180 likes | 438 Views
Membentengi Rumah dari Setan , bag 1. Penulis : Al- Ustadzah Ummu Ishaq Al- Atsariyyah. Bersumber dari : http://asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=915. Microsoft PowerPoint By malcomahsan&JuRaiZ.
E N D
MembentengiRumahdariSetan, bag 1 Penulis: Al-UstadzahUmmuIshaq Al-Atsariyyah Bersumberdari: http://asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=915 Microsoft PowerPoint By malcomahsan&JuRaiZ
Setiapkeluargamuslimpastimendambakanketenteramandanketenangandalamrumah yang merekahuni, baikdiaseorangsuami, seorangistri, ataupunsebagaiseoranganak. Semuainginrumahmerekasepertikataorang: Baitijannati, rumahkuadalahsurgaku. Bukankarenarumahitumewahdilengkapiperabotannya yang wah, namunkarenasemuamerasatentramketikamasukdanberadadidalamnya. Seorangsuamipulangkerumahusaiaktivitasnyadiluarrumah, baikuntukmencaripenghidupanataupununtukberdakwah. Iamasukkerumahnya, didapatinyarahah (lapang). Lelahdankepenatannyaserasahilangsaatbertemudenganistridananak-anaknya. Ketenanganmenyelimutinya. Seorangistrimerasabetahberdiamdalamrumahnya. Karenamemangsepertititah Allah SubhanahuwaTa’alakepadakaumhawa:وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ“Tetaplah kalian tinggaldirumah kalian.” (Al-Ahzab: 33) 1
Jugakarenasuasanadalamrumahturutmendukungtimbulnya rasa betahtersebut. Anak-anak pun merasasenangdalamrumahmerekawalaupunrumahnyakecildansederhana. Kerukunandankasihsayangsenantiasaterjalindiantaraanggotanya. Gambaranseperti yang kitaungkapkantentunyamenjadikeinginansetiapinsan. Lalu, aparahasianyauntukmewujudkanbaitijannatitersebut? Di antarafaktor yang sangatpentingadalahmenjauhkanrumahdariparasetan. Kenapademikian? Karenasetanmerupakanmusuhanak Adam, sebagaimanafirman Allah SubhanahuwaTa’ala: إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا“Sesungguhnyasetanituadalahmusuhbagi kalian makajadikanlahdiasebagaimusuh.” (Fathir: 6) 2
Yang namanyamusuhtentuselaluberupayamencaricelahuntukmencelakakanorang yang dimusuhinya. Yang disebutmusuhpastiinginmenghancurkanorang yang dimusuhinya. Salahsatu target utamasetanadalahmerusaksebuahkeluarga, menghancurkanikatandiantaraanggota-anggotanya. Iblis, gembongparasetan, demikianbergembirabilaanakbuahnyaberhasilmemisahkanseorangistridarisuaminya. SebagaimanakabardariRasulullahShallallahu ‘alaihiwasallam: إِنَّ إِبلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْماَءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً، يَجِيءُ أَحَدُهُم فَيَقُولُ: فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا. قَالَ: مَا صَنَعْتَ شَيْئًا. ثُمَّ يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ: مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ. قَالَ: فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ: نِعْمَ أَنْتَSesungguhnyaiblismeletakkansinggasananyadiatas air lantasiamengirimkantentara-tentaranya. Maka yang paling dekatdiantaramerekadenganiblisadalah yang paling besarfitnah yang ditimbulkannya. Datangsalahseorangdarianakbuahiblismenghadapiblisserayaberkata, “Akutelahmelakukaninidanitu.” Iblismenjawab, “Engkaubelummelakukanapa-apa.” Laludatangsetan yang lain melaporkan, “Tidaklahakumeninggalkandia (anak Adam yang diganggunya) hinggaakuberhasilmemisahkandiadenganistrinya.” Makaiblis pun mendekatkananakbuahnyatersebutdengandirinyadanmemujinya, “Engkaulah yang terbaik.” (HR. Muslim no. 7037) 3
