680 likes | 1.32k Views
Metode-Metode Evaluasi Investasi TI. Investasi TI yang baik adalah penerapan IT dalam perusahaan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. PRODUCTIVITY PARADOX adalah investasi Ti guna penerapan TI pada perusahaan TIDAK mendukung produktivitas perusahaan.
E N D
Investasi TI yang baik adalah penerapan IT dalam perusahaan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. • PRODUCTIVITY PARADOX adalah investasi Ti guna penerapan TI pada perusahaan TIDAK mendukung produktivitas perusahaan.
Mengapa fenomena paradoks produktivitas terjadi ? • Permasalahan analisa dan representasi data tidak memperlihatkan terjadinya peningkatan produktivitas; • Manfaat yang diperoleh oleh teknologi informasi tidak terlihat karena adanya kerugian di area lain; dan • Peningkatan produktivitas tidak terlihat karena adanya kegagalan penerapan teknologi informasi atau tingginya alokasi biaya teknologi informasi. (Willcocks et al, 2000)
Permasalahan analisa dan representasi data tidak memperlihatkan terjadinya peningkatan produktivitas • Para ekonom mendefinisikan ”produktivitas” dengan cukup mudah, yaitu jumlah keluaran (output) dibagi dengan jumlah masukan (input). Besaran output dihitung dengan cara mengalikan jumlah produk yang dihasilkan dengan nilai (value) rata-rata dari produk tersebut; sementara besaran input didapatkan dari jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan seluruh output tersebut. Angka rasio yang didapatkan dari hasil pembagian antara output dengan input di atas dikenal sebagai labor productivity. Jika sumber daya lain seperti misalnya besaran investasi dan kebutuhan material dimasukkan sebagai bagian dari input, maka angka rasio yang didapat dikenal sebagai multifactor productivity. • Ternyata di dalam dunia teknologi informasi, rumusan sederhana ini belum tentu secara ”kongkrit” memperlihatkan atau merepresentasikan terjadinya kenaikan atau penurunan produktivitas seperti yang umum dipergunakan pada aktivitas lain seperti proses manufaktur atau produksi. Hal ini disebabkan karena berbeda dan beragamnya asumsi terhadap variabel input maupun output yang dipergunakan. • Dari segi input, yang dalam hal ini terkait erat dengan alokasi sumber daya keuangan yang diinvestasikan untuk pengembangan teknologi informasi, terlihat bahwa ternyata pemakaian teknologi informasi di dalam sebuah perusahaan bersifat sistemik, dalam arti kata menyebar di seluruh proses inti dan aktivitas penunjang yang ada, sehingga sangat sulit untuk menentukan proporsi nilai investasi terhadap sebuah rangkaian proses tertentu atau sub‐sistem tertentu yang ingin dihitung produktivitasnya.
