330 likes | 406 Views
PENYERTAAN (DEELNEMING). Muhammad Iftar Aryaputra. PERISTILAHAN:. Turut campur dalam peristiwa pidana (Mr. Tresna ) Turut berbuat delik ( Karni ) Turut Serta (Utrecht) Deelneming ( Bld ) Complicity ( Ing ) Participation ( Prancis ) Penyertaan ( Moeljatno , BNA).
E N D
PENYERTAAN (DEELNEMING) Muhammad IftarAryaputra
PERISTILAHAN: • Turutcampurdalamperistiwapidana (Mr. Tresna) • Turutberbuatdelik (Karni) • Turut Serta (Utrecht) • Deelneming (Bld) • Complicity (Ing) • Participation (Prancis) • Penyertaan (Moeljatno, BNA)
BENTUK-BENTUK PENYERTAAN Belandadan Indonesia : Pembuat (dader) danPembantuan (medeplichtige) PerancisdanBelgia : AutorsdanComplices Inggris : PrincipalsdanAccessories Jerman : Pembuat, Penganjur, danPembantu Jepang : CoPrincipal (pembuat), Instigator (penganjur), danAccessories (pembantu)
LANDASAN YURIDIS PENYERTAAN: PASAL 55 KUHP: Dipidanasebagaipembuat (dader) sesuatuperbuatanpidana: Ke-1. Mereka yang melakukan, yang menyuruhlakukan, dan yang turutsertamelakukanperbuatan. Ke-2. Mereka yang denganmemberiataumenjanjikansesuatu, denganmenyalahgunkankekuasaanataumartabat, dengankekerasan, ancaman, ataupenyesatan, ataudenganmemberikesempatan, saranaatauketerangan, sengajamenganjurkan orang lain supayamelakukanperbuatan. Terhadappenganjurhanyaperbuatan yang sengajadianjurkansajalah yang diperhitungkan , besertaakibat-akibatnya.
LANDASAN YURIDIS PENYERTAAN: PASAL 56 KUHP: Dipidanasebagaipembantusuatukejahatan: Ke-1. Mereka yang sengajamemberikanbantuanpadawaktukejahatandilakukan. Ke-2. Mereka yang sengajamemberikesempatan, saranaatauketeranganuntukmelakukankejahatan
SKEMA PENYERTAAN DALAM KUHP INDONESIA: 1. Pelaku/Pleger 2. Menyuruhlakukan/ doenpleger PEMBUAT (DADER) 3. Turut Serta/medepleger 4. Penganjur/uitlokker Penyertaan Padasaatkejahatan PEMBANTU (MEDEPLICHTIGE) Sebelumkejahatan Dalamartiluas : setiap orang yang menimbulkanakibatyang memenuhirumusandelik. Konsekuensinya: mereka yang disebutdalamPasal 55 KUHP adalahpembuat (dader). Dalamartisempit : hanya orang yang melakukansendiriperbuatan yang sesuaidenganrumusandelik. Konsekuensinya: hanyapelaku(pleger) yang dikatagorikansebagaipembuat.
PELAKU (PLEGER ) • Pelakuadalahorang yang melakukansendiriperbuatan yang memenuhirumusandelik; • Dalampraktek, sulitmenentukan, terutamadalamhalpembuatundang-undangtidakmenentukansecarapastisiapa yang menjadipembuat (maksudnya: membedakanpembuatdanpelaku-pen). • Indonesia : pembuatdalamartisempit (pelaku) diartikansebagai orang yang menurutmaksudpembuat UU harusdipandangyang bertanggungjawab; • Belanda : pembuatdalamartisempit (pelaku) adalahorang yang mempunyaikekuasaan/ kemampuanuntukmengakhirikeadaanterlarang, tetapitetapmemberikankeadaanterlarangituberlangsungterus. • Pompe : pembuatdalamartisempit (pelaku) adalahorang yang mempunyaikewajibanuntukmengakhirikeadaanterlarangitu.
PELAKU (PLEGER ) • KedudukanpelakudalamPasal 55 KUHP, seringdipermasalahkan, karena : • Janggaldantidakpadatempatnya • Menurutpendapatini, Pasal 55 berada di bawah BAB V KUHP denganjudul “Penyertaandalammelakukantindakpidana”. Sedangkanpadapenyertaan, melibatkanbeberapa orang. Jaditidakadapenyertaanapabilamereka yang melakukanitudiartikansecara (pembuat) tunggal; • Sesuaidenganpandangan yang sempittentang “pembuat”. • Dapatdipahami • KarenaPasal 55 menyebut “mereka yang dipidanasebagaipembuat : mereka yang melakukan… dst”; • Pasal 55 menyebutsiapa-siapa yang dinamakanpembuat, jadiplegerjugatermasukdidalamnya; • Sesuaidenganpandangan yang luastentang “pembuat”.
