290 likes | 624 Views
KETAHANAN LINGKUNGAN: MITIGASI & REMEDIASI Dikoleksi oleh : Soemarno PSDL-PPSUB April 2013. MITIGASI DAN REMEDIASI. Mitigasi adalah pengurangan, pencegahan atau bisa dikatakan sebagai proses mengupayakan berbagai tindakan preventif untuk meminimalisasi dampak negatif dari sesuatu.
E N D
KETAHANAN LINGKUNGAN: MITIGASI & REMEDIASI Dikoleksioleh: Soemarno PSDL-PPSUB April 2013
MITIGASI DAN REMEDIASI Mitigasi adalah pengurangan, pencegahan atau bisa dikatakan sebagai proses mengupayakan berbagai tindakan preventif untuk meminimalisasi dampak negatif dari sesuatu. MITIGASI adalah proses mengupayakan berbagai tindakan preventif untuk meminimalisasi dampak negatif bencana yang akan terjadi. Mitigasi merupakan investasi jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat. Propinsi Kalsel kaya sumberdaya alam berupa hasil hutan, hasil bumi, dan mineral tambang. Kayu dan batu bara merupakan komoditas ekonomi yang paling diandalkan. Dalam perjalanan pembangunannya, banyak terjadi dampak negatif akibat eksploitasi yang menyebabkan gangguan keseimbangan ekosistem, dan berakibat timbulnya bencana banjir dan tanah longsor. Banjir dan tanah longsor, kalau diperhatikan merupakan fenomena alam yang rutin datang seiring perubahan musim dari kemarau ke penghujan. Namun intensitasnya makin tahun terasa makin parah. Walaupun fenomena banjir dan tanah longsor di daerah pegunungan dan gelombang pasang di daerah pesisir merupakan hal yang berulang setiap tahun, tetapi tetap saja terasa minim antisipasi. Bencana alam sekarang tidak hanya diakibatkan air dan tanah. Angin juga sering menimbulkan malapetaka. Kedahsyatan puting beliung, mampu menyapu semua yang ada di permukaan tanah. Penanggulangan bencana alam adalah perkara kemanusiaan, sehingga menjadi tanggung jawab setiap manusia untuk saling membantu. Tetapi tetap di pundak pemerintah tanggung jawab paling besar untuk menanganinya. Pada awalnya setiap bencana dikoordinasikan oleh Bakornas Penganggulangan Bencana. Sejak disahkannya UU No 24 Tahun 2007, badan itu diganti dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tugasnya adalah koordinasi, komando dan rekonstruksi. BNPB diperkuat oleh dua lembaga yaitu panitia pengarah dan panitia pelaksana. Panitia pengarah terdiri atas masyarakat profesional dan sipil. Oleh:Wahyu WardhanaSpesialis Bedah RS Hasan Basri Kandangan Sumber: http://klipingbencana.blogspot.com/2008/03/mitigasi-bencana-di-kalsel.html … diunduh 31 Maret 2012
MITIGASI DAN REMEDIASI MITIGASI “Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana” (UU No. 24 tahun 2007). Mitigasi sebagai upaya pengurangan risiko bencana memiliki sifat struktural dan nonstruktural. Mitigasi struktural merupakan upaya yang berbentuk fisik untuk dapat mengurangi dampak dari ancaman bencana, misalnya pembangunan sarana dan prasarana yang mampu untuk mengurangi dampak dari ancaman bencana. Sedangkan mitigasi non-struktural merupakan upaya yang berkaitan dengan kebijakan, sosialisasi kepada masyarakat, dan penyediaan informasi kepada masyarakat sehingga mampu untuk mengurangi dampak dari bencana. Dengan adanya kombinasi antara mitigasi struktural dan mitigasi nonstruktural, maka diharapkan masyarakat akan lebih peka terhadap ancaman bencana yang terdapat di sekitar tempat tinggalnya misalnya dengan pembangunan rumah tahan gempa , maka masyarakat akan sadar bahwa di tempat pembangunan tersebut merupakan daerah yang memiliki potensi gempa bumi atau dengan adanya pengerukan sungai, maka masyarakat akan sadar bahwa di lokasi pengerukan tersebut merupakan daerah rawan banjir. Pembangunan rumah tahan gempa dan pengerukan sungai tidak akan mampu memenuhi tujuan tanpa adanya sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi dapat berupa penyuluhan, penyebaran pamflet, maupun pemasangan rambu yang menjelaskan mengenai tujuan dibangunnya rumah tahan gempa dan pengerkan sungai. Oleh karena itu, mitigasi struktural dan mitigasi non-struktural harus berjalan secara simultan. Sumber: http://repository.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807023_chapter2.pdf … diunduh 31 Maret 2012
MITIGASI DAN REMEDIASI . Bencana Menurut keputusan Sekretaris Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penaganan Pengungsi Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi, yang dimaksud bencana adalah : Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia, dan atau oleh keduanya yang mengakibatkan korban penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana dan fasilitas umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat. Bencana alam menurut Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung (2009 : 2) adalah “gejala ekstrim alam dimana masyarakat tidak siap mengahadapinya. Jelas ada dua hal yang berinteraksi yakni gejala alam, masyarakat, atau sekumpulan manusia yang berinteraksi dengan gejala alam”. Berdasarkan dua pengertian di atas, maka jelas bahwa bencana merupakan peristiwa yang diakibatkan oleh manusia, alam, maupun gabungan dari keduanya yang menimbulkan korban penderitaan manusia maupun kehilangan harta benda, serta merusak sistem kehidupannya. Bencana terbagi menjadi tiga yaitu, bencana alam, bencana non-alam, dan bencana manusia. Bencana alam merupakan 13 bencana yang disebabkan oleh adanya gejala alam. Gejala alam baru disebut sebagai bencana ketika bertemu dengan kerawanan, misalnya kejadian gempa bumi merupakan ancaman bagi daerah yang memiliki kepadatan penduduk tinggi. Dalam hal ini kedudukan gempa bumi adalah sebagai ancaman, sedangkan kedudukan kepadatan penduduk merupakan kerawanan. Selanjutnya, bencana non-alam merupakan bencana yang disebabkan oleh hal-hal selain dari alam dan manusia. Bencana yang masuk kategori ini adalah bencana yang diakibatkan oleh kegagalan teknologi dan wabah penyakit. Sedangkan bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh manusia. Bencana yang masuk ke dalam kategori ini antara lain teror bom dan konflik antar kelompok masyarakat. “Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah manusia (man-made disaster)” (UNDP, 2006 : 4). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana adalah sebagai berikut. 1. Bahaya alam dan bahaya karena ulah manusia dapat dikelompokkan menjadi bahaya geologi, bahaya hidrometeorologi, bahaya biologi, bahaya teknologi dan penurunan kualitas lingkungan. 2. Kerentanan yang tinggi dari masyarakat, infrastruktur serta elemen-elemen di dalam kota atau kawasan yang berisiko bencana. 3. Kapasitas yang rendah dari berbagai komponen di dalam masyarakat. Secara geologis Indonesia terletak di antara tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Hindia Australia, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia. Pada Sumatera bagian barat, Jawa bagian selatan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku 14 terdapat fenomena ring of fire yang menjadikan Indonesia memiliki potensi besar terhadap bencana geologis seperti gempa bumi, tanah longsor, tsunami, dan erupsi gunung api. Indonesia juga memiliki kekayaan mineral seperti emas, nikel, tembaga, dan barang tambang lainnya. Selama kurun waktu 1600-2010, Indonesia telah mengalami gempa bumi yang disebabkan oleh peregerakan lempeng. Gempa bumi dengan kekuatan lebih dari enam skala richter juga berimbas terhadap kejadian tsunami. Dampak tsunami akan parah jika morfologi pantai relatif datar dengan penggunaan lahannya didominasi oleh kawasan terbangun. Tsunami di Nangroe Aceh Darussalam pada 26 Desember 2004 merupakan contoh nyata betapa hebatnya dampak dari pergerakan lempeng yang mengakibatkan gempa bumi dengan kekuatan 8,9 skala richter dan diikuti oleh gelombang tsunami yang memporak-porandakan semua yang dilewatinya. Korban jiwa akibat peristiwa itu pun tidak kurang dari 200.000 jiwa. Bencana ini sempat mengundang simpati dari berbagai belahan dunia, sehingga bencana ini sering disebut sebagai bencana kemanusiaan. Sumber: … diunduh 31 Maret 2012
MITIGASI DAN REMEDIASI . Risiko Bencana Menurut United States Agency for International Development (2009:10), yang dimaksud risiko bencana adalah : Kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu daerah akibat kombinasi dari bahaya, kerentanan, dan kapasitas dari daerah yang bersangkutan. Pengertian yang lebih mudah dari risiko adalah besarnya kerugian yang mungkin terjadi (korban jiwa, kerusakan harta, dan gangguan terhadap kegiatan ekonomi) akibat terjadinya suatu bencana. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, pengertian risiko bencana adalah : Potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. Berdasarkan dua pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui risiko bencana yang terdapat di suatu daerah, maka terlebih dahulu harus mengetahui jenis bahaya, kerentanan, dan kapasitas daerah. Semakin rentan suatu daerah, maka tingkat risiko daerah tersebut akan tinggi. Apalagi jika masyarakat di daerah itu tidak memiliki kapasitas yang baik dalam penanggulangan bencana. D. Kerentanan “Kerentanan adalah rangkaian kondisi yang menentukan apakah suatu bahaya (baik bahaya alam maupun bahaya buatan) yang terjadi akan dapat menimbulkan bencana” (United States Agency for International Development, 2009 : 9). Kerentanan dibagi menjadi kerentanan fisik, kerentanan sosial 17 kependudukan, dan kerentanan ekonomi. Kerentanan fisik misalnya kondisi permukiman yang terletak di dekat patahan aktif sedangkan kerentanan sosial kependudukan misalnya kepadatan penduduk di suatu permukiman sangat padat. Kerentanan fisik merupakan kerentanan yang diakibatkan oleh adanya gejala alam yang berpotensi menimbulkan bencana. Kerentanan sosial kependudukan merupakan kerentanan yang disebabkan oleh adanya aktivitas manusia yang memicu timbulnya bencana sedangkan kerentanan ekonomi terkait dengan pendapatan masyarakat. Semakin rendah pendapatan penduduk maka dianggap penduduk tersebut lebih rentan terhadap bencana gempa bumi. Dua hal ini sangat berkaitan karena semakin tinggi kerentanan sosial kependudukan yang ada di suatu tempat, maka akan semakin tinggi pula tingkat kerentanan fisik yang mengancam. Kerentanan ekonomi juga masih terkait dengan kerentanan fisik dan kerentanan sosial kependudukan. Kerentanan ekonomi merupakan kerentanan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Mata pencaharian dan pendapatan merupakan aspek yang termasuk ke dalam kerentanan ekonomi. Mata pencaharian dalam hal ini dilihat dari tempat bekerja seseorang. Orang yang bekerja lebih banyak di dalam bangunan dianggap lebih rentan terkena ancaman gempa bumi daripada orang yang bekerja di luar ruangan. Pendapatan masyarakat dalam hal ini ditinjau dari tingkatannya. Orang yang berpendapatan tinggi akan lebih mudah dalam mengakses jenjang pendidikan, sehingga pengetahuan kebencanaan yang dimilikinya akan mengurangi tingkat kerentanan dari ancaman bencana gempa bumi. 18 Salah satu aspek yang menentukan kerentanan adalah letak suatu komunitas dari pusat ancaman misalnya daerah rawan letusan gunung api merupakan daerah yang terdapat di sekitar tubuh gunung api. Daerah seperti ini pada umumnya mempunyai daya tarik dalam kondisi tanah yang subur untuk bercocok