230 likes | 691 Views
Kelompok 7 Arisandi Ananto (105030100111020 ) Subaidah (105030100111107 ) Agniesya Oktaviali C.D (105030103111002 ) Nabila Riza Novitri (105030103111036) Euginia Astikaningtyas U (105030107111068 ) Kelas H. Manajemen Sumber Daya Aparatur. KOMPENSASI. Konsep Dasar Kompensasi.
E N D
Kelompok7 ArisandiAnanto (105030100111020) Subaidah (105030100111107) AgniesyaOktaviali C.D (105030103111002) Nabila RizaNovitri (105030103111036) Euginia Astikaningtyas U (105030107111068) Kelas H ManajemenSumberDayaAparatur KOMPENSASI
KonsepDasarKompensasi Menurut Malayu S.P. Hasibuan: Kompensasidiartikan ”sebagai semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan”. Kompensasiberbentuk uang, artinya gaji dibayar dengan sejumlah uang kartal kepada karyawan yang bersangkutan. Kompensasi berbentuk barang, artinya gaji dibayar dengan barang. Misalnya gaji dibayar 10% dari produksi yang dihasilkan.
LanjutanKonsepDasarKompensasi Melayu S.P Hasibuan (2003:121), merinci tujuan pemberian imbalan atau kompensasi adalah sebagai berikut: Sebagai ikatan kerjasama 2. Memberikan kepuasan kerja 3. Rekruitmen yang efektif 4. Alat untuk memotivasi 5. Stabilitas karyawan 6. Disiplin 7. Pengaruh serikat buruh 8. Pemerintah
1. Sebagai ikatan kerjasama Dengan pemberian imbalan kompensasi maka akan tercipta suatu ikatan kerjasama formal antara majikan dengan karyawan, disuatu pihak karyawan mempunyai kewajiban untuk mengerjakan dengan baik semua tugas yang dibebankan perusahaan kepadanya, dipihak lain perusahaan mempunyai kewajiban membayar imbalan atau kompensasi sesuai dengan tugas yang dibebankan. 2. Memberikan kepuasan kerja Dengan pemberian imbalan atau kompensasi diharapkan karyawan dapat memenuhi kebutuhan psikologis, kebutuhan social serta kebutuhan lainnya, sehingga karyawan memperoleh kepuasan kerja.
3. Rekruitmen yang efektif Apabila kebijaksanaan imbalan atau kompensasi yang akan diterapkan dipandang cukup besar, tentunya pengadaan karyawan yang qualified akan lebih mudah. 4. Alat untuk memotivasi Imbalan atau kompensasi akan sangat mempengaruhi motivasi seseorang dalam bekerja. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat memenuhi kebutuhannya, individu membutuhkan uang yang diperolehnya sebagai imbalan dari tempat ia bekerja, dalam hal ini juga akan mempengaruhi semangatnya dalam bekerja.
5. Stabilitas karyawan Imbalan yang cukup juga akan berpengaruh kepada stabilitas karyawan. Keluar masuknya karyawan dapat ditekan bahkan bisa dikatakan tidak ada apabila imbalan yang diberikan dirasa cukup adil sehingga karyawan merasa nyaman dalam bekerja. 6. Disiplin Disiplin merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. 7. Pengaruh serikat buruh Dengan kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan sangat berkonsentrasi pada pekerjaannya.
8. Pemerintah Kebijakan imbalan yang ditetapkan perusahaan harus berpedoman kepada peraturan perundang-undangan mengenai tarif upah yang telah ditetapkan pemerintah, maupun kebijakan-kebijakan lainnya yang disesuaikan dengan keadaan perekonomian saat itu.
JenisKompensasi Beberapa jenis kompensasi secara umum : a. Gaji dan Upah Ada beberapa pendapat dari para ahli yang membedakan antara upah dan gaji dengan konsep yang berbeda beda, tetapi rata-rata memiliki maksud yang sama. Hasibuan (1900:133) menyatakan bahwa : “Upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada pekerja harian dengan berpedoman atas perjanjian yang disepakati membayarnya. Sedangkan gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti” Sedangkan Moekijat (1900:56-57) membedakan pengertian antara gaji dan upah, yaitu: “Upah secara sempit diartikan sebagai jasa pegawai atau pekerja jam-jaman atau pegawai-pegawai yang tidak bersifat melakukan pengawasan dan tata usaha. Sedangkan gaji dibayarkan kepada pemimpin-pemimpin, pengawas-pengawas, pegawai tata usaha dan pegawai-pegawai kantor serta para manajer lainnya”.