Al-Imam An-Nawawirahimahullahumenerangkanbahwaiblisbermarkasdilautan, dandarisitulahiamengirimtentara-tentaranyakepenjurubumi. Iblismemujianakbuahnya yang berhasilmemisahkansuamidenganistrinya, karenakagumdenganapa yang dilakukansianakbuahdaniadapatmencapaipuncaktujuan yang dikehendakiiblis. Iblis pun merangkulnya. (Al-Minhaj, 17/154-155) Kata Al-Imam Al-QadhiIyadhrahimahullahu, haditsinimenunjukkanbesarnyaperkarafiraq (perpisahansuamidenganistrinya) dantalak, sertabesarnyakemadharatandanfitnahnya. Selainitujugamenunjukkanbesarnyadosaorang yang berupayamemisahkansuamidariistrinya. Karenadenganberbuatdemikianberartimemutuskanhubungan yang Allah SubhanahuwaTa’alaperintahkanuntukdisambung, menceraiberaikanrahmahdanmawaddah yang Allah SubhanahuwaTa’alajadikandidalamnya, sertamerobohkanrumah yang dibangundalam Islam. (IkmalulMu’lim bi Fawa’id Muslim, 8/349) 4
Iblisberikutbalatentaranyainiberambisimenghancurkanhubungansuamidenganistrinya. Sementarasuamidanistriinitentunyabernaungdalamsebuahrumah. Nah, tentunyasetantidakakantenangbilatidakbisamasukkerumahtersebut. Bilasetantelahberhasilmendiamisebuahrumah, niscayaiaakanmenebarkankerusakandidalamnya, sehinggaterjadilahperselisihandiantaraanak-anakdanperpisahanantarasuamidenganistrinya. Berubahlahmawaddah (kasihsayang) menjadi ‘adawah (permusuhan), rahmahmenjadiazab. Denganpenjelasan yang telahlewat, pahamlahkitakenapakitaharusmembentengirumahkitadarisetan yang terkutuk. Di antaraperkara yang bisakitalakukanuntukmembentengirumahkitaadalah:1. Meng-ucapkansalamketikamasukrumahdanbanyakberzikir, baikdirumahadaorangatautidak. Al-Imam An-Nawawirahimahullahuberkata, “Disenangiseseorangmengucapkanbismillahdanbanyakberzikirkepada Allah SubhanahuwaTa’alasertamengucapkansalam, samasajaapakahdalamrumahituadamanusiaatautidak, berdasarkanfirman Allah SubhanahuwaTa’ala: فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ“Apabila kalian masukkerumah-rumahmakaucapkanlahsalam (kepadapenghuninya yang berartimemberisalam) kepadadiri-diri kalian sendiri, salam yang ditetapkandarisisi Allah, yang diberkahilagibaik.” (An-Nur: 61) [Al-Adzkar, hal. 25]
Ahlitafsirberbedapendapattentangrumah yang dimaukandalamayatdiatas. Ada yang berpendapatmasjid. Ada yang berpendapatrumah yang dihuni. Adapula yang berpendapatrumah yang tidakadaseseorangdidalamnya. Ada yang mengatakanrumahorang lain, danada pula yang berpendapatrumahsendiri. (Al-Jami’ liAhkamil Qur’an, 12/209) Ibnul ‘Arabirahimahullahumenetapkanbahwapendapat yang menyatakanrumahsecaraumummerupakanpendapat yang shahih, karenatidakadadalil yang menunjukkanpengkhususan. Kalaurumahituadalahrumahorang lain, makaiaucapkansalamdanmemintaizinkepadatuanrumahsebelummasukkedalamnya. Bilarumahitukosongiaucapkan, “As-salamu ‘alainawa ‘ala ‘ibadillahishshalihin” (Semogakeselamatanuntukkamidanuntukparahamba Allah SubhanahuwaTa’ala yang shalih). DemikiankataIbnuUmarradhiyallahu ‘anhuma. Namunbiladalamrumahituadakeluarganya, anak-anaknyadanpembantunya, iaucapkan “Assalamu ‘alaikum.”