tanam, mata air dan pemandangan yang indah, sehingga masyarakat senang tinggal dan beraktivitas di wilayah itu seperti bertani dan pariwisata. Masyarakat juga banyak yang tinggal di sekitar ancaman bencana, misalnya masyarakat yang rentan terhadap tsunami adalah mereka yang tinggal di pesisir pantai yang berada di dekat daerah penunjaman lempeng bumi, mereka yang rentan terhadap gempa bumi adalah yang tinggal di dekat patahan aktif, penduduk yang rentan terhadap gerakan tanah adalah mereka yang tinggal di lerang-lereng yang labil, masyarakat yang rawan banjir adalah mereka yang tinggal di bantaran-bantaran sungai atau di daerah-daerah yang dahulunya memang merupakan dataran banjir. Tsunami Aceh merupakan contoh dari bencana yang menelan korban di pesisir pantai, longsor Pasir Jambu merupakan bencana yang korbannya adalah masyarakat sekitar lereng, banjir Baleendah merupakan bencana yang menimbulkan korban di bantaran sungai. E. Ancaman Ancaman adalah “kondisi bahaya atau kejadian yang memiliki potensi melukai, menyebabkan kematian, merusak harta milik, fasilitas, pertanian, dan lingkungan” (Boli dkk, 2004 : 12). Berdasarkan asalnya, ancaman terdiri atas ancaman alami dan ancaman tidak alami. Ancaman alami merupakan ancaman 19 yang bersifat meteorologis, geologis, biologis, dan dari luar angkasa. Ancaman tidak alami adalah ancaman yang dibuat manusia atau karena teknologi. Ancaman juga terdiri atas beberapa jenis antara lain pemicu, tanda-tanda peringatan, peringatan awal, kecepatan terjadi, frekuensi, kapan, dan durasi. Pemicu terdiri atas angin, air, tanah, api, konflik, industri, dan ancaman lain yang berhubungan dengan manusia. Tanda-tanda peringatan terdiri atas indikator ilmiah maupun tradisional yang menunjukkan bahwa ancaman akan terjadi. Peringatan awal merupakan waktu antara peringatan dan dampak. Kecepatan terjadinya merupakan kecepatan terjadinya serta dampaknya, misalnya yang bisa diprediksi atau yang tidak bisa diprediksi. Frekuensi merupakan banyaknya ancaman terjadi, misalnya musiman, sekali seumur hidup, atau sepuluh tahun sekali. Kapan merupakan waktu terjadinya ancaman tersebut, misalnya setiap musim hujan atau setiap musim kemarau. Durasi merupakan panjang waktu ancman yang dirasakan, misalnya gempa bumi dan gempa susulannya. Dalam menganalisis ancaman terdapat hal-hal yang harus diperhatikan yaitu sejarah, pengalaman masyarakat, kemungkinan intensitasnya, ancaman sekunder, dan bahaya maksimum yang mungkin terjadi serta elemen-elemen yang ada dalam masyarakat yang berisiko bila ancaman terjadi antara lain manusia, harta benda, lingkungan, dan sistem, sedangkan dampak yang ditimbulkan antara lain kehilangan nyawa, luka, wabah penyakit, kerusakan lingkungan, kerusakan hak miliki, kerusakan infrastruktur, gangguan terhadap tanaman produksi, 20 gangguan terhadap pemerintahan, gangguan terhadap sistem, konsekuensi psikologis, dan perubahan geologis. Sumber: … diunduh 31 Maret 2012
MITIGASI DAN REMEDIASI • Mitigation may refer to: • mitigation of global warming in climate science • environmental mitigation in public administration; also, in particular: • Mitigation banking • The Disaster Mitigation Act of 2000 • disaster mitigation in emergency management; also, in particular: • Flood mitigation • Landslide mitigation • Hurricane mitigation • mitigation of political risk in political science • defense against computer insecurity • Mitigation (law), the opposite of aggravation in law. Environmental mitigation, compensatory mitigation, or mitigation banking, are terms used primarily by the United States government and the related environmental industry to describe projects or programs intended to offset known impacts to an existing historic or natural resource such as a stream, wetland, endangered species, archeological site or historic structure. To "mitigate" means to make less harsh or hostile. Environmental mitigation is typically a part of an environmental crediting system established by governing bodies which involves allocating debits and credits. Debits occur in situations where a natural resource has been destroyed or severely impaired and credits are given in situations where a natural resource has been deemed to be improved or preserved. Therefore, when an entity such as a business or individual has a "debit" they are required to purchase a "credit". In some cases credits are bought from "mitigation banks" which are large mitigation projects established to provide credit to multiple parties in advance of development when such compensation cannot be achieved at the development site or is not seen as beneficial to the environment. Crediting systems can allow credit to be generated in different ways. For example in the United States, projects are valued based on what the intentions of the project are which may be to restore, create, enhance, or preserve a natural resource. Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Environmental_mitigation Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Mitigation … diunduh 31 Maret 2012
MITIGASI DAN REMEDIASI Remediasi Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit. Bioremediasi Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Jasad ini berperan langsung, melalui kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah; dan berperan tidak langsung karena mampu menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri, dan jamur. Michael Hogan, Leda Patmore, Gary Latshaw and Harry Seidman das ist alles scheisse Computer modeling of pesticide transport in soil for five instrumented watersheds, prepared for the U.S. Environmental Protection Agency Southeast Water laboratory, Athens, Ga. by ESL Inc., Sunnyvale, California (1973) Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah… diunduh 31 Maret 2012
