10 likes | 200 Views
30 kebutuhan keterbukaan, kesadaran diri, kemampuan adaptasi dan perhatian terhadap hak-hak orang lain. Pada umumnya penelitian menunjukkan adanya hubungan antara perilaku asertif dengan gangguan psikologis. Lewinston (1980) dalam penelitiannya
E N D
30 kebutuhan keterbukaan, kesadaran diri, kemampuan adaptasi dan perhatian terhadap hak-hak orang lain. Pada umumnya penelitian menunjukkan adanya hubungan antara perilaku asertif dengan gangguan psikologis. Lewinston (1980) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan seseorang dalam berperilaku asertif, maka seseorang tersebut tidak mudah terbawa ke dalam situasi depresi. Menurut ahli lain wolpe ( dalam Fensterheim dan Baer, 1990) bahwa perilaku asertif dikatakan sangat mirip dengan relaksasi otot, sehingga hal itu dapat mengurangi kecemasan. Selain itu, kemampuan berperilaku asertif dapat menurunkan tingkat agresivitas seseorang. Perilaku asertif berkorelasi dengan masalah-masalah psikologis. Keane, dkk., (1982) mengatakan bahwa asertivitas dapat mengurangi kemungkinan seseorang terserang hipertensi atau tekanan darah tinggi. Menurut Rathus (1980) bahwa perilaku yang tidak asertif dapat membuat perilaku menjadi terhambat dan mengandung kecemasan. Sehingga hal tersebut mendukung pendapat Rimm dan Masters (1974) bahwa perilaku asertif dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan kesehatan. Sanchez dan Lewinsohn (1980) berpendapat bahwa perilaku asertif juga akan menghindarkan seseorang dari depresi. Mac Neilage serta Adams (1982) berpendapat bahwa adanya perilaku asertif akan dapat membawa seseorang untuk mengembangkan diri. Dengan demikian maka perilaku asertif dapat memungkinkan seseorang untuk mencapai kepuasan hidup yang lebih tinggi.