230 likes | 646 Views
LINGUISTIK DIAKRONIS & SINKRONIS. OLEH YULI WIDIYONO 13705261001 ILMU PENDIDIKAN BAHASA S3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013. LINGUISTIK DIAKRONIK. PENGERTIAN
E N D
LINGUISTIK DIAKRONIS & SINKRONIS OLEH YULI WIDIYONO 13705261001 ILMU PENDIDIKAN BAHASA S3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013
LINGUISTIK DIAKRONIK PENGERTIAN • Linguistikdiakronis (Robins dalamChaedar, 1992: 113) menyatakan “the studi of the development in language in the ways in which language change from period and of the causes and result of such changes, both outside the languages and within them” • Hartmann & Stork (dalamChaedar, 1992:113) menyatakan “An approach or method used in any branch of linguistic to study short-term shifts and longterm changes in the sound system , grammar and vocabulary of one or more languages. Historical or diachronic linguistic studies the development of a language at one (usually the contemporary) stage only"
MenurutKridalaksana (2011: 48) diakronisbersifathistoris; berkenaandenganpendekatanterhadapbahasadenganmelihatperkembangannyasepanjangwaktu. • Istilahlinguistikdiakronikberasaldari Ferdinand de Saussere (Verhaar, 1996:15). Padaabad ke-19 hampirseluruhbidanglinguistikmerupakanlinguistikhistoris, khususnya yang menyangkutbahasa-bahasa Indo-Eropa. • Penelitianpadazamanitumisalnya, bagaimanakahbahasaYunaniKunodanbahasa Latin menunjukankeserumpunan. Hal tersebutditemukanmelaluipenelitiantentangbahasaSanskerta. Selainitu, penelitiantentangbagaimanakahrumpun-rumpunbahasa-bahasa German (sepertibahasaSkandinavia) salingberhubungansecarahistoris: danbagaimanakahbahasa-bahasa Roman (sepertibahasaPerancis, bahasaOksitan, bahasaSpanyol, bahasaportugis) diturunkandaribahasa Latin.
Mahsun (2010:30) menjelaskankajiandiakronisadalahkajianterhadapperkembanganterhadapperkembanganbahasadarisuatumasakemasa yang lain, sertamenyelidikiperbandingansuatubahasadenganbahasa lain. • Parera (1991: 69) studibahasasecaradiakronikadalahstudibahasa yang mempersoalkanfase-faseperkembangan/evolusibahasadarizamankezaman, darisatuwaktukewaktu. Studibahasainibersifatvertikal. • Pendekatanhistoris yang mengkajifenomenaperubahanbahasamenarikbagiparailmuwandanmenjadisatudisiplinilmumulaiakhirabad XVIII. MenurutDucrot & Todorov (dalamChaedar, 1992:114) adaduapokokpendekatan, yaitu: a. perubahanbahasabukansemata-matakeinginanmanusia yang disadarinya, tapikarenakebutuhan yang internal. Bahasatidakhanyadirubah, tetapijugaberubahdengansendirinya. b. Perubahanlinguistikbersifatteraturdanmematuhiorganisasi (aturan) internal bahasaitu.
Linguistikdiakronisialahilmu yang berusahamengusutbahasa-bahasa yang disinyalirataumelaluipenelitindeskriptifsampaikebahasainduk. Olehkarenabahasainduksudahtidakada, biasanyasecararekonstruktifmenetukan proto bahasainduk. Cara iniseringditempuhdenganmenbanding-bandingkanbahasa-bahasa yang masihserumpununtukdilihatmanadiantaranya yang lebihtuaatautertua. Yang tertuadisebut proto bahasainduk. Dengandemikianlinguitikdiakronistermasukmencariperkembanganbahasainduksecarakronologis; bagaimanakeadaanbahasaitupadatiap-tiapperiodesejakpermulaansampaidewasaini. Dengandemikiantindakperbandinganbersifatvertikal, tidaksemualinguistikkomparatifitubersifat vertical ataudiakronis, tetapiadajuga yang bersifatdiakronis, tetatpiadajuga yang bersifat horizontal atausinkronis (dalamkeadaansuatuperiode).
