270 likes | 700 Views
Pendahuluan . Trans Asia dan Asean Highways di Indonesia akan menghubungkan Denpasar sampai Khosravi Iran dengan panjang jalan total 13177 km. Jaringan jalan yang berada di Indonesia terdiri dari jalan Trans Java (Surabaya Merak) untuk Asian Highway 2 dan Trans Sumatra (Banda Aceh Merak) untuk
E N D
1. Isu Teknologi dan Teknologi Kunci dalam Pembangunan Trans Nasional Aspek Design Jembatan Bentang Panjang di Indonesia Dipersiapkan oleh :
Puslitbang Jalan dan Jembatan
Sultan Hotel, 1 Juli 2009
2. Pendahuluan Trans Asia dan Asean Highways di Indonesia akan menghubungkan Denpasar sampai Khosravi – Iran dengan panjang jalan total 13177 km. Jaringan jalan yang berada di Indonesia terdiri dari jalan Trans Java (Surabaya – Merak) untuk Asian Highway 2 dan Trans Sumatra (Banda Aceh – Merak) untuk Asian Highway 25 dengan panjang 2549 km. Proyek ini mempunyai target untuk semaksimal mungkin memanfaatkan infrastruktur jalan antar-wilayah dan jalan tol yang sudah ada.
3. TRANS ASIA & ASEAN HIGHWAYS
13177 KM = DENPASAR – IRAN
2549 KM = TRANS JAVA + SUMATERA
TARGET = MAKSIMAL MUNGKIN MANFAATKAN INFRASTRUKTUR & JALAN TOL EKSISTING + PENINGKATAN KE STANDAR INTERNASIONAL + JBT BARU
MISSING LINKS = JSS + JSM = 28 KM+48 KM
HOT LINK = JEMBATAN SELAT SUNDA
4. Trans-Asia
7. Isu teknologi Struktur jembatan saat ini memerlukan struktur yang :
kuat menahan beban-beban yang mungkin terjadi
cukup kaku untuk menjamin kenyamanan berkendara
mempunyai kestabilan tekuk akibat gaya tekan
Tidak mengalami kelelahan/keruntuhan akibat beban yang mempunyai siklus pengulangan
Tahan terhadap pengaruh lingkungan yang akibat reaksi kimiawi.
Tahan gempa dan tsunami
Mempunyai nilai ekonomis.
Mempunyai nilai estetika dengan bentuk yang indah dan sesuai dengan kondisi sekitarnya
8. Bentang jembatan
9. Lebar kapal
10. Tinggi pilar
11. SPESIFIKASI TEKNISJSS VS JSM 28220 m L 48690 m
100 km/j V 100 km/j
BM 100 BEBAN BS HA/HB
680x70m 1 KAPAL 680X70m
1128x70m 2 KAPAL 1128x70m
28 m 4 JALUR 28 m
>VII SEISMIK VII
30 m/s ANGIN 25,7 m/s
12. Taksonomi jembatan / bangunan atas jembatan
13. Tinjauan kembali dari filosofi perancangan yang banyak digunakan menghasilkan tiga buah kemungkinan yaitu : Perancangan berdasarkan allowable stress design
Perancangan berdasarkan load factor design
Perancangan berdasarkan Probability- and reability-based design yang merujuk kepada load and resistance factor design (LRFD)
14. Scouring of the seabed around the caisson was another problem.
Tidal current is accelerated around the caisson.
And, seabed is sandy, not hard.
These two would induce a scouring.
This picture shows a result of our experiment without scour protection.
It shows a strong necessity of anti-scour measures.
So, what did we do?
We decided to cover the seabed around the caisson by two layers of stones.
For the lower layer, we packed relatively small stones with large nets, and placed them on the sea bed around the caisson.
For the upper layer, we placed relatively large stones of about 1 ton weight.
The effectiveness of two layers method was confirmed by laboratory tests, as shown in this picture.
Scouring of the seabed around the caisson was another problem.
Tidal current is accelerated around the caisson.
And, seabed is sandy, not hard.
These two would induce a scouring.
This picture shows a result of our experiment without scour protection.
It shows a strong necessity of anti-scour measures.
So, what did we do?
We decided to cover the seabed around the caisson by two layers of stones.
For the lower layer, we packed relatively small stones with large nets, and placed them on the sea bed around the caisson.
For the upper layer, we placed relatively large stones of about 1 ton weight.
The effectiveness of two layers method was confirmed by laboratory tests, as shown in this picture.
15. Scouring of the seabed around the caisson was another problem.
Tidal current is accelerated around the caisson.
And, seabed is sandy, not hard.
These two would induce a scouring.
