470 likes | 872 Views
Bahan Ujian AKI. Dalam mengukur atau menilai adanya suatu proyek yang akan atau telah didirikan terdapat beberapa kriteria yang digunakan , yaitu : NPV (Net Present value) Net B/C Gross B/C IRR (Internal Rate of Return) Payback Period.
E N D
Dalammengukurataumenilaiadanyasuatuproyek yang akanatautelahdidirikanterdapatbeberapakriteria yang digunakan, yaitu : NPV (Net Present value) Net B/C Gross B/C IRR (Internal Rate of Return) Payback Period
NPV (Net Present Value)1. NPV (Net Present Value)merupakanmanfaatbersihtambahan (nilaikinibersih) yang diterimaproyekselamaumurproyekpadatingkatdiscount factortertentu
NPV merupakan selisih antara present value benefit dengan present value cost (Rp, Rp Jt, dll)Indikator NPV :Jika NPV > 0 (positif), maka proyek layak (go) utk dilaksanakanJika NPV < 0 (negatif), maka proyek tidak layak (not go) utk dilaksanakan
Analisis Kriteria Investasi Contoh 1: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk membangun industri pengolahan hasil pertanian, diketahui: Dana investasi: Rp. 35.000.000,- dialokasikan selama 2 tahun, yaitu tahun persiapan Rp. 20.000.000,- dan tahun pertama Rp. 15.000.000,-. Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun ke-2 dari pengembangan kontruksi. Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan rekapitulasi dari berbagai biaya pada tahun kedua sebesar Rp 5.000.000,- per tahun dan untuk tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel 1. Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah produksi dari pengolahan hasil-hasil pertanian. Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua dengan jumlah penghasilan Rp 10.000.000,- sedang tahun-tahun berikutnya seperti terlihat pada tabel 1. Berdasarkan data di atas, apakah rencana pembukaan industri yang mengolah hasil pertanian tersebut layak untuk dkembangkan bila dilihat dari segi NPV dengan diskon faktor sebesar 18%?
Analisis Kriteria Investasi Tabel 1: Persiapan Perhitungan NPV (dalam Rp.000,-)
Analisis Kriteria Investasi Tabel 2: Persiapan Perhitungan NPV (dalam Rp.000,-)
Analisis Kriteria Investasi Dengan menggunakan rumus yang lain, NPV dapat juga dihitung dengan bantuan Tabel 2 berikut. Pada tabel tersebut cost dan benefit langsung dikalikan dengan DF: Hasil menunjukkan bahwa NPV > 0, ini berarti gagasan usaha (proyek) layak diusahakan.
Analisis Kriteria Investasi Dari keterangan dan tabel yang diberikan maka: Hasil menunjukkan bahwa NPV > 0, ini berarti gagasan usaha (proyek) layak diusahakan. Catatan: • Perkiraan cash in flow dan cash out flow yang menyangkut proyeksi harus mendapat perhatian • Perkiraan benefit harus diperhitungkan dengan menggunakan berbagai variabel (perkembangan trend, potensi pasar, perkembangan proyek sejenis di masa datang, perubahan teknologi, perubahan selera konsumen).
2. NET B/CMerupakan manfaat bersih tambahan yg diterima proyek dari setiap 1 satuan biaya yg dikeluarkan (tanpa satuan)
Dimana : (Bt-Ct)/(1+i)t, utk (Bt-Ct) > 0dan (Ct-Bt)/(1+i)t utk(Bt-Ct) < 0Net B/C rasio merupakan perbandingan antara present value positif (sbg pembilang) dgn jumlah present value negatif (sbg penyebut)
Indikator NET B/C adalah :- Jika Net B/C > 1, maka proyek layak (go) utk dilaksanakan- Jika Net B/C < 1 , maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan
Analisis Kriteria Investasi Dari Contoh 1 dibuat Tabel 4 berikut: Tabel 4: Jumlah benefit dan persiapan Perhitungan Net B/C Proyek
Analisis Kriteria Investasi Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Net B/C > 1, berarti proyek tersebut layak untuk dikerjakan.
3. GROSS B/Cmerupakan manfaat yang diterima proyek dari setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan (tanpa satuan) Kriteria ini hampir sama dengan Net B/C.
Perbedannya dalam perhitungan Net B/C, biaya tiap tahun dikurangkan dari benefit tiap tahun utk mengetahui benefit netto yg positif dan negatif. Kemudian jumlah present value positif dibandingkan dgn jumlah present value yg negatif.
Sebaliknya, dlm perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto).Semakin besar Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dgn biaya. Artinya proyek reltif semakin layak
Indikator Gross B/C : Jika Gross B/C > 1, maka proyek layak (go) utk dilaksanakan - Jika Gross B/C < 1, maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan
Analisis Kriteria Investasi 4. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) Gross B/C adalah perbandingan antara benefit kotor yang telah didiskon dengan cost secara keseluruhan yang telah didiskon. Rumus: Jika: Gross B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan Gross B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan Gross B/C = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP. Dari contoh 1 (tabel 2), Gross B/C dapat dihitung sbb: Gross B/C menunjukkan bahwa proyek layak dikerjakan.