SubbidangKajianLinguistikDiakronis MenurutMahsun (2010:32) variasibahasa yang terdapatdalamsatubahasadibagimenjaditigajenisvarian, yaitu: • Varian yang berhubungandenganfaktorgeografis • Varian yang berhubungandenganfaktorwaktu (temporal) • Varian yang berhubungandenganfaktorsosial
SubbidangLinguistikDiakronis • Dialektologidiakronisdanlinguistikhistoriskomparatifmerupakanduasubbidanglinguistikdiakronis yang mengkajivarianbahasadengantujuanpengelompokanvarian-variandanmenemukanrelasihistorisantarvarian yang terdapatdalamkelompok-kelompoktersebut.
DialektologiDiakronis • suatukajiantentangperbedaan-perbedaanisolek yang bersifatanalisissinkronikdenganpenafsiranperbedaan-perbedaanisolek yang tersebutberdasarkankajian yang bersifathistorisataudiakronis. • Sebagaicontoh, munculnya vocal tinggi, belakang, tengah, secarateraturpadaposisiultima yang berakhirkonsonan /t,r,s/ dalambahasa Sumbawa dialek Sumbawa Besar (BSDSB) yang merefleksikan vocal tinggi, belakang: * untukbahasaPra-Sumbawa, misalnya: • *takut>BSDSB: taket ‘takut’ • *kamut>BSDSB: kamet: ‘sabut’ • *nyur>BSDSB: nyer ‘kelapa’ • *bedus>BSDSB: bedes ‘kambing’ • bahasasasak-sumbawa *tutur>BSDSB: tuter ‘ tutur, cerita’
LinguistikHistorisKomparatif • cabangdarilinguistik (teoritis) yang menyelidikiperkembanganbahasadarisuatumasakemasa yang lain, sertamenyelidikiperbandingansuatubahasadenganbahasa lain (Mahsun, 2010;60-85). • Kajianlinguistikhistoriskomparatifmencakuphal-halberikutini. • Penentuan status isoleksebagaibahasa, Penentuanbahasaharusdipastikanbahwaisolek yang akandiperbandingkanituadalahmemangbenarbahasaberstatusbahasa, bukandialekatau level dibawahnya. Kerjalinguistikhistoriskomparatifberbasispada data kebahasaan yang berstatusbahasa.
Penentuanhubungankekerabatandanpengelompokanbahasa, Kekerabatandanpengelompokanbahasamerupakansalahsatutujuanlinguistikhistoriskomparatifmaupunlinguistikbandingan. Tujuanpengelompokannyaadalahuntukmengetahuiapakahbahasa-bahasatertentumemilikipertaliankekerabatanatautidakdanlebihlanjutdapatdiketahuibagaimanatingkatkekerabatan yang dimilikibahasa-bahasatersebut. Penentuankekerabatandalamkajianlinguistikhistoriskomparatifyaitumetodeleksikostatistikdanmetodekebersamaanlinguistik. a) Metodeleksikostatistik, yaitupengelompokkanbahasa yang dilakukandenganmenghitungpresentaseperangkatkataberkerabat (kognat). Kosakata yang menjadibahanperhitunganadalahkosakatadasar. Leksikostatistikpertama kali digunakanolehMorisSwadeshdalampenelitianbahasaorang Indian (Amerika Indian). b) Kesamaanciri-cirilinguistikdapatdijadikandasarpenentuan status isolek, penentuankekerabatan, sertapengelompokanisolekyaituretensi (ketahanan) kosakatadaninovasibersamayaitucarapengelompokanbahasaturunankedalamsuatukelompok yang lebihdekathubungannya, karenamemperlihatkaninovasi yang bercirilinguistikeksklusif yang menyebarpadabahasa-bahasa yang diperbandingkan.