This picture shows a result of our experiment without scour protection.
It shows a strong necessity of anti-scour measures.
So, what did we do?
We decided to cover the seabed around the caisson by two layers of stones.
For the lower layer, we packed relatively small stones with large nets, and placed them on the sea bed around the caisson.
For the upper layer, we placed relatively large stones of about 1 ton weight.
The effectiveness of two layers method was confirmed by laboratory tests, as shown in this picture.
Scouring of the seabed around the caisson was another problem.
Tidal current is accelerated around the caisson.
And, seabed is sandy, not hard.
These two would induce a scouring.
This picture shows a result of our experiment without scour protection.
It shows a strong necessity of anti-scour measures.
So, what did we do?
We decided to cover the seabed around the caisson by two layers of stones.
For the lower layer, we packed relatively small stones with large nets, and placed them on the sea bed around the caisson.
For the upper layer, we placed relatively large stones of about 1 ton weight.
The effectiveness of two layers method was confirmed by laboratory tests, as shown in this picture.
17. TUNED MASS DAMPER – KONTROL AKTIF
18. Gambar fenomena gerakan stiffening girder akibat angin
19. Teknologi kunci yang harus dikuasai a. Perancangan struktur bangunan atas jembatan yang ringan
b. Perancangan komponen kabel prategang internal dan eksternal pada jembatan segmental dan sistem perlindungan korosinya
c. Perancangan jembatan hibrida dan komposit yang menggabungkan keunggulan antara beton dan baja
d. Perancangan kabel beserta sistem lantai pada jembatan yang ditopang kabel seperti jembatan cabe-stayed, jembatan gantung, dan/atau gabung keduanya atau gabungan dengan jembatan jenis lain misalnya jembatan pelengkung.
e. Perancangan sistem struktur bangunan atas jembatan yang ditopang kabel terhadap beban angin
20. Teknologi kunci yang harus dikuasai f. Perancangan struktur terhadap gempa dan sistem pengontrol pergerakannya
g. Perancangan sistem fundasi dan perlindungannya terhadap gerusan dan gelombang
h. Perancangan sistem fender jembatan
i. Perancangan sistem pilar dan pilon
j. Perancangan jembatan terapung apabila dimungkinkan
k. Perangkat lunak yang mampu menganalisa kesemua hal di atas
21. JEMBATAN SELAT SUNDA JSS BENTANG UTAMA
25. PENGUJIAN STRUKTUR MATERIAL DAN INVESTIGASI TANAH DAN ANGIN
BETON,BAJA,KABEL,PEMBORAN DASAR LAUT
TEROWONGAN ANGIN
PENGUJIAN SELAMA PELAKSANAAN
LENDUTAN TEORITIS VS AKTUAL
SEGMEN AKHIR TENGAH BENTANG
FONDASI CAISSON TERBUKA VS TANAH DASAR
PENGUJIAN SETELAH SELESAI
UJI BEBAN & UJI GETAR VS NILAI TEORITIS
LAJU KOROSI DAN KEKENCANGAN BAUT
27. Daftar Pustaka “Sosialisasi JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA Disampaikan di Departemen Pekerjaan Umum Puslitbang Jalan dan Jembatan Bandung, 5 Mei 2009”, Pusat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan , Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
”Arah Kebijakan Pengembangan Jaringan Jalan Untuk Meningkatkan Daya Saing Produksi Nasional ”, KOLOKIUM PUSLITBANG JALAN DAN JEMBATAN Pengembangan Teknologi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan dalam rangka Mendorong Peningkatan Daya Saing Produksi Nasional, BANDUNG, 17 JUNI 2009, DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
Dr.Ir.M.Sjahdanulirwan, MSc, LAPORAN AKHIR PRA-FS JEMBATAN SELAT MALAKA (JSM) TAHUN 2008, DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM - BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN DAN JEMBATAN
www.wikipedia.com, kata kunci : Trans Asia Highway.
Ir. Herry Vaza, MEng.Sc, JEMBATAN DI INDONESIA: Saat Ini & Rencana ke Depan, Departemen Pekerjaan Umum - Direktorat Jenderal Bina Marga - Direktorat Bina Teknik - Sub-Direktorat Teknik Jembatan
28. Daftar Pustaka “Kamus besar bahasa indonesia online” http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
“8953575-Professional-Power-Point-Template-Suspension-Bridge.ppt” http://www.scribd.com/document_downloads/8953575?extension=ppt&secret_password
Dr. KyungSoo Jeon, “Design, Construction and Maintenance of Cable Bridge”, Korea Expressway Corporation, Presentasi di Puslitbang Jalan dan Jembatan, 10 Maret 2009