600 likes | 1.65k Views
Stress dan Manajemen Stress. Nataya Charoonsri Rizani Psikologi Industri. Stress ???. Tuntutan psikologis dan/atau fisik pada seseorang Secara formal, stress adalah : Suatu respon yang adaptif Dihubungkan oleh karakteristik dan/atau proses psikologis individu
E N D
Stress dan Manajemen Stress Nataya Charoonsri Rizani Psikologi Industri
Stress ??? • Tuntutan psikologis dan/atau fisik pada seseorang Secara formal, stress adalah : • Suatu respon yang adaptif • Dihubungkan oleh karakteristik dan/atau proses psikologis individu • Yang merupakan suatu konsekuensi dari suatu tindakan eksternal, situasi atau peristiwa yang menempatkan • Dimensi stress • Tuntutan lingkungan, diartikan sebagai penyebab stress, yang menghasilkan • Suatu respon yang adaptif yang dipengaruhi oleh • Perbedaan individual
Stresor Hasil • Tingkat Individual • Tuntutan pekerjaan • Konflik peran • Pengendalian lingkungan yang dirasakan • Hubungan dengan supervisor’ • Beban kerja • Psikologis yang berkaitan dengan sikap • Kepuasan kerja • Komitmen organisasional • Keterlibatan dgn pekerjaan • Kepercayaan diri • Kepenatan • Emosi • Depresi Stress yang dirasakan • Tingkat Kelompok • Perilaku manajerial • Kurangnya kekompakan • Konflik dalam kelompok • Perbedaan status • Keperilakuan • Ketidakhadiran • Turnover • Kinerja Kecelakaan • Penyalahgunaan substansi • Tingkat Organisasi • Kebudayaan • Struktur • Teknologi • Pengenalan dan perubahan dalam kondisi kerja • Perbedaan Individual • Keturunan, usia, kemampuan pribadi, jenis kelamin,dukungan sosial, ciri kepribadian, pekerjaan • Kognitif • Pengambilan keputusan yang buruk • Kurang konsentrasi • Mudah lupa • Ekstraorganissional • Keluarga • Ekonomi • Waktu yang berubah • Polusi,panas, kepadatan, udara • Kesehatan Fisik • Sistem kardiovaskuler • Sistem kekebalan • Sistem muskuloskeletal • Sistem gastrointestinal
Tahapan Stress Seperti Apa ??? • Dikenal dengan ‘general adaptation syndrome’ • Tahap alarm (bahaya), menerima tuntutan dari lingkungan dan menganggap sebagai ancaman. Masa ini tidak berlangsung lama • Tahap resistance (perlawanan), berupaya untuk menghadapi tuntutan • Tahap exhaustion (kehabisan tenaga)
Tahapan Stress Seperti Apa ??? • Menurut Hans Seyle (Bapak dari konsep stress modern) • Menerima rangsangan stress • Mekanisme pertahanan badan diaktifkan : kelenjar mengeluarkan adrenalin, cortisone • Perubahan diatur oleh saraf pusat • Perlawanan terhadap sakit • Jika reaksi badan tidak cukup dapat timbul penyakit yang dinamakan diseases of adaptation
Stress berkonotasi negatif ??? • Seyle membagi stress menjadi dua: • Stress yang positif (eustress) • Konstruktif • Menghasilkan sesuatu yang positif • Stress yang negatif (distress) • Destruktif • Menghasilkan sesuatu yang negatif • Tambahan dari Seyle : • Stress bukanlah sekedar ketegangan saraf • Stress dapat memiliki konsekuensi positif • Stress bukanlah sesuatu yang harus dihindari • Tidak adanya stress samasekali adalah kematian
Unjuk kerja stress Untuk apa stress dipelajari ???
Untuk apa mempelajari stress ??? • Karena dikenal ‘eustress’, yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan kinerja yang paling optimal • Karena terdapat biaya ekonomi dan kewajiban hukum dari stress
Tingkatan stress (Dr. Robert J. Van Amberg,1979) • Stress tahap 1 • Merupakan tahapan stress yang paling ringan dan menggembirakan / membangun • Biasanya ditandai oleh semangat kerja yang berlebih, senang dengan pekerjaannya • Secara tidak sadar menyebabkan cadangan energi menipis • Stress tahap 2 • Dampak stress yang semula menyenangkan sebagaimana diuraikan pada tahap 1 mulai menghilang dan • Timbul keluhan-keluhan lelah yang disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak cukup waktu untuk beristirahat. • Stress tahap 3 • Bila seseorang tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya, maka keluhan lelah semakin nyata • Mulai muncul perasaan tidak tenang • Meningkatnya ketegangan emosional, insomnia, dan koordinasi tubuh terganggu • Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter untuk memperoleh terapi, atau mengurangi beban stressnya dan tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai energi yang mengalami defisit • Mulai timbul kelelahan / keluhan fisik semu yang apabila diperiksakan ke dokter seringkali oleh dokter dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya
Tingkatan stress • Stress tahap 4 • Tahapan ini terjadi bila seseorang merasakan keluhan semu pada tahap 3 namun tetap memaksakan dirinya untuk bekerja tanpa istirahat yang cukup. • Mulai merasakan kebosanan / kejenuhan terhadap pekerjaan yang semula menyenangkan • Respon melambat • Konsentrasi menurun • Timbul rasa takut dan cemas • Stress tahap 5 • Ditandai dengan ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana • Ketakutan dan kecemasan semakin meningkat, timbul perasaan bingung dan panik • Stress tahap 6 • Merupakan tahapan klimaks, seseorang sering mengalami serangan panik dan perasaan takut mati. • Tidak jarang orang pada tahapan ini berulang-kali dibawa ke Unit Gawat Darurat bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh.
