280 likes | 770 Views
KESALAHAN MEDIS. UU Kesehatan dan UU Praktek Kedokteran tidak menyebutkan istilah malpraktek tetapi hanya menyebutkan “kesalahan atau Kelalaian” yang dapat dijadikan landasan gugatan atau tuntutan hukum terhadap dokter. Dlm ilmu Hukum pidana: Kesalahan (schuld) :
E N D
KESALAHAN MEDIS UU Kesehatan dan UU Praktek Kedokteran tidak menyebutkan istilah malpraktek tetapi hanya menyebutkan “kesalahan atau Kelalaian” yang dapat dijadikan landasan gugatan atau tuntutan hukum terhadap dokter. Dlm ilmu Hukum pidana: Kesalahan (schuld) : 1. Kesengajaan (opzet/dolus) 2. Kelalaian(culpa)
A. Pengertian malpraktek • Black Law Dictionary Unskill or treatment, particularly applied to the neglect or unskill management of physician, surgeon or aphothecacy • Prof. Dr. Ratna Suprapti Samil SP.OG. Malpraktek = medical negligence (keteledoran) Medical malpractice : Suatu sikap yag dapat mengakibatkan suatu tuntutan hukum sebagai akibat dari hasil pemberian pelayanan secara profesional dalam bidang kedokteran/ kesehatan
Makna yang sama • Negligence • Intentional misconduct • Breach of contract misconduct • Defamation • Divulgence of confidential information • Unauthorized procedure • Failure to prevent injuries in certain non patient
B. Bentuk-bentuk Malpraktek Perdata Wanprestasi Perbuatan melawan hukum Perbuatan pidana Malpraktek Pidana Pertangg.jawaban Pidana Administrasi Pidana/sanksi Kewenangan/ perijinan
Bentuk Malpraktek • Criminal malpractice • Civil Malpractice • Administrative malpractice
Persentase kasus: • OBGIN : 30 % • UGD : 30 % • RUANG BEDAH : 40 %
Kelalaian • Tidak merujuk • Tidak konsultasi dgn dokter terdahulu • Tdk mendeteksi adanya infeksi • Lalai memberi surat rujukan • Instruksi via telepon/tdk bisa dihubungi • Kurang pengalaman
PENELANTARAN • Tidak dihiraukan • Lupa • Kurang perhatian • Pengakhiran hubungan sepihak
Syok Anafilaktik Kondisi pasien memburuk sebagai akibat dari reaksi obat-obatan tertentu dimana orang lain tidak mengalaminya.
Aspek Hukum • KUHP : Ps. 304 kewajiban berdasarkan perjanjian mati pidana penjara Unsur : • Hubungan dokter-pasien • Diakhiri sepihak dokter • Kebutuhan penerusan pengobatan • Penyebab cedera/kematian pasien
2. KUHPerdata: Zaakwarneming Ps. 1354 Kewajiban yg muncul ketika tidak ada orang lain yang kompeten gugatan PMH.
KASUS UGD Pukul 13.00 WIB Ny. N ke UGD dalam kondisi perdarahan pasca melahirkan di kampung, placenta putus. Persalinan terjadi Pk. 06.00 WIB, tanpa pertolongan. Pk. 09.00 Bidan dipanggil, placenta tidak bisa keluar. Pk. 11.00 WIB dibawa ke RS Umum. Di RS ditangani perawat, 1 jam kemudian baru oleh Dokter jaga. Pkl. 15 WIB Ny. N meninggal. Diagnosis Perdarahan.
Dr. X melakukan insisi dan mengeringkan ibu jari pasien yang meradang di tempat praktik pribadi. Beberapa hari kemudian terjadi komplikasi, istrinya memanggil dokter. Dokter tahu bahwa pasien jobless dan tidak mampu membayar sehingga pasien hanya dirujuk ke RS dan Pasien datang ke UGD, dan ditangani setengah jam kemudian. Ibu jari pasien dinyatakan harus diamputasi.
Setelah menjalani operasi sterilisasi, Ny. S tidak sadarkan diri. Diduga akibat pembiusan yang dialaminya sewaktu operasi. Dalam keadaan normal, reaksi pembiusan akan berakhir 90 menit setelah operasi, namun lewat 1,5 jam belum juga sadar. Setelah dirontgen, diketahui adanya pengerutan paru-paru sebelah kiri dan kejang.
Ny. M datang ke UGD karena perdarahan di usia kehamilan 32 minggu, akibat terjatuh. Di UGD hanya ada resident (Dr. D) tingkat pertama sebagai dokter jaga. Setelah berkonsultasi lewat telepon dengan dokter jaga utama (Resident senior tahun terakhir), bukan dengan konsulen, Dr D melakukan tindakan medis tertentu yang mengakibatkan mata bayi tertusuk gunting dan buta. Orang tua pasien menggugat.
Seorang atlet tinju yang sedang latihan, pingsan setelah dipukul kepalanya. Kemudian dibawa ke UGD oleh teman dan pelatihnya. Setelah dilakukan pemeriksaan singkat, dokter memutuskan bahwa atlet tersebut harus dioperasi saat itu juga karena mengalami trauma di kepala yang mengakibatkan perdarahan. Krn kondisinya yang gawat, dan ketiadaan keluarga pasien, maka dokter langsung melakukan tindakan medis/operasi tanpa informed consent. Setelah dioperasi sang atlet tetap tidak sadar dan hidup vegetatif. Keluarga sang atlet hendak menggugat dokter dan RS.
The End and Goodluck