MENYURUHLAKUKAN (DOENPLEGER ) • Melakukanperbuatandenganperantara orang lain; • Perantara yang digunakanhanyasebagai “alat” (alatsebagai “pembuatmateriil”) • Pembuatmateriiltidakbisadipertanggungjawabkan. KarakteristikDoenpleger : Ada 2 pihak yang terlibat, yaitupembuatlangsung(manusministra/auctorphysicus) danpembuattidaklangsung(manusdomina/auctorintelectualis) “alat”/manusministrayang digunakanadalahmanusia; “alat” yang digunakanberbuat (bukanalat yang mati); “alat” yang gunakantidakdapatdipertanggungjawabkan.
Ketidakmampuan “alat” yang digunakandalamdoenplagerdikarenakan: MasukdalamkatagoriPasal 44, 48, 51 ayat (2) KUHP; Bila “alat” itusesatmengenaisalahsatuunsurdeliknya. Misal A menyuruh B untukmengambiluangdirekeningmilik C, dengantandatangan yang telahdipalsu A. Padahal, B tidaktahukalautandatangan C dipalsuoleh A, karenasangatmiripnya; Bila “alat” itutidakmemilikimaksudseperti yang untukkejahatantersebut Misal A menyuruh B untukmengambilkansuatubarangdarisuatutempat. B Mengambilkanbarangterseut, dan B mengambilbarangituuntukdiserahkankepada A. dalamhaltidakadamensreadari B untukmemiilikisamasekaliuntukdirinya.
Apakahdimungkinkanadamenyuruhlakukanbagi orang yang belumcukupumur? Menurut Prof. BNA, tidakadadoenplegerbagianak yang belumcukupumur. Hal inidikarenakanpadadasarnyaKUHP menganggap orang yang belumcukupumurtetapmampubertanggungjawab(dasarhukumPasal 45-47 KUHP). • Catatan: • Pasal45, 46, 47 sudahdicabutdengan UU No. 3 Tahun 1997 tetangPengadilanAnak; • Dalam UU SPP Anak, usiaanak yang dapatdipertanggungjawabkanadalah12-18tahun; • makaapabila “alat” yang digunakanberusia < 12 tahun, adamenyuruhlakukan (doenplager).
CONTOH KASUS : A inginmenguasaihartawarisandarikakeknya yang sudahtua, danmemilikipenyakitjantung. Untukmelaksanakanniatnya, A menyuruhkeponakannya yang masihberumur 5 tahununtukmengagetkankakeknya yang sedangtidur. Kemudiankeponakannyabenarmengagetisikakek. Akibatperbuatannya, sikakekmendapatseranganjantungseketika, sikakekakhirnyameninggal. Pertanyaan : • Apakahadamenyuruhlakukandalamhalini? • Siapa yang dipertanggungjawbakandalamhalini? • Apabilasikeponakanberusia 15 tahun, apakahadamenyuruhlakukan?
TURUT SERTA (MEDEPLEGER )
TURUT SERTA (MEDEPLEGER ) • KUHP tidakmemberikandefinisiapaituturutserta (medepleger); • MenurutMemorie van Toelichting (MvT), medeplegeradalah orang yang dengansengajaturutberbuatatauturutmengerjakansuatudelik; • Pompe: ada 3 kemungkinandalammedepleger, yaitu : • Mereka (masing-masing) memenuhisemuaunsurdalamrumusandelik • A dan B melakukanpemukulankepada C. • Salah seseorangmemenuhiunsurdelik, lainnyatidak • Dua orang bekerjasamauntukmelakukanpencopetandalamsebuahangkot. Satu orang mengalihkanperhatiandengancaramuntah-muntah, sedangkansatunyaberaksimengambildompetpenumpang. • Tidakseorangpunmemenuhiunsurdelik, tetapisecarabersamamewujudkandelik • A dan B melakukanpencuriandenganpengrusakandisebuahrumah (363 ayat (1) ke-5). A bertugasmerusakkuncirumah, kemudian A berjaga-jaga di depanrumah. B mengambilbarang-barang di rumahtersebut.
