160 likes | 465 Views
BAB III. KEUANGAN PUBLIK & KEBIJAKAN FISKAL. Pengertian APBN & APBD.
E N D
BAB III KEUANGAN PUBLIK & KEBIJAKAN FISKAL
Pengertian APBN & APBD APBN : AnggaranPendapatanBelanja Negara merupakansebuahdaftarsistematisdanterperinci yang memuatrencanapenerimaandanpengeluarannegaraselamasatutahununtukmembiayaikegiatan-kegiatanpemerintah yang bersangkutan. APBD : AnggaranPendapatanBelanja Daerah merupakansebuahdaftarsistematisdanterperinci yang memuatrencanapenerimaandanpengeluarandaerahselamasatutahun.
Fungsi APBN & APBD FungsiOtorisasi FungsiPerencanaan FungsiPengawasan FungsiAlokasi FungsiDistribusi FungsiStabilisasi
Penyusunan APBN PadasaatAPBN disusunsetidaknyaterdapatenamsumberketidakpastian yang berpengaruhbesardalampenentuan volume APBN baiksisipendapatanmaupunbelanja. Sumberketidakpastianituantara lain hargaminyakbumidipasarinternasional, kuotaproduksiminyakmentah yang ditentukanoleh OPEC, pertumbuhanekonomi, inflasi, sukubuinga, nilaitukar rupiah terhadapDollar. Pemerintahlalumenetapkanangka-angkaasumsiatassumberketidakpastiantersebutsebagaidasarpenyusunanRAPBN.
TujuanPerubahan Format & FomatBaru APBN Sejaktahun 2003 Indonesia tidakmenggunakankonsepanggaranberimbangtetapimenggunakankonsepanggaran surplus/defisit. Hal inibertujuanuntukmeningkatkantransparansidanakuntabilitaspengelolaanbelanjanegaramelaluiminimalisasiduplikasirencanakerjadanpenganggarandalambelanjanegara, danmeningkatkanketerkaitanantarakeluarandanhasil. Selainituperubahan format anggaranjugauntukklasifiikasiyang digunakansecarainternasional.
Lanjutan… Sesuaidengan UU No. 17 Tahun 2003 format APBN yang barumengalamiperubahandari T-account menjadi I-account. Sistempenganggaranbelanjanegarasecaraimplisitmenggunakansistemunified budget dimanatidakadapemisahanantarapengeluaranrutindanpembangunan, sehinggaklasifikasimenurutekonomiakanberbedadariklasifikasisebelumnya.
Komposisi APBN • Pendapatannegaradanhibah: • PenerimaanDalanNegeri • PenerimaanHibah 2. BelanjaNegara : • BelanjaPemerintahPusat • BelanjauntukDaerah 3. Surplus/DefisitAnggaran • Pembiayaan: • Sisalebihperhitungananggarandaerah • Penerimaanpinjamandaerah • Dana cadangandaerah • Hasilpenjualankekayaandaerahangdipisahkan
Perubahan Format APBD Format lama : • Penerimaanberasaldari PAD, bantuandaripemerintah yang lebihtinggi, pinjaman • Pos belanjadibagikedalambelanjarutin & pembangunansehinggabiayakeseluruhansuatu unit tidakterlihat • Kriteriabelanjarutindanbelanjapembangunantidakjelassehinggamudahdimanipulasi • Berbasis input yaitusulitdihubungkandengantujuan unit terkait
Komposisi APBD • SumberPenerimaan Daerah : • Pendapatan Daerah • Pembiayaan 2. Pos Belanja : • BelanjaAparatur Daerah • BelanjaPelayananPublik • BelanjaBagiHasildanBantuanKeuangan • BelanjaTidakTersangka
Format baru : • Pendapatanterdiridari PAD danpenerimaandirincimenurutobjeknya • Pos belanjadibagiatasdasaraktivitasdanjenisbiayadimasing-masingdinasdansumberdananya • Belanjarutinberulangsetiaptahun, sementarabelanjapembangunanadalahbelanjabarang modal • PembiayaanterdiridariPenerimaan Daerah danPengeluaran Daerah • Berbasis output yaitusesuaisasarandanstandarpelayanan yang diharapkan
HubunganAntaraKeuanganPusat & Daerah Hubunganantarapusatdandaerahsejak UU No 5 Tahun 1974 sebenarnyasudahberpijakpada 3 asasyaitu : • Desentralisasi : penyerahanwewenangpemerintahanolehPemerintahkepadadaerahotonomuntukmengaturdanmengurusurusanpemerintahandalamsistem NKRI • Dekonsentrasi : pelimpahanwewenangdaripemerintahkepadagubernursebagaiwakilPemerintah • Tugaspembantuan : penugasandaripemerintahkepada Daerah dengankewajibanmelaporkandanmempertanggungjawabkanpelaksanaannyakepada yang menugaskan
Lanjutan … Hubunganantarapusatdandaerahpadaakhirnyatercermindalampembagiankewenangan, tugasdantanggungjawab yang jelasantartingkatpemerintahan.
KebijakanFiskalNasional Kebikajanfiskalmerupakanlangkah-langkahpemerintahuntukmembuatperubahan-perubahandalamsistempajakataudalampembelanjaannyadenganmaksuduntukmengatasimasalah-masalahekonomi yang dihadapi Berdasarkankepadajenisnyakebijakanfiskaldapatdibagimenjadidua, yaitu : • PenstabilOtomatik • KebijakanFiskalDiskresioner
PenstabilOtomatik 1. Tarifpajak : • Tarifpajakproporsional : tarifpemungutanpajakdenganmenggunakannpresentase yang tetapberapapunjumlah yang digunakansebagaidasarpemungutanpajak. Makin besarjumlah yang kenapajak, makamakinbesar pula pajak yang dibebankan • Tarifpajakprogresif : tarifpemungutanpajakdenganpresentase yang meningkat. Semakiinbesarjumlah yang kenapajakmakasemakinbesarjugapresentasetarifpajaknya • Tarifpajakregresif : tarifpemungutanpajak yang semakinmenurun. Semakinjumlah yang kenapajakmakasemakinkecilpresentasetarifpajaknya • Tarifpajaktetap : tarifpemungutanpajak yang tidakberdasarkanpresentasetetapiberdasarkannilai rupiah tertentu yang tidakberubah-ubahberapapunjumlahkenapajaknya • Asuransipengangguran • Kebijakanhargaminimun
KebijakanFiskalDiskresioner Kebijakanfiskaldiskresionerdapatdiartikansebagailangkah-langkahpemerintahuntukmengubahpengeluarannyadengantujuanuntuk : • Mengurangigeraknaikturuntingkatkegiatanekonomidariwaktukewaktu • Menciptakansuatutingkatkegiatanekonomi yang mencapaitingkatpenggunaantenagakerja yang tinggi, tidakmenghadapimasalahinflasidanselalumengalamipertumbuhan yang memuaskan.
PerananKebijakanFiskal Kebijakanfiskalmemegangperana yang sangatpentingdalammenstabilkantingkatkegiatanekonomidanmenciptakantingkatkegiatanekonomikearah yang dikehendaki Terdapat 3 jenissistemanggaran yang dapatditerapkandalamkebijakanfiskal, antara lain : • Anggaran Surplus • AnggaranDefisit • AnggaranBerimbang