Produktivitas = jumlah keluaran / jumlah masukan • Besaran output dihitung dengan cara mengalikan jumlah produk yang dihasilkan dengan nilai (value) rata-rata dari produk tersebut; • Besaran input didapatkan dari jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan seluruh output tersebut. • Untuk manufaktur / produksi rumus diatas cocok. Nmun tidak demikian ketika digunakan untuk menghitung produktivitas pada Teknologi informasi. • Hal ini disebabkan karena berbeda dan beragamnya asumsi terhadap variabel input maupun output yang dipergunakan
Jual Manisan Pelem • Keluaran • Jumlah kemasan x harga satuan jual • Masukan • Pelem • Gula • Cabai • Garam • Plastik • Tenaga kerja • Total
Sistem Informasi SIMPONI • Apakah penerapan SI Simponi dapat meningkatkan Produktivitas STMIK MDP dalam Proses Bisnisnya? • Produktivitas = Keluaran/masukan • Keluaran • Masukan • Biaya Pengembangan • Orang • Hardware • Software
Manfaat yang diperoleh oleh teknologi informasi tidak terlihat karena adanya kerugian di area lain • Kita ambil contoh adalah penerapan electronic commerce yang memungkinkan seorang pelanggan untuk melakukan pemesanan produk melalui internet untuk dapat diantarkan langsung ke rumah (delivery) pada hari yang sama. Pada proses penjualan, jelas terjadi peningkatan produktivas dalam arti kata meningkatnya frekuensi pemesanan oleh pelanggan. Namun untuk dapat memenuhi delivery dalam kurun waktu 24 jam seperti yang diinginkan, terpaksa perusahaan harus memiliki armada ekspedisi atau kurir tambahan untuk melakukannya – yang jika dihitung‐hitung secara keseluruhan justru terkesan menurunkan produktivitas perusahaan. • Contoh di atas memperlihatkan bagaimana manfaat dari teknologi informasi di satu tempat ter‐offset dengan kerugian di tempat lain di dalam sebuah organisasi. Sehingga jika dilakukan perhitungan produktivitas secara menyeluruh, hampir tidak terlihat peningkatan yang signifikan. Bahkan tidak mustahil justru terjadi ”penurunan” dari hasil perhitungan produktivitas yang ada.
Peningkatan produktivitas tidak terlihat karena adanya kegagalan penerapan teknologi informasi atau tingginya alokasi biaya teknologi informasi • Hasilkajianmemperlihatkanadanyaduapenyebabutamaterjadinyahalini. Hal pertamaberasaldarigagalnyapenerapanteknologiinformasikarenaberbagaifaktorpenyebab internal maupuneksternal. Hal keduaterjadikarenatingginyabiayapemeliharaandanpengembanganteknologiinformasi yang harusditanggungperusahaan. Sehinggawalaupunsecarabisnistelahterjadipeningkatan output, membengkaknyabiaya overhead pemeliharaanmaupunpengembanganteknologiinformasitelahmenyebabkantingginyafaktor input yang dibutuhkan – sehinggasecaralangsungberdampakpadaperhitunganproduktivitas. • Denganmemahamidanmempelajarifenonemaparadokstersebut, terlihatbetapasulitdankompleksnyapermasalahan yang harusdihadapidalamrangkamencarirelasiantarabesaraninvestasi yang dialokasikandenganmanfaat yang diperoleholehperusahaanterkaitdenganpeningkatanproduktivitas. Sudahhampir 25 tahunparadoksinidiperbincangkan, danselamaitu pula perdebatanantarasejumlahkubu yang sepakatdanmenentangadanyaparadoksiniberlangsung. Sukaatautidaksuka, mautidakmau, padakenyataannyafilosofi ”business is business” yang akanmendominasimanajemenpengambilkeputusandalammenentukanapakahperusahaanperluuntukmengalokasikansejumlahsumberdayanyauntukmengembangkanteknologiinformasi. Padakenyataannyacukupbanyakmanajemen yang tidakperdulidenganadanyaparadoksinikarenamerekayakinbetulbahwatidakadaperusahaan yang bisa survive dewasainitanpamelibatkanteknologiinformasi.
Integrated Planning Suite • Ada sebuah kerangka konseptual menarik yang diperkenalkan oleh Lembaga Riset Gartner terkait dengan manajemen investasi teknologi informasi di sebuah perusahaan. • Gartner melihat bahwa kebijakan investasi di sebuah perusahaan adalah merupakan bagian dari prinsip governance yang harus diterapkan – dalam hal ini adalah bagaimana perencanaan dan pengembangan teknologi informasi benar-benar dilakukan untuk mendukung tercapainya obyektif bisnis dengan menjunjung tinggi aspek akuntabilitas, responsibilitas, dan transparansi. • Sehubungan dengan hal tersebut, perencanaan sebuah investasi teknologi informasi harus sejalan atau align dengan strategi bisnis terkait. Untuk keperluan tersebut, Gartner menawarkan sebuah konsep governance yang diberi nama ”Gartner’s Integrated Planning Suite” (Kumagai, 2002).