TURUT SERTA (MEDEPLEGER ) • SYARAT ADANYA MEDEPLEGER : • Ada kerjasamasecarasadar • Di sinitidakberartiharusadapermufakatanlebihdulu, tapisudahcukupapabilaadapengertianantara orang-orang yang akanmelakukankejahatan, yang melakukansuatuperbuatandengantujuan yang sama; • Tidakadaturutserta, apabilaadaperbedaantujuan/kehendak. Misal yang satumenginginkanpenganiayaanterhadap B, sedangkan yang satumenghendakimatinya B. • Ada pelaksaaanbersamasecarafisik • Pelaksanaanbersamadisinibisadiartikansebagaiperbuatan yang langsungmenimbulkanselesainyadelikyang bersangkutan. Di siniharusadakerjasama yang eratdansecaralangsung.
ContohKasus : Sulemenitipkansebuahperhiasanemaskepadakawannya, Nunung. Oleh Andre (suamiNunung) denganpersetujuanNunung, perhiasantersebutdijualtanpasepengetahuanSule, untukkepentinganpribadimereka. Pertanyaan : Apadelik yang dilakukan? Apabentukmedepleger-nya? Siapa yang bisadipertanggungjawabkan?
ContohKasus : A dan B kulibangunan. A dan B mengangkatsuatubarang yang beratdarilantai 2 sebuahgedung, danmelemparkanbarangtersebutkebawah. Padawaktuakanmenjatuhkanbarangtersebut, A sudahmelihatsekelilingdanyakintidakada orang yang melintas. Kenyataannya, padasaatbarangtersebutdijatuhkan, mengenaiseseorang, danmenewaskan orang tersebut. Pertanyaan : Apadelik yang dilakukan? Apabentukmedepleger-nya? Siapa yang bisadipertanggungjawabkan?
PENGANJUR (UITLOKKER ) Penganjuradalah orang yang menggerakkan orang lain untukmelakukantindakpidana, denganmenggunakansarana-sarana yang ditentukandalamPasal 55 ayat (1) ke-2. memberiataumenjanjikansesuatu, denganmenyalahgunkankekuasaanataumartabat, dengankekerasan, ancaman, ataupenyesatan, ataudenganmemberikesempatan, saranaatauketerangan, Hampirsamadengandoenpleger
PENGANJUR (UITLOKKER ) SYARAT PENGANJURAN DIPIDANA: Ada kesengajaanmenggerakkan orang lain melakukantindakpidana; MenggerakkannyadenganmenggunakansaranasebagaimanadimaksuddalamPasal 55 ayat (1) ke -2 KUHP; Putusankehendakdaripembuatmateriilditimbulkankarenaadakausalitasdarihal-hal 1 dan 2 di atas; Ada penganjuranketikapembuatmateriilsudahmelakukantindakpidanayang dianjurkanatausudahadapercobaanmelakukantindakpidana; Pembuatmateriiltersebutdapatdipertanggungjawabkan. Catatan: syaratnomor 1 dan 2 adapadapenganjur. Syaratnomor 3, 4, dan 5 adapada orang yang dianjurkan (pembuatmateriil).
