440 likes | 1.14k Views
BAB V. PRODUKSI BENIH BERMUTU Produksi benih dilaksanakan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, diawasi oleh badan resmi yaitu Badan Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) atau Badan Pengawasan dan pengujian Mutu Benih Perkebunan (BP2MB) atau UPTD Perbenihan
E N D
BAB V. PRODUKSI BENIH BERMUTU Produksi benih dilaksanakan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, diawasi oleh badan resmi yaitu Badan Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) atau Badan Pengawasan dan pengujian Mutu Benih Perkebunan (BP2MB) atau UPTD Perbenihan Benih yang dihasilkan harus : 1. Genetis murni 2. Memiliki asal usul kualitas yang baik------ diperlukan • Skill teknis yang tinggi • Modal yang cukup • Pengawasan
Kegiatan pengawasan meliputi penentuan lahan, pengolahan tanah, penetapan bahan tanam, pemungutan hasil, pengolahan, pengepakan, penyimpanan dan pemasaran hasil. Tujuan pengadaan benih bermutu: Bagi petani : Penyediaan bahan tanam untuk konsumsi. Bagi perdagangan/industri: Penjualan ke daerah/negara lain karena tidak tersedianya lahan, iklim yang tidak cocok, dll.
Teknik budidaya untuk menghasilkan benih bermutu berbeda dengan kegiatan untuk menghasilkan biji guna keperluan konsumsi, perbedaannya adalah: 1.Sumber bahan tanam harus jelas/benih bersertifikasi. 2.Pemeliharaan tanaman mencakup pemupukan optimal dan pemberantasan Hama Penyakit ,Gulma secara intensif. 3.Pemungutan hasil dilakukan sesuai peraturanharus saat masak fisiologis.
Petanidihimbauuntukmenggunakanbenih yang berlabelbiru/benihsebardantidakmenggunakanhasilpanennyauntukpenanamanberikutnya, karena: 1. Penangkaranbeniholehpetaniuntuktujuankonsumsitidakmengikuticarapembuatanbenihbermutu, sehinggabenihmengalamikontaminasigenetisdantanamantelahmengalamiperubahanmorfologis, fisiologisdangenetis/tidakmurnilagi. 2. Kemungkinanbenihmengandungpenyakit yang tidaktampak: Seed borne disease. 3. Benihyang diproduksipetanikalauditanamlagihasilnyamenjadirendah.
Faktor-faktor Yang Berpengaruh terhadap Produksi Benih: A. Proses penyerbukan: Penyerbukan dapat dibantu oleh : • angin :bunga jantan letaknya lebih tinggi dari bunga betina • insekta : bunga yang mengandung madu • manusia (tanaman sawit, panili). B. Teknik Budidaya meliputi: 1.Pengaturan jarak tanam: • Digunakan jarak tanam yang lebih lebar agar kualitas dan kuantitas hasil lebih tinggi karena tanaman memperoleh syarat tumbuh optimal.
2.Aplikasi Pemupukan: • Perlu diperhatikan macam pupuk, waktu dan cara pemberiannya agar dipilih pupuk yang paling mudah diabsorpsi tanaman. 3.Pemberantasan hama, penyakit dan gulma dilakukan secara teratur dan intensif. 4. Lokasi penanaman: Produksi benih bermutu sebaiknya dilakukan pada daerah adaptasinya. • Daerah adaptasi adalah daerah yang bila ditanami memberikan hasil yang tinggi karena tanah dan iklim daerah tersebut cocok/sesuai.
Bilabenihdiusahakandiluardaerahadaptasinyaakanberakibat: • Terjadinyagenetic shift/perpindahankromosomdaritempatnya yang menimbulkanperubahansifatgenetistanaman. Akibatperubahansifattsbdapatmenguntungkanataumerugikan. Terjadinyagenetic shiftdapatdiakibatkanolehlingkungan (kesuburantanah, lama penyinaran, suhudankelembaban) yang berbeda. b. Timbulnyakegagalantanamanuntukbertahanpadapopulasigenetiknya. Sebagian plasma nutfah (germ plasm) populasimenurun, hasilbenihnyajugamenurun.
