210 likes | 506 Views
BAB III KEWIRASWASTAAN DALAM PERSPEKTIF HISTORIS. Kewiraswastaan dalam perspektif historis merupakan gambaran pasang-surut pertumbuhan dan perkembangan kewiraswastaan di tanah air dari : Pada masa pra kolonial Pada masa kolonial Pada masa paska kolonial. 3.1 Pada Masa Pra Kolonial.
E N D
Kewiraswastaandalamperspektifhistorismerupakangambaranpasang-surutpertumbuhandanperkembangankewiraswastaanditanah air dari : • Padamasaprakolonial • Padamasakolonial • Padamasapaskakolonial
3.1 PadaMasaPraKolonial • Sebelumkedatanganpihakpenjajah, kewiraswastaantelahtumbuhdanberkembangdenganbaikdidaerah-daerahpenghasilrempah-rempahdankota-kotapelabuhan (daerahkekuasaansuatukerajaan). • ContohnyadiKerajaanMalaka yang memilikijaringanperdaganganluas (Nusantara, Cina, AfrikaTimur, danLaut Tengah) hinggapadatahun 1400-an telahmenjadipelabuhaninternasional yang menguasaiSelatMalaka.
Menurut Tom Pires, lalulintasperdagangandankomuditi yang pentingmeliputi : • MalakakePantaiTimur Sumatera : emas, kapurbarus, lada, sutra, damar, madu, lilin, tir, belerang, besi, kapas, rotan, beras, danbudak. Hasil-hasiliniditukarkandengantekstil India • MalakakeSunda (Jawa Barat) : lada, asamJawa, emas, [budak, danbahan-bahanpanganlainnya. Hasil-hasilituditukarkandengantekstil India, pinang, air mawardan lain-lain.
MalakakeJawaJengahdanJawaTimur • Jawa Barat kepantai Barat Sumatra • Jawa Tengah danJawaTimurke Sumatra Selatan • Jawake Bali, Lombok, dan Sumbawa • Bali, Lombok, dan Sumbawa ke Timor dan Sumba • Timor dan Sumba ke Maluku • Jawadan Maluku ke Kalimantan Selatan • Sulawesi Selatan ke Maluku, Jawa, Brunei, Siam, danSemenanjungMalayaan Tempatpertukaranyagpentingadalah Gujarat (India Barat Laut) danMalaka
Jepara merupakan pelabuhan penting di jawa terutama pada masa kepemimpinan raja Yunus pada tahun 1513 • Pelabuhan gresik dikenal sebagai pusat perdagangan internasional yang besar pada abad XV. • Menurut Tome Pires, kota pelabuhan Gresik adalah : “permata jawa dalam pelabuhan-pelabuhan perdagangan” • Surabaya merupakan sebuah pelabuhan perdagangan yang besar pada awal abad XVI ( M.C. Ricklefs, 1991 : 58-59) • Berdasarkan hal di atas, pada masa pra kolonial sudah banyak lahir wiraswasta yang bergerak di bidang perdagangan, khususnya perdagangan rempah-rempah, hasil bumi dan hutan, pertambangan, binatang, dan lain-lain, baik perdagangan dalam negri (domestik) maupun luar negeri (internasional) yang akhirnya dapat mendorong ramainya kegiatan pelayaran di beberapa kota pelabuhan di tanah air • Menurut Frederik Barth dan Frank Young : Ditinjau dari aspek antropologi dan sosiologi bahwa untuk menunjuk siapa wiraswasta Indonesia, maka akan diperoleh semacam kesimpulan bahwa orang-orang Batak dan Minangkabau di Sumatra, orang-orang santri dan Arab di Jawa, dan orang-orang non-pribumi terutama China merupakan wiraswata indonesia
