360 likes | 697 Views
Aplikasi Pengetahuan. Pertemuan 6. Pendahuluan. Informasi >< kebutuhan Organisasi Cepat, aktual, akurat dan relevan Decision Maker + Rule Pengetahuan tujuan =organisasi sukses. Organisasi Sukses. Konsisten + Waktu + Teknologi Sinergi
E N D
Aplikasi Pengetahuan Pertemuan 6
Pendahuluan Informasi >< kebutuhan Organisasi Cepat, aktual, akurat dan relevan Decision Maker + Rule Pengetahuan tujuan =organisasi sukses
Organisasi Sukses Konsisten + Waktu + Teknologi Sinergi Kualitas Integritas Pengetahuan Strategi efektivitas ,produktifitas,competitif advantedge
Organisasi dan Teknologi • Pengetahuan organisasi menjadikan organisasi memahami bagaimana cara mencapai tujuan organisasi. • Organisasi-organisasi yang sukses, adalah organisasi yang secara konsisten menciptakan pengetahuan baru dan menyebarkannya secara menyeluruh didalam organisasinya, dan cepat mengadaptasinya kedalam teknologi dan produk serta layanan mereka.
Tujuan yang ingin dicapai MP: • Penggunaan kembali (reuse) pengetahuan untuk efisiensi • Inovasi untuk melakukan hal-hal secara lebih efektif
Esensi Pengetahuan Intidariproblem solving, inovasi, kreatifitas, rancanganintuitif, analisis, danmanajemenproyek yang efektiflebihmelibatkanpengetahuantacitdaripadapengetahuanexplicit Diperlukanpemahamanlebihdaripadasekedardokumentasi,karenasebagaiasetintelektual, pengetahuanperludiperbarui, diuji, dimutahirkan, dialihkan, diakumulasikan, agar tetapmemilikinilai.
Transfer Pengetahuan Faktor-faktor yang mempengaruhi transfer pengetahuan: • Karakteristik penerima (skill, shared language, pengetahuan teknis) • Sifat dari tugas (rutin, non-rutin) • Jenis pengetahuan yang ditransfer (explicit-tacit)
Menurut Polanyi, bahwa semua pembelajaran terjadi di dalam kepala manusia,sebuah organisasi belajar melalui dua cara saja : (a) Dengan kegiatan belajar anggota – anggotanya (b) Dengan menyerap anggota baru yang memiliki pengetahuan yang tidak dimiliki organisasi itu (Simon, 1991: 126).
Sedangkan menurut Moran dan Goshal (1996), pengetahuan diciptakan melalui dua cara, yaitu : penggabungan (kombinasi) dan pertukaran. IMPLISIT TO EKSPLISIT MEDIA Peer-Preview Share-Knowledge
Peran Teknologi Informasi Ti : Meningkatkan jaringan organisasi,Inti dari MP, dan Meningkatkan komunikasi individu. organisasi membutuhkan bukan lagi sekedar Basis Data (Database) tetapi Basis Pengetahuan (Knowledge Base) . SDM yang memiliki Pengetahuan(Knowledge), Gagasan (Idea), Keahlian (Skill) serta Pengalaman (Experience).
Gambaran lingkup kegiatan manajemen pengetahuan bagi pembelajaran organisasi secara ringkas dapat dijelaskan dalam kegiatan berikut ini : a. Membangun ruang penyimpanan pengetahuan (knowledge repository), b. Menyempurnakan akses ke pengetahuan, c. Memperbaiki lingkungan pengetahuan, dan d. Mengelola pengetahuan sebagai kekayaan organisasi (aset).
Teknologi menjadi berguna karena teknologi dapat memudahkan penciptaan pengetahuan baru melalui sintesis / perpaduan data dan informasi yang didapat dari sumber yang bermacam-macam
APLIKASI DI LEVEL INDIVIDU Aplikasi pengetahuan untuk individu dapat dilakukan dengan menggunakan: • Taksonomi pembelajaran Bloom(berkembang) • Task analysis
Taksonomi Pembelajaran Bloom Bloom membuatskemahirarkipengetahuan yang dibedakanatas: • Domain kognitif (Pengembangankognitif (Cognitive development)) • Domain afektif (Pengembangankeperilakuan (Behavioural development)) • Domain psikomotor Pembelajarandi level atasakansangattergantungpadapencapaiandi level bawahnya
Domain Kognitif • Domain kognitif adalah yang paling umum digunakan • Pembelajaran di level atas akan sangat tergantung pada pencapaian di level bawahnya
Domain Kognitif Level pembelajaran domain kognitif: • Knowledge mengingat sesuatu • Comprehension menangkap/memahami arti sesuatu • Application menggunakan sesuatu dalam situasi konkrit • Analysis memecah sesuatu menjadi material pembentuknya • Synthesis menyusun bagian-bagian menjadi satu • Evaluation menilai sesuatu berdasar kriteria tertentu
Domain Afektif Meliputi sikap dimana kita berhubungan dengan hal-hal yang bersifat emosional, seperti perasaan, nilai, apresiasi, antusiasme, motivasi, dan perilaku
Domain Afektif Kategori utama domain afektif: • Receiving phenomena kewaspadaan, mau mendengar • Responding to phenomena partisipasi aktif sebagai pembelajar • Valuing nilai seseorang melekat pada perilaku • Organization mengorganisasi nilai ke dalam prioritas • Characterization memiliki sistem nilai yang mengatur perilaku
Domain Psikomotor • Meliputi pergerakan fisik, koordinasi, dan penggunaan keahlian motorik • Pengembangan keahlian membutuhkan latihan dan diukur dalam hal kecepatan, ketepatan, jarak, prosedur, atau teknik eksekusi
Domain Psikomotor Kategoriutama domain psikomotor: • Perception mampumelakukanpergerakan • Set kesiapanbertindak • Guided response melakukanimitasi, trial & error • Mechanism menjadikebiasaan • Complex overt response polapergerakankompleks • Adaptation memodifikasipolapergerakan • Origination menciptakanpergerakanbaru
Task Analysis • Mempelajari apa yang harus dilakukan knowledge workers menurut tindakan spesifik yang harus diambil dan/atau proses kognitif apa yang harus digunakan untuk mengerjakan sesuatu • Dilakukan dengan menggunakan task decomposition
Task Decomposition • Identifikasi tugas yang akan dianalisis • Dipecah menjadi empat – delapan sub-tugas • Gambarkan sub-tugas dalam diagram untuk memastikan kelengkapannya • Tentukan tingkat detil yang akan didekomposisi • Proses dekomposisi dengan memperhatikan konsistensi penomoran • Periksakan hasil analisis kepada orang yang paham akan tugas tetapi tidak terlibat dalam proses analisis
APLIKASI DI LEVEL KELOMPOK DAN ORGANISASI Aplikasi pengetahuan untuk kelompok dan organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan KMS (knowledge management systems) Ada dua hal yang penting untuk diperhatikan: • Knowledge reuse • Knowledge repositories
Karakteristik KMS Mendukung: • Komunikasi diantara berbagai user • Kordinasi aktifitas user • Kolaborasi diantara kelompok user untuk kreasi, modifikasi, dan diseminasi produk • Kendali proses untuk memastikan integritas dan melacak progres project
Support KMS KMS memberikan dukungan terhadap beberapa fungsi informasi seperti: • Acquiring dan indexing; capturing dan archiving • Finding dan accessing • Creating dan annotating • Combining, collating, modifying • Tracking
Knowledge Reuse • Melibatkan mengingat dan mengenali kembali sesuai dengan taksonomi Bloom • Dimulai dengan formulasi pertanyaan apa yang dicari • Kemudian proses penentuan lokasi • Lalu pemilihan dan terakhir diaplikasikan
Knowledge Reuse Peran dalam proses knowledge reuse: • Knowledge producer yang membuat dan mendokumentasikan pengetahuan • Knowledge intermediary yang menyiapkan pengetahuan untuk reuse • Knowledge reuser yang membutuhkan pengetahuan
Knowledge Repositories • Biasanya dalam bentuk intranet atau portal yang menjaga, mengelola, dan mengontrol memori organisasi • Berisi lebih dari sekedar dokumen, data, dan record • Tetapi campuran/kombinasi dari pengetahuan tacit dan explicit
Langkah Praktis menerapkan MP dengan Teknologi Informasi 1. Identifikasi dan Analisa:Hasilnya adalah sebuah peta pengetahuan yang ada dalam organisasi. proses-proses, budaya dan kebiasaan yang terkait dengan pengelolaan pengetahuan dalam organisasi, misalnya training, pendidikan dan latihan, tanya jawab, budaya diskusi/debat, dsb.
Melihat aktor pelaku atau bagian organisasi yang berkaitan dengan proses pengelolaan pengetahuan tersebut (bagian diklat, bagian IT, kelompok ahli, pustakawan dll). Indentifikasi infrastruktur yang ada, kita perlu melihat infrastruktur apa yang telah ada, misalnya perpustakaan, intranet, media komunikasi internal, email, forum diskusi, digital library dan lain-lain
2. Perancangan, Penerapan, Sosialisasi, dan Evaluasi Tahap berikut setelah dilakukan identifikasi dan analisa adalah perancangan manajemen pengetahuan dalam organisasi. Beberapa pedoman yang bisa digunakan adalah: a. Penerapan teknologi, pada tahap awal gunakan teknologi yang tepat dan sederhana dan yang telah ada. Kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut.
b. Pendekatan top-down, dengan kebijakan, anjuran dan bottom-up dengan menggerakankaryawan melalui perubahan budaya. c. Dorong terciptanya Community of Practice. d. Bangun fasilitas untuk berbagi pengetahuan (formal maupun informal) e. Sosialisasi infrastruktur untuk dapat dimanfaatkan oleh seluruh karyawan. f. Evaluasi keberhasilan penerapan, misalnya dengan pengukuran kinerja.