PENGAJURAN YANG GAGAL : • Terjadi dalam hal seseorang telah dengan sengaja menggerakkan orang lain untuk melakukan suatu tindak pidana dengan menggunakan salah satu sarana dalam Pasal 55 ayat(1) ke-2, akan tetapi orang lain itu tidak mau melakukanatau mau/sudah melakukan akan tetapi tidak sampai dapat melaksanakan perbuatan yg dapat dipidana • Berlaku ketentuan Pasal 163 bis. Tidakmaumelakukan (delikbelumterjadi) Pasal 163 bis PENGANJURAN GAGAL Melakukan, tapitidakselesai (barutahappersiapan, belummasukpelaksanaan, shgtidakadapercobaan)
PASAL 163 BIS : BarangsiapadenganmenggunakansalahsatusaranatersebutdalamPasal 55 ke-2, mencobamenggerakkan orang lainsupayamelakukankejahatan, diancamdenganpidanapenjara paling lama6 tahunataudenda paling banyakRp. 300,00 jikatidakmengakibatkankejahatanataupercobaankejahatanyang dipidana, tetapidenganketentuanbahwasekali-kali tidakdapatdijatuhkanpidana yang lebihberatdaripada yang ditentukanterhadapkejahatanitusendiri. Aturantersebuttidakberlaku, jikatidakmengakibatkannyakejahatanataupercobaankejahatan yang dipidanaitudisebabkankarenakehendaknyasendiri
CATATAN TERHADAP PASAL 163 BIS : • Pasal 163 bismengancamterhadappenganjuran yang gagaldanpenganjuran yang tidakmenimbulkanakibat; • Pasal 163 bismerupakandelikformil, artinya, perbuatannyadititikberatkanpadaperbuatansipembuatmateriil. • KetentuanPasal 163 bismenurut Prof Moeljatnoadalahalasanpenghapuspenuntutan. PENGANJURAN BERHASIL PASAL 55 KUHP SBG DADER Penganjurdipidana, pembuatmateriiljugadipidana TP diancam > 6 tahun dipidana 6 tahun PENGANJURAN GAGAL PASAL 163 bis KUHP TP diancam < 6 tahun dipidanasesuaimaksancamanpidanadalamPasalybs. Penganjurdipidana, pembuatmateriiltidakdipidana
PEMBANTUAN (MEDEPLICHTIGE )
SIFAT DAN JENIS PEMBANTUAN • Pembantuan sifatnya accesoir,artinya, untuk adanya pembantuan harus ada orang yg melakukan kejahatan(harus ada yg dibantu). • Jenis pembantuan menurut Pasal 56 KUHP : • Pembantuan pada saat kejahatan dilakukan Caranya tidak ditentukan • Pembantuan sebelum kejahatan dilakukan Caranya ditentukan limitatif (memberi kesempatan, sarana, atau keterangan)
PEMBANTUAN PADA SAAT KEJAHATAN MIRIPDENGAN TURUT SERTA, PERBEDAANYA? PEMBANTUAN SAAT KEJAHATAN • Hanya merupakanperbuatan membantu/menunjang (dilihatdariajaran yang obyektif); • Kesengajaanya mrpk animus socii (hanya memberi bantuan); • Tidak harus ada kerjasama yg disadari; • Tidak mempunyai kepentingan/tujuan sendiri; • Terhadap pelanggaran tidak dipidana • Maksimum pidana dikurangi sepertiga TURUT SERTA • Merupakanperbuatan pelaksanaan(dilihatdariajaran yang obyektif); • Kesengajannya mrpk animus coauctores (diarahkanpadaterwujudnya delik); • Harus ada kerjasama yg disadari • Mempunyai kepentingan/tujuan sendiri • Terhadap kejahatan maupun pelanggaran dapat dipidana • Maksimum pidananya sama dg si pembuat
PEMBANTUAN SEBELUM KEJAHATAN MIRIP DENGAN PENGANJURAN, PERBEDANNYA ADALAH: • Pada Penganjuran : Kehendakjahatpada pembuat materiel ditimbulkan oleh si penganjur (ada kausalitas psikhis) • Pada Pembantuan : Kehendak jahat pada pembuat materiel sudah ada sejak semula (tidak ditimbulkan oleh si pembantu)
PEMIDANAAN TERHADAP PEMBANTUAN • Pada prinsipnya, KUHP menganutbahwapembantuandipidanalebihringansebagaimanadiaturdalamPasal 57 ayat (1) dan (2); • Namunadabeberapaperkecualian, misal: • Pembantudipidanasamaberatdenganpembuat : Pasal 333 (4) KUHP • Pembantudipidanalebihberatdaripembuat : Pasal 231 ayat (3) dan 349 KUHP • Pidanatambahanuntukpembantusamadenganancamanterhadapkejahatantersebut, jadisamadengansipembuat (Pasal 57 ayat (3) KUHP) • KUHP berpendirianbahwapertanggungjawabanpembantuberdirisendiri (tidaktergantungpadapertanggungjawabansipembuat). BisadilihatdariPasal 57 ayat (4) danPasal 58 KUHP.
Sebenarnyajugamerupakanbentukpenyertaan, tapi yang dilakukansetelahterjadinyadelik. Makadisinibukanmerpakanbentukpembantuan. DalamhukumpidanaJerman, bentuk2 diatasdikenaldenganistilahnachtaterschaftataubegunstigung(bentuk-bentukpermudahan) Pasal 221 KUHP : Menyembunyikanpenjahat Pasal 223 KUHP : menolong orang melepaskandaritahanan Pasal 480, 481, 482 KUHP : delikpenadahan
Terimakasih SELESAI WASSALAM SemogaBermanfaat