360 likes | 846 Views
<<pertemuan 21-22-23-24: hubungan antar kelompok. Matakuliah : pengantar psikologi sosial Tahun : <<Tahun Berlaku>>. Intergroup Behavior. Ideologies separate us, dreams and anguish bring us together. (Playwright Eugene Ionesco). Apakah perilaku antar kelompok? “Intergroup behavior”.
E N D
<<pertemuan 21-22-23-24: hubungan antar kelompok Matakuliah : pengantar psikologi sosial Tahun : <<Tahun Berlaku>>
Ideologies separate us,dreams and anguish bring us together.(Playwright Eugene Ionesco)
Apakah perilaku antar kelompok?“Intergroup behavior” • Face-to-face / restrictive definition: Intergroup behavior is any behavior that involves interaction between one or more representatives of two or more separate groups. • Broader definition: Intergroup behavior is any perception, cognition or behavior that is influenced by people’s recognition that they and others are members of distinct social groups.
PD II, 1943-1945 genosida di Jerman. • 1996-1997, Konflik Suku Hutu dan Tutsi • Mei 1998, Kerusuhan di Jakarta • 911, 2001, WTC di USA • 2002, Bom Bali • 2008, Bom di Mumbay • Dan sebelumnya dan sesudahnya …
Deprivasi Relatif • Pra-kondisi utama dari kekerasan kolektif. • Deprivasi relatif tidak pernah merupakan kondisi absolut, melainkan selalu secara relatif terkait dengan kondisi lain. Misal: • Kenaikan pangkat seorang karyawan merupakan deprivasi buat karyawan yang lain • Harga BBM naik merupakan deprivasi buat yang mengharapkan tidak naik, tetapi tidak untuk yang setuju dengan alasan pemerintah. • Dalam buku Orwell “The Road to Wigan Pier” (1962): buruh-buruh tambang di Inggris mulai merasa kekurangan tempat pemukiman sejak mereka diberi tahu tentang hal tsb. D.p.l.: sebelumnya mereka kepadatan penduduk dianggap biasa-biasa saja.
Deprivasi relatif diperkenalkan pertama kali oleh Stouffer (1949) dalam penelitiannya tentang serdadu-serdadu AS di PD II. • Davis (1959): RD refers to a perceived discrepancy between attainments or actualities (“is”) and expectations or entitlements (“ought”). • Gurr (1970): DR timbul sebagai hasil perbandingan antara pengalaman/kenyataan dan harapan. • Contoh: • Depresi 1930 menyebabkan harga hasil pertanian merosot, diikuti dengan meningkatnya anti Yahudi di Polandia • Gold rush 1850an di Australia menyebabkan merosotnya penghasilan per kapita para penambang, diikuti dengan pembantaian para penambang Cina. • Contoh-contoh di Indonesia?
DR fraternalistic (kelompok kekerabatan): kelompok yang paling deprived adalah yang paling keras ekspresinya, paling agresif dan paling militant. Contoh: Muslim di India, Perancis di Kanada, Katolik di Irlandia Utara, Palestina di Timur Tengah, dll. Di Indonesia: ? • 4 faktor lain yang memicu kekerasan kolektif: • Identifikasi diri yang kuat terhadap kelompoknya • Kekerasan sosial harus dipandang sebagai sarana yang praktis dan berpeluang untuk mencapai perubahan. • Ada persepsi tentang ketidak adilan • Harus jelas kelompok bandingnya (Hindu, Inggris, Protestan, Israel, di Indonesia: Cina, AS, Madura, Kristen)
Eksperimen Sherif dkk tentang konflik nyata (1949, 1953, 1954) • Tahap 1: Anak-anak tiba di kamp, mulai beraktivitas, berkenalan dan berteman (engagement). • Tahap 2: Kemp dibagi dua, lokasi terpisah, kegiatan terpisah, timbul ingroup-outgroup feeling, tumbuh benih-benih ethnocentrism • Tahap 3: Kedua kelompok disuruh berkompetisi (competition), rasa persaingan, ethnocentrism memuncak, saling benci dibawa-bawa keluar konteks kompetisi, misal: di ruang makan saling lempar piring. • Tahap 4: Superordinate goals(tujuan yang diinginkan bersama, tetapi tidak bisa dicapai sendiri-sendiri), kedua kelompok mau kerja sama lagi.