Strategic Planning dari perusahaan yang biasa dikemukakan secara gamblang dalam rencana bisnis korporat (business plan) merupakan hal yang men-drive disusunnya sebuah rencana investasi teknologi informasi. • Dengan memahami visi, misi, obyektif, dan ukuran kinerja dari perusahaan yang bersangkutan, akan diperoleh gambaran yang jelas mengenai peranan dan teknologi informasi seperti apa yang harus dibangun oleh perusahaan tersebut. • Untuk itulah perlu dialokasikan sejumlah dana untuk mengembangkan teknologi informasi tersebut dalam durasi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Detail dari rencana tersebut biasanya dijelaskan secara mendalam dalam dokumen Rencana Induk teknologi informasi atau IT Masterplan atau Information Technology Strategic Planning yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Strategic Corporate Planning (Perencanaan Strategis Korporat).
Strategi Bisnis • Keputusan Bisnis • Objectives & Arahan • Perubahan Strategi SI • Berbasis Bisnis • Orientasi Permintaan • Fokus pada aplikasi Strategi TI • Berbasis Aktivitas • Orientasi Suplai • Fokus pada Teknologi Dimana arah bisnis & Mengapa? SI/TI Industry, bisnis & Potensi Organisasi Mendukung bisnis Arahan untuk bisnis Apa yang dibutuhkan? Needs & Prioritas Infrastruktur & Services Bagaimana caranya? Dari Ward & Peppard“Strategic Planning for Information Systems” p 41, Wiley
Mengingat bahwa pengembangan teknologi informasi perusahaan akan dibangun secara bertahap sebelum sebuah sistem holistik atau menyeluruh selesai dibangun, maka manajemen investasi teknologi informasi tersebut harus dikembangkan berdasarkan arsitektur teknologi informasi yang diadopsi perusahaan atau yang diistilahkan Gartner sebagai Enterprise Architecture. • Sebuah arsitektur yang baik akan memperlihatkan keseluruhan komponen dan hubungan keterkaitan satu dengan lainnya yang membentuk sebuah sistem teknologi informasi korporat. Diperlihatkan pula dalam arsitektur tersebut bagaimana filosofis pembangunan sistem secara ”rumah tumbuh” akan dikembangkan oleh perusahaan, sesuai dengan kekuatan dan keterbatasan sumber daya yang dimiliki.
Karena begitu banyaknya komponen dalam arsitektur teknologi informasi yang harus dibangun – yang terbagi menjadi sejumlah kategori seperti perangkat lunak (sistem operasi, aplikasi, dan basis data), perangkat keras (komputer, jaringan, dan infrastruktur), dan perangkat manusia (user dan kebijakan) – maka diperlukan suatu pendekatan manajemen portofolio atau Portfolio Performance Management agar terjadi optimalisasi proses pengembangan. • Konsep portofolio yang dikembangkan tersebut berakar dari beranekaragamnya perspektif atau pandangan mengenai nature dari teknologi informasi yang ingin dibangun, seperti dilihat dari segi: prioritas, fungsi, utilisasi, kebutuhan, demografi, stakeholder, karakteristik sumber daya, aspek perencanaan, dan lain sebagainya.
Dalam perkembangannya, keputusan yang diambil berdasarkan prinsip manajemen portofolio ini akan diukur kinerjanya, terutama terkait dengan bagaimana keputusan penerapan teknologi informasi tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan. • Oleh karena itulah dikatakan bahwa manajemen portofolio tersebut akan mempengaruhi strategic planning yang disusun.
