490 likes | 1.56k Views
Manusia sebagai Komponen Sistem Manusia-Mesin. Manusia sebagai Komponen Sistem Manusia-Mesin.
E N D
Manusia sebagai Komponen Sistem Manusia-Mesin Handout Pengukuran Kerja
Manusia sebagai Komponen Sistem Manusia-Mesin Secara umum sistem manusia-mesin dapat didefinisikan sebagai kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin, dimana salah satu dengan lainnya akan saling berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diberikan. Yang dimaksud “mesin” dalam hal ini, akan mempunyai arti yang cukup luas, yaitu mencakup semua obyek fisik seperti peralatan, perlengkapan, fasilitas dan benda-benda yang biasa dipergunakan manusia dalam melaksanakan pekerjaannya. Dalam kaitannya dengan sistem manusia-mesin maka dikenal tiga macam hubungan yaitu : 1. Manual Man Machine System, 2. Semi Automatic Man-Machine System, 3. Automatic Man-Machine System Handout Pengukuran Kerja
Manual Man Machine System Dalam sistem ini input akan langsung ditransformasikan oleh pekerja/manusia menjadi output. Disini manusia masih memegang kendali secara penuh di dalam melaksanakan aktivitasnya. Peralatan kerja yang ada hanyalah sekedar menambah kemampuan atau kapabilitas dalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Handout Pengukuran Kerja
Semi Automatic Man-Machine System Adanya revolusi industri dan perkembangan teknologi maka telah berhasil ditemukan berbagai macam mesin dan peralatan kerja yang semakin kompleks. Contoh dalam hal ini ialah apa yang terjadi dalam kerja sebuah mobil. Adanya instrument-instrument atau display-display panel dalam mobil akan mampu menunjukkan kecepatan mobil yang sedang berjalandan atau jumlah bahan bakar yang masih ada di dalam tangki mobil. Handout Pengukuran Kerja
Disini manusia atau pengemudi kendaraan tidak akan bisa secara langsung mengendalikan sumber tenaga penggerak mobil tersebut secara langsung, karena dalam sistem ini mesinlah yang akan memberi tenaga yang mampu menyebabkan sistem berjalan. Manusia disini kemudian akan melaksanakan fungsi kontrol dengan memakai sensing inputnya lewat display dan peralatan lainnya seperti : kemudi, rem, gas, danlain-lain. Sistem dimana mesin akan memberikan power (tenaga) dan manusia akan melaksanakan fungsi kontrol dikenal sebagai semi automatic man-macheni system. Handout Pengukuran Kerja
Automatic Man-Machine System Pada sistem yang berlangsung secara otomatis, maka disini mesin akan melaksanakan dua fungsi sekaligus yaitu : penerima rangsangan dari luar (sensing) dan pengendali aktivitas seperti umumnya dijumpai dalam prosedur kerja yang normal. Fungsi operator disini hanyalah memonitor dan menjaga agar supaya mesin tetap bekerja dengan baik serta memasukkan data atau menggantikan dengan program-program baru apabila diperlukan. Handout Pengukuran Kerja
Penyelidikan terhadap fungsi manusia-mesin adalah didasarkan atas suatu kenyataan bahwa antara manusia dan mesin masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Hal ini berarti bahwa ada beberapa pekerjaan yang akan lebih baik jika dikerjakan oleh manusia dan sebaliknya ada beberapa bidang pekerjaan yang lebih baik jika dilakukan oleh mesin. Dari perbedaan kemampuan antara manusia dan mesin, maka diharapkan dengan membuat hubungan sistem manusia-mesin akan bisa melengkapi satu sama lain. Handout Pengukuran Kerja
Dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan masing-masing, maka akan diperoleh tabel perbandingan manusia-mesin, antara lain sbb : Handout Pengukuran Kerja
Disini kita melihat bahwa kelebihan utama manusia dengan mesin ialah sifatnya yang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Manusia bisa merubah peranannya dengan cepat dan teratur sehingga memungkinkannya untuk bekerja dalam kondisi apapun. Tetapi sifat yang berubah-ubah dari manusia ini juga akan membuktikan sifat ketidak-stabilannya, yaitu cara atau apa yang dihasilkan sekarang belum tentu sama dengan yang akan datang. Handout Pengukuran Kerja
Sistem manusia-mesin akan lebih banyak dipengaruhi oleh kemampuan dan keterbatasan manusia. Dengan mempelajari komponen manusia sebagai salah satu komponen sistem manusia-mesin yang terjadi dari manusia, peralatan dan lingkungan kerja fisik akan dapat diperoleh hasil akhir yang optimal. Ergonomi sebagai disiplin ilmu dalam perkembangannya akan memerlukan informasi-informasi yang berkaitan dengan fungsi manusia dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. Handout Pengukuran Kerja
(Studi kasus : Pekerjaan Mengangkat Blangket di PT. Lembah Karet Padang). PENDAHULUAN PT. Lembah Karet Padang merupakan salah satu industri di Sumatera Barat yang bergerak dalam kegiatan pengolahan karet mentah menjadi karet remah dengan orientasi ekspor. Industri ini pada dasarnya masih bersifat labor intensive dengan mempergunakan banyak tenaga kerja pada setiap tahapan prosesnya. Berdasarkan hasil pengamatan langsung dilapangan masih banyak ditemukan kelemahan dalam sistem kerjanya, terutama yang berhubungan dengan usaha-usaha perbaikan produktifitas dan jaminan kesehatan dan keselamatan pekerja. Salah satunya adalah kegiatan mengangkat dan memindahkan blangket pada salah satu stasiun kerja dalam proses basah. Dimana blangket yang keluar dari mesin giling dibiarkan jatuh sampai ke lantai, baru kemudian ujungnya dipungut dan direntang kira-kira sepanjang 5,5 meter lalu diputus, selanjutnya dilipat tiga sehinga menghasilkan suatu bongkahan (blanket) yang berdimensi 70 x 60 x 7,2 cm dengan berat rata-rata 17,82 kg. Blanket itu kemudian diangkat dan dilempar keatas gerobak. Karena pekerjaan ini dilakukan dalam intensitas yang tinggi, akan dapat mencederai tulung punggung bagian bawah (low back pain) pekerja secara permanen, disamping menguras kekuatan fisik secara maksimal. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa terhadap sistem kerja yang ada apakah memenuhi prinsip-prinsip ergonomi kerja yang dapat menjamin kesehatan dan keselamatan kerja pekerja secara baik. Handout Pengukuran Kerja
Bongkahan yang berada diatas lantai selanjutnya dipungut pada kondisi punggung membungkuk dan dilempar keatas gerobak untuk diangkut pada tempat penimbangan Pekerjaan menarik, melipat, mengangkat dan melempar merupakan pekerjaan yang berulang dan repetitif yang dilakukan dalam posisi berdiri diatas lantai akan menguras banyak energi disamping mengakibatkan rusaknya sistem tulang punggung (Law back pain) secara permanen. Untuk mengetahui sistem lebih jauh dilakukan pengukuran-pengukuran terhadap beberapa aspek, yaitu : Pengukuran berat beban angkatan. Sampel ukuran diambil 100 buah dan selajutnya diuji keseragaman dan kecukupan data. Data dikelompokan menjadi 20 grup, dan variansi dihitung dengan rumus : Handout Pengukuran Kerja
dan 0,55 1 Karena N’ < n, maka data dianggap cukup. Selanjutnya hasil perhitungan data berat diketahui berat rata-rata blangket ( adalah 17,82 kg. ) = Hasilnya diperoleh = 0,33 dan x = 0,15 BKA = x + 2 x = 18,12 BKB = x – 2 x = 17,55 ternyata data berada dalam batas kontrol (seragam) pada tingkat keyakinan 95% dan ketelitian 5%. Uji kecukupan data dilakukan dengan formula N’ = Handout Pengukuran Kerja
Pengukuran waktu siklus memindahkan satu blangket dari lantai keatas gerobak terhadap 100 sampel, setelah melalui proses analisis keseragaman dan kecukupan data diperoleh sebagai berikut : = 0,69 ; x = 0,31 ; N’ =14,89 dengan waktu siklus rata-rata () = 7,13 detik. Pengukuran jumlah angkatandalam satu menit, untuk n = 100 melalui proses yang sama diperoleh pula : = 0,70 ; x = 0,31 ; N’ =16,15 dengan jumlah frekwensi rata-rata () = 6,95 angkatan/menit dan dibulatkan menjadi 7. Sikap kerja pada kondisi saat ini dalam mengngkat blangket dalam posisi membungkuk (stoop lift), dan kegiatan melipat dengan mengangkat tangan (arm lift). Kegiatan membungkukkan badan dan mengangkat lengan tangan dapat dikurangi jika blanket yang keluar dari mesin ditampung oleh suatu meja dengan ketinggian 69 cm, lebar 60 cm dan panjang 250 cm Tubuh manusia bisa dianggap sebagai suatu mesin, dimana untuk melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaaannya dibatasi oleh serangkaian hukum-hukum alam. Kemampuan manusia untuk melaksanakan macam-macam kegiatan tergantung pada struktur fisik tubuhnya yang terdiri dari : struktur tulang, otot-otot, kerangka, sistem saraf dan proses metabolisme. Pada tubuh manusia terdapat 265 tulang pembentuk rangka yang berfungsi untuk melindungi dan melaksanakan kegiatan fisik (sastrowinoto, 1985) Handout Pengukuran Kerja
analisis terhadap sistem kerja pada stasiun akhir dari proses basah pada kegiatan produksi pabrik karet PT. Lembah Karet Padang. Pada tahap penelitian pendahuluan mengindikasikan sistem kerja yang ada kurang memenuhi prinsip-prinsip ergonomi kerja, sehingga perlu dilakukan perbaikan sistem kerja melalui perancangan alat bantu tambahan dalam bentuk meja kerja sederhana Berdasarkan hasil penelitian sistem kerja yang ada dan analisis rancangan dapat disimpulkan sebagai berikut : • Masih banyak ditemukan pada sistem kerja manual, terutama pada jenis pekerjaan-pekerjaan kasar belum memperhatikan dan memenuhi persyaratan ergonomi kerja. • Terlihat dengan jelas sistem kerja pengangkat blanket pada stasiun akhir pekerjaan basah belum memenuhi persyaratan ergonomi kerja, terutama ditinjau dalam aspek kesehatan dan keselamatan kerja jangka panjang. • Dengan memperbaiki sistem kerja yang ada dan penambahan sebuah alat bantu senderhana dalam bentuk meja kerja, mampu memperbaki kondisi kerja secara signifikan, dibuktikan dengan menurunnya lifting indek dari 2,93 menjadi 0,74 dan kosumsi energi dari 4,42 kkal/menit menjadi 2,53 kkal/menit. • Hasil dari analisa rencangan sistem kerja usulan telah memenuhi persyaratan ergonomi kerja serta aman dari kemungkinan kecelakaan tulang punggung (law back pain) dan menurunkan tingkat kelelahan kerja karena berkurangnya kosumsi energi kerja. Handout Pengukuran Kerja
Perancangan Mekanisasi Alat Pengepakan Studi Kasus di Home Industri Kopi Bubuk Dari hasil survei penumpukan kopi banyak pada bagian pengepakan, dikarenakan pekerja masih mengunakan alat yang sederhana berupa sendok takaran dengan posisi kerja yang tidak ergonomis. Dengan keadaan kerja yang ada sekarang ini sering mengakibatkan kondisi kerja yang kurang nyaman sehingga pekerja cepat lelah. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang salah satunya adalah belum tersedianya fasilitas kerja yang ergonomis dan cara kerja yang kurang efektif dan efisien. Bila kondisi tersebut tidak segera ditanggulangi maka akan menyebabkan rasa sakit pada bagian anggota tubuh tertentu pada saat bekerja dan waktu pengerjaan menjadi lebih lama. Untuk mengatasi faktor-faktor tersebut dirancang suatu fasilitas kerja yang ergonomis sebagai penunjang pekerja agar dapat bekerja dengan nyaman dan aman. Perlu dirancang suatu alat bantu pengepakan. Dengan perancangan fasilitas kerja tersebut diharapkan mampu menciptakan suatu kenyamanan dalam bekerja, mengurangi lamanya waktu saat pengepakan dan mengurangi kelelahan pada bagian anggota tubuh tertentu Handout Pengukuran Kerja