NamunkataIbnulArabirahimahullahu, bilarumahitukosongmakatidakdiharuskanseseorangmengucapkansalamketikahendakmasuk. Adapunbilaengkaumasukrumahmusendiridisenangibagimuuntukberzikirkepada Allah SubhanahuwaTa’aladenganmengatakan: “Masya Allah la quwwataillabillah.” (Ahkamul Qur’an, 3/1408-1409) Ketikamemberikanpenjelasanterhadapsurah Al-Kahfiayat 39, IbnulArabirahimahullahumenyatakandisenanginyaberzikirkepada Allah SubhanahuwaTa’alabilasalahseorangdarikitamasukrumahataumasjiddenganmengucapkan: “Masya Allah la quwwataillabillah.” Asyhabberkata, “Al-Imam Malikrahimahullahumengatakan, ‘Sepantasnyasetiaporang yang masukkerumahnyamengucapkanzikirini’.” (Ahkamul Qur’an, 3/1240)
Abu Umamah Al-Bahiliradhiyallahu ‘anhu, seorangsahabatRasulullahShallallahu ‘alaihiwasallammembawakanhaditsdariRasulullahShallallahu ‘alaihiwasallam: ثَلاَثَةٌ كُلُّهُمْ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ: رَجُلٌ خَرَجَ غَازِيًا فِي سَبِيْلِ اللهِ، فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ حَتَّى يَتَوَّفَاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيْمَةٍ؛ وَرَجُلٌ رَاحَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيْمَةٍ، وَرَجُلٌ دَخَلَ بَيْتَهُ بِسَلاَمٍ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ kAdatigagolongan yang merekaseluruhnyaberadadalamjaminan Allah SubhanahuwaTa’ala: (Pertama) seseorang yang keluarberperangdijalan Allah SubhanahuwaTa’alamakaiaberadadalamjaminan Allah SubhanahuwaTa’alahingga Allah SubhanahuwaTa’alamewafatkannyalalumemasukkannyakedalamsurga, ataumengembalikannya (kekeluarganya) denganpahaladanghanimah yang diperolehnya. (Kedua) seseorangberangkatkemasjidmakaiaberadadalamjaminan Allah SubhanahuwaTa’alahingga Allah SubhanahuwaTa’alamewafatkannyalalumemasukkannyakedalamsurga, ataumengembalikannyadenganpahaladanghanimah yang diperolehnya. (Ketiga) seseorangmasukkerumahnyadenganmengucapkansalammakaiaberadadalamjaminan Allah SubhanahuwaTa’ala.” (HR. Abu Dawud no. 2494)
Maknajaminan Allah SubhanahuwaTa’alaadalahberadadalampenjagaan Allah SubhanahuwaTa’ala. (Al-Adzkar, hal. 26)2. Berzikirkepada Allah SubhanahuwaTa’alaketikamakandanminum. Jabir bin Abdillahradhiyallahu ‘anhumaberkata, “AkupernahmendengarRasulullahShallallahu ‘alaihiwasallambersabda:إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُوْلِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ: لاَ مَبِيْتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ. وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُوْلِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيْتَ. وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيْتَ وَالْعَشَاءَُ Apabilaseseorangmasukkerumahnyalaluiaberzikirkepada Allah saatmasuknyadanketikahendakmenyantapmakanannya, berkatalahsetan, “Tidakadatempatbermalambagi kalian dantidakadamakanmalam.” Bilaiamasukrumahdalamkeadaantidakberzikirkepada Allah ketikamasuknya, berkatalahsetan, “Kalian mendapatkantempatbermalam.” Bilaiatidakberzikirkepada Allah ketikamakannya, berkatalahsetan, “Kalian mendapatkantempatbermalamsekaligusmakanmalam.” (HR. Muslim no. 5230)
Berzikirkepada Allah SubhanahuwaTa’alaakanmengusirsetandarirumahkitasehinggasetantidakdapatmenyertaikitasaatmakandantidur. Sementara, lalaidarizikrullahakanmemberikankesempatanemasbagisetankarenaiamendapatitempatmenginap plus makanmalamnya. Tentunyasetaninitidaksendirian. Bersamanyaadakawan-kawannya, gerombolansetan, karenasetanmengucapkanucapandemikiankepadateman-teman, pembantu-pembantu, dansahabatnya. (Al-Minhaj, 11/191)Sehinggamerekamenyesakkanrumahdanbersenang-senangdidalamnya, na’udzubillah. Makaberhati-hatilah, jangansampaikitalalaidariberzikirkarenazikirmerupakanhishnulmuslim, bentengbagiseorangmuslim.
3. Banyakmembaca Al-Qur’an dalamrumahAl-Qur’anulKarimakanmengharumkanrumahseorangmuslimdanakanmengusirparasetan. Abu Musa Al-Asy’ariradhiyallahu ‘anhumengabarkandariNabiShallallahu ‘alaihiwasallam: مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الْأَتْرُجَّةِ، رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ. وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ التَّمْرَةِ، لاَ رِيْحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ. وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ، رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ. وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِيْ لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ، لَيْسَ لَهَا رِيْحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ “Permisalanseorangmukmin yang membaca Al-Qur’an adalahsepertibuahatrujah, baunyaharumdanrasanyaenak. Permisalanseorangmukmin yang tidakmembaca Al-Qur’an sepertibuahkurma, tidakadabaunyanamunrasanyamanis. Adapunorangmunafik yang membaca Al-Qur’an permisalannyasepertibuahraihanah, baunyawangitapirasanyapahit. Sementaraorangmunafik yang tidakmembaca Al-Qur’an sepertibuahhanzhalah, tidakadabaunya, rasanya pun pahit.” (HR. Al-Bukhari no. 5020 dan Muslim no. 1857) Apapersangkaanandabilaseorangmukminseringmenghiasirumahnyadenganmembacadanmentartilkankalamullah? Tidak lain tentunyakebaikan.
Disampingitu, membaca Al-Qur’an dirumahdenganpenuhkekhusyukanmenjadikanparamalaikatakanmendekat. Sepertikejadian yang pernahdialamiseorangsahabatRasulullahShallallahu ‘alaihiwasallam yang bernamaUsaidibnuHudhairradhiyallahu ‘anhu. SuatumalamUsaidtengahmembaca Al-Qur’an ditempatpengeringankurmamiliknya. Tiba-tibakudanyamelompat. Iamembacalagi, kudanyamelompatlagi. Iaterusmelanjutkanbacaannyadankudanyajugamelompat. Usaidberkata, “Aku pun khawatirbilasampaikudaitumenginjakYahya (putraUsaid, pen.), hinggaakubangkitmenujukudatersebut. Ternyataakudapatidiataskepalakuadasemacamnaungan. Di dalamnyasepertilentera-lentera yang terusnaikkeudarasampaiakutidakmelihatnyalagi (hilangdaripandanganku). Di pagiharinyaakumenemuiRasulullahShallallahu ‘alaihiwasallam.” Usaidkemudianmenceritakanapa yang dialaminya, setelahnyaRasulullahShallallahu ‘alaihiwasallammenjelaskan: تِلْكَ الْمَلاَئِكَةُ كَانَتْ تَسْتَمِعُ لَكَ، وَلَوْ قَرَأْتَ لَأَصْبَحَتْ يَرَاهَا النَّاسُ، مَا تَسْتَتِرُ مِنْهُمْ “Ituadalahparamalaikat yang mendengarkanbacaanmu. Seandainyaengkauterusmembaca Al-Qur’an niscayadipagiharinyamanusiaakandapatmelihatnaungantersebut, tidaktertutupdarimereka. “ (HR. Muslim no. 1856)
Dalamriwayat Al-Bukhari (no. 5011) dari Al-Bara’ radhiyallahu ‘anhu, iaberkata, “Adaseoranglelakimembacasurah Al-Kahfisementaradisisinyaadaseekorkuda yang diikatdenganduatali. Laluorangtersebutdiliputiolehawan yang mendekatdanmendekat. Mulailahkudanyalarikarenaterkejut. KetikadipagiharinyaiamendatangiNabiShallallahu ‘alaihiwasallam, laludiceritakannyakejadian yang dialaminyamakaNabiShallallahu ‘alaihiwasallambersabda: تِلْكَ السَّكِيْنَةُ تَنَزَّلَتْ بِالْقُرْآنِ “Ituadalah as-sakinah yang turundengan Al-Qur’an.”Diperbincangkanolehparaulamasepertiapa as-sakinahtersebut. Namunpendapat yang terpilih, kata Al-Imam An-Nawawirahimahullahu, as-sakinahadalahsesuatudarimakhluk-makhluk yang didalamnyaadathuma’ninah (ketenangan), rahmah (kasihsayang), danbersamanyaadaparamalaikat. (Fathul Bari, 9/73)