Simpulan • Perusahaan yang dapat mengintegrasikan rencana bisnis korporat dengan strategi pengembangan teknologi informasinya (strategic planning) akan memiliki kinerja yang jauh lebih baik dari perusahaan yang gagal melakukan integrasi tersebut; • Perusahaan yang memiliki arsitektur teknologi informasi yang jelas (enterprise information technology architecture) akan mampu memperbaiki kinerja operasionalnya 30% lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lain yang tidak memilikinya – terutama berkaitan dengan tuntutan perubahan karena lingkungan eksternal yang dimanis dari waktu ke waktu; dan • Perusahaan yang menerapkan prinsip manajemen portofolio dalam beragam proyek teknologi informasinya berhasil melakukan penghematan 10-30% terhadap pengeluaran dari masing-masing proyek yang dilakukan (kebanyakan karena adanya pengurangan aktivitas alokasi sumber daya yang redudansi).
Metode-Metode Evaluasi Investasi TI • Return On Investment (ROI) • Quantification method • Multiple Attribute Decision Model • Return On Management • Stakeholder Perceptions • Value Analysis • Real options • Critical Success Factors • Delphi Technique • Balance scorecard • Cost Benefit Analysis • Portfolio Management • Information Economic (IE) • Economic Value Added (EVA)
Return On Investment (ROI) • Pengembalian atas investasi (ROI) telah lama menjadi kriteria investasi penting dan terus menjadi penting dalam pendekatan investasi TI. Contoh yang paling sederhana dari ROI yaitu payback method di mana dicoba dihitung durasi waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi yang telah dialokasikan. Metode yang paling banyak dipilih adalah dengan menggunakan Internal Rate of Return (IRR) yang biasanya digunakan bersama dengan Net Present Value (NPV). • Kelebihan dari metode IRR yaitu terletak pada kemudahan bagi para pengambil keputusan dalam menentukan apakah investasi terhadap proyek teknologi informasi perlu dilakukan atau tidak. Namun kelemahan terbesar – dan dinilai cukup mendasar – dari metode ROI adalah banyaknya hambatan dalam menentukan nilai atau parameter dari beberapavariable yang dibutuhkan dalam menghitung IRR misalnya, karena karakteristik dari proyek teknologi informasi.
Quantification method • Metode ini adalah versi ekstrim dari pendekatan pengembalian investasi (ROI). Hal itu mewajibkan semua manfaat dikonversi menjadi ROI keuangan yang harus dipertimbangkan
Multiple Attribute Decision Model • Model ini untuk menegaskan nyata dan tidak nyata suatu keuntungan, menetapkan keuntungan relatif masing-masing, dan memutuskan berapa banyak keuntungan masing-masing dari usulan investasi yang disediakan. • Kriteria berbeda ditegaskan untuk masing-masing usulan investasi, membuatnya sulit membandingkan usulan yang satu dengan lainnya.
Return On Management • Pada pendekatan ini, produktivitas management diukur dengan keuntungan rata-rata permanager, dilihat dari kunci indikator sukses investasi di dalam TI. • ROM didefinisikan sebagai hasil perhitungan dari total pendapatan perusahaan dikurangi dengan seluruh biaya dan nilai tambah dari masing- masing sumber daya termasuk modal, kecuali biaya manajemen dan hal terkait dengan manajemen. Sehingga value dari sebuah sistem baru adalah selisih antara ROM sebelum sistem tersebut diimplementasikan dengan ROM setelah sistem tersebut diimplementasikan.
Stakeholder Perceptions • Dengan pendekatan ini, persepsi dari stakeholder, yang mungkin memiliki tujuan yang bervariasi serta kriteria yang bervariasi, dapat menentukan keputusan investasi TI.
Value Analysis • Pendekatan ini menentukan ‘’nilai’’ dengan membandingkan manfaat investasi relatif terhadap biaya dan resiko. Mengakui masalah yang terkait dengan keputusan 'biaya minimal' yaitu, lebih baik membayar lebih tinggi, biaya yang diterima untuk mendapatkan nilai terbaik.