b. Insentif Guna lebih mendorong produktivitas kerja yang lebih tinggi, banyak organisasi yang menganut sistem insentif sebagai bagian sistem imbalan yang berlaku bagi para karyawan organisasi. Nawawi (2003:317) menyebutkan bahwa “Insentif adalah penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu”. Insentif merupakan bagian dari keuntungan, terutama diberikan kepada pekerja yang bekerja secara baik atau yang berprestasi. Program insentif adalah salah satu cara untuk memungkinkan seluruh pekerja merasakan bersama kemakmuran perusahaan. Insentif dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu sistem insentif pada tingkat individual dan sistem insentif pada tingkat kelompok. Yang termasuk dalam sistem insentif individual adalah “Piecework, bonus produksi, komisi, kurva, kematangan”. Dan insentif pada tingkat kelompok mencakup insentif produksi, bagi keuntungan dan pengurangan biaya (Siagian:2003:268).
Prinsip – PrinsipKompensasi Pemberian kompensasi yang tepat dan efektif dalam organisasi harus memenuhi syarat adil dan layak pada karyawan. Agar pemberian kompensasi efektif, organisasi perlu memperhatikan prinsip berikut (Wayne F. Cascio, 1991: 185) : • Prinsip Kewajaran • Prinsip Keadilan • Prinsip Keamanan • Prinsip Kejelasan e. PrinsipPengendalian biaya f. Prinsip Perangsang g. Prinsip Keseimbangan h. Prinsip Kesepakatan
a. Prinsip Kewajaran Artinya pemberian kompensasi dengan memperhatikan perbandingan antara jumlah gaji tertinggi dan terendah,biaya hidup, dan sebagainya. b. Prinsip Keadilan Artinya dalam pemberian kompensasi harus terdapat unsur keadilan baik dalam kaitannya dengan waktu kerja maupun prestasi kerja. c. Prinsip Keamanan Artinya pemberian kompensasi memperhatikan hal yang tidak berkaitan langsung dengan pekerjaan atau jabatan.
d. Prinsip Kejelasan Dalam pemberian kompensasi mudah dihitung atau mudah dimengerti oleh karyawan. e. Prinsip Pengendalian biaya Artinya pemberian kompensasi harus dihindarkan dari unsurpemborosan organisasi. f. Prinsip Perangsang Artinya pemberian kompensasi harus mampumeransang karyawan untuk memberikan sumbangan yang maksimal atau konstribusi pada organisasi.
g.Prinsip Keseimbangan Artinyapemberian kompensasi harus mempertimbangkan keseimbangan antara kompensasi yang diberikan karena kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan, dengan yang tidak terkait dengan pekerjaan atau jabatan. Prinsip Kesepakatan Artinya dalam pemberian kompensasi hendaknya merupakan hasil atau kesepakatan bersama antara karyawan dengan pihak manajemen dalam organisasi.
SistemKompensasiPada PNS Menurut Melayu S.P Hasibuan (2000:124) sistem kompensasi terdiri dari sistem waktu, sistem hasil, sistem borongan. Setiap sistem mendasarkan pada hal-hal tertentu dengan tujuan dapat mempengaruhi pegawai yang berprestasi. Lebih jelasnya berkaitan dengan sistem kompensasi dijelaskan sebagai berikut: a. Sistem Waktu b. Sistem Hasil (Output) c. Sistem Borongan
a. Sistem Waktu Pemberian kompensasi berdasarkan pada sistem waktu yaitu besarnya kompensasi (gaji, upah) ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu, dan bulan. Besarnya sistem waktu hanya di dasarkan kepada lamanya bekerja dan tidak dikaitkan dengan prestasi kerja. Kelebihan sistem ini adalah pengelolaan kompensasi lebih mudah dan besarnya kompensasi yang diberikan relatif tetap. Sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah bahwa pegawai yang malaspun akan tetap mendapatkan kompensasi sesuai dengan perjanjian.
b. Sistem Hasil (Output) Sistem hasil adalah sistem kompensasi dimana besarnya kompensasi didasarkan kepada banyaknya hasil yang dikerjakan bukan lamanya waktu mengerjakannya. Semakin banyak barang yang dihasilkan, maka semakin besar pula kompensasi yang akan diterimanya. Kebaikan sistem hasil adalah memberikan kesempatan kepada pegawai yang berprestasi untuk memperoleh kompensasi yang lebih besar. Sedangkan kelemahan dari sistem hasil adalah kualitas barang yang dihasilkan kurang baik karena pegawai cenderung untuk mencapai hasil yang lebih banyak sehingga kualitas kurang diperhatikan.
c. Sistem Borongan Dalam sistem borongan besarnya kompensasi di dasarkan kepada volume pekerjaan dan lama mengerjakannya. Penetapan besarnya kompensasi berdasarkan sistem borongan cukup rumit karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengerjakannya serta banyak alat yang diperlukan untuk menyelesaikannya.