang bersediamembantunyamenuntutbalaskematianmendiangsuaminya. Di tahun 1880, iamenikahdenganTeukuUmar. TeukuUmarsendirigugurdalampertempuranMeulabohpada 11 Februari 1899, sehinggaiaberjuangsendiriandipedalamanMeulabohbersamapasukankecilnya. Cut NyakDiensaatitusudahtuadanmemilikipenyakitencokdanrabun, sehinggasatupasukannya yang bernama Pang Laotmelaporkankeberadaannyakarenaiba. Iaakhirnyaditangkapdandibawake Banda Aceh. Di sanaiadirawatdanpenyakitnyamulaisembuh. Namun, keberadaannyamenambahsemangatperlawananrakyat Aceh. Iajugamasihberhubungandenganpejuang Aceh yang belumtertangkap. Akibatnya, DiendibuangkeSumedang. Cut NyakDienmeninggalpadatanggal 6 November 1908 dandimakamkandiGunungPuyuh, Sumedang. Untukmenghormatijasa-jasanya, berdasarkan SK Presiden RI No.106 Tahun 1964 padatanggal 2 Mei 1964, Cut NyakDiendiangkatsebagaipahlawannasional. Perjuangan Cut NyakDiendiinterpretasidalam film drama epos berjudulTjoetNja’ Dhienpadatahun 1988 yang disutradaraioleh Eros Djarotdandibintangi Christine Hakim sebagaiTjoetNja’ Dhien, Piet Burnamasebagai Pang Laot, SlametRahardjosebagaiTeukuUmardanjugadidukung Rudy Wowor. Film inimemenangkanPiala Citra sebagai film terbaik, danmerupakan film Indonesia pertama yang ditayangkandi Festival Film Cannes (tahun 1989). Biografinyajugapernahdituangkandalambentukceritabergambarsecaraberseridalammajalahanak-anakAnanda.