421 likes | 1.13k Views
PROFESI KEGURUAN. “Wawasan kependidikan” (berorientasi pada pendidikan Islami). Oleh: Siti Marfu’ah Ma’latud Darroojah Indah Kurniawati. PENDAHULUAN
E N D
PROFESIKEGURUAN “Wawasan kependidikan”(berorientasi pada pendidikan Islami)
Oleh: • Siti Marfu’ah • Ma’latud Darroojah • Indah Kurniawati
PENDAHULUAN Dalam dunia kependidikan, seorang pendidik selalu dituntut untuk memiliki wawasan yang luas. Wawasan yang luas ini nantinya akan sangat mendukung peran seorang pendidik dalam menjalankan tugasnya.Sebagai seorang pendidik berlatar belakang pendidikan agama Islam harusnya telah memiliki pengetahuan agama yang baik.
Namun selain pendidikan agama juga harus memiliki pengetahuan umum. Terlebih lagi bagi para sarjana guru MI. Pada prinsipnya seorang pendidik haruslah memiliki wawasan yang dapat menunjang proses pembelajaran sehingga dapat secara cerdas menjalankan perannya sebagai pendidik.
Dr. E. MulyasadalambukunyaMenjadi guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan menuliskanberbagaiperan guru dalampembelajarandiantaranyaialah: • guru sebagaipendidik • guru sebagaipengajar • guru sebagaipembimbing • guru sebagaipelatih • guru sebagaipenasihat
guru sebagaipembaharu, • guru sebagaipendorongkreativitas • guru sebagaipekerjarutin, • guru sebagaipribadi, • guru sebagaipeneliti, • dsb.
Peran-perantersebutpastiberhubungan pula dariwawasan yang dimilikiolehseorangpendidik, sehinggacakupanwawasankependidikanamatlahluas. Tidakhanyamencakupberbagaiteorikependidikan, namunjugaberbagaidisiplinilmusepertipsikologi, filsafat, danmateri-materipendukungselainmateri yang nantinyadiajarkanpadapempraktekannya.
Wawasankependidikandenganorientasipadapendidikankeislamanberupayamendidikkan agama Islam dannilai-nilainya agar menjadipandangandansikaphidup(way of life) seorangmuslim. DalamsuatusisiPendidikan Agama Islam dipahamidandikembangkansertadisusundariajarandannilai-nilai fundamental dalmsumberajarannya: al-Quran danhadis. Dalamrealitanyamunculberbagaiperspektifpadapemikiranpraktekpenyelenggaraannya. Hal initidakkalahpentingdalamupayapenerapanwawasankependidikan yang Islami. b. Wawasanpendidikanislam
Kurangmempertimbangkansituasikonkretdinamikaperkumpulanmasyarakatmuslim.Kurangmempertimbangkansituasikonkretdinamikaperkumpulanmasyarakatmuslim. • Hanyamempertimbangkanpengalaman dan khazanahintelektualulamaklasik. • Hanyamempertimbangkansitusisosio-historis dan kulturalmasyarakatkontemporer dan melepaskandiridaripengalaman-pengalamansertakhazanahintelektualulamaklasik • Mempertimbangkanpengalaman dan khazanahintelektualmuslimklasiksertamencermatisituasisosio-historis dan kulturalmasyarakatkontemporer. Perspektif tersebut seperti : :
C. SISTEM PENDIDIKAN ISLAM • pendidikan yang dikembangkan atas dasar nilai-nilai dan pandangan islam. • Lembaga pendidikan yang dikembangkan oleh masyarakat muslim D. MODEL PENDIDIKAN ISLAM YANG LEBIH OPERASIONAL: • DESAIN PENDIDIKAN UMUM YANG ISLAMI TETAPI MAMPU BERSAING DENGAN LEMBAGA PENDIDIKAN LAIN • DESAIN PENDIDIKAN YANG MENGHUSUSKAN PENGAJARAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN SEPERTI SAAT INI
E. FUNGSI MODEL PENDIDIKAN ISLAM YANG OPERASIONAL: Pesertadidik yang memilikipengetahuansertamengaplikasikannilai-nilaikeislamandalamhidupnya. Pengetahuan yang terkaitdenganketrampilan. Penerapannilai-nilaidemokrasi (Al-Qur’an suratdanayatsbb,) Prinsip Islam dalamdemokrasi:
prinsipmusyawarah a. Asy-Syura:38 b. Al-Imron:159 prinsipkeadilan(An-Nahl:90) prinsipkebebasan(Al-Kahfi:29) 4. Masyarakatdanlingkungansosiokulturalnya. 5. Pluralismedanmultikulturalisme
PENGARAHAN DESAIN MODEL PENDIDIKAN PADA DUA DIMENSI: DIMENSI DIALEKTIKA: pendidikan dengan pengembangan pemahan tentang kehidupan manusia hubungannya dengan alam dan lingkungan sosialnya Dimensi vertikal: menjembatani siswa dalam fenomena dan misteri kehidupan yang abadi dengan Maha Pencipta
Jadi, pendidikan harus disertai pendekatan hati. Pendidikan jugamembangun hubungan manusia dengan Tuhannya dan sesame manusia serta lingkungannya.
