560 likes | 1.7k Views
ANEMIA MEGALOBLASTIK. ANEMIA MEGALOBLASTIK. Kelainan kurang darah yang diakibatkan gangguan sintesis DNA ditandai adanya sel megaloblasti. Sel yang paling dipengaruhi adalah sel yang membelah cepat : darah dan epitel usus Kebanyakan disebabkan defisiensi B12 dan asam folat
E N D
ANEMIA MEGALOBLASTIK • Kelainan kurang darah yang diakibatkan gangguan sintesis DNA ditandai adanya sel megaloblasti
Sel yang paling dipengaruhi adalah sel yang membelah cepat : darah dan epitel usus • Kebanyakan disebabkan defisiensi B12 dan asam folat • Kekurangan keduanya menyebabkan gangguan sintesa DNA sehingga pembelahan terganggu.
GEJALA KLINIS DEF B12 • Kelainan melibatkan darah, GE, saraf • Anemia • Muka pucat mata kekuningan • Kadar bilirubin meningkat • Nyeri lidah, lidah papilnya halus dan kemerahan. • Anoreksia mungkin dengan diare • Matirasa, kelemahan dan ataksia, mudah lupa, sampai psikosis, reflek lutut menurun
KLINIS DEF ASAM FOLAT • Mirip def B12 tetapi tidak tampak gangguan neurologis
Terapi def B12 • Kobalamin 1000 mikrogram IM tiap minggu sampai 6 minggu • Bila membaik diberikan 1 bulan sekali • Bisa dilanjutkan oral 2 mg/hari • Bila perlu tranfusi PRC pelan pelan • Pengobatan penyakit penyebab • Asam folat oral dosis tinggi
Terapi def asam folat • Asam folat 1-5 mg / h
TRANFUSI DARAH Dr. Ali Santoso, Sp.PD
INDIKASI TRANFUSI • Hb < 8 g/dl • Pre operasi - Tanpa iskemi Hb< 8 g/dl - Dengan iskemi Hb< 10 g/dl
SARAT DONOR • Keadan umum baik • Usia 17-65 tahun • BB 50 kg atau lebih • Tidak demam < 37,5’C • Denyut nadi normal (reguler, normokardi) • Tekanan darah : - terendah 90/50 mmHg - tertinggi 100/180 mmHg
SARAT DONOR • Donor terakhir 8 minggu • Tidak hamil • Bukan tuberkulosis aktif • Bukan asma bronkiale simtomatik • Paska pembedahan : • 6 bulan setelah operasi • Luka operasi sembuh dari operasi kecil • 3 hari setelah ektraksi gigi • Tidak ada riwayat perdarahan abnormal • Tidak ada riwayat kejang
SARAT DONOR DONOR SETELAH IMUNISASI • Tidak ada gejala setelah tindakan • Vaksinasi - cacar : setelah suntikan reda - Campak, gondong, demam kuning, polio : dua minggu setelah imunisasi terakhir - Campak jerman : 2 bulan
SARAT DONOR DONOR PADA PENDERITA MALARIA • Pulang dari daerah endemik : 6 bulan tidak timbul gejala • Penderita pernah malaria : 3 tahun penyakitnya asimtomatik
ANTIGEN DAN ANTIBODI ERI’S ANTIGEN ERI”S • Protein atau lipoprotein berada di lapisan lipid membran eri’s • Pembentukannya dikode gen pada lokus spesifik pada DNA • Akan tetap dimiliki seumur hidup ANTIBODI ERI”S • Terbentuk akibat respon adanya antigen endogen dari eritrosit
GOLONGAN DARAH • Ada 25 sistim golongan darah • Sistim golongan darah yang diperiksa untuk kepentingan tranfusi adalah sistim ABO dan Rh.
Reaksi bagi donor • Sinkop • Lemas • Takipnue • Pusing • Pucat • Mual • Kejang • Penurunan kesadaran
UJI DARAH DONOR • Uji darah golongan ABO • Uji darah golongan rhesus • Uji antibodi yang tidak diharapkan (pada orang yang pernah tranfusi atau hamil) • Uji terhadap penyakit infeksi • Uji crossmatch
CROSSMATCH • MAYOR Menguji reaksi antara eri’s donor dengan serum resipien • MINOR Menguji reaksi antara serum donor dengan eri’s resipien
RESIKO TRANFUSI • Didapatkan reaksi tranfusi sebanyak 6,6 % • Dari yang alami reaksi tranfusi : • Demam 55% • Menggigil 14% • Alergi (urtikaria, gatal) 20% • Hepatitis serum positif 6% • Reaksi hemolitik 4% • Overload sirkulasi 1%
REAKSI TRANFUSI HEMOLITIK • PATOGENESIS - berkembangnya antibodi yg bereaksi dgn antigen eritrosit, • Didapat 2 macam - Reaksi tranfusi hemolitik segera : terjadi intra vaskuler - Reaksi tranfusi hemolitik lambat : terjadi pada SRE • Umumnya terjadi akibat kesalahan pencatatan atau ABO mismatching
REAKSI TRANFUSI HEMOLITIK SEGERA • Terjadi segera saat tranfusi dilakukan • Klinis : panas, menggigil, nyeri dada, sesak, takikardi, hipotensi, GGA, syok, DIC • Patogenesis : - terjadi interaksi antibodi dengan antigen membran sel eri’s membentuk komplek imun - Selanjutnya terjadi aktifasi komplemen, mekanisme koagulasi • Syok terjadi akibat pelepasan vasoaktif • GGA terjadi akibat iskemi yg disebabkan hipotensi, koagulasi intravaskuler dan vasokontriksi
REAKSI TRANFUSI HEMOLITIK SEGERA • PENANGANAN • Hentikan tranfusi, darah contoh dikirim ke PMI • Hidrasi secukupnya untuk hindari GGA, bila perlu lasix • Exchange tranfusion • PENCEGAHAN - Hampir semua terjadi akibat mismatch karena kesalahan petugas • Perbaikan label, identifikasi pasien, penempatan darah dll.
REAKSI TRANFUSI HEMOLITIK TERTUNDA • Lebih ringan, terjadi 2-10 setelah tranfusi • Perusakan eri;s lambat, trjadi ekstravaskuler • Eri’s dibungkus IgG selanjutnya dirusak di SRE • Penagnan biasanya cukup dengan hidrasi saja
PURPURA POST TRANFUSI • Terjadi setelah 5-10 hari tranfusi • Disebabkan berkembangnya aloantibodi terhadap trombosit. • Kebanyakan penderita didahului kehamilan dan tranfusi • Terapi kortikosteroid
KERUSAKAN PARU AKUT • Berupa respiratory distress berat tiba2, terjadi beberapa jam setelah tranfusi (sering dari donor multipara) • Disebabkan sindroma udem pulmonal non kardiogenik • Tranfusi antibodi dari plasma donor bereaksi dgn granulosit resipien • Terjadi aglutinasi granulosit dan aktivasi komplemen di jaringan paru • Endotel kapiler paru rusak -> kebocoran cairan di alveolus • Klinis : menggigil, panas, nyeri dada, sesak • Thorax foto : tampak udem paru. • Penanganan : penangan udem paru dan hipoksia, kortikosteroid dosis tinggi
IMUNOMODULASI • Tranfusi : memasukkan efektor sel imun, produk sitokin, dan bahan antigen lain. • Ini meningkatkan kemungkinan sindroma klinis imunologi
DEMAM • Disebabkan antibodi leuko’s, antibodi trombo’s, atau senyawa pirogen • Menghindari demam : 1. Crossmatch leuko donor dgn serum resipien 2. Produk darah rendah leuko’s 3. Prednison 50 mg 2 hari sebelum tranfusi 4. Aspilet 1 g saat mulai menggigil