Real options • Pendekatan ini adalah berasal dari bidang keuangan dan khusus dari teori harga opsi keuangan. Digunakan dalam menganalisis nilai investasi TI dari waktu ke waktu, dengan mempertimbangkan hubungan dengan investasi lain dan pilihan yang tersedia di berbagai titik selama siklus hidup investasi itu.
Delphi Technique • Pendekatan ini untuk mengidentifikasi kelompok dari kemampuan pengetahuan perorangan, ahli, atau yang terpengaruh oleh masalah.
Balance scorecard • Pendekatan ini menekankan bahwa organisasi menentukan tujuan dan ukuran kinerja dalam empat bidang yang saling bergantung, yaitu: keuangan, pelanggan, operasi internal, dan pertumbuhan pembelajaran.
Cost Benefit Analysis • Pendekatan ini untuk menganalisis investasi yang diusulkan TI dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi manfaatnya, biaya, dan resiko. • Kelebihan utama dari metode ini adalah karena telah berhasilnya manajemen dalam mengkuantifikasikan biaya dan manfaat yang bersifat kualitatif maupun intangible. • Sedangkan kelemahan utama dari metode ini menurut kejadian yang sudah-sudah adalah sering terjadi perselihan atau perdebatan dalam menentukan teknik yang sesuai dalam mencari value elemen yang nilainya tidak jelas tersebut.
Economic Value Added (EVA) • Ide dasar EVA adalah menentukan biaya modal untuk investasi dan untuk mengurangi keuntungan dalam mendapatkan gambaran yang benar tentang nilai investasi ekonominya.
Information Economic (IE) • Ekonomi informasi dibangun pada biaya tradisional - analisis manfaat tetapi dirancang untuk menangani lebih baik dengan faktor - faktor non keuangan dan ketidakpastian (resiko). Metode ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan meranking dampak ekonomis yang timbul akibat diimplementasikannya sistem baru.
Portfolio Management • Ini berfokus pada pengelolaan campuran organisasi investasi TI untuk memaksimalkan nilai dalam mencapai sasaran organisasi dan tujuan dengan biaya dan resiko yang dapat diterima.
Metode Evaluasi Investasi TI dengan Menggunakan Metode Cost Benefit Analysis (CBA)
Review • Analisis permasalahan • Kerangka PIECES, Diagram Tulang Ikan • Analisis Kebutuhan • Diagram Use Case • Analisis Kelayakan • Matriks Sistem Kandidat • Matriks Analisis Kelayakan • Operasional • Teknis • Biaya • Jadwal • Analisis Biaya • Salah satu metode yang digunakan adalah CBA
Cost Benefit Analysis (CBA) • Cost Benefit Analysis adalah suatu teknik untuk menganalisis biaya dan manfaat yang melibatkan estimasi dan mengevaluasi dari manfaat yang terkait dengan alternatif tindakan yang akan dilakukan. Teknik ini membandingkan nilai manfaat kini dengan investasi dari biaya investasi yang sama sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan termasuk didalam pengambilan keputusan investasi IT. (Mare J. Schniederjans, Jamie L. Hamaker, Ashlyn M. Schiederjans ) • Cost Benefit Analysis sebagai analisis yang menjabarkan alasan bisnis, kenapa atau kenapa tidak pilih spesifik suatu investasi harus dipilih. (Keen)
Tujuan • Tujuan dilakukannya Cost-Benefit Analysis (CBA) adalah untuk mengevaluasi apakah efektivitas dari fungsi TI sudah mencukupi. (Remenyi ) • Menurut jurnal Hugo Rehesaar, Amanda Mead. The Business Review (2005, p89), tujuan spesifik kebijakan pengembangan untuk Cost Benefit Analysis, yaitu: • Menentukan data dasar • Mengidentifikasi alternatif kebijakan • Mengidentifikasi potensi perubahan dalam hasil dan risiko • Menilai ekonomi biaya dan manfaat • Menghitung keuntungan bersih secara keseluruhan dari berbagai alternatif
Tiga Hal Penting dalam Pengaplikasian CBA • Manfaat (benefit) domain bisnis adalah berwujud penurunan biaya dan atau peningkatan kinerja atau revenue. • Biaya (cost) domain teknologi adalah berupa biaya tetap dan biaya variabel yang diperlukan untuk membangun sistem. • Nilai (Value) adalah manfaat yang diperoleh atas pembangunan TI, yang tercermin pada peningkatan kinerja organisasi pada saat sekarang maupun masa yang akan datang.