4. IRR (Internal Rate of Return)merupakan tingkat pengembalian internal yaitu kemampuan suatu proyek menghasilkan return (satuannya %)IRR ini merupakan tingkat discount rate yang membuat NPV proyek = 0
Indikator IRR :- Jika IRR > tk, discount rate yg berlaku maka proyek layak (go) utk dilaksanakan- Jika IRR < Tk. Discount rate yg berlaku, maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan
Perhitungan IRR dgn cara interpolasiJika diperoleh NPV +, maka carilah NPV – dgn cara meningkatkan discount factornya
Analisis Kriteria Investasi 2. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0 (nol). Jika IRR > SOCC maka proyek dikatakan layak IRR = SOCC berarti proyek pada BEP IRR < SOCC dikatakan bahwa proyek tidak layak. Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung dulu NPV1 dan NPV2 dengan cara coba-coba. Jika NPV1 bernilai positif maka discount factor kedua harus lebih besar dari SOCC, dan sebaliknya. Dari percobaan tersebut maka IRR berada antara nilai NPV positif dan NPV negatif yaitu pada NPV = 0. Rumus: dimana: i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1 i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2
Analisis Kriteria Investasi Dari Contoh 1 dibuat Tabel 3 berikut: Tabel 3: Persiapan Perhitungan IRR (dalam Rp.000,-)
Analisis Kriteria Investasi Hasil perhitungan menunjukkan bahwa IRR 23,97% lebih besar dari SOCC sebesar 18%, berarti proyek tersebut layak untuk dikerjakan.
4. PAYBACK PERIDOS Merupakan jangka waktu /periode yang diperlukan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek
Indikator Payback Periods :Semakin cepat kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi proyek maka proyek semakin baik (satuan waktu)
Perhitungan payback belum memperhatikan time value of moneydimana : I = besarnya biaya investasiAb = benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya
Analisis Kriteria Investasi 5. Profitability Ratio (PR) PR adalah rasio perbandingan antara selisih benefit dengan biaya operasi dan pemeliharaan dengan jumlah investasi. Nilai dari masng-masing variabel dalam bentuk present value (telah didiskon dengan DF dari SOCC) Rumus: Jika: PR > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan PR < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan PR = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP.
Analisis Kriteria Investasi Tabel 5: Jumlah Investasi, Biaya Operasi, dan Biaya Pemeliharaan dalam Harga Berlaku dan dalam Present Value (dalam Rp.000,-)
Analisis Kriteria Investasi Hasil perhitungan menunjukkan bahwa PR > 1, berarti proyek tersebut layak untuk dikerjakan.
Analisis Kriteria Investasi ANALISIS PAY BACK PERIOD DAN BEP • Pay Back Period (PBP) PBP adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus penerimaan (cash in flows) yang secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. PBP digunakan untuk mengetahui berapa lama proyek dapat mengembalikan investasi. Rumus: Dimana: PBP = Pay Back Period Tp-1 = Tahun sebelum terdapat PBP Ii = Jumlah investasi telah didiskon Bicp-1 = Jumlah benefit yang telah didiskon sebelum PBP Bp = Jumlah benefit pada PBP
Analisis Kriteria Investasi Dari Tabel 5, PBP dapat dihitung sbb: PBP = 5 tahun 5 bulan 15 hari. Untuk nilai Tp-1 dihitung secara kumulatif dari nilai benefit yang telah didiskon (7.182+7.303+7.221+7.431=29.137) karena pada tahun kelima terdapat kumulatif benefit di bawah jumlah investasi yang telah didiskon. Nilai Bp yaitu jumlah benefit pada PBP adalah sebesar 7.778, berarti pada tahun keenam terdapat jumlah kumlatif benefit sama dengan jumlah investasi.
Contoh Soal :Diketahui suatu proyek besar menghasilkan estimasi biaya dan manfaat sebagai berikut :- Umur proyek 6 tahun- Tk. DF yg berlaku 10 %- Biaya yg dikeluarkan hanya pada tahun ke-1 dan ke-2 masing-masing sebesar Rp 500 jt dan Rp 400 jt
Manfaat yang diterima mulai tahun ke-3 sampai tahun ke-6 masing-masing sebesar Rp 200 jt, Rp 300 jt, Rp 400 jt, dan Rp 500 jt- Hitunglah : Kriteria investasi proyek tersebut dengan 4 kriteria NPV, Net B/C, Gross B/C dan PP- Bagaimana kesimpulannya ?
Jadi berdasarkan kriteria NPV, proyek tersebut mampu menghasilkan nilai kini bersih selama 6 tahun pada Tk, DF 10 % sebesar Rp 100,6 juta, sehingga layak untuk dilaksanakan
2. Berdasarkan kriteria Net B/C (perbandingan present value + dgn present value -) maka hasilnya :PV + = Rp 885,5PV- = Rp 784,9SHG Net B/C = (885,5/784,9)= 1,13Artinya, dari setiap satu satuan biaya yg dikeluarkan proyek mampu manghasilkan manfaat bersih sebesar 1,13
Dgn demikian berdasarkan kriteria Net B/C proyek layak utk dilaksanakan3. Kriteria Gross B/C (perbandingan present value benefit dgn present value biaya)
Gross B/C = Rp 885,1/Rp 784,9= 1,127 Artinya, dari setiap satua satuan biaya yang dikeluarkan proyek mampu menghasilkan manfaat kotor sebesar 1,127SHG berdasarkan kriteria gross B/C proyek layak utk dilaksanakan
IRRkrn pada Tk DF 10% NPV +, maka utk berikutnya carilah agar NPV bernilai negatif (+ & - saling meniadakan) dengan meningkatkan DFnya (maks 5 %)
Krn pada Tk DF 15% NPV bernilai negatif (19,1) maka mulai masuk ke rumus IRRIRR = 10 % + (15%-10%){(100,6)/(100,6-(-19,1)}= 14,20 %
Artinya, kemempuan proyek menghasilkan return sebesar 14,20 persen (> 10 %) SHG berdasarkan kriteria IRR layak untuk dilaksanakan