1.47k likes | 3.74k Views
MANAJEMEN RISIKO K3. Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Pembangunan Ruko. ABSTRAK
E N D
MANAJEMEN RISIKO K3 ManajemenRisiko K3 PadaProyek Pembangunan Ruko Johanes Susanto (2012-21-046)
ABSTRAK Padapenelitianiniakanditelitimengenaiidentifikasirisiko K3 (KeselamatandanKesehatanKerja) yang berkaitandengankegiatanproyekpembangunanRukodanpenilaianrisiko-risiko K3 (KeselamatandanKesehatanKerja). Penelitianinimenggunakanmetodepenilaianrisikodenganmenggunakanmatrikspenilaianrisiko. Setelahdiidentifikasi, risiko-risikotersebutakandilakukanpenilaianuntukmengetahuiseberapabesarrisiko yang terjadidalamproyekpembangunanrukotersebut. Dari penelitianinidiperolehKriteriakecelakaantertinggiyaituterjatuhnyapekerjadengan Risk Level L (Low) sebesar 52% dan sub-kriteriakecelakaantertinggiyaitupekerjaterjatuhdaritanggadengan Risk Level L (Low) sebesar 52%. Untukkriteriafaktorutamapenyebabkecelakaantertinggiadalahfaktormanusiadengan Risk Level L (Low) sebesar 56% dan sub-kriteriafaktorpenyebabkecelakaantertinggiadalahtidakmemakaiAlatPelindungDiri (APD) dengan Risk Level L (Low) sebesar 56%.
TUJUAN PENELITIAN: • Mengidentifikasirisiko K3 (KeselamatandanKesehatanKerja) padapekerjaanditempattinggi yang dapatterjadipadakegiatanproyekpembangunanRuko. • Memberikanpenilaianatasrisiko-risiko K3 (KeselamatandanKesehatanKerja) yang terjadipadaproyekpembangunanRuko. • Memberikanpenangan/solusidaririsiko – risiko K3 (KeselamatandanKesehatanKerja) tersebut.
Manfaat yang diharapkandaripenelitianiniadalah: • Denganadanyainformasiinidapatdigunakanuntukmengurangipenyebabkecelakaankerjapadaproyekpembangunan. • Pihakperusahaan/Kontraktordapatmenerapkanmanajemenrisiko K3 (Kesehatandankeselamatankerja) untukmengurangikecelakaankerja. • Dapatdijadikansebagaisalahsatuacuanuntukmenekanangkakecelakaanpadaproyekpembangunan.
PENGERTIAN • Risiko Sesuatu yang berpeluanguntukterjadinyakematian, kerusakkan, atausakit yang dihasilkankarenabahaya. • ManajemenRisiko Organisasi yang dapatmenerapkanmetodepengendalianrisikoapapunsejauhmetodetersebutmampumengidentifikasi, mengevaluasi, memilihprioritasdanmengendalikanrisikodenganmelakukanpendekatanjangkapendekdanjangkapanjang.
