300 likes | 619 Views
Ragam Teknik Evaluasi Investasi Teknologi Informasi. Lecture Note: Trisnadi Wijaya, SE., S.Kom. Ragam Teknik Evaluasi Investasi Proyek Teknologi Informasi. Return-on-Investment (ROI); Cost-Benefit Analysis (CBA); Multi-Objective, Multi-Criteria Methods (MOMC) ; Boundary Values ;
E N D
RagamTeknikEvaluasiInvestasiTeknologiInformasi Lecture Note: Trisnadi Wijaya, SE., S.Kom
Ragam Teknik EvaluasiInvestasi Proyek TeknologiInformasi • Return-on-Investment (ROI); • Cost-Benefit Analysis (CBA); • Multi-Objective, Multi-Criteria Methods (MOMC); • Boundary Values; • Return-on-Management (ROM); • Information Economics (IE); • Critical Success Factor (CSF); • Value Analysis (VA); • Experimental Methods.
1. Return-on-Investment (ROI) • Pendekatan ROI ini terdiri dari sejumlah teknik pendekatan formal. • Contohyang paling sederhana dari ROI adalah payback method dimana menghitung durasi waktuyang diperlukan untuk mengembalikan investasi yang telah dialokasikan.Namun, sebagiankalangan menganggap pendekatan ini terlampau sederhana. • Mereka lebih suka menggunakanmetode ROI dimana menghitung nilai atau value atau manfaat investasi yang akandiperoleh di masa depan dan memproyeksikan besaran nilai tersebut pada saat ini (ketikainvestasi dilakukan).
1. Return-on-Investment (ROI) • Metode yang paling banyak dipilih adalah dengan menggunakan InternalRate of Return (IRR) yang biasanya digunakan bersama dengan Net Present Value (NPV). • Sebuah proyek teknologi informasi yang diusulkan untuk dibiayai terlebih dahulu dihitungIRR-nya. • Jika ternyata nilai IRR tersebut lebih besar dari hurdle rate of return atau ambangbatas minimal rasio pengembalian yang telah disepakati perusahaan, maka proposal tersebutdisetujui.Sebaliknya, jika nilai IRR berada di bawah ambang tersebut, proyek teknologiinformasi yang diusulkan biasanya ditolak oleh manajemen untuk dibiayai.
2. Cost-Benefit Analysis (CBA) • Metode CBA adalah pendekatan yang menghitung nilai darisetiap elemen teknologi informasi yang memiliki kontribusi terhadap biaya yang dikeluarkandan manfaat yang diperoleh. • Kekuatan utama darimetode ini adalah karena telah berhasilnya manajemen dalam mengkuantifikasikan biaya danmanfaat yang bersifat kualitatif maupun intangible. • Sementara, kelemahan utama dari metodeini adalah sering terjadi perselisihan atau perdebatandalam menentukan teknik yang sesuai dalam mencari value elemen yang nilainya tidak jelastersebut.
3. Multi-Objective, Multi-Criteria Methods (MOMC) • Salah satu variasi dari CBA yang cukup banyak dipergunakan adalah MOMC. • Pendekatan ini selain cocok digunakan untukinvestasi proyek dengan multi obyektif, sangat tepat dipergunakan untuk meredam konflikyang terjadi antara beberapa orang yang tidak sepakat dengan value maupun manfaat dariteknologi informasi yang akan dikembangkan. • Kelebihan lain adalah metode MOMC ini dapatdigunakanjika terdapat lebih dari satu jenis proyek investasidengan ragam obyektif maupun biaya/manfaat.
4. Boundary Values • Metode ini merupakan salah satu cara heuristik yang cukup banyak digemari karenakemudahan dan kesederhanaannya. • Prinsip yang digunakan adalahmelakukan komparasi atau perbandingan antara rasio perusahaan dengan rasio rata-rataindustri yang diperoleh dengan cara menghitung biaya total yang harus dikeluarkan untukinvestasi teknologi informasi dibandingkan dengan sebuah ukuran agregrat tertentu, sepertitotal pendapatan (revenue) atau total pengeluaran operasional (operating expenses).
4. Boundary Values • Jika rasioperusahaan lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis, maka kenaikan biayainvestasi dipertimbangkan sebagai hal yang normal atau seharusnya dilakukan. • Sementara jikaterjadi sebaliknya, perlu dipertanyakan kelayakan investasi tersebut.
5. Return-on-Management (ROM) • Metode ROM terkait dengan perhitungan nilai manfaat dengan terjadinya perubahankenaikan tingkat produktivitas manajemen. • Tantanganpenggunaan metode ini terletak pada kemampuan memperkirakan pendapatan danbiaya di kemudian hari seandainya sistem tersebut diimplementasikan. Jikaestimasi ini berhasil dilakukan, kinerja metode ROM akan jauh lebih baik dibandingkandengan metode ex post evaluation lainnya.
6. Information Economics (IE) • Dari semua metode yang ada, information economics dinilai sebagai satu-satunya cara yangpaling komprehensif dan dinilai dapat menjawab sejumlah faktor dan karakteristik unik – sertaberbagai isu dan tantangan yang dihadapi – dalammengevaluasi proyek investasi teknologiinformasi. • Metode ini bertujuan untuk mengidentifikasikan, mengukur, dan me-ranking dampakekonomis yang timbul akibat diimplementasikannya sistem baru (perubahan kinerjaorganisasi).