4. Membacasurah Al-BaqarahdalamrumahBilaengkaumerasadirumahmudemikianbanyakmasalah, tampakbanyakpenyimpangandananggota-anggotanyasalingberselisih, makaketahuilahsetanhadirdirumahmu, makabersungguh-sungguhlahmengusirnya. Bagaimanakahcaramengusirnya? RasulullahShallallahu ‘alaihiwasallammemberikanjawabannyadengansabdabeliau: إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ سَنَامًا، وَسَنَامُ الْقُرْآنِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ إِذَا سَمِعَ سُوْرَةَ الْبَقَرَةِ تُقْرَأُ خَرَجَ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي يُقْرُأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ “Sesungguhnyasegalasesuatuadapuncaknya (punuknya) danpuncakdari Al-Qur’an adalahsurah Al-Baqarah. Sungguhsetanbilamendengardibacakannyasurah Al-Baqarah, iaakankeluardarirumah yang didalamnyadibacakansurat Al-Baqarahtersebut.” (HR. Al-Hakim, dihasankan Al-Albanirahimahullahudalam Ash-Shahihah no. 588) Abu Hurairahradhiyallahu ‘anhumengabarkandariRasulullahShallallahu ‘alaihiwasallam, beliaubersabda: لاَ تَجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ مَقَابِرَ، إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ “Janganlah kalian menjadikanrumah-rumah kalian sebagaikuburan. Sesungguhnyasetanakanlaridarirumah yang didalamnyadibacakansurah Al-Baqarah.” (HR. Muslim no. 1821)
5. Banyakmelakukanshalatnafilah/sunnahdirumahIbnuUmarradhiyallahu ‘anhumamenyampaikanbahwaNabiShallallahu ‘alaihiwasallambersabda: اجْعَلُوْا مِنْ صَلاَتِكُمْ فِي بُيُوْتِكُمْ وَلاَ تَتَّخِذُوْهَا قُبُوْرًا “Jadikanlahbagiandarishalat kalian dirumah-rumah kalian, danjangan kalian jadikanrumah kalian sepertikuburan.” (HR. Al-Bukhari no. 432 dan Muslim no. 1817)Dalamsyariatdisebutkanpelaranganshalatdikuburan. Karenanya, RasulullahShallallahu ‘alaihiwasallammelarangkitamenjadikanrumahkitasepertikuburan, dengantidakpernahdilakukanibadahdidalamnya. Beliaumenghasungkita agar memberibagianshalatsunnahuntukdikerjakandidalamrumah. Al-Imam An-Nawawirahimahullahuberkata, “RasulullahShallallahu ‘alaihiwasallammemberikanhasunganuntukmengerjakanshalatnafilah (sunnah) dirumah, karenahalitulebihringandanlebihjauhdaririya, lebihmenjagadariperkara yang dapatmembatalkannya. Jugadenganmengerjakanshalatnafilahdirumahakanmemberikeberkahanbagirumahtersebut. Akanturunrahmahdidalamnya, demikian pula paramalaikat. Sementarasetanakanlaridarirumahtersebut.” (Al-Minhaj, 6/309)
Dalamhadits yang lain RasulullahShallallahu ‘alaihiwasallammemerintahkan: فَعَلَيْكُمْ بِالصَّلاَةِ فِي بُيُوْتِكُمْ فَإِنَّ خَيْرَ صَلاَةِ الْمَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلاَّ الصَّلاَةَ الْمَكْتُوْبَةَ “Seharusnyabagi kalian untukmengerjakanshalatdirumah-rumah kalian karenasebaik-baikshalatseseorangadalahdirumahnyaterkecualishalatwajib.” (HR. Al-Bukhari no. 731 dan Muslim no. 1822 ) Abu Musa Al-Asy’ariradhiyallahu ‘anhumenyampaikansabdaRasulullahShallallahu ‘alaihiwasallam: مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ وَالْبَيْتِ الَّذِيْ لاَ يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ “Permisalanrumah yang disebutnama Allah didalamnyadanrumah yang tidakdisebutnama Allah didalamnyasepertipermisalanorang yang hidupdanorang yang mati.” (HR. Muslim no. 1820) (insya Allah bersambung)
Download PowerPoint Lain nyadihttp://mysalafy.wordpress.comSumberArtikelinibisadilihatdi http://asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=915