530 likes | 2.45k Views
Diagnosis, Patofisiologi dan Pengobatan Malaria. Dr.H.Armen Ahmad SpPD KPTI FINASIM. Masalah Malaria di dunia dan Indonesia. Masalah kesehatan global Lebih dari 2,4 milyar (40% penduduk dunia) di 100 negara terpapar malaria Urutan 8 dari 10 penyebab kematian di Indonesia
E N D
Diagnosis, Patofisiologi dan Pengobatan Malaria Dr.H.Armen Ahmad SpPD KPTI FINASIM
Masalah Malaria di dunia dan Indonesia • Masalah kesehatan global • Lebih dari 2,4 milyar (40% penduduk dunia) di 100 negara terpapar malaria • Urutan 8 dari 10 penyebab kematian di Indonesia dengan angka mortalitas 0,7-1,7 % • Program pemerintah untuk meningkatkan upaya diagnosis dini dan pengobatan yang tepat • Pengobatan malaria yang berbeda antara tenaga kesehatan • Malaria resisten obat semakin meluas 77 kabupaten (158 kecamatan)
Etiologi • Malaria vivax • Malaria malariae • Malaria ovale • Malaria falciparum • Matualesi
Hospes Malaria • Hospes perantara : • Manusia • Vertebra lainnya • Hospes definitif • Nyamuk Anopheles
Etiologi dan Transmisi Malaria disebabkan protozoa plasmodium melalui gigitan nyamuk anopheles betina 4 spesies : Plasmodium falciparum, vivax, malariae dan ovale Infeksi dengan 2 cara yaitu alamiah melalui vektor dan induksi melalui transfusi darah, suntikan, kongenital
Daur Hidup Parasit Malaria Manusia Anopheles betina Dalam hati Dalam kelenjar liur Sporozoit hipnozoit skizon ookista skizon merozoit Dalam lambung trofozoit skizon merozoit makrogamet makrogamet Zigot (ookinet) mikrogamet mikrogamet
Patofisiologi Splenic Immunology Filtration Clearance Infeksi malaria SDM terinfeksi anemia SDM tidak terinfeksi lolos Lemah, lesu * toksin skizon * merozoit Monosit Makrofag kalikrein kininogen kinin pirogen * Eritrosit ruptur
MANIFESTASI KLINIK • Gejala yang khas : trias malaria, yaitu • menggigil, panas, dan keringat yang banyak. • Gejala dan tanda yang dapat ditemukan adalah : • 1.Demam • Demam periodik berkaitan dgn saat pecahnya • skizon matang (sporulasi). • Malaria tertiana (P.vivax dan P.ovale) tiap • 48 jam maka periodisitas demamnya setiap • hari ke-3
Malaria kuartana (P.malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium : menggigil (15 menit – 1 jam), puncak demam (2 – 6 jam) dan berkeringat (2 – 4 jam). 2. Splenomegali , anemia, ikterus
Gejala dan Tanda klinis Malaria • Trias malaria : demam, menggigil, berkeringat • Sakit kepala, mual-muntah, diare, nyeri otot, pegal • Riwayat bepergian dan bermalam dalam 1-4 minggu • di daerah malaria • Tinggal/berdomisili di daerah endemis malaria • Pernah menderita malaria • Riwayat mendapat transfusi darah • Pemeriksaan fisik : • Suhu 37,5-40oC, anemia, splenomegali, hepatomegali, • penurunan kesadaran
PATHOGENESIS OF CEREBRAL MALARIA • CAPILLARY OBSTRUCTION MECHANISM : • Rosetting ( erythrocyte segregation ) • Cytoadherence (Erythrocyte adherence to endothel ) • IMMUNOLOGIC MECHANISM : cytokine, nitrit- oxide formation • MECHANISMS OF INCREASED INTRACRANIAL PRESSURE: pediatric cases only • ENDOTOXIN MECHANISM
CYTOADHERENCE MECHANISM EP PRBC Knob ENDOTEL
PATHOGENESIS MECHANISM PRBC Pf-EMP-1 VCAM ELAM CD-36 TSP ICAM-1 ENDOTHEL
ERYTHROCYTE INVASION • MEROZOIT ANEMIA RING SCHIZONTS BREAK UP TROPHOZOIT GPI PHYSICALEFFECTSIN HUMANERYTHROCYTES KNOB, CYTOADHERENCE DEFORMITY HILANG MICROVASC.OBSTRUCTION TNF METABOLIC EFFECTS OF PARACYTES FEVER HYPOGLYCEMIA GLUCOSE CONSUM. HYPOGLYCEMIA LACTIC ACIDOSIS HYPOXIAHYPOGLYCEMIA CEREBRAL, RENAL, LUNG, OTHER COMPLICATIONS
Diagnosis Laboratoris Malaria 1. Dengan mikroskop cahaya a. Pemeriksaan hapus darah tebal b. Pemeriksaan hapus darah tipis 2. ICT (Immuno Chromatographic Test) 3. PCR