PrinsipUmumProduksiBenihBermutu: Memiliki 2 prinsipumumyaituprinsipgenetisdanprinsipagronomis. I. PrinsipGenetis : terdiridari 2 halyaituKemunduranvarietasdanMemeliharakemurnianvarietas. A. Kemunduranvarietas: • disebabkanolehperubahansifatgenetispadatanamansehinggakuantitasdankualitashasilmenurun. • Penyebabkemundurangenetisdapatdisebabkanolehtindakanmanusia, faktoralamiatausebab lain.
a.Tindakanmanusiamisalnya: 1. Terjadipercampurandenganbenih lain yang berbeda species atauvarietassewaktupenanamandilapanganberadapadalahan yang samatanpaadaisolasi/pemisahan yang baik. 2. Padasaatpengolahanbenih, alatprosesing yang digunakanharusdijaminbersihdaribenihjenis lain. 3. Teknikpemuliaan yang kurangcermatmenyebabkanterjadinyaketidakstabilansifatpadavarietasbaru/ sitogeniknyakurangteraturkarena: • terjadinyasegregasi. • Kepekaanterhadap Hama Penyakitbelumtetap/ permanent. • Adanyavariasi yang diturunkankarenapolyploidisasiataurekombinasi.
b.FaktorAlami: Penyebabkontaminasigenetiskarenafaktoralamiantara lain: 1. Perkembanganvariasi/development variation: Timbulnyavariasibarukarenaperbedaanlingkungankarenakesuburantanah, panjangpenyinaran, suhu, kelembabandanketinggiantempat. Perubahansifatinitidakditurunkan. 2. Mutasi: Keadaanlapangantertentudapatmenyebabkanpergeserankromosomdaritempatsemulasehinggamempunyaisifatgenetis yang berubahdanditurunkan, baiksifatmorfologi, produktivitasmaupunkepekaanterhadaphamapenyakit.
3. Persilangan alami: • Terjadi persilangan yang tidak diinginkan dengan tanaman yang sakit/off type/tanaman voluntir yang disebabkan oleh: a. hasil pemuliaan yang belum mantap sudah dilepas ke masyarakat. b. Isolasi yang kurang baik. B. Memelihara kemurnian genetis/varietas: Tindakan untuk memelihara kemurnian genetis antara lain: a. Menggunakan benih yang berlabel/bersertifikasi sebagai bahan tanam. b. Mengadakan pengawasan dan inspeksi lapangan yang teratur dan intensif. c. Memproduksi benih di daerah adaptasinya agar tidak terjadi genetic shift. d. Melakukan isolasi (pemisahan) di lapangan bagi tanaman yang tidak sejenis, untuk mencegah penyerbukan silang. e. Melakukan sertifikasi untuk memelihara kemurnian genetik.
II. Prinsip Agronomis: 1. Faktor Lahan: • Dipilih lahan yang cocok, tekstur dan kesuburannya sesuai, bebas dari tanaman yang sebelumnya diusahakan, bebas dari penyakit dan insekta tanah serta mudah diawasi/dipelihara. 2. Penentuan Daerah Tanam: • Dipilih daerah yang sesuai agroklimatnya ( suhu, lama penyinaran, curah hujan, kelembaban).
3. Pencegahan terhadap kontaminasi genetis: Dilakukan dengan isolasi/pemisahan. Macam perlakuan isolasi al: 1. Isolasi Larikan Tanaman Tepi: Dilakukan bila lahannya sempit dengan mengorbankan tanaman tepi. Cocok bagi tanaman yang daya terbang tepungsarinya terbatas/tidak jauh. 2. Isolasi Jarak: • Dilakukan pada lahan yang luas, antar varietas satu dengan lainnya dipisah jauh/lebih lebar dari daya terbang tepung sari varietasnya.
3. Isolasi Hasil Panen: • Panen/pemungutan hasil tidak dilakukan bersamaan agar tidak terjadi percampuran benih. 4. Penentuan Bahan tanam: • Varietas yang digunakan sebagai bahan tanam harus sesuai/ dapat beradaptasi dengan daerahnya. 5. Sifat benih yang berpengaruh terhadap kedalaman tanam: Benih epigeal (daun kotil muncul diatas tanah) : ditanam dangkal. Pada tanah ringan, benih ditanam dalam. Pada tanah berat, benih ditanam dangkal. Pada tanah kering, benih ditanam lebih dalam agar mendapat air cukup untuk perkecambahannya.
6. PemeliharaanTanam: • Untukmeningkatkanproduksi, menjaminkemurnianfisikmaupungenetisperludilakukan: a. Rouging: • Menghilangkantumbuhan yang bukantanamanpokokdengancaradicabut/dipotongbatangnya,sebelumtanamanmemasukifasegeneratif. b. Tanamanyang dihilangkan: off type, tanamanvolunter, gulma, tanamansakit/terseranghama. 7. Pemberantasanpenyakit, hamadangulma
Benih Bermutu • Unggul • Murni • Daya berkecambah tinggi • Bebas hama penyakit • Viabilitas tinggi • Vigor tinggi Binih yang vigornya tinggi cirinya adalah • Tahan disimpan lama • Tahan terhadap serangan hama dan penyakit • Cepat dan merata pertumbuhannya • Mampu menhasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan yang suboptimal