Method People Hazard? Location IDENTIFIKASI BAHAYA 1. Pertimbangan : • Kondisidankejadian yang dapatmenimbulkanbahaya • Jeniskecelakaan yang mungkindapatterjadi 2. Aktifitas yang digunakandalamidenifikasibahaya: • Konsultasidenganpekerja • Konsultasidengantim K3 • Melakukanpertimbangan • Melakukan safety audit • Melakukanpengujian • Evaluasiteknisdankeilmuan • Analisisrekaman data • Mengumpulkaninformasidaridesaigner, konsumen, suplierdanorganisasi • Pemantauanlingkungandankesehatan • Melakukan survey terhadapkaryawan
MENILAI RISIKO DAN SELEKSI PRIORITAS GambarMatriks Tingkat Risiko MetodePenilaianRisiko • 1. Untuksetiaprisiko : • Menghitungsetiapinsiden • Faktor yang mempengaruhiterjadinyapeluangsebuahinsiden: • Frekuensisituasiterjadinya, berapaorang yang terpapar, keterampilan & pengalamanorang yang terkena, Karakteristik yang terlibat, durasipaparan • Pengaruhposisiterhadapbahaya, distraksi, jumlah material, kondisilingkungan, kondisiperalatan. • Menghitungkonsekuensi • Konsentrasisubstansi, volume material, kecepatanproyektil & pergerakanbagiannya, ketinggianbenda, jarakpekerjadaribahayapotensial, beratpekerja, tingkatgaya & energi. • Kombinasiperhitungankeduanya • 2. Menggunakan rating setiapresiko, mengembangkandaftarprioritasrisikokerja. Sumber: Data Proyek PT CBM • Keterangan Tingkat Risiko: • Negligible (N), denganNilaiRisiko 1 • Low (L), denganNilaiRisiko 2 – 4 • Moderate (M), denganNilaiRisiko 5 – 8 • High (H), denganNilaiRisiko 9 – 15 • Extreme (E), dengan Nilai Risiko 16 – 25
MENETAPKAN PENGENDALIAN 1. Pengendalianteknis/rekayasa yang meliputieliminasi, subtitusi, isolasi, ventilasi, higienedansanitasi. 2. Pendidikandanpelatihan 3. Pembangunan kesadaranmotivasi 4. Evaluasimelalui internal audit 5. Penegakanhukum
PENERAPAN LANGKAH PENGENDALIAN Tahapan – TahapanPengendalian • MengembangkanProsedurKerja Tujuannya, sebagaialatpengaturdanpengawasterhadapbentukpengendalianbahaya yang kitapilih. • Komunikasi Menginformasikanpadapekerjatentangpenggunaanalatpengendalibahayadanalasanpenggunaannya. • MenyediakanPelatihan Agar pekerjadanpersonellainnyalebihmengenalalatpengendali yang diterapkan. • Pengawasan Memastikanalatpengendalibahayapotensialdigunakansecarabenar.
MONITOR & TINJAUAN • Pemantauandantinjauanrisikomerupakanlangkahterakhirdalamproses • inidanharusdilakukanpada interval waktusesuaidengan yang • ditetapkandalamorganisasi. • Untukmenentukanperiode monitoring dantinjauanrisikotergantung • pada : 1. Sifatdaribahaya 2. Magnitude risiko 3. PerubahanOperasi 4. Perubahandarimetodekerja 5. Perubahanperaturandanorganisasi.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitianinidilakukandenganmengadakanobservasilangsungkelokasiproyekkonstruksi. Pengambilan data dilakukandenganproseswawancarapadapihakkontraktor, danpengisiankuesionerIdentifikasiKecelakaanKerjadanFaktorPenyebabKecelakaanKerjapadaProyekKontstruksi. Data-data yang diperlukandalampenelitianiniberupa data tenagakerja, RAB, network planning, jadwalpelaksanaanpekerjaan, dangambarproyek. Teknikpengumpulan data dalampenelitianiniadalahkuesioner yang berupasejumlahpernyataan yang harusditanggapiolehpekerjasebagairesponden. Data yang telahdikumpulkan, diolahdandianalisasecaradeskriptifdandisajikandalambentuktabeldistribusifrekuensidangrafikpersentase.