Bagaimana Menghadapi Stress? Flight or fight?
Moderator Stress, Apa itu??? • Variabel yang menyebabkan hubungan antara stressor dan stress yang dirasakan, dan hasil menjadi lebih lemah pada beberapa orang dan lebih kuat pada beberapa orang. • Pengetahuan mengenai moderator stress yang penting dapat menghadapi stress karyawan. • Moderator tersebut adalah : • Dukungan sosial • Penanggulangan (coping) • Keteguhan Hati (hardiness) • Perilaku Tipe A
Dukungan Sosial • Jaringan pendukung bersumber dari : norma budaya, lembaga sosial, perusahaan, kelompok,individu • Jenis dukungan : • Dukungan penghargaan (esteem) • Dukungan informasional • Persahabatan sosial • Dukungan instrumental
Faktor situasional Penilaian kognitif atas stressor Strategi penanggulangan Faktor pribadi Berbahaya? Mengancam? Menantang? Penanggulangan (coping) Mengendalikan Melarikan diri Manajemen terhadap gejala
Keteguhan Hati • Kemampuan secara sudut pandang atau secara keperilakuan mengubah bentuk stressor yang negatif menjadi tantangan yang positif • Dimensi kepribadian yang berpengaruh : • Komitmen • Lokus pengendalian (locus of control) • Tantangan
Kepribadian Tipe A • Dikenal dua tipe kepribadian A dan B • Tipe A yang lebih rentan terkena stress
Manajemen Stress • Kerekayasaan organisasi • Kerekayasaan pribadi • Teknik penenangan pikiran • Teknik penenangan melalui aktivitas fisik
Kerekayasaan Organisasi • Mengubah lingkungan kerja agar tidak dirasakan sebagai lingkungan yang penuh stress • Memperhatikan lingkungan kerja • Menurut Everly&Girdano: • Management by Objective • Menetapkan sasara realistik • Merancang perangkat perencanaan, tindakan, metode untuk mencapai sasaran • Menciptakan strategi untuk mengukur keberhasilan • Mengukur keberhasilan mencapai sasaran • Time management • Analisis waktu • Strategi untuk mengorganisasi • Strategi untuk follow up
Kerekayasaan Individu • Mengubah faktor-faktor dalam individu agar : • Ambang stress meningkat • Toleransi terhadap stress meningkat, dapat lebih lama bertahan pada situasi yang penuh stress,dapat mempertahankan kesehatan
Penenangan Pikiran • Mengurangi kegiatan berpikir, yaitu proses berpikir dalm bentuk merencana,mengingat, berkhayal,menalar yang secara berkesinambungan kita lakukan dalam keadaan bangun dan sadar • Cara yang dapat dilakukan : • Meditasi • Pelatihan relaksasi autogenik • Pelatihan relaksasi neuromuskular
Penenangan Melalui Aktivitas Fisik • Menghamburkan atau untuk menggunakan sampai habis hasil-hasil stress yang diproduksi oleh ketakutan dan ancaman • Mengubah sistem hormon dan saraf ke dalam sikap mempertahankan
Tipe A Ciri-ciri pola perilaku tipe A (Rosenmen & Chesney, 1980) : • Ambisius, agresif, dan kompetitif, banyak jabatan rangkap. • Kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung dan marah (emosional). • Kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri berlebih. • Cara bicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, tidak dapat diam. • Bekerja tidak mengenal waktu (workaholic). • Pandai berorganisasi, memimpin, dan memerintah (otoriter). • Lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan. • Kaku terhadap waktu, tidak dapat tenang (tidak relaks), serba tergesa-gesa. • Mudah bergaul (ramah), pandai menimbulkan perasaan empati dan bila tidak tercapai maksudnya mudah bersikap bermusuhan. • Tidak mudah dipengaruhi, tidak fleksibel. • Bila berlibur, pikirannya ke pekerjaan, tidak dapat santai. • Berusaha keras untuk dapat segala sesuatunya terkendali
Tipe B Ciri-ciri pola perilaku tipe A (Rosenmen & Chesney, 1980) : • Ambisinya wajar-wajar saja, tidak agresif dan sehat dalam berkompetisi, serta tidak memaksakan diri. • Penyabar, tenang, tidak mudah tersinggung, dan tidak mudah marah (emosi terkendali). • Kewaspadaan dalam batas yang wajar, demikian pula kontrol diri dan percaya diri tidak berlebihan. • Cara bicara tidak tergesa-gesa, bertindak pada saat yang tepat, perilaku tidak hiperaktif • Dapat mengatur waktu dalam bekerja. • Dalam berorganisasi dan memimpin bersifat akomodatif dan manusiawi. • Lebih suka bekerjasama dan tidak memaksakan diri bila menghadapi tantangan. • Pandai mengatur waktu dan tenang (relaks). • Mudah bergaul, ramah, dan dapat menimbulkan empati untuk mencapai kebersamaan (mutual benefit). • Tidak kaku (fleksibel), dapat menghargai pendapat orang lain, tidak merasa dirinya paling benar. • Dapat membebaskan diri dari segala macam problem kehidupan dan pekerjaan manakala sedang berlibur. • Dalam mengendalikan segala sesuatunya mampu menahan serta mengendalikan diri.