MITIGASI DAN REMEDIASI BIOREMEDIASI Bioremediasimerupakanpenggunaanmikroorganismeuntukmengurangipolutandilingkungan. Saatbioremediasiterjadi, enzim-enzim yang diproduksiolehmikroorganismememodifikasipolutanberacundenganmengubahstrukturkimiapolutantersebut, sebuahperistiwa yang disebutbiotransformasi. Padabanyakkasus, biotransformasiberujungpadabiodegradasi, dimanapolutanberacunterdegradasi, strukturnyamenjaditidakkompleks, danakhirnyamenjadimetabolit yang tidakberbahayadantidakberacun. Sejaktahun 1900an, orang-orangsudahmenggunakanmikroorganismeuntukmengolah air padasaluran air. Saatini, bioremediasitelahberkembangpadaperawatanlimbahbuangan yang berbahaya (senyawa-senyawakimia yang sulituntukdidegradasi), yang biasanyadihubungkandengankegiatanindustri. Hal-hal yang termasukdalampolutan-polutaniniantara lain logam-logamberat, petroleum hidrokarbon, dansenyawa-senyawaorganikterhalogenasisepertipestisida, herbisida, dan lain-lain. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Bioremediasi… diunduh 31 Maret 2012
MITIGASI DAN REMEDIASI BIOREMEDIASI Banyakaplikasi-aplikasibarumenggunakanmikroorganismeuntukmengurangipolutan yang sedangdiujicobakan. Bidangbioremediasisaatinitelahdidukungolehpengetahuan yang lebihbaikmengenaibagaimanapolutandapatdidegradasiolehmikroorganisme, identifikasijenis-jenismikroba yang barudanbermanfaat, dankemampuanuntukmeningkatkanbioremediasimelaluiteknologigenetik. Teknologigenetikmolekularsangatpentinguntukmengidentifikasigen-gen yang mengkodeenzim yang terkaitpadabioremediasi. Karakterisasidari gen-gen yang bersangkutandapatmeningkatkanpemahamankitatentangbagaimanamikroba-mikrobamemodifikasipolutanberacunmenjaditidakberbahaya. Strain ataujenismikrobarekombinan yang diciptakandilaboratoriumdapatlebihefisiendalammengurangipolutan. Mikroorganismerekombinan yang diciptakandanpertama kali dipatenkanadalahbakteri "pemakanminyak". Bakteriinidapatmengoksidasisenyawahidrokarbon yang umumnyaditemukanpadaminyakbumi. Bakteritersebuttumbuhlebihcepatjikadibandingkanbakteri-bakterijenis lain yang alamiataubukan yang diciptakandilaboratorium yang telahdiujicobakan. Akantetapi, penemuantersebutbelumberhasildikomersialkankarena strain rekombinaninihanyadapatmenguraikomponenberbahayadenganjumlah yang terbatas. Strain inipunbelummampuuntukmendegradasikomponen-komponenmolekular yang lebihberat yang cenderungbertahandilingkungan. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Bioremediasi… diunduh 31 Maret 2012
MITIGASI DAN REMEDIASI BIOREMEDIASI AdabeberapaterminologipentingartikataRemediasi. Prosespemulihandarikondisiterkontaminasicemaranmenjadikondisiacuan. Dari wikipediaRemediasiadalahkegiatanuntukmembersihkanpermukaantanah yang tercemar. Apabiladianalisissecaralebihmendalam, remediasiadatigayaituremediasifisik (isolasidanpewadahankesuatutempatcemaran), remediasikimia (solidifikasidanekstrasikimia) danremediasibiologi (biofilter, bioventing, dll). Hal yang terakhirinilebihdikenaldenganistilahbioremediasi. Selain media tanah, remediasidapatdilakukandi media air danudara. Bioremediasiminyakbumi. Perlutahap – tahapstudiaplikasiuntukmenghindarikesalahanbioremediasi yang nantinyaberujungkerugian. Hal yang pertamaadalahmelakukanfeasibility study dan site characterization, pemilihanteknik yang akandipakaiapakah in situ atau ex situ. Kelebihandankekurangantentunyamenjadialasanbagaimanamenyikapicemarantersebut. Kelebihan “In Situ” adalahmengurangigangguanterhadaplokasi, pengolahanpencemaran yang lebihdalam, kontak yang minimal dengancemaranvolatildantentunyasangatmengurangibiaya transport meliputiijin yang terkaitdenganlimbahBahanBerbahayadanBeracun (B3). Kekurangannya, diperlukan data geohidrologi yang lebih detail, pengendaliankondisireaksidanhasilakhir yang sulit, monitoring yang lebihhati-hatidanperlurekayasalebihlanjutuntuk supply O2 dan nutrient. Sumber: … diunduh 31 Maret 2012
MITIGASI DAN REMEDIASI BIOREMEDIASI KelebihanEx Situ, optimasikondisipengolahan, pengendalianproses, pengolahanlebihcepatdanmikroorganismekhususdapatdiimplementasikan. Sedangkankekurangannya, diperlukankegiatanpemindahanbahanpencemar yang mahal, materivolatilsulitdikontrolpadasaatkegiatanpemindahanlimbah. Land Farming, composting, biopiledan slurry reactor merupakankegiatanbioremediasi Ex Situ.Studiaplikasiberikutnyaadalah Treatability , yang dibagimenjaditigafase. Fasepertama, ujikemungkinanbioremediasitanahmeliputianalisiskimiakontaminandanpenyebarannya, komposisimikroorganisme, yang adaditanahterkontaminan, ujitoksisitasdaninhibitordankarakteristikfisikpermebilitasstrukturtanah, dll. Fasekedua, kriteriadesaintermasukdidalamnyadesorpsiabiotik, biodegradasimateriterkontaminanskalalaboratoriumdankinetikareaksidengansimulasi. Faseketiga(fase pilot) , aplikasidilapangandengansistemevaluasidari monitoring, yaitupenurunankonsentrasitercemar, perubahanstrukturataukomposisipencemar, perubahanstruktur nitrogen, peningkatanmikroorganismedanperubahankondisioperasional (pH, temperatur) Sumber: … diunduh 31 Maret 2012
MITIGASI DAN REMEDIASI Jenis-jenisbioremediasi Jenis-jenisbioremediasiadalahsebagaiberikut: Biostimulasi Nutriendanoksigen, dalambentukcairatau gas, ditambahkankedalam air atautanah yang tercemaruntukmemperkuatpertumbuhandanaktivitasbakteriremediasi yang telahadadidalam air atautanahtersebut. Bio-augmentasi Mikroorganisme yang dapatmembantumembersihkankontaminantertentuditambahkankedalam air atautanah yang tercemar. Cara ini yang paling seringdigunakandalammenghilangkankontaminasidisuatutempat. Namunadabeberapahambatan yang ditemuiketikacarainidigunakan. Sangatsulituntukmengontrolkondisisitus yang tercemar agar mikroorganismedapatberkembangdengan optimal. Para ilmuwanbelumsepenuhnyamengertiseluruhmekanisme yang terkaitdalambioremediasi, danmikroorganisme yang dilepaskankelingkungan yang asingkemungkinansulituntukberadaptasi. BioremediasiIntrinsik Bioremediasijenisiniterjadisecaraalamididalam air atautanah yang tercemar. Di masa yang akandatang, mikroorganismerekombinandapatmenyediakancara yang efektifuntukmengurangisenyawa-senyawakimiawi yang berbahayadilingkungankita. Bagaimanapun, pendekatanitumembutuhkanpenelitian yang hati-hatiberkaitandenganmikroorganismerekombinantersebut, apakahefektifdalammengurangipolutan, danapakahamansaatmikroorganismeitudilepaskankelingkungan. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Bioremediasi… diunduh 31 Maret 2012
MITIGASI DAN REMEDIASI FaktorLingkungan yang Berpengaruh Kemasaman Tanah (pH). Padatanahumumnyamerupakanlingkunganasam, alkali sangatjarangnamunada yang melaporkanpada pH 11. Penyesuaian pH dr 4.5 menjadi 7.4 denganpenambahankapurmeningkatkanpenguraianminyakmenjadidua kali. Penyesuaian pH dapatmerubahkelarutan, bioavailabilitas, bentuksenyawakimiapolutan, danmakro & mikronutrien. Ketersediaan Ca, Mg, Na, K, NH4+, N dan P akanturun, sedangkanpenurunan pH menurunkanketersediaan NO3- danCl- . Cendawan yang lebihdikenaltahanterhadapasamakanlebihberperandibandingkanbakteriasam. Kadar Air dankaraktergeologi. Kadar air danbentukporostanahberpengaruhpadabioremediasi. Nilaiaktivitas air dibutuhkanutkpertumbuhanmikrobaberkisar 0.9-1.0, umumnyakadar air 50-60%. Bioremediasilebihberhasilpadatanah yang poros. Ketersediaan Hara. Baikpada in situ & ex situ. Bilatanah yang dipergunakanbekaspertanianmungkintakperluditambahzatnutrisi. Untukhidrokarbonditambah nitrogen & fosfor, dapat pula dgnmakro & mikronutrisi yang lain. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Bioremediasi… diunduh 31 Maret 2012
MITIGASI DAN REMEDIASI TEKNOLOGI REMEDIASI TANAH PerkembanganteknologiRemediasi Tanah (In situ, ex situ, physical treatment, thermal treatment, chemical treatment, biologycal treatment). SilahkanklikPerkembanganTeknologiRemediasi Tanah Physical treatment: Soil Washing. ContohprosesnyasilahkanklikSoil Washing danSoil Washing Technique Physical treatment: Soil flushing. ContohproseslihatdiFlushing dan SOIL FLUSHING Chemical treatment: Netralisasi Tanah. Lihatpenjelasannyadi NETRALISASI pH TANAH DAN AIR dangambardampakkasusacid sludge yang mencemaritanah Presentasitugas physical treatment, thermal treatment, chemical treatment Biologycal treatment: prinsipdasar (adsorbsi/absorbsidanbioakumulasimisallogamberat, radioaktif, denganfitokelatin (tanamanhiperakumulator), dlldandegradasi/biokonversibahanolehmakhlukhidup) Biologycal treatment: prinsipdasarBioremediasi (dibatasi dg prinsipdegradasi/biokonversibahan) danFitoremediasi (adsorbsi/absorbsi, rizofiltrasi, rizodegradasi, akumulasi, dll) Bioremediasi: Landfarming Bioremediasi: Biopile Bioremediasi: Composting Fitoremediasi: Bioakumulasilogamberatataurhizodegradasihidrokarbon. Sumber: http://sumarsih07.wordpress.com/bioremediasi-tanah/… diunduh 31 Maret 2012
FITO REMEDIASI “FITOREMEDIASI” berasal dari kata Inggris phytoremediation; kata ini sendiri tersusun atas dua bagian kata, yaitu phyto yang berasal dari kata Yunani phyton (= "tumbuhan") dan remediation yanmg berasal dari kata Latin remedium ( ="menyembuhkan", dalam hal ini berarti juga "menyelesaikan masalah dengan cara memperbaiki kesalahan atau kekurangan“). Fitoremediasi dapat didefinisikan sebagai: penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan, memindahkan, menstabilkan, atau menghancurkan bahan pencemar baik itu senyawa organik maupun anorganik. Fitoremediasi dapat dibagi menjadi fitoekstraksi, rizofiltrasi, fitodegradasi, fitostabilisasi, fitovolatilisasi. Fitoekstraksi mencakup penyerapan kontaminan oleh akar tumbuhan dan translokasi atau akumulasi senyawa itu ke bagian tumbuhan seperti akar, daun atau batang. Rizofiltrasi adalah pemanfaatan kemampuan akar tumbuhan untuk menyerap, mengendapkan, dan mengakumulasi logam dari aliran limbah. Fitodegradasi adalah metabolisme kontaminan di dalam jaringan tumbuhan, misalnya oleh enzim dehalogenase dan oksigenase. Fitostabilisasi adalah suatu fenomena diproduksinya senyawa kimia tertentu untuk mengimobilisasi kontaminan di daerah rizosfer. Fitovolatilisasi terjadi ketika tumbuhan menyerap kontaminan dan melepasnya ke udara lewat daun; dapat pula senyawa kontaminan mengalami degradasi sebelum dilepas lewat daun. Sumber: http://ltl.bppt.tripod.com/sublab/lflora1.htm… diunduh 31 Maret 2012
TUMBUHAN HIPER-AKUMULATOR LOGAM Tumbuhanhiperakumulatoradalahtumbuhan yang mempunyaikemampuanuntukmengkonsentrasikanlogamdidalambiomassanyadalamkadar yang luarbiasatinggi. Kebanyakantumbuhanmengakumulasilogam, misalnyanikel, sebesar 10 mg/kg beratkering (BK) (setaradengan 0,001%). Tetapitumbuhanhiperakumulatorlogammampumengakumulasihingga 11% BK. Batas kadarlogam yang terdapatdidalambiomassa agar suatutumbuhandapatdisebuthiperakumulatorberbeda-bedabergantungpadajenislogamnya (Baker, 1999). Untukkadmium, kadarsetinggi 0,01% (100 mg/kg BK) dianggapsebagaibatashiperakumulator. Sedangkanbatasbagikobalt, tembagadantimbaladalah 0,1% (1.000 mg/kg BK) danuntuksengdanmanganadalah 1% (10.000 mg/kg BK). Laporanpertamamengenaiadanyatumbuhanhiperakumulatormunculpadatahun 1948 olehMinguzzidanVergnano, yang menemukankadarnikelsetinggi 1,2% dalamdaun Alyssum bertolonii. Sejakitu, terutamadenganmengandalkananalisismikroterhadapspesimen herbarium, diketahuiada 435 taxatumbuhanhiperakumulatorlogam yang tumbuhtersebardi lima benuadansemuawilayahiklim(Baker, A.J.M. 1999. Metal hyperaccumulator plants: a biological resource for exploitation in the phytoextraction of metal-polluted soils. URL: http://lbewww.epfl.ch/COST837/ WG2_abstracts.html). Banyakjenistumbuhan yang mempunyaisifathiperakumulatorataubersifattoleranterhadaplogamberat. Tumbuhanhiperakumulatornikeldiketahuilebihdari 150 spesies; sekitar 50 jenisditemukandiKaledoniaBaru, 70 jenis (terutamadari 6 genera Brassicaceae) didaerahdingindibelahanutarabumi, dansisanyaditemukandi Indonesia, Kuba, Zimbabwe, Afrika Selatan, Brazil dan Filipina (Batianoff, G.N., R.D. Reeves dan R.L. Specht. 1990. Stackhousiatryonii Bailey: a nickel-accumulating serpentine-endemic species of central Queensland. Aust. J. Bot. 38:121-130). Sebagiantumbuhanmampumenyerapdanmengakumulasilogamberatdalamjumlahbesar. Di antaratumbuhanhiperakumulatortersebut, SebertiaacuminatadariKaledoniaBaruperlumendapatcatatankhususkarenakemampuannya yang luarbiasadalammengakumulasinikel. Sedemikianbesarnyakadarnikeldidalamlateksnyasehinggabilabatangdilukai, lateks yang keluarberwarnahijau-biru, yaituwarnanikeloksida. Sumber: … diunduh 31 Maret 2012
LINGKUNGAN PERKOTAAN KOTA HIJAU JawabanPermasalahanKualitasLingkunganPerkotaan AmanatUndang-undangPenataanRuang (UUPR) mengenaipenyediaanRuang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaanseluas 30% harusdipenuhiolehsetiapKabupaten/Kota. Hal inimerupakanjawabanataspermasalahanlingkungandanperubahaniklim yang mengemukasaatini, demikiandiungkapkanDirekturJenderalPenataanRuang (Imam S. Ernawi), terkaitdengan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH).Perwujudan RTH perkotaan yang berkualitasdiharapkandapatmenjadietalaseatasminiaturkotahijau, Terbukanyaaksespublik yang luasterhadap RTH akanmewujudkanperanannyasebagailaboratoriumsosial yang memilikifungsidiseminasiinformasidanedukasimasyarakatdalamhalperwujudankotahijau (menurutDirekturPerkotaan, DitjenPenataanRuang, JoessairLubis) dalamkegiatansosialisasi Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) di Jakarta . DitjenPenataanRuangmenggulirkan P2KH sebagaiupayapeningkatankuantitasdankualitas RTH padakawasanperkotaansecaranasional. P2KH diharapkandapatmenjadisaranabagipemerintahkabupaten/kotauntukbersama-samapemerintahpusat, menyatukanpotensidalammewujudkankota yang berkelanjutan. Padasaatini, luasan rata-rata RTH PublikpadaKawasanPerkotaandi Indonesia barumencapaisekitar 13 %. Hal inimenunjukkanbahwamasihbanyakpekerjaan yang perludilakukanuntukmemenuhiamanatUndang-undangPenataanRuang (UUPR) tersebut. P2KH yang telahdirintissejak 2010 lalumerupakanupayamengatasikekurangantersebut. Kegiatanperluasandanpeningkatankualitas RTH yang akandilakukanpadatahun 2012 ini, rencananyaakanmenyentuh 60 Kabupaten/Kota terlebihdahulu. Paraleldengankegiatantersebut, dilakukanfasilitasipenyusunanRencanaAksi Kota Hijau (RAKH) bagikabupaten/kotalainnyadi Indonesia sebagaiprasyaratperluasanfisik RTH kotanyamasing-masing. Sumber: http://www.penataanruang.net/detail_b.asp?id=1878 … diunduh 31 Maret 2012
LINGKUNGAN PERKOTAAN LANGIT BIRU: “Mendorong Peningkatan kualitas Udara Perkotaan dari Pencemaran Udara” Public Expose Langit Biru 2011; Jakarta, 14 Desember 2011 Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) kembali menyelenggarakan Program Expose Langit Biru 2011 diJakarta. Langit Biru merupakan program KLH yang bertujuan untuk mendorong peningkatan kualitas udara perkotaan dari pencemaran udara, khususnya yang bersumber dari kendaraan bermotor melalui penerapan transportasi berkelanjutan. Saat ini, pertumbuhan kendaraan yang cukup tinggi di kota-kota besar di Indonesia tidak saja menimbulkan masalah kemacetan lalu lintas tetapi juga menimbulkan masalah lain seperti kecelakaan lalu lintas, polusi udara, kebisingan, kerugian ekonomi serta kesehatan. Kerugian ekonomi dan dampak kesehatan akibat pencemaran udara dari sumber bergerak di kota-kota di Indonesia, di tahun 1994 World Bank studi memperkirakan biaya ekonomi akibat pencemaran udara di Jakarta mencapai Rp. 500 milyar. Studi ini menghitung terjadi 1.200 kematian prematur, 32 juta masalah pernapasan, dan 464.000 kasus asthma. Sementara data Profil Kesehatan Jakarta tahun 2004 menunjukkan sekitar 46% penyakit masyarakat bersumber dari pencemaran udara antara lain gejala pernapasan 43%, iritasi mata 1,7%, dan asthma 1,4%, sementara infeksi saluran pernapasan dan masalah pernapasan lainnya selalu berada di jajaran paling atas. KLH melalui program Langit Biru bertujuan mengurangi pencemaran udara, sehingga “biaya ekonomi” tidak terbuang sia-sia dan dapat diturunkan serta digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat. “Hasil evaluasi kualitas udara perkotaan diintegrasikan ke dalam Program Adipura untuk kriteria pencemaran udara dan menjadi bagian dari penilaian kota dalam pelaksanaan Program Adipura. Evaluasi kualitas udara perkotaan dilaksanakan di seluruh kota metropolitan dan kota besar serta ibukota propinsi di Indonesia. Penilaian dilakukan baik terhadap aspek fisik maupun non fisik, yang pada intinya adalah mendorong kota-kota di Indonesia untuk menerapkan transportasi yang berwawasan lingkungan (Environmental Sustainable Transport) sebagaimana kesepakatan negara-negara di Asia yang tertuang dalam AICHI Statement”. Sumber: www.menlh.go.id/langit-biru-mendorong-peningk... … diunduh 31 Maret 2012
LANGIT BIRU: “Mendorong Peningkatan kualitas Udara Perkotaan dari Pencemaran Udara” Public Expose Langit Biru 2011; Jakarta, 14 Desember 2011 • Expose LangitBirumeliputi 2 (dua) kegiatanyaitu : • EvaluasiKualitasUdaraPerkotaan yang merupakanupaya KLH dalammenurunkanpencemaranudaradarisektortransportasimelaluipromosidanpenerapankebijakantransportasiberkelanjutandidaerahperkotaan. • EvaluasiPenaatan Baku MutuEmisi Gas BuangKendaraanBermotorTipeBaruMelalui Random Sampling. Kegiataninidilaksanakansebagaiupaya KLH dalammendorongindustriotomotifuntukmemproduksikendaraanbermotorrendahemisidanrendahkonsumsibahanbakarberdasarkanpadateknologiterbaik yang tersedia (Best Available Technology). • Beberapakegiatanfisikdan non fisiktelahdievaluasi. Kegiatan non fisikberupasurveipendapatparapemangkukepentingan yang adadikota-kotatersebutdanpengisianformulir data kota. Kegiatanfisikmeliputiujiemisi “Spotcheck” kendaraanbermotorselama 3 haridengan target 500 kendaraanpribadiperhari. • KegiatanlainnyaadalahPemantauanKualitasUdaraUdaraJalan Raya (roadside monitoring) untuk parameter SO2, CO, NO2, HC, O3, PM10 danpenghitungankinerjalalulintas (KecepatanlalulintasdanKerapatanKendaraan (VCR) dijalanraya). • Seluruhkegiatanfisikdilakukansecaraserentakditiapkotadi 3 ruasjalanarteri yang dipilihbersamadandianggapmewakilikotatersebut. • Hasilevaluasiinimenghasilkan 3 (tiga) kotadengannilaitertinggisebagai Kota LangitBiruuntukKategori Kota Metropolitan, yaitu Kota Surabaya, Kota Medan dan Kota Jakarta Timur. Sedangkantiga Kota LangitBiruTerbaikuntukKategori Kota Besar, yaitu Kota Surakarta, Kota Batamdan Kota Malang. • “Selainmeningkatkankualitasudarakota, Program LangitBirujugatelahberhasilmenjawabtantanganupaya-upayainovatifuntuk program penurunankonsumsibahanbakarminyaksekaligusmengurangiemisi gas rumahkaca yang merupakanpenyebabterjadinyapemanasan global danperubahaniklimdarisektortransportasi”. Sumber: www.menlh.go.id/langit-biru-mendorong-peningk... … diunduh 31 Maret 2012
LANGIT BIRU: “Mendorong Peningkatan kualitas Udara Perkotaan dari Pencemaran Udara” Public Expose Langit Biru 2011; Jakarta, 14 Desember 2011 Dalam rangka mendorong industri otomotif memproduksi kendaraan bermotor rendah emisi dan rendah konsumsi bahan bakar berdasarkan pada teknologi terbaik yang tersedia di dunia, KLH melalui kegiatan evaluasi penaatan baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru melakukan pengujian secara acak. Parameter yang diuji meliputi emisi CO, HC, PM dan NOx, fuel consumsion (carbon balance) dan CO2. Hasil pengukuran pengujian ini akan dibandingkan dengan nilai rendah emisi sesuai dengan KepmenLH No. 252 Tahun 2004 tentang Peringkat Hasil Uji Tipe Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru. Melalui kegiatan evaluasi penaatan baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru telah melakukan pengujian terhadap 33 jenis kendaraan bermotor roda 4. Hasil pengujian ini menghasilkan nilai terbaik (a) untuk kendaraan berbahan bakar bensin yaitu Honda CR-V RE3 2WD 2.4 CKD A/T dengan nilai 98.118; (b) untuk kendaraan berbahan bakar solar yaitu Toyota Fortuner 2.5 G M/T dengan nilai 55.770. Apresiasi kepada 6 (enam) kota terbaik sebagai “Kota Langit Biru 2011”, diberikan dalam bentuk plakat dan sebuah sepeda listrik yang merupakan salah satu kendaraan ramah lingkungan; serta plakat untuk Agen Pemegang Merek kendaraan rendah emisi dan rendah konsumsi bahan bakar yang diwakili oleh PT. Honda Prospect Motor dan PT. Toyota Motor Manufacturing. Kegiatan lainnya yang dilakukan sebagai upaya untuk menurunkan pencemaran udara di kota adalah Pemantauan Kualitas Bahan Bakar di SPBU. Kualitas BBM sangat berpengaruh terhadap emisi yang dihasilkan, semakin baik kualitas BBM tersebut maka semakin sedikit pula emisi berbahaya yang dikeluarkan dari proses pembakarannya. Sumber: www.menlh.go.id/langit-biru-mendorong-peningk... … diunduh 31 Maret 2012
HUTAN KOTA DAN KENYAMANAN LINGKUNGAN Hutankotaadalahhutanatausekelompokpohon yang tumbuhdidalamkotaataupinggirankota. Dalamarti yang lebihluasbisaberupabanyakjenistanamankerasataupohon yang tumbuhdisekelilingpemukiman. Hutankotabisamerupakanhutan yang disisakanpadaperkembangankotaatausekelompoktanaman yang sengajadibuatuntukmemperbaikilingkungankota. Hutankotapentinguntukkeseimbanganekologimanusiadalamberbagaihalseperti, kebersihanudara, ketersediaan air tanah, pelindungterikmatahari, kehidupansatwadalamkotadanjugasebagaitempatrekreasi. Hutankotabisamengurangidampakcuaca yang tidakbersahabatsepertimengurangikecepatanangin, mengurangibanjir, memberiketeduhan. Jugamemberikanefekpenguranganpemanasan global. Menurutpemerintah Indonesia definisihutankotabisadilihatpadaPeraturanPemerintahRepublik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 TentangHutan Kota. Keuntungandarihutankotadenganpohondansemak-semaknyasangatbanyak, termasukkeindahan, penguranganefekpulaubahang (urban heat island), penguranganlimpasan air hujan, penguranganpolusiudara, penguranganbiayaenergiuntukpendinginanudararuangdalambangunanjikaadabangunandidekatnya, meningkatkannilailahandanbangunandisekitarnya, meningkatkan habitat kehidupansatwa, jugamitigasidampaklingkunganperkotaansecarakeseluruhan. Manfaatnyabisameliputi: Pelestarian plasma nutfah. Keragamantanamandanhewan yang adadikotasudahbanyakmengalamipenurunan. Olehsebabitu, hutankotadapatdijadikan areal pelestarian plasma nutfah. Penyanggaekosistemrawan. Tanah miring/terjaldantepiansungai yang mudahlongsordapatditanamidenganpepohonanhutankota. Meningkatkanestetikakota. Hutankotasebagaikawasanuntukpendidikandanpenelitian.[2] Hutankotajugadapatdimanfaatkanuntuk areal wisata. Pohon, bungadanbuahsertagetah yang dihasilkandapatmenunjangpendapatandaerahdanmeningkatkankesejahteraanmasyarakat. Adanyahutankotaakanterbukalapangankerjabarusepertipemanduwisata, sopir, biro perjalanan, pedagangasongandancinderamata.[2] Penguranganpolusiudara. Penyehatanlingkungan. Lingkungankotatercemarberat. Hutankota yang tahanterhadappencemardanefektifdalammenurunkankandunganpencemardapatmenjadikanlingkungankotamenjadilebihsehat. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_kota… diunduh 31 Maret 2012
MEMBANGUN HUTAN KOTA Beberapahal yang perludiperhatikanuntukmembangunHutan Kota a.l. : Strategik: banyakmasalahlingkungankotadanperkotaan yang dapatdiatasidenganmembangunhutankota. Antisipatif: hutankotaharusdipersiapkanuntukmengatasimasalahlingkungan yang diperkirakanakanmunculpadamasa yang akandatang. Hal iniperludiperhatikanmengingathutankotabaruakanberfungsidenganbaiksetelahtanamanberumur 15 – 25 tahun. Futuristik: hutankotaakandapatberfungsidenganbaiksetelahtanamanberukur 15 – 25 tahun; selainitudisaindantataletaktanamandanjaraktanamnyaharusmemperhatikanlingkungansetempat. Janganterlaludekatdenganbanguna, agar tanamansetelahdewasatidakmengganggubangunan, jalandansaluran air. Fungsional: hutankotaharusdiarahkanuntukmengatasimasalahlingkunganbaik yang sudahadapadasaatiniatau yang diperkirakanakanmunsulpadamasa yang akandatang. Efektif: hutankotadapatberperandalammengatasimasalahlingkungankarenajumlahluasan (batang) cukup. Efisien: luasanhutankota (jumlahbatang) yang adadapatmengatasimasalahlingkunganpadaluasan yang minimal. Hal iniperludiperhatikanmengingatlahankotasangatmahaldanlahankotaharuscukuptersediauntukmenyanggakotasebagaipusatberbagaikegiatan. Kecocokan: cocokdenganlingkungansetempat (tanahdaniklim) Luasannyacukup agar manafaathutankotadapatdirasakansecaranyata. Penataletakantanamandiatursedemikianrupa, sehinggamenghasilkankesan yang indah (estetik) Ketahanan: tahanterhadapcekamanlingkunganalamdanbuatan. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_kota… diunduh 31 Maret 2012
KENDALA PEMBANGUNAN HUTAN KOTA • Beberapahambatan yang dijumpaidanseringmengakibatkankurangberhasilnya program pengembanganhutankotaantara lain: • Terlaluterpakukepadaanggapanbahwahutankotaharusdanhanyadibangundilokasi yang cukupluasdanmengelompok. • Adanyaanggapanbahwahutankotahanyadibangundidalamkota, padahalhargalahandibeberapakotabesarsangatmahal. Hargatanahmisalnyadi Jakarta dikawasan Jl. Jend. SudirmanRp. 5,5 juta/m2, di Jl. GatotSubrotoRp. 3,5 juta/ m2 dandikawasan Jl. Rasuna Said Rp. 2,2 juta/m2 (SuaraPembaruan, 7-11-1990). • Adanyakonflikdariberbagaikepentingandalamperuntukanlahan. Biasanya yang menangadalah yang mempunyainilaiekonomi yang tinggi. Karenahutankotatidakmempunyainilaiekonomi yang tinggi, makalahan yang semuladiperuntukkanbagihutankota, atau yang semulatelahdibangunhutankota, padabeberapawaktukemudiandiubahperuntukannyamenjadi supermarket, real-estate, perkantorandan lain-lain. • Adanyapenggunaan lain yang tidakbertanggungjawabseperti: • - Bermainsepak bola, • - Tempatkegiatan a-susila, • - Tempat tuna wisma, • - Pohonsebagaitempatcantolankawatlistrikdantelepon, • - Pangkalpohonseringdijadikansebagaitempatuntukmembakarsampah, • - Sebagaitempatditancapkannyareklamedanspanduk. • - Vandalismedalambentukcoretandengan cat ataugoresandenganpisau. • - Gangguanbinatang : anjing, kucing, tikusdanserangga. Sumber: http://www.dephut.go.id/INFORMASI/HUTKOT/hutkot.htm… diunduh 31 Maret 2012
VEGETASI HUTAN KOTA PemilihanJenis Jenis yang ditanamdalam program pembangunandanpengembanganhutankotahendaknyadipilihberdasarkanbeberapapertimbangandengantujuan agar tanamandapattumbuhbaikdantanamantersebutdapatmenanggulangimasalahlingkungan yang munculditempatitudenganbaik. Untukmendapathasilpertumbuhantanamansertamanfaathutankota yang maksimal, beberapainformasi yang perludiperhatikandandikumpulkanantara lain: Persyaratanedaphis: pH, jenistanah, tekstur, altitude,salinitasdan lain-lain. Persyaratanmeteorologis: suhu, kelembabanudara, kecepatanangin, radiasimatahari. Persyaratansilvikultur: kemudahandalamhalpenyediaanbenihdanbibitdankemudahandalamtingkatpemeliharaan. Persyaratanumumtanaman: Tahanterhadaphamadanpenyakit, Cepattumbuh, Kelengkapanjenisdanpenyebaranjenis, Mempunyaiumur yang panjang, Mempunyaibentuk yang indah, Ketikadewasasesuaidenganruang yang ada, Kompatibeldengantanaman lain, Serbuksarinyatidakbersifatalergis, Persyaratanuntukpohonpeneduhjalan: Mudahtumbuhpadatanah yang padat, Tidakmempunyaiakar yang besardipermukaantanah, Tanah terhadaphembusanangin yang kuat, Dahandan ranting tidakmudahpatah, Pohontidakmudahtumbang, Buahtidakterlalubesar, Serasah yang dihasilkansedikit, Tahanterhadappencemardarikendaraanbermotordanindustri, Luka akibatbenturanmobilmudahsembuh, Cukupteduh, tetapitidakterlalugelap, Kompatibeldengantanaman lain, Daun, bunga, buah, batangdanpercabangannyasecarakeseluruhanindah Sumber: http://www.dephut.go.id/INFORMASI/HUTKOT/hutkot.htm… diunduh 31 Maret 2012
HUTAN KOTA SEBAGAI HABITAT BURUNG Hembusanangin, kicauanburungdanatraksisatwalainnyadikotadiharapkandapatmenghalaukejenuhandan stress yang banyakdialamiolehpendudukperkotaan. Salahsatusatwa liar yang dapatdikembangkandiperkotaanadalahburung. Burungperludilestarikan, mengingatmempunyaimanfaat yang tidakkecilartinyabagimasyarakat, antara lain (HernowodanPrasetyo, 1989) : Membantumengendalikanseranggahama, Membantuprosespenyerbukanbunga, Mempunