500 likes | 846 Views
Perubahan Perilaku sebagai Bagian dari Reformasi Kesehatan. Supriyati. Mengapa perilaku ?. WHO, 2005: angka kematian karena penyakit infeksi diharapkan turun hingga 16% pada tahun 2006 – 2015 tetapi angka kematian karena PTM justru diprediksikan akan meningkat hingga 21%
E N D
Perubahan Perilaku sebagai Bagian dari Reformasi Kesehatan Supriyati
Mengapa perilaku ? • WHO, 2005: angka kematian karena penyakit infeksi diharapkan turun hingga 16% pada tahun 2006 – 2015 tetapi angka kematian karena PTM justru diprediksikan akan meningkat hingga 21% • 60% kematian di dunia karena PTM (WHO, 2006) 63% (2010)
NCD bertanggungjawab terhadap 64% kematian di Indonesia (WHO, 2010)
Prevalensi balita kurang gizi, 2007 • Mengapa terjadi ? Bagaimana dengan kurang gizi pada WUS ?
Fakta lain • Masyarakat ‘tidak merasa terancam” dengan diare pada anak karena diyakini sebagai tanda ‘anak bertambah pintar” (Amin, 2008) • Orang cenderung merokok di tempat-tempat pertemuan warga karena adanya suguhan dan tawaran orang lain --- perokok sosial
Sepuluhperilakuutamasebagai factor risikountukpencegahanpenyakit • Berat badan kurang pada anak dan ibu • Perilaku seksual tidak aman • Tekanan darah tinggi • Merokok • Alkohol • Air yang tidak aman, sanitasi dan hygiene yang buruk • Kolesterol tinggi • Asap di dalam ruang • Defisiensi besi • BMI rendah atau berlebihan
Perilakusebagaifaktorrisikountukmencegahpenyakit • Perilaku pencarian pengobatan • Perilaku petugas kesehatan • Perilaku kepatuhan • Perilaku gaya hidup dan pencegahan
TahapanPerubahanPerilakutranstheoretical theory(Simon-Morton, Greene & Gottlieb, 1995)
SOCIAL COGNITIVE THEORY (SCT) Personal Environmental Behavior
Social Cognitive Theory • Social Learning Theory (Bandura, 1977) : principles of learning within the human social context • Renamed SCT when concept from cognitive psychology were integrated to accomodate to growing understanding of human information processing capacities and biases that influence learning from experience, observation, and symbolic communication (1986)
Perubahanperilaku: Teoribelajar operant • Positive reinforcement: memberikanpenguatdengankonsekuensiygdisukai (ibudatangkePosyandudiberisenyuman) • Negative reinforcement: menguatkanperilakudenganmeniadakan stimulus ygtakmenyenangkan (Tablet besidilapisguladandihilangkanefekmualnya) • Extinction: menghilangkanhadiah/akibatygdisukaiygberhubungandenganperilakuburuk (bonus lebarantdkdiberikanutkkaryawanygtakdisiplin)
Social networks • The web of social relationships that surround individuals • One of the important functions of social relationships • Linkage between people that may or may not provide social support and that may serve functions other than providing support
Social Supports? • Emotional support (expression of empathy, love, trust, caring) • Instrumental support (tangible aid and services) • Informational support (advice, suggestions, information) • Appraisal support (information that is useful for self evaluation) Aid and assistance exchange through social relationships and interpersonal transactions
Conceptual Model for the Relationship of Social Network and Social Support to Health Social network & Social Supports Stressors • Individual copping resources: • Problem solving abilities • Access to new contacts and information • Perceived control • Organizational and community resources • Community empowerment • Community competence • Health Behaviors: • Behavioral risk factors • Preventive health practices • Illness behaviors Physical, Mental and Social Health
Direct and indirect pathways from communication to health outcomes
Perubahan perilaku melalui promosi kesehatan Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve their health” (The Ottawa Charter, 1986)
Perubahan perilaku melalui Promosi Kesehatan: “Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve their health” (The Ottawa Charter, 1986) Promosi kesehatan merupakan proses yang dapat mendorong masyarakat untuk meningkatkan kontrol diri dan memperbaiki kesehatannya
Strategi Promosi kesehatan • DEPKES RI • Advokasi • Pemberdayaan masyarakat • Bina suasana
Strategi Promosi kesehatan (Ottawa charter, 1986) 1. Mengembangkan Kebijakan yang berwawasan kesehatan Contoh : • Adanya industri yang memberikan polusi kepada warga dan berada di pemukiman penduduk • Perijinan pembukaan warnet khusus • Desain jalan raya (trotoar)
