190 likes | 829 Views
KULTUR Chaetoceros sp SECARA MASSAL DI UNIT PEMBENIHAN UDANG BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO. TAUFIK HERMAWAN 060610255 P. Dosen Pembimbing : Dr. Ir. GUNANTI MAHASRI, M.Si. I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG
E N D
KULTUR Chaetoceros sp SECARA MASSAL DI UNIT PEMBENIHAN UDANG BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO TAUFIK HERMAWAN 060610255 P Dosen Pembimbing : Dr. Ir. GUNANTI MAHASRI, M.Si
I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Usaha pembenihan ikan sekarang ini berkembang dengan pesat dan yang menjadi salah satu faktor penting dalam pembenihan adalah ketersediaan pakan alami. Ketersediaan pakan alami pada tahap awal perkembangan larva sangat dibutuhkan. Jika dibandingkan dengan pakan buatan, pakan alami lebih baik terutama untuk larva. Selain mempunyai nutrisi yang tinggi, ukuran cocok dengan bukaan mulut larva dan mudah dibudidayakan. Chaetoceros sp banyak digunakan pada unit pembenihan karena mempunyai kandungan protein tinggi, mempunyai toleransi tinggi terhadap suhu air, serta mempunyai pertumbuhan yang cepat.
I PENDAHULUAN (lanjutan) Faktor yang mendukung pertumbuhan Chaetoceros sp antara lain zat hara serta kondisi lingkungan. Oleh karena itu media kultur perlu diberi pupuk untuk menunjang ketersediaan unsur hara. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi antara lain intensitas cahaya, suhu, pH dan salinitas. Praktek Kerja Lapang di Unit Pembenihan Udang Balai Budidaya Air Payau kabupaten Situbondo dilakukan untuk meperoleh pengetahuan tentang kultur Chaeoceros sp secara massal.
I PENDAHULUAN (Lanjutan) 1.2 TUJUAN 1. Memperoleh pengetahuan tentang kultur Chaetoceros sp secara massal di Unit Pembenihan Udang Balai Budidaya Air Payau Situbondo 1.3 MANFAAT 1. Memperoleh peningkatan pengetahuan, pengalaman, keterampilan serta Bertambahnya wawasan terhadap masalah-masalah yang ditemukan dilapangan, sehingga dapat memahami dan memecahkan permasalahan dalam kultur Chaetoceros sp 2. Membandingkan antara teori yang diterima di bangku kuliah dengan yang ada di lapangan
Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapang Tempat dan Waktu Tempat : Unit Pembenihan Udang Balai Budidaya Air payau (BBAP) Kabupaten Situbondo Waktu : 27 Juli 2009 s/d 10 Agustus 2009
Hasil dan Pembahasan Pembuatan Pupuk • Pupuk Nitrat Phosphat bahan yang digunakan KNO3 sebanyak 3,75 kg dengan dosis 30 ppm dan Na2 HPO4 sebanyak 250 gr dengan dosis 2 ppm. Kedua bahan tersebut dilarutkan dalam 10 L aquades steril yang telah direbus. • Pupuk Silikat bahan yang digunakan yaitu silikat sebanyak 1,5 kg dengan dosis 15 ppm kemudian dilarutkan dalam 10 L aquades steril. Dan dapat disimpan di pupuk tank. • Epizym: merupakan pupuk formula buatan pabrik. Dalam penggunaannya tinggal dilarutkan dengan air. Dalam sekali pembuatan pupuk, pupuk dapat digunakan ± 12 kali kultur
Hasil dan Pembahasan Persiapan: • Persiapan bak: sterilisasi bak dilakukan dengan mencuci bak menggunakan detergen, disikat kemudian dibilas dan dikeringkan selama 1 hari. • Persiapan air media: setelah bak dicuci dan dikeringkan, bak diisi air laut yang difiltrasi menggunakan filter bag kemudian ditambahkan larutan kaporit 80 ppm dan didiamkan selama 1 hari dengan aerasi kuat. Setelah 1 hari air ditambahkan Na Thiosulfat sebanyak 40 ppm dan diaerasi kuat ± selama 1 jam. Kemudian dilakukan tes klorin jika berwarna jernih berarti air telah netral.
Hasil dan Pembahasan Proses Kultur: • Setelah air media siap digunakan kemudian dilakukan pemupukan. Pupuk nitrat phosphat : 800 ml Pupuk silikat : 800 ml Epizym : 60 ml diaerasi kuat ± selama 1 jam • Pembibitan • Bibit berasal dari kultur skala intermediet berumur 3 hari • Ditransfer menggunakan pompa celup dan di saring • Dikultur selama 3-4 hari
Hasil dan Pembahasan • Pemanenan Pemanenan dapat dilakukan setelah kultur selama 3-4 hari. Panen dilakukan dengan cara panen total bersama media kultur. Peralatan dan bak di sterilisasi kembali. • Penghitungan kepadatan Plankton • penghitungan kepadatan ditujukan untuk mengetahui kapan tercapai puncak populasi. • Penghitungan kepadatan menggunakan alat haemocytometer neubauer. • Penghitungan mengunakan metode big blok dengan menghitung jumlah rata-rata kotak besar (a,b,c,d) x 10.000/ml
H0 = (37+25+32+29) x 10000 4 = 307.500 sel/ml H1 = (63+68+71+62) x 10000 4 = 660.000 sel/ml H2 = (96+89+102+89) x 10000 4 = 940.000 sel/ml H3 = (128+135+130+124) x 10000 4 =1.292.500 sel/ml H4 = (88+96+78+83) x 10000 4 = 862.500 sel/ml Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan • Hasil pengukuran kualitas air
Hasil dan Pembahasan • Kendala yang dihadapi • kepadatan phytoplankton kurang mencukupi kebutuhan kuantitas sebagai pakan. • Adanya kontaminasi berupa protozoa yang berbaur dengan media kultur.
Simpulan dan saran SIMPULAN a. Kultur Chaetoceros sp skala massal dibagi menjadi 5 tahapan, yaitu: tahap sterilisasi alat dan bahan, persiapan media, pemupukan, pengkulturan dan pemanenan. Kultur dilakukan secara bertingkat dari skala labolatorium, skala intermediet dan massal. b. Pupuk yang digunakan antara lain KNO3 30 ppm, Na2 HPO4 2 ppm, silikat 15 ppm, epizym 60 ml. pemanenan dilakukan dengan panen total. 5.2 SARAN a. Sebaiknya dilakukan peningkatan kepadatan guna mencukupi kuantitas untuk pakan alami larva.
SEKIAN TERIMA KASIH