Hambatan kegiatan wiraswasta di lingkungan kerajaan islam : • Keterbatasan teknologi dalam berproduksi • Adanya pengawasan dari golongan bangsawan (aristokrat) yang berkuasa • Sehingga pada masa itu pertumbuhan dan perkembangan kewiraswastaan di tanah air tidak secepat seperti di eropa yang sangat bebas dalam melaksanakan kegiatan usaha yang didukung oleh revolusi industri (Djoko Suryo, 1986 : 30)
PadamasaKolonial • Kewiraswastaandalamperspektifkolonialadalahpasangsurutpertumbuhandanperkembangankewiraswastaanditanah air padamasapenjajahanPortugis, BelandadanJepang. • Sejakkedatangan armada perang Portugal untukmenyerangujungtimurperdagangan Asia diMalakamembuatpertumbuhankewiraswastaanterhambat. SetelahPortugismenguasainyaternyatamerekamenghadapibanyakpersoalanhinggamasalah pun datangsalahsatunyakorupsi
Lanjutan • Para pedagang Asia pun mengalihkanperdagangankepelabuhan lain untukmenghindarimonopoliPortugis. Hal inimenyebabkankotaMalakamenjadimeranadantidakadalagisatupelabuhanpusatdimanakekayaan Asia dapatsalingdipertukarkan
2. PadaMasaKolonial Padamasakolonialyaitu: sejakkedatanganBelanda (VOC) danJepangdi Indonesia, praktispertumbuhandanperkembangankewiraswastaansangatmenyedihkan. Karenasekarangdaerah – daerahpenghasilkomoditidanlalulintasperdaganganbanyakdikuasaioleh VOC baikdengancarakekerasanmaupundengancaralunak. Setelah VOC berhasilmengambilalihdanmenyisihkanparawiraswastadagangpribumi, makaselanjutnya VOC membagikegiatanperdaganganmenjadibeberapagolonganyaitu:
2.1 GolonganWiraswastaBarat Golonganinidiberihakoleh VOC untukmenanganisektorperdagangandanperusahaandalamskalabesaryaitubertindaksebagaieksportirdanimportirperdagangandipasarinternasional, danpenangananperusahaanperkebunan (sekarangmenjadi PTP). 2.2 GolonganWiraswastaCina Golonganinidiberihakoleh VOC untukmenanganisektordistribusidanpenjualankomoditiperdagangandomestikdalamskalamenengahsertakecil. 2.3 GolonganWiraswastaPribumi Golonganinidiberihakoleh VOC untukmenanganikegiatanperdagangandanusahaindustrikerajinandalamskalakecil.
PadamasapergerakanNasional, pertumbuhandanperkembangankewiraswastaanmengalamikemunduran, meskiawalnyamengalamikebangkitan. Berdirinyabeberapaorganisasi (badan) sebagaialatperjuanganekonomiparawiraswasta, bertujuanyaitumemajukankesejahteraanhiduprakyatpadasaatitumengalamikesengsaraanakibatpenjajahan.
Adapunorganisasitersebutantara lain: Bank Pertolongandan Tabungan (hulpemSpaarbank) DidirikanolehRaden Aria Wiriatmaja (patihdi Purwokerto-1896) Budi Utomodipimpinoleh dr. Sutomodan dr. WahidinSudirohusodomendirikankoperasikonsumsitahun 1908 Serikatdagangislamtahun 1913 mendirikansebuahkoperasiproduksi dll
AkibatsemakinkerastekananpihakBelandaterhadapbangsa Indonesia, makaparatokohpergerakandiatasmemilihperjuanganpolitikyaitudalamrangkamemperjuangkankemerdekaan Indonesia, sehinggasetelahkemerdekaantercapai, merekatelahkehilanganjalur-jalurperniagaannyadantidakmeneruskanprofesinyasebagaiseorangwiraswasta
PadamasapenjajahanJepang, kehidupansosialekonomirakyatjugasangatmemilukan. Melaluikumiai, rakyatterutamadipedesaandiharuskanmenyerahkansebagianbesarhasilbuminyakepadapihakJepang. Adanyakumiaitersebut, makakehidupan (kebebasan) ekonomidanberwiraswastabangsa Indonesia menjadilesu.