Pelaksanaanlingkungansehatbebasrokokcontoh : • KampusBebasRokok FK UGM • Pembuatan kesepakatan perlindungan perokok pasif 2. Menciptakan lingkungan yang mendukung hidup sehat
3. Penguatan aksi masyarakat Masyarakat semestinya menentukan sendiri kebutuhannya dan berupaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut
Ibu-ibu bekerja diberi keterampilan agar tetap dapat memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan meskipun cuti mereka hanya 3 bulan 4. Membantu mengembangkan keterampilan masyarakat sasaran
5. Reorientasi sistem pelayanan kesehatan (yang tidak hanya menekankan kuratif saja)
Pendidikan Kesehatan • Praktekmultidisiplin yang melibatkandirimulaidariperancangan, pelaksanaandanevaluasi program pendidikanyang dapatmenyebabkanindividu, keluarga, kelompok, organisasidankomunikasimempunyaiperanaktifdidalammencapai, melindungi,danmempertahankankesehatan
Community analysis Targeted assessment Program planning development Evaluation Implementation Dignan & Carr, 1992)
Contoh 1: Perubahan perilaku dalam Perlindungan Perokok Pasif • Pelatihan • Kunjungan lapangan • Pendampingan
Fakta : • Suami kader adalah ketua RT / RW yang merokok • Kader memiliki keluarga perokok / kader perokok • Pengetahuan kader tentang bahaya asap rokok minimal (belum percaya) • Merokok di tempat umum adalah wajar • Belum terpikirkan untuk melindungi perokok pasif
Di akhir pelatihan: • Kesadaran kader terhadap perlunya bahaya perokok pasif tumbuh • Ada keinginan untuk melakukan perlindungan perokok pasif • Adanya analisis peluang di masyarakat • Optimalisasi sumber daya yang ada • Pembuatan rencana tindak lanjut
Di Masyarakat • Kader melakukan sosialisasi dan lobby • Menggandeng pihak-pihak yang dapat mendukung • Melakukan social marketing
Deklarasi Keparakan Kesepakatan bersama : Tidak merokok di dalam pertemuan Tidak merokok di dalam rumah
Proses pembuatan kesepakatan yang dilakukan secara bottom up
Contoh 2. Perubahan perilaku untuk pengurangan faktor risiko penyakit kardiovaskuler • tahap penyadaran • tahap perancangan kegiatan • tahap pelanggengan kegiatan didasarkan pada karakteristik & kebutuhan sasaran (hasil need assessment)
Pelaksanaan • Melalui pertemuan-pertemuan masyarakat yang telah ada • Dilakukanan bersama masyarakat sasaran (Projabar bukan Proriva) • Bentuk kegiatan sesuai keinginan masyarakat :Pelatihan, lomba, edukasi, kegiatan massal, dll • Melakukan kerjasama dengan beberapa pihak (Posko hanya untuk konsultasi)
Media • Leaflet • Flipchart • Poster • Buku panduan • Spanduk • dll
Gambaran hasil • Masyarakat merasakan manfaat program secara langsung • Masyarakat menyukai bentuk-bentuk program yang dilakukan • Masyarakat menginginkan program terus dilanjutkan – kegiatan rutin • Tanda-tanda perubahan perilaku mulai muncul • 78,4% sasaran berusaha mengubah perilaku mereka menjadi lebih sehat
Keuntungan yang diperoleh • Lebih hemat (dana yang dikeluarkan untuk program jauh lebih sedikit dari pada dana untuk pengobatan penyakit kardiovaskuler) • beban tidak hanya terletak pada dinas kesehatan /puskesmas/ pemerintah (masyarakat berpartisipasi sejak penemuan masalah hingga evaluasi) • Good governance???
Contoh 3. Pengelolaan sampah rumah tangga Masalah : • Masyarakat membuang sampah ke sungai yang melintasi daerahnya karena tidak sanggup membayar iuran (beban ekonomi) • Awalnya hanya satu dua keluarga yang membuang, namun akhirnya semua warga membuang sampah ke sungai (faktor sosial)
Diskusi kelompok untuk identifikasi masalah • Diskusi kelompok untuk merancang program • Pendidikan kesehatan
Lobbying • Kunjungan • Modelling • Pendayagunaan inisiatif lokal
Keuntungan mendayagunakan inisiatif lokal • Pembangunan sejalan dengan masalah, aspirasi dan kebutuhan masyarakat • Pelaksanaan program efektif dan efisien • Terwujudnya kemandirian masyarakat • Terbentuknya kebersamaan yang kuat di dalam masyarakat
Cara Menumbuhkan inisiatif lokal • Membekali masyarakat agar mampu memahami dan mengidentifikasi masalah • Membangun kreativitas diri agar dapat menggali dan memanfaatkan potensi yang tersedia • Membangun dan memunculkan ide-ide kelompok • Memfasilitasi teknik pemecahan masalah • Mendampingi cara mengatur gagasan