Jenis-jenis Manfaat • Umumnyamanfaatdibagimenjadiduakelompokdasaryaitumanfaat yang berwujud(tangible benefit) danmanfaat yang tidakberwujud (intangible benefit). Manfaat yang berwujudcenderungterlihatjelasdalammengevaluasidanmanfaat yang tidakberwujudsulituntukdiukur, sepertimemberikaninformasi yang baik, ataudapatmeningkatkankemampuanpengambilankeputusanseorangindividudansulituntukmengetahuikeuntunganakhirdalampeningkatanprofitabilitasperusahaan. Adatigajenismanfaat: • Manfaat-manfaatnyata • Kuasi-Manfaat-manfaatnyata, denganfokus yang paling seringpadapeningkatanefisiensiorganisasi yang sudahada • Manfaat yang berwujud, fokus paling seringpadapeningkatanefektivitasorganisasi
Langkah-langkah menentukan manfaat nyata (tangible benefit), yaitu: • Memecah upaya berdasarkan fungsi kerja yang dipengaruhi oleh implementasi. • Untuk setiap fungsi yang terkena dampak, mengidentifikasi perubahan, penambahan, atau eliminasi yang terkait dengan proses pekerjaan tertentu. • Menentukan biaya melakukan pekerjaan. Kategori-kategori biaya termasuk tenaga kerja, kontrak, peralatan, fasilitas, materi, dan persediaan. sumber biaya termasuk anggaran organisasi dan fungsi atau proyeksi berdasarkan waktu, volume, dan biaya tenaga kerja. • Menentukan dampak biaya tidak langsung yang disebabkan oleh perubahan, seperti persediaan membawa biaya dan pajak properti. • Menentukan perubahan pekerjaan proses karena proyek baru, sistem, atau perangkat tambahan. • Menentukan biaya dari proses setelah modifikasi. • Menentukan di mana biaya tambahan akan terjadi di masa depan jika tidak terjadi perubahan dalam proses kerja. • Menghitung selisih antara melakukan proses cara lama dan cara baru. hasil perhitungan ini akan menjadi manfaat nyata yang diharapkan atau biaya tambahan dalam melakukan bisnis.
langkah yang terlibat dalam mengukur manfaat tidak nyata (intangible benefit): • Membuat konsep rantai peristiwa sebab dan akibat yang mungkin timbul dari pengenalan sistem. • Mengidentifikasi bagaimana akan mungkin untuk menetapkan perubahan yang mungkin terjadi sebagai hasil dari pengenalan sistem informasi disini fokusnya adalah pada arah perubahan. • Mempertimbangkan bagaimana ukuran perubahan mungkin diukur. • Dimana pengaruh dari sistem sudah jelas, sehingga analis dapat melanjutkan tiga langkah selanjutnya. • Mengukur besaran perubahan. • Meletakkan nilai moneter pada perubahan yang telah diamati.