Dalam IE, semua hal yang bersifat kuantitatif dan tangible dapat dengan mudah dikalkulasikan dengan menggunakan metode ROI konvensional. • Namun untuk proses-proses yang bersifat intangible dan memiliki unsur resiko, diberlakukan sejumlah teknik dengan menggunakan ranking dan scoring. • Hasilnya kemudian dinilai kembali oleh para eksekutif untuk menentukan nilai relatif dari aspek yang bersifat tangible dan intangible.
6. Information Economics (IE) • Metode ini dikatakan merupakan sebuah teknik CBA yang diperluas karenaadanya tiga proses tambahan yang diberlakukan, yaitu: • Value Linking– yang membahas dampak konsekuensi dari perubahan utama diberbagai fungsi organisasi akibat diterapkannya sebuah sistem baru; • Value Acceleration– yang mendefinisikan nilai tambah yang akandinikmati oleh perusahaan seandainya sistem baru dipergunakan; dan • Job Enrichment – yang menggambarkan hasil evaluasi terhadap nilai tambahlainnya terkait dengan peningkatan kompetensi dan keahlian dari karyawanperusahaan yang diperoleh karena diterapkannya sistem baru.
IE bertujuan untuk menjembatani aspek kuantitatif dan kualitatif dari manfaat teknologi informasi, isu tangible dan intangible, hal-hal yang penuh ketidakpastiaan baik secara strategis maupun operasional, dan terutama yang berkaitan dengan resiko yang dihadapi. • Kelemahannya adalah bahwa untuk menggunakan metode ini diperlukan keahlian spesifik karena sifatnya yang kompleks dan cukup memakan waktu.
7. Critical Success Factor (CSF) • Setelah menentukan visi,misi, dan obyektif bisnisnya, biasanya para pimpinan perusahaan berusaha untukmengidentifikasikan critical success factors atau faktor-faktor apa saja yang dipandangsebagai kunci keberhasilan bisnis perusahaan. • Setelah CSF berhasil didefinisikan, barulahditelaah satu per satu, apa saja kontribusi teknologi informasi terhadap masing-masing CSFtersebut. • Jika kontribusi teknologi informasi sangat besar terhadap pencapaian sebuah CSF,maka sebaiknya perlu dilakukan investasi terhadapnya.
8. Value Analysis (VA) • Metode inidibangun dengan pemikiran atau prinsip bahwa lebih baik memfokuskan diri pada value ataunilai yang didapat perusahaan dibandingkan dengan usaha untuk mengurangi atau mereduksibiaya. • Untuk mendapatkan value yang optimal, kajian terhadap hal-hal yangbersifat intangible harus dilakukan. • Metode VA ini sangat rumit dan membutuhkan biaya yang relatif besar untukdiimplementasikan, namun memang hasilnya dinilai dapat memuaskan para stakeholderdalam dunia bisnis.
Filosofi ini didasari pada observasi bahwa setiap inovasi berkembang karena adanya keinginan untuk meningkatkan value tertentu, bukan sekedar untuk melakukan penghematan terhadap biaya semata. Terkadang dibangun pula prototip dari sebuah sistem agar manajemen pengambil keputusan dapat memperkirakan value yang dapat diperoleh seandainya sistem tersebut diimplementasikan secara penuh di kemudian hari.
Ketika sebuah sistem diusulkan untuk dibangun, sejumlah manfaat yang akan diperoleh dipetakan terlebih dahulu. Kemudian dengan menggunakan teknik statistik – seperti cluster analysis – manfaat yang serupa dicoba untuk dikategorisasikan. Setelah kategori manfaat berhasil diklasifikasikan, barulah terhadap masing-masing kategri dinyatakan value yang terkait dengannya. Karena biasanya manfaat tersebut kerap diekspresikan melalui berbagai format, seperti: angka, kalimat, ukuran, dan lain sebagainya, maka terkadang dipergunakan metode kalkulasi utility seperti pada MOMC.
9. Experimental Methods • Protoytping adalah merupakan cara untuk membangun sebuah prototipe darisebuah sistem besar secara cepat. • Simulationadalah sebuah proses pemetaan terhadap situasi bisnis yang akanterjadi di kemudian hari dengan menggunakan perangkat lunak tertentu (software)untuk kemudian disimulasikan. • Gameplaying adalah sebuah pendekatan dimana dilakukan role playterhadap skenario tertentu yang akan terjadi di kemudian hari seandainya sebuahsistem teknologi informasi diterapkan.
10. PendekatanLainnya • Art criticism: Menggunakan justifikasi penilaiandari para ahli berdasarkan pengalaman luas mereka mengenai value of IT bagi bisnis. • Accreditation: Menggunakan sejumlah kriteria atau ukuran standar kualitas dari sebuahinvestasi yang baik dan tepat. • Adversarial methods: Mengambil keputusan setelahmendengarkan dua belah pihak saling berdebat mengenai pro dan kontra dari rencanainvestasi. • Analogy: Melakukan penggambaran terhadap situasi sejenis yang pernah terjadisebelumnya. • Dan lain sebagainya.