Rekonstruksibahasapurba, Bahasapurbamerupakanwujudnyatasuatubahasa , tetapimerupakan “bangunanbahasa” yang dirakitsecarateoritishipotesis. Rekonstruksibahasapurbamerupakanupayapenyusunankembalisosokbahasapurba yang menurunkanisolek-isolek modern, yang digunakanolehpenutur-penutursekarang. Rekonstruksibahasapurbadilakukanuntukmembuktikanbahwadialek-dialek yang terdapatdalambahasaditurunkandarisebuahbahasapurba.
PerbedaanDialektologiDiakronisdan LHK • DialektologiDiakronis • Mencariperbedaan • Merekonstruksiprabahasapadadialekatausubdialek • Rekonstruksi didasarkan pada evidensi(bahan) dialek atau subdialek • LinguistikHistorisKomparatif • Mencari persamaan • Merekonstruksi bahasa proto • Rekonstruksi didasarkan pada evidensi • (bahan)bahasa
TujuanPengkajianDiakronis • Membuatpengelompokandialek/subdialekdanmenentukanrelasikedekatanantarsatusama lain dalambentukpohonkekerabatandialek; • Membuatrekonstruktiprabahasa (pre-language) bahasa yang ditelitidenganmemanfaatkanevidensi yang terdapatdalamdialek/subdialek yang mendukungnya; • Penelusuransalingberhubunganantara unsure-unsurkebahasaan yang berbedadiantaradialekatausubdialekbahasa yang diteliti; • Membuatanalisisdialek/subdialekkedalamdialek/subdialek relic (dialek yang lebihbanyakmempertahankanataumemeliharabentukkuno) dandialek/subdialekpembaharu. Denganlata lain, membuatanalisisdialek/subdialek yang konservatifdaninovatif; • Dalampengertianterbatas, membuatrekonstruksisejarahdaerah yang diteliti.
AturanDiakronis • Diakronismengharuskanadanyafaktordinamis yang menghasilkansuatudampak, suatu yang dikerjakan. Contohdalambahasajermanmemilikiich war, wirwaren , sedangkanbahasajermankuno, sampaiabad XVI menafsirkanich was, wirwaren (bahasainggrismasihmenggunakan: I was, we were)
LINGUISTIK SINKRONIK • MenurutKridalaksana (2011: 222) sinkronismerupakankajianbahasalinguistik yang bersangkutandenganperistiwaterjadidalammasasuatuterbatas, dantidakmelibatkanperkembanganhistorisbentukbahasa yang maknanyamiripatausamadenganbentuk lain. • Mahsun (2010:30) menjelaskankajiansinkronikmerupakankajianterhadapbahasadalamsuatukurunwaktutertentutanpamengaitkandengankuruntertentulainnya. • Ferdinand de Saussure (dalam Verhaar,1996:15) menganjurkansuatustudibahasa yang tidakhanyamenelitihal-hal yang historis (diakronik), tetapijuga “struktur” bahasatertentutanpamemperhatikansegidiakroniknya, penelitianbaruitubarudinamakan “sinkronik”. SecaraSinkronik. Telaahsinkronikmempelajaribahasapadasuatuwaktutertentu. Hal itudapatdilakukankarenabahasamerupakanfaktasoisal,bahasamerupakansistemtanda yang dapatdiperiksabentukdanmaknanyapadasatuwaktu.