REAKSI ALERGI • Gambaran : rutikaria, skin rash, spasme bronkus, angio udem, syok anaphilaksis • Syok anafilaksis 1 dari 20000 tranfusi - terjadi akibat interaksi IgA darah donor dgn anti IgA plasma resipien - dicegah dengan eri;s yang dicuci • Urtikaria, gatal 3% tranfusi - Interaksi Antigen dg IgE resipien memicu dikeluarkannya histamin dari sel mast - Pencegahan : Antihistamin, eri’s yg dicuci, plasma donor dikurangi
KELEBIHAN CAIRAN • Tranfusi dapat membuat kelebihan pada sirkulasi -> bisa odem paru akut • Hati hati : • Gagal jatung • Usila 2 ml darah/kgBB/jam
TRANFUSI MASIF • Koagulan sitrat menimbulkan hipokalsemi bila banyak darah yang ditranfusikan • Penyimpanan lama banyak yang rusak -> meningkatkan Kalium. • Pasien berat dengan tranfusi masif dapat menyebabkan: asidosis, hipoksemi, hipotermi, hipokalsemi dan hiperkalemi
MIKROAGREGAT • Darah disimpan lama terbentuk agregat trombosit, leukosit dan fibrin. • Agregat mikro, bisa lolos dari penyaringan. • Bila tranfusi masif jumlah mikroagregat meningkat -> terjadi obstruksi mikrovaskuler (sidrom disfungsi pulmonal)
KOMPLIKASI INFEKSI • INFEKSI VIRUS 1. Hepatitis virus B, C 2. HIV 3. HTLV 4. SITOMEGALO VIRUS 5. ESPTEIN-barr VIRUS 6. PARVOVIRUS
INFEKSI LAIN • MALARIA DAN PROTOZOA LAIN • SIFILIS • INFEKSI KONTAMINASI BAKTERI LAIN
Macam tranfusi darah A. DARAH LENGKAP • Berisi eri’s, trombo’s, leuko’s, dan plasma • 250ml darah + 37 ml antikoagulan • Darah segar = < 48 jam, trombosit, faktor pembekuan masih baik • Darah baru = < 5 hari, 2,3 difosfogliserat menurun • I : untuk kasus perdarahan besar • KI : Anemia kronik yang normovolemik • 1 unit naik 1 g%, habis dalam 4 jam
B. PRC • Berisi : eri, leiko, trombo, sedikit plasma, Hmt 60-70%, volume 150-300ml • I : untuk penderita yang memerlukan peningkatan pembawa O2 ; gagal ginjal, keganasan dll. • KI : tidak diboleh diberikan dalam jumlah banyak • Dosis : - 1 unit Hb naik 1 g%
C. Trombosit pekat • Berisi trombosit, beberapa Leuko’s, Eri’s, plasma • 1 katong berisi 5,5 x 10 pangkat 10 dalam volume 50 ml. • Dapat disimpan pada suhu 20-24 ‘C selama 3 hari, tapi hemostatiknya kurang baik • Disimpan suhu 1-6’C bisa disimpan 3 hari dengan hemostatik baik
Trombosit pekat INDIKASI • Trombosit < 50 ribu dengan perdarahan, untuk operasi atau tindakan invasif • Profilaksis dengan trombosit < 10 ribu KI : • Tidak efektif untuk peny destruktif trombosit : ITP, TTP, DIC. Diberikan bila perdarahan aktif • Trombositopeni pada sepsis, hipersplenisme kecuali perdarahan aktif.
Trombosit pekat • DOSIS • 1 unit/10 kgBB • 1 unit menaikan 5-10 ribu
D. FFP • Berisi : plasma, faktor pembekuan, koplemen dan protein plasma • Disimpan dalam suhu 18’C, bisa 1 tahun. • Volume 200-250 ml INDIKASI • Gangguan pembekuan : penyakit hati, DIC, TTP, Dilusi koagulopati tranfusi masif KONTRA INDIKASI • Tidak untuk mempertahankan volume sirkulasi karena resiko infeksi dan aloantibodi
FFP CARA PEMBERIAN • Diberikan 6 jam setelah pencairan • Cocok ABO • 4-6 unit dapat meningkatkan faktor koagulasi 20-30% • Efek samping : menggigil, demam, overload