Tahapan Dalam Cost Benefit Analysis Define Problem Identity Costs And Benefits Quantity Costs And Benefits Compare Alternatives Perform Sensitivity
Mendefinisikan masalah (Define problem) • Definisi masalah melibatkan dalam analisis mendalami terhadap keadaan, investigasi kebutuhan dan persyaratan dari sebuah TI. Setelah analisis, masalah dapat didefinisikan dan solusi alternatif dapat diidentifikasi. Mendefinisikan masalah yang jelas mencakup pada spesifikasi tujuan untuk investasi TI dan rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan investasi yang tepat dapat memperbaiki layanan kepada pelanggan, memperbaiki pengendalian terhadap persediaan, atau informasi yang lebih baik. Mendefinisikan masalah yang jelas juga mencakup rencana untuk mencapai tujuan. • Bagian dari mendefinisikan masalah melibatkan dalam menghasilkan semua program alternatif yang mungkin diambil dan kemudian jika perlu membuat daftar dalam membatasi kebutuhan dengan menghilangkan alternatif yang tidak diterima. Alternatif yang tidak diterima tidak sesuai dengan anggaran, hukum, sosial, politik, dan institusi.
Mengidentifikasikan dan menghitung dari biaya dan manfaat (Identification and quantification of costs and benefits) • Setelahmasalahtelahdidefinisikandanalternatifcocok, tingkatanselanjutnyadalamanalisisadalahuntukmengidentifikasikanbiayadanmanfaat yang relevan. Pengelompokandampakrelevandariinvestasi TI yang mungkinakan paling menantangcost benefit analysis. Pemeriksaan yang intensifharusditanganiuntukmengidentifikasidampak yang relevandarisebuahinvestasi TI apakahpositifmaupunnegatif, untukmemberikannilaiuangterhadapdampaknya. • Biayaadalahpengeluaran yang harusdikeluarkanuntukpengadaan, instalasi, danpemeliharaan TI. Untukinvestasi TI pengambilankeputusan, biayasecaratradisionaldipandangsebagaitangible danlangsungdihubungkandengansistem. Namun, inihanyasatupandanganterhadapbiaya. Pandanganalternatifbiayaadalahintangible, yang berartidampaknyatidakdenganmudahmemberikansebuahnilaidarisatuanumumpengukuran (biasanyadalam dollar) dantidaksecaralangsungdikaitkandengan TI. Biaya yang mungkinantaratangible danintangible dankeduajenisnyaharusdievaluasidalamkeputusaninvestasi TI mana yang dapatdipakai. Saatmanajerdanparapengawasinvestasiberhat-hatimemilihbiayadalambeberapaanalisisuntukpengambilankeputusaninvestasi TI.
Manfaat umumnya dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori • Penghematan biaya atau pembatalan (Cost savings or avoidance); • Pengurangan kesalahan (Error reduction); • Kinerja operasional yang lebih baik (Improved operational performance); • Peningkatan fleksibilitas (Increased flexibility); • Peningkatan perencanaan dan pengendalian (Improved planning and control)
Tambahan cara lain dari menilai intangible menggunakan harga bayangan (shadow price). Shadow price adalah pengukuran luas digunakan dalam ekonomi untuk perkiraan nilai yang baik, atau dalam masalah cost benefit analysis, biaya atau manfaat. • Harga bayangan adalah nilai dari sebuah intangible, yang menunjukkan seberapa banyak didalam spesifik index dari kinerja yang dapat ditingkatkan (diturunkan) dengan menggunakan (loss) unit margin yang intangible. • Harga bayangan digunakan dalam keadaan ketika tidak adanya pendekatan yang disebutkan akan menyediakan nilai tepat untuk intangible.
Membandingkan alternatif (Compare alternative) • Sekali semua biaya dan manfaat jasa tersebut telah teridentifikasi dan terukur menjadi sebuah unit umum pengukuran, alternatif yang kemudian dibandingkan satu sama lain berdasarkan kriteria umum. Tapi sebelum dapat dilakukan perbandingan, biaya dan manfaat yang terjadi dalam jangka waktu berikutnya sering didiskontokan kembali ke dollar pada saat ini. Dalam beberapa kasus, biaya agregat dan manfaat dibandingkan tanpa mempertimbangkan nilai waktu dari uang, namun disarankan bahwa arus kas didiskontokan untuk memperhitungkan faktor ini. • Pendiskontoan arus kas kembali yang terjadi pada periode yang berturut-turut disebut sebagai kalkulasi perhitungan Present Value (PV) dari aliran arus kas. Perhitungan Present Value didasarkan pada prinsip dasar keuangan ”nilai waktu dari uang”. Diasumsikan bahwa nilai uang atau arus kas tergantung pada periode waktu yang telah diterima. Tingkat diskonto harus dipilih dan digunakan untuk diskon biaya dan manfaat yang terjadi pada periode waktu yang akan datang.