Diagnosis Laboratoris Malaria • Pemeriksaan tetes tebal darah tepi: • (-) = negatif tidak ditemukan parasit dalam 100 LP • (+) = positif 1 ditemukan 1-10 parasit/100 LP • (++) = positif 2 ditemukan 11-100 parasit/100 LP • (+++) = positif 3 ditemukan 1-10 parasit/1 LP • (++++) = positif 4 ditemukan > 10 parasit/ 1LP • Hapusan tipis • Terutama untuk melihat jenis spesies • Dapat dilakukan hitung parasit berdasarkan jumlah • parasit/1000 eritrosit
Diagnosis Malaria Berat • Ditemukan P. falciparum bentuk aseksual ditambah minimal satu • keadaan berikut : • Malaria serebral (penurunan kesadaran, kejang, koma) • Anemia berat (Hb<5 g/dl atau hematokrit < 15) pada hitung • parasit > 10.000/ul • Gagal ginjal akut • Udema paru/ARDS • Hipoglikemia • Renjatan • Perdarahan spontan atau disertai KID • Kejang berulang • Asidosis • Makroskopik hemoglobinuria • Hiperparasitemia >5% pada daerah hipoendemis (non imun) • Ikterus (Bilirubin >3 mg/dl) • Hiperpireksia • Kelemahan otot/gangguan neurologis • Diagnosis post-mortem dengan ditemukannya parasit yg padat • pada pembuluh darah kapiler jaringan otak
Pengobatan Malaria Klasifikasi Biologi Obat Malaria 1. Skizontisida jaringan primer: Proguanil, pirimetamin 2. Skizontosida jaringan sekunder: Primakuin 3. Skizontisida darah: Kuinin, klorokuin, amodiakuin
4. Gametositosida: Primaquin (V, F, M, O) Kuinin, klorokuin, amodiakuin (V, M, O) 5. Sporontosida: Primakuin, proguanil
Pengobatan • P falciparum linipertama:Artesdiaquin (Amodiaquin,Artesunat) 8 tab 3 haritambahprimaquin 3 tab linikedua : Kina + primaquin • P vivax/ovale Lini I :Artesdiaquin(Amodiaquin,Artesunat) 8 tab 3 haritambahprimaquin 3 tab + primaquin 0,25mg/kg/hari 14 hari Lini II : Kina + primaquin3 tab + primaquin 0,25mg/kg/hari 14 hari
Pengobatan kombinasi • Bila sudah ada studi tentang pola resistensi • Bila resistensi untuk suatu obat > 25% maka tidak dianjurkan untuk digunakan • Tujuan kombinasi untuk menghambat resistensi dan melindungi potensi obat antimalaria • Kombinasi rasional: - cara kerja obat dan mekanisme resistensi berbeda - batas efektivitas obat minimal 75%
Derajat resistensi parasit aseksual P.falcifarum terhadap obat skizontisida darah :
Pengobatan kombinasi P. falciparum 1. Resisten K3 <25% & SP1 <25% K3-SP1-P1 2. Resisten K3 >25% & SP1 <25% SP1-P1-Kina7 3. Resisten K3 <25% & SP1 >25% K3-P1-T/D7 4. Resisten K3 >25% & SP1 >25% Kina7-P1-T/D7 Keterangan: K3=Klorokuin Fosfat 250 mg 3 hari (4-4-2) SP1=Sulfadoksin pirimetamin 3 tab 1x P1=Primakuin 3 tab 1x Kina7=Kina Sulfat 3x10 mg/kgBB 7 hari T/D7=Tetrasiklin/Doksisiklin 7 hari
Pengobatan kombinasi P. vivax 1. Resisten K3 <25% K3-P14-T/D7 2. Resisten K3 >25% Kina7-P14-T/D7 Keterangan: P14=Primakuin 15 mg 14 hari
Pemantauan Pengobatan • Gagal obat dini (early treatment failure) Hari pertama (H1-3) terjadi gejala malaria berat H-2 hitung parasit >Ho H-3 hitung parasit > 25% Ho H-3 parasit bentuk aseksual masih positif disertai panas • Gagal obat kasep (late treatment failure) a. Late clinical and parasitological failure H4-28 terjadi gejala malaria berat masih terdapat parasit bentuk aseksual+demam b. Late parasitological failure Terdapat parasit bentuk aseksual pada hari ke 7, 14, 21, dan 28 tanpa demam
Pengobatan malaria berat • Tindakan umum/suportif Oksigenisasi, cairan, nutrisi, monitoring • Pengobatan simtomatik Antipiretik Bila kejang diberi antikonvulsan • Antimalaria Kina iv dengan cara 1 ampul kina 500 mg dilarutkan dalam 500 cc D5 diberikan dalam 8 jam terus menerus sampai penderita dapat minum obat • Mengatasi penyulit/komplikasi Malaria serebral Anemia berat Hipoglikemia Renjatan Gagal ginjal akut
Pengobatan Pencegahan • Klorokuin Basa 5 mg / kg BB / minggu • Doksisiklin 1.5 mg / Kg BB / hari : • Untuk daerah yg efikasi P. Falcifarum terhadap klorokuin < 75 % • Maksimal untuk 3 bulan • Kontra Indikasi anak < 8 thn dan ibu hamil • Diberikan 1 minggu sebelum berangkat ke daerah endemis s.d • 4 minggu setelah meninggalkan daerah endemis malaria