F. PENDEKATAN ALTERNATIF DALAM PENDIDIKAN ISLAM Dalam upaya memberdayakan pendidikan Islam ada 3 pendekatan alternatif yakni: Pendekatan sistimatik Pendekatan total pada sistem Lembaga Pendidikan. Pendekatan Suplementer Menambah sejumlah paket pendidikan dengan tujuan memperluas pemahaman dan penghayatan ajaran Islam. Pendekatan Komplementer Upaya mengubah Kurikulum secara sedikit radikaldisesuaikan secara terpadu.
Ada sebuah contph mengenai pembahasan ini yang mungkin bisa dikategorikan ke dalam pendekatan suplementer. ANKARA (Berita SuaraMedia) – Dipandang sebagai rambu ajaran moderat, madrasah-madrasah Turki tumbuh sebagai suri tauladan bagi banyak sekolah di seluruh dunia. "Sekolah untuk menjadi imam dan khatib tentu harus memberikan penerangan tentang Islam dan profesi seorang imam," ujar Huseyin Korkut, Presiden Asosiasi Alumni Imam - Khatib."Kami senang menjadi teladan
."Sekolah-sekolah imam - khatib adalah sebuah lembaga pendidikan menengah di Turki.Sekolah itu awalnya didirikan untuk melatih para imam yang bekerja untuk pemerintah setelah madrasah dihapus oleh pendiri Republik, Mustafa Kemal Ataturk. Terdapat lebih dari 500 sekolah imam - khatib di Turki, melayani pendidikan lebih dari 100.000 murid.Sebagai tambahan bagi kurikulum yang diajarkan di sekolah-sekolah umum, sekolah imam - khatib menawarkan kelas-kelas tradisional tentang Islam.
Dalam artikel tersebut diungkapkan sebuah wujud pendidikan Islam di masa modern, ternyata di dunia internasional pendidikan Islam mengalami perkembangan yang pesat tanpa melupakan pendidikan umum. Strategi pendidikan sebagai upaya pemberdayaan dapat ditempuh dengan jalan :
G. STRATEGI PENDIDIKAN DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN -Orientasikan pendidikan pada upaya “proses pembelajaran” dari pada “mengajar”. -Pengorganisiran struktur pendidikan yang lebih brsifat fleksibel -Perlakukan peserta didik sebagai individu yang berkarakteristik khusus dan mandiri -Adanya kesinambungan pendidikan di Madrasah dengan interaksi tewrhadap lingkungan
H. MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM YANG EFEKTIF Meliputi: 1. target mutu; 2. kepemimpinan yang kuat; 3. sumber daya manusia yang baik dari personil sekolah; 4. kurikulum yang sesuai; 5. pemanfaatan hasil evaluasi; 6. kebijakan pendidikan yang konsisten; 7. pengembangan staf terus menerus sesuai tuntutan iptek; 8. evaluasi akademik terus menerus; 9. lingkungan yang aman dan tertib.
i. PendidikanUnggulan Sekolah unggulan dipandang sebagai salah satu alternative yang efektif untuk meningkatkan kualitas dan mutu SDM dalam pendidikan. Budayawan, justru mencurigai moto pendidikan ini Karena sebagian kalangan menganggap bahwa system pendidikan kita saat ini telah terjebak pada praktek komersialisasi dan kapitalisasi. Dimana dimensi fisik, materi, dan bangunan lebih dikedepankan daripada”isi” atau substansi pendidikan itu sendiri
Mereka menganggap telah terjadi mirkantilisme(perdagangan) pengetahuan di dalam pendidikan, Ilmu pengetahuan telah menjadi objek komersialisasi yang diperjualbelikan. Manusia unggulan, bukan sekedar pendidikan yang unggulan tetapi dalam hal ini yang dimaksud manusia unggulan adalah: • Manusia historis yang dapat dijadikan teladan. • Patut dijadikan contoh baik dalam sikap, perbuatan maupun dari tutur katanya. • Dalam Terminologi Al-qur’an,adalah manusia yang memiliki Nafsu Mutmainnah(diri yang tenang).
Dalam konteks sejarah, manusia yang dikategori “unggulan” bukanlah semata-mata ditentukan lembaga pendidikan yang membesarkannya, malahan lebih banyak dihasilkan oleh keluarga atau masyarakat yang mengelilinginya.