Melakukan sensitivitas (Perform sensitivity) • Sensitivity analysis didefinisikansebagaipenentuankeandalankeputusan yang dihasilkandaricost benefit analysis. Dalamcost benefit analysis memilikinilai yang sebenarnyadarisetiapbiayadanmanfaat yang terkaitdenganinvestasialternatif ideal. Jikanilai-nilaiinidiketahuisecarapastitidakakanadakesalahan. Namun, nilai-nilaibiayadanmanfaat, khususnyamereka yang tidakberwujud, hanyaperkiraandarinilai yang benardandengandemikianberhubungandenganbeberapajumlahkesalahan. Melakukananalisissensitivitasadalahsalahsatucarauntukmenentukantingkatkesalahandalamperkiraan. • Tingkat kesalahandalammenentukanperkiraanreliability dari NPV akhir yang menjadikriteria yang dipakai, dandengandemikianreliability darikeputusandihasilkandarianalisis. Jikakriteria NPV digunakan, dan NPV darialternatifinvestasidisamakan, sepertiterdapatpadacontohdiatas, dantingkatkesalahanbesar, kemudianhaltersebutsulituntukmemastikanbahwaalternatifdengan NPV yang besaradalah yang terbaik. Alternatifnya, jika NPV darialternatifinvestasisangatberbedadantingkaterorkecil, kemudiankeputusandihasilkandengananalisiskuatdanmudahuntukmemilihsalahsatuinvestasidibandingkan yang lain.
Melakukan sensitivitas (Perform sensitivity) • Adabanyakvariasidalammenunjukkananalisissensitivitas, tetapicaraumumnyapilihbiaya, manfaat, atau parameter dalamperhitungan NPV denganjumlahbesardarikesalahandanmerubahuntukmenjelaskandampaknya. Analisis yang meliputimemilihtertinggidannilaiterendahdari parameter danmemperkirakandampakdari NPV. Hasilnyaadalahmemiliki NPV yang terkaitdengannilairendah. Tingkat penyebaran NPV inimenunjukkanbagaimananilai yang berbedadari parameter mempengaruhinilai NPV akhirdankeputusankoresponden. Berbedahanyasatu parameter dapatmengubah NPV tertinggisatualternatifuntukmemilihalternatif yang berbeda, membuathasilanalisistidakdapatdiandalkan. • Satumasalahdengananalisissensitivitasselektifadalahbahwadalamkeputusaninvestasi TI sebuah parameter jumlahbesardenganperkiraantinggidanrendahmasing-masing, danduaalternatifinvestasi, 40 tambahanperhitungan NPV harusdihitungdandianalisauntukmenentukantingkatsensitivitasmereka. Sejumlahbesarinformasiinidapatterkondensasidanditampilkandalambentuk yang mudahdibacadenganmenurunkandistribusiprobabilitashasil NPV. NPV mencerminkansemuakemungkinanvariasi yang diberikandalam parameter kritis. Hasildarianalisissensitivitasadalahgambarangrafis yang mengungkapkanpeluanginvestasialternatif yang gagalataupunindikatorkeberhasilannya. Sekilas, pembuatkeputusandiberikanbanyakinformasi yang dapatdenganmudahdiprosesdanmembantudalammengambilkeputusan.
1. Procurement Cost • 2. Start Up Cost • 3. Project Related Cost • 4. Ongoing and Maintenance Cost