DATA RESPONDEN Pengisiankuesioner yang dilakukanoleh 25 respondendengankategoriusiaresponden, jabatan/bagianrespondenpadaproyek yang semntaradikerjakan, lama pengalamanrespondenbekerjapadabidangkonstruksisertalatarbelakangpendidikanresponden. Adapun data–data 25 respondentersebutadalahsebagaiberikut: 1. Umur: Dari tabeltersebutdapatdilihatbahwapekerja yang beradadikelompok : umur ≤ 20 tahunadalahsebanyak 2 orangatau 8% umur 21 – 25 tahunadalahsebanyak 3 orangatau 12% umur 26 – 30 tahunadalahsebanyak 4 orangatau 16% umur 31 – 35 tahunadalahsebanyak 6 orangatau 24 % umur 36 – 40 tahunadalahsebanyak 3 orangatau 12% umur 41 – 45 tahunadalahsebanyak 3 orangatau 12% umur 46 – 50 tahunadalahsebanyak 2 orangatau 8% umur ≥ 51 tahunadalahsebanyak 2 orangatau 8%. Sumber : HasilPenelitian
DATA RESPONDEN 2. Tingkat Pendidikan: Dari tabeldiatasdapatdilihatbahwapekerja yang memilikitingkatpendidikan: SD hanya 1 orangatau 4% SMP adalah yang terbanyakyaitu 13 orangatau 52%, dansisanyapekerja yang memilikitingkatpendidikan SMA adalahsebanyak 11 orangatau 44%. Sumber : HasilPenelitian
DATA RESPONDEN 3. PengalamanKerja: Berdasarkantabeltersebutadasebanyak: 7 orangatau 28% yang memilikipengalamankerja ≤ 5 tahun 3 orangatau 12% yang memilikipengalamankerja 6 – 10 tahun 7 orangatau 28% yang memilikipengalamankerja 11 – 15 tahun 3 orangatau 12% yang memilikipengalamankerja 16 – 20 tahun 2 orangatau 8% yamngmemilikipengalamankerja 21 – 25 tahundan 26 – 30 tahun sedangkanuntuk 31 – 35 tahuntidakada dan 1 orangatau 4% untukpangalamankerjasebanyak ≥ 36 tahun. Sumber : HasilPenelitian
DATA RESPONDEN 4. Status Kerja: Sumber : HasilPenelitian Berdasarkantabeldiatas sebanyak 1 orangatau 4% adalahmandor sebanyak 15 orangatau 60% adalahtukang, dan sebanyak 9 orangatau 36% adalahpembantutukang.
PENENTUAN TINGKAT RISIKO Tingkat risikopadasetiapkriteriaditentukandenganrumus: 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜=𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑥 𝐷𝑎𝑚𝑝𝑎𝑘 Setelahkuesionerdiolah, makadidapatkanRisk Rating dan Risk Level darimasing – masingkriteriadan sub kriteria yang ditampilkandalamtabel–tabelberikut. Risk Rating dan Risk Level dariKriteriaUtamakecelakaanKerja Sumber : HasilPenelitian Sumber : HasilPenelitian
PENENTUAN TINGKAT RISIKO Risk Rating dan Risk Level dari Sub-KriteriaUtamakecelakaanKerja Sumber : HasilPenelitian
PENENTUAN TINGKAT RISIKO Risk Rating dan Risk Level dari Sub-KriteriaUtamakecelakaanKerja Sumber : HasilPenelitian
PENENTUAN TINGKAT RISIKO Risk Rating dan Risk Level dari Sub-KriteriaUtamakecelakaanKerja Sumber : HasilPenelitian
KESIMPULAN: Berdasarkanpengolahan data dananalisadalampenelitianini, makadiperolehkesimpulansebagaiberikut: Dari perkalianfrekuensirisikodandampakrisikomakadiperolehKriteriakecelakaankerjatertinggiyaituterjatuh-nyapekerjadenganRisk Level L (Low) sebesar 52 % dan sub kriteriakecelakaakerjatertinggiyaitupekerjaterjatuhdaritanggadengan Risk Level L (Low) sebesar 52%. Dari perkalianfrekuensirisikodandampakrisikojugadiperolehkriteriafaktorpenyebabkecelakaankerjatertinggiadalahfaktormanusiadenganRisk Level L (Low) sebesar 56% dansubkriteriafaktorpenyebabkecelakaantertinggiadalahtidakmemakai APD denganRisk Level L (Low) sebesar 56%. Berdasarkananalisalapangandanstudiliteratur, diperolehalternatifpengen-dalianrisiko yang dapatdilakukanpadarisikoterjatuhnyapekerja, pengendalianrisikonyaadalahinspeksi K3 harianuntukpemakaian APD (AlatPelindungDiri) lengkap, memperketatpengawasanmanajementerhadappekerja yang tidakmemakaialatpelindungdiri, menyedia-kandanmelengkapirambu–rambukeselamatandiproyekkonstruksijikatidakadaatautidaklengkap. SARAN: Pihakperusahaan/Kontraktorsudahseharusnyamenerapkanmanajemenrisiko K3 (Kesehatandankeselamatankerja) dengansebaik–baiknyauntukmengurangikecelakaankerja yang terjadidiproyek. Reference: JurnalSipilStatik Vol.1 No.4, Maret 2013 (282-288) ISSN: 2337-6732 Rudi Suardi. 2005. “SistemManajemenKeselamatandanKesehatanKerja”. Edisi I. PPM. Jakarta