Dari uraiandiatasdapatdisimpulkanbahwamemangadakesengajaandaripihakpenjajahuntukmembunuhsegalapotensiekonomirakyat Indonesia (termasukkeinginanberwiraswasta) denganmelaksanakanpolitikkelas/golongan, monopoli, dsb (dibidangusaha), agar penjajahleluasauntukmengekploitersumberdayaalam (natural resources) dansumberdayamanusia (human resource) demimeraihkeuntungan yang sebesar-besarnya.
3. PadaMasaPaskaKolonial • padamasazamanorde lama, keadaanduniausahadiindonesiabelumbanyakberubah, dimanawarisankolonialmasihterasa. Hal inidisebabkanbeberapasektorusahamasihdikuasaiolehswastaasingdankegiatanperdaganganmasihdikuasaiolehgolongan non-pribumi. Padahalberbagaikebijaksanaanekonomi yang telahdiambilolehpemerintahcukupbanyak, dalamrangkamenumbuhkansertamengembangkankewiraswastaanpadagolonganpribumi, seperti ; politikdemokrasi/ekonomiterpimpin, Rencana Pembangunan Nasional, semestaBerencana, nasionalisasiperusahaan-perusahaanswastaasing.
Padazamanordebaru, pertumbuhandanperkembangankewiraswastaanditanah air cukupbaik, meskipundapatdikatakanterlambatkarenafaktorhistoris yang tidakmenguntungkandiatas. Keterlambatanpertumbuhandanperkembanganjumlahwiraswastatersebutsangatmenghambatpembangunanekonomi. Menyadarihalini, makaakhir-akhirinipemerintahbanyakmengeluarkankebijaksanaandebirokratisasidanderegulasidenganmaksuduntukmendorongpertumbuhandanperkembangankewiraswastaan, khususnyadibidangperbankandanperpajakan.
Kebijaksanaanderegulasiiniternyatatelahtelahmembawahasil. Selanjutnyakebijaksanaanperbankanditeruskanpemerintahpadatahun 1988 dengandikeluarkannyapaketkebijaksanaan 27 oktober 1988 (pakto 27). • Adapuntujuandaripakto 27 adalah : • Peningkatandanpengerahandanamasyarakat • Peningkatanekspornonmigas • Efisiensilembaga-lembagakeuangandanperbankan • Peningkatanpengendaliankebijaksanaanmoneter • Penciptaaniklim yang lebihbaikbagipengembanganpasar modal. ( wartakoperasi , no 28/1988)
Pakto 27 telahmelahirkan bank-bank baruatauperluasandari bank-bank yang sudahada. • Menurut J.B. Sumarlin, sebelumdikeluarkanpakto 27 di Indonesia hanyaterdapat 7 bank pemerintah, 66 bank swasta, nasionaldan 11 bank asing, yang terdiriatas 10 cabang bank asingdan 1 bank campuran. Dengandikeluarkannyapakto 27 dalamwaktu 1 tahunjumlah bank di Indonesia meningkatcukupbanyak, seperti : bank swastanasional yang telahmendapatizinprinsipada 40 buah, sedangkan yang telahdiberikanizinoperasitercatat 20 buah
Bank asing/campuran yang telah mendapat izin prinsip 6 buah, sedangkan yang telah diberikan izin operasi 4 buah.bank Perkreditan Rakyat yang mendapatkan izin prinsip 400 buah, sedangkan yang telah memperoleh izim operasi 100 buah. Disampint itu, ada peningkatan status bank komersial dari bank non devisa sebanyak 20 buah. Selain jumlahnya meningkat, penyebaran bank-bank kian merata di daerah-daerah seluruh tanah air, sehingga tidak lagi hanya terpusat di kota-kota besar. Sebagai/lanjutan dari Pakto 27, pemerintah mengumumkan Paket Deregulasi 21 November 1988 (Pakno 21) di bidang tata niaga impor, perdagangan, industri dan pertanian. Itulah antara lain beberapa kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi, dalam rangka melaksanakan Tap MPR No.II/MPR/1998 tentang GBHN bidang Ekonomi. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan kewiraswastaan di Indonesiaan jika ditinjau dari aspek historis, memang tidak menggembirakan (kecuali pada zaman Orde Baru ini).