Pendidikan yang sepertiapakah yang dikatakanpendidikanunggulan? a. Dari segilembaganya: -Gedungnya Apakahmemilikifasilitasgedung yang memadaisertasaranadanprasarana yang lengkap. -manajemennya Apakahdikeloladenganmanajemen yang baikdanterorganisir. -keduanya Apakahterpenuhikriteriadarikeduanya.
b. Dari segi manusianya: -manusia seperti apa yang dianggap unggul -profesional di bidang apa c. Pendidikan unggulan jika dilihat dari outputnya: -dilihat nilai yang diperoleh para lulusan. -para siswa dan sarjana lulus dengan nilai tinggi apakah ada korelasi dan signifikansinya dengan kemandirian atau keistimewaan yang akan mereka dapatkan.
J. lembaga pendidikan pesantren Pesantrensebagaisebuahwarisanbudaya yang merupakansalahsatuterobosanpendidikanberbasis agama Islam sebenarnyamemilikibanyakpotensimenjadisebuah alternative pendidikan yang unggul. Hal inididasaripadafaktabanyaknyatokohdarikalanganpondokpesantrenseperti: EmhaAinunNajibbudayawandancendekiawan Islam, AbdulahFiqih, ulama NU danpengasuhPondokPesantrenLangitanTuban, Ahmad Dahlan, Ulama (Kyai) danpendiriOrganisasiMuhammadiyah. HasyimAsyariPendiriNahdatulUlama. IdrisMarzuqi, pemimpinPondokPesantrenLirboyo Kediri, dan lain sebagainya.
Pada konteksnya pendidikan dari pesantren berupaya mencetak santri yang berakhlak, memiliki sikap keteladanan, kesungguhan, kerendahan hati, kesederhanaan dan keikhlasan. Apalagi semakin menjamurnya pondok pesantren modern yang menerapkan ilmu-ilmu umum disamping ilmu agama, serta berbagai keterampilan khusus dalam upaya memandirikan peserta didiknya.
K. INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SISTAM PENDIDIKAN NASIONAL Dalam sistem pendidikan nasional uu nomor 20 tahun 2003 : pendidikan Islam mempunyai tempat yang formal strategis pada semua jalur; pada jenjang persekolahan pendidikan agam merupakan bidang ajaran dan kajian yang kedudukannya fundamental; pendidikan islam kedudukannya semakin mantap, sehingga pendidikan Islam baik pada sekolah-sekolah dan perguruan tinggi umum, maupun sekolah- sekolah keagamaan [madrasah] dan perguruan tinggi sebagai bagian integral dari pendidikan nasional.
menunjukkan pengakuan bangsa terhadap sumbangan besar pendidikan Islam dalam upaya mendidik dan mencerdaskan bangsa. kurikulum pendidikan semuanya di bawah koordinasi departemen pendidikan nasional kurikulum secara kualitatif sama dengan sekolah umum yang setingkat.
pengelolaan dan pembinaan pendidikan islam tetap berada di bawah departemen agama mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi terpadu. madrasah ibtidaiyah dan tsanawiyah disebutkan dalam peraturan pemerintah no. 28 tahun 1990 adalah sekolah dasar dan sekolah lanjutan pertama
L. BUTIR-BUTIR BARU PENDIDIKAN NASIONAL 1. Pendidikan dengan tujuan memanusiakan manusia. 2. Menjadikan manusia seutuhnya yang mandiri dan berkeilmuan. Pendidikan memiliki banyak wajah, sifat, jenis dan jenjang [pendidikan keluarga, sekolah, masyarakat, pondok pesantren, madrasah, program diploma, sekolah tinggi, institusi, universitas, dsb]. 3. Hakekat pendidikan mengembangkan :harkat dan martabat manusia,memanusiakan manusia – benar-benar, mampu menjadi khalifah
M. STRATEGI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NASIONAL(SEKOLAH-MADRASAH) berfokus pada mutu, untuk itu diperlukan: otonomi, akreditasi, evaluasi, dan akuntabilitas bersaing mutu, kemandirian, keterbukaan, disiplin dan profesional, serta dalam meningkatkan pelayanan terhadap peserta didik melalui peningkatan sdm dan manajemen atau pengelolaan sekolah
Menjadi seorang professional dalam menjalankan profesinya, pendidik dituntut untuk berwawasan luas sebagai pencetak SDM berkualitas. Wawasan kependidikan yang dibahas dalam makalah ini berorientasia pada pendidikan berbasis Islami. Jadi, seorang pendidik berlatar belakang agama Islam dalam menjalankan tugas profesinya haruslah pandai mengaplikasikan ajaran agama Islam. N. KESIMPULAN
Selain itu pendidik juga diharapkan mengenal dan memahami apa saja yang ada dalam lembaga dan sistem pengajaran. Hal ini melipurti: 1. sistem pendidikan islam; 2. model pendidikan islam yang opersional; 3. pola alternative pendidikan Islam; 4. manajemen pendidikan Islam yang efektif; 5. pendidikan yang unggulan; 6. lembaga pendidikan pesantren; 7. integrasi pendidikan nasional dan islami, dst.