Syukur Ibrahim (1985:44) menganggapSaussure sebagaiorangpertama yang memberikandefinisitentangpengertian yang disebutlinguistiksinkronis, yaitukajiantentangbahasasebagaisistem yang terdapatpadawaktutertentu. Saussereciri-cirisistematis yang pentingterhadapfaktasinkronisdarisuatubahasa yang dianggapnyatidakterdapatdalamlinguistikdiakronis. Linguistiksinkronisdianggaplebihseriusdalammembahasperistiwakebahasaan, karenatidakmenyajikanperistiwa-peristiwaterpisah, kejadiankebahasaandapatmerupakanetat de langue yang sudahlengkapdengansendirinyaataupuntidaksamasekali. • Mendeskripsikan perbedaan unsur-unsur kebahasaan (fonologi, morfologi, sintaksis, leksikon, dan semantik)
Menurut Robins (dalamChaedar, 1992:112) Linguistiksinkronikyaitu: Descriptive linguistiks as its title suggest is concerned with the description and analysis of ways in which a language operates and is used by a given set of speakers at a given time. Linguistikdeskripstifberhubungandenganpemeriandananalisiscara-caramanasatubahasaberoperasidandipergunakanolehsekelompokpenuturtertentudalamwaktutertentu. • Parera (1991:69) menyatakanlinguistiksinkronisadalahsatustudibahasa yang bersifatsezaman. Linguistiksinkronikmemformulasikangelaja-gejalabahasaberdasarkanujaran-ujaranpembicaratanpamempersoalkanurutanwaktu
AturandalamLinguistikSinkronik • Aturansinkronisumumsifatnya, tetapitidakmengaharuskan. Aturansinkronishanyamengungkapkankelompok-kelompok yang ada, aturansinkronismengaturkeadaanobjek-objek • Saussure (1993:186) linguistiksinkronikmembahashubungan-hubunganlogisdanpsikologis yang menghubungkanunsur-unsur yang hadiebersamadanmembentuksistem, seperti yang terlihatolehkesdarankolektif yang sama. • Dalamlinguistiksinkronikjugamenyangkutapa yang disebuttatabahasaumum, karenadidalamnyaterjadiberbagaihubungan yang merupakanbidangtatabahasa. .
Linguistiksinkronikdisebutjugalinguistikdeskriptifataulinguistikstruktural. Dipergunakanistilahlinguistikstrukturalkarenapadapraktiknyadalampenelitianuntukmencaristruktur yang umumterdapatpadabahasa-bahasa yang diselidikiituorangharusmelaluiperbandingan. Tindakanperbandingandisinibukanhendakmencaripersamaandanperbedaan yang menujukeprosesperkembanganbahasa yang satukebahasa yang lain.
Tujuanpengkajiandariaspekdeskriptif (sinkronik) • Pendeskripsianperbedaan unsure-unsurkebahasaan yang terdapatdalambahasa yang diteliti. Perbedaanitumencakupbidangfonologi, morfologi, sintaksis, leksikon, dansemantik. • Pemetaanunsur-unsurkebahasaan yang berbeda; • Penentuanisoleksebagaidialekatausubdialekdenganberpijakpadaunsur-unsurkebahasaan yang berbeda; • Membuatdeskripsi yang berkaitandenganpengenalandialekatausubdialekmelaluipendeskripsian cirri-cirifonologis, morfologis, sintaksis, danleksikal yang menandaidan/ataumembedakanantaradialekatausubdialek yang satudenganlainnyadalambahasa yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA • Abd. Syukur Ibrahim. 1985. Aliran-aliranLinguistik Geoffrey Sampson dalamAlihBahasa . Usaha Nasional: Surabaya. • ChaedarAlwasilah. 1992. TeoriLinguistik. Angkasa: Bandung. • HarimurtiKridalaksana. 2002. KamusJakarta:Linguistik. GramediaPustakaUtama. • Mahsun. 2010. GenolinguistikKolaborasiLinguistikdenganGenetikadalamPengelompokanBahasadanPolulasiPenuturnya. Yogyakarta: PustakaPelajar. • de Saussure. F. 1973. Cours de LinguistiqueGenerale. By Payot:Paris • Parera, J.D. 1991. KajianinguistikUmumHistorisKomparatifdanTipologiStruktural. Erlangga: Jakarta. • Verhaar. J.W.M. 1996. Asas-AsasLinguistikUmum. GadjahMada University Press: Yogyakarta.