Teori Konflik Nyata Antar Kelompok realistic group conflict theory, Sherif (1966) Tujuan bersama: Perlu kerja sana Tujuan Eksklusif: Sumber terbatas Persaingan Antar Individu Kerjasama Antar Individu Hubungan Interpesonal Konflik atr-prib, solid- kelomp.rendah, kelomp. terpecah Solidaritas Kelompok Kerjasama Antar Kelompok Persaingan Antar Kelompok Hubungan Intergroup Konflik antar kelompok Harmoni antar kelompok
Prisoner’s dilemma (Luce & Raiffa, 1957) • Dua terdakwa diminta mengakui kesalahannya untuk mendapat hukuman yang ringan dan pengakuannya akan digunakan sebagai bukti untuk memberatkan terdakwa lainnya: • Kalau keduanya mengaku hukuman masing-masing 5 tahun penjara. • Tetapi kalau salah satu yang mengaku, maka yang mengaku akan bebas, sedangkan yang tidak mengaku akan dihukum 10 tahun. • Sedangkan kalau keduanya tidak mengaku, keduanya akan mendapat 1 tahun penjara.
Pay-off matrix TERPIDANA A Mengaku Tidak Mengaku 10 tahun 5 tahun Mengaku 0 tahun 5 tahun TERPIDANA B 0 tahun 1 tahun Tidak Mengaku 10 tahun 1 tahun
Hasilnya: • Keduanya mengaku dengan maksud agar mendapat kebebasan, tetapi justru keduanya mendapat hukuman 5 tahun. • Penyebabnya: • Saling curiga • Tidak saling mempercayai
The Trucking Game (Deustch & Krauss, 1960) Start ACME Jalan khusus ACME Tujuan ACME Gerbang ACME Gerbang BOLT Jalan satu jalur Jalan khusus BOLT Start BOLT Tujuan BOLT
Bagaimana cara terbaik agar kedua perusahaan bisa memindahkan barang-barangnya? • Cara yang optimal: mengatur jadwal penggunaan Jalan Satu Jalur • Yang terjadi perundingan yang tidak kunjung selesai masing-masing ngotot, sehingga sering terjadi rebutan jalur, salah satu harus mundur. • Analogi: • Perang dingin Rusia-AS • GAM dan TNI • Penyebabnya: • Saling curiga • Tidak saling mempercayai
The Commons Dilemma/Tragedy of the Commons (Hardin, 1968) • Definisi: Social dilemma in which cooperation by all benefits all, but competition by all harms all. • Kota tradisional di Inggris mempunyai lahan untuk dimanfaatkan bersama. • Jika 100 petani boleh menggembala 100 ekor sapi, maka rumput akan tumbuh kembali dengan sendirinya. • Tetapi kalau seorang saja menambah sapinya untuk mendapat keuntungan yang lebih besar, petani yang lain juga akan ikut menambah sapinya. Pada suatu saat, rumput akan habis karena terlalu banyak sapi.
Identitas Sosial • Eksperimen Sheriff membuktikan bahwa ethnocentrism bisa terbentuk tanpa latar belakang atau tujuan tertentu. • Dalam eksperimennya Tajfel (1971) menemukan minimal group paradigm: anak-anak yang dikelompokkan secara acak (misal: penggemar pelukis Kandinsky vs pelukis Klee, atau hanya kelompok X dan Y) langsung mengembangkan ingroup favoritism. • Kategorisasi sosial saja tidak cukup untuk menimbulkan identifikasi kelompok dan diskriminasi intergroup. • Identifikasi kelompok hanya terjadi jika orang mengidentifikasi diri terhadap kategori, dan identifikasi terhadap kategori terjadi jika kategorisasi itu mengurangi ketidak pastian subyektif dalam situasi tertentu (Hogg).
Teori Identitas Sosial • Eksperimen Tajfel dkk. (1971) membuktikan “paradigma kelompok minimal” hanya dengan memberi label “X” dan “Y” otomatis terjadi identitas sosial. • Melahirkan teori “Identitas Sosial” (Tajfel & Turner, 1979; Abrams & Hogg, 1990) • Asumsi dasarnya: masyarakat terstruktur secara hirarkis dan terbagi-bagi dalam kategori-kategori sosial yang saling terhubungkan berdasarkan satus dan power (AS: hitam-putih, Irlandia: Katolik-Protesan, Malaysia dan Indonesia: Pribumi/Bumiputera – non-pri dll) • Premisnya: kategori sosial menyebabkan idenitas sosial a definition of who one is and a description and evaluation of what this entails.
Perbedaan antara identitas sosial dan identitas pribadi: • Identitas sosial adalah bagian dari konsep diri yang ditarik dari keanggotaan dalam suatu kelompok • Identitas pribadi dari sifat pribadi (personal traits) dan ciri khas hubungan pribadi dengan orang-orang lain (Turner, 1982). • Teori Identitas Sosial diperlukan untuk menghindari penjelasan perilaku kelompok atau antar kelompok dengan menggunakan teori identitas pribadi atau personal traits (authoritarian personality, frustration-aggression dll). • Dengan perkataan lain: untuk hindari masalah “reduksionisme”
Identitas Sosial diasosiasikan dengan perilaku kelompok: • Ethnocentrism • Ingroup favoritism • Intergroup differentiation • Stereotypes (Allpor, 1954; Erlich, 1973) potensial menimbulkan konflik antar kelompok (Doise, 1978), tetapi tidak selalu, karena ada unsur satu lagi yaiTu: • Positive self esteem: untuk itu kelompok membutuhkan hubungan yang positif dengan kelompok lain (Festinger, 1954; Suls & Wheeler, 2000)
Teori Identitas Sosial: Strategi untuk memperbaiki identitas sosial TAKTIK KHUSUS SISTEM BELIEF TIPE STRATEGI Keluar dan loncat: asimilasi ke Kel. status tinggi Mobilitas individual Mobilitas Sosial Perband. antarkel. dgn dimensi baru Kreativitas Sosial Tidak ada Alternatif Kognitif Redifinisi nilai Memband. dg kel2 lain Perubahan Sosial Ada Alternatif Kognitif Akivis HAM, politik, terorism, revolusi, perang Kompetisi Sosial
Perilaku kolektif dan crowd (kerumunan) • Sejumlah besar orang pada tempat dan waktu yang sama. • Perilaku seragam dengan ciri: • Impulsif • Emosional • Melanggar norma sosial • Termasuk: • Rusuh massa • Fashion • Social movements • Cults • Trendy
Teori Norma Darurat(Emergent Norms) • Dari sosiolog R.H. Turner (1974, bukan psikolog sosial J.C. Turner) • Bukan patologis/instink • Norm governed behavior • Tidak harus ada kaitannya dengan masa lalu/norma kelompok yang ada • Norma muncul dari kelompok itu sendiri, sebagai dampak dari tekanan lingkungan (emergent norm)
Teori Norma Darurat Kumpulan sesaat orang-orang yang tidak punya sejarah saling keterkaitan, karenanya tidak ada norma pra-eksistensi kelompok. Norma yang diakui adalah distinctive behavior. Mulai muncul norma-norma baru, yang menimbulkan tekanan terhadap anti-konformitas Mayoritas yang diam saja, dianggap persetujuan terhadap norma; tekanan terhadap anti-konformitas. Perilaku Kolektif
Contoh Kasus Kerusuhan St Paul, Bristol, Inggris (1980) • Pemicu rangkaian kerusuhan di Inggris thn. 1980-an • Kekerasan, pembakaran dan penjarahan terbatas, ada aturannya: hanya pada kantor-kantor pemerintah, kantor polisi, bank, toko-toko dll. • Terbatas pada lingkungan St Paul sendiri yang miskin dan banyak pengangguran • Rasa identitas sosial sebagai komunitas St Paul makin kuat, terutama setelah dituding sebagai anti pemerintah.
Meningkatkan hubungan antar kelompok (mengurangi prasangka/stereotip) menurut berbagai teori: • Teori Personality (kepribadian otoriter): Ubah kepribadian melalui pendidikan/ asuhan orangtua. • Teori FA (Frustrasi-Agresi) dan RD (Deprivasi Relatif): kurangi frustrasi/ deprivasi, alihkan perhatian dari F dan D, kendalikan harapan yg terlalu melambung. • Teori Aggressive Clue: cegah weapons effect, tingkatkan stimulus non-kekerasan (gambar anak-anak, wajah tertawa dll) • Teori Realistic Conflict: ciptakan superordinate goals yang harus dicapai bersama • Teori Identitas Sosial: kembangkan bentuk kompetisi yang sah (legal) dan non-violent.
Abraham Lincoln said :“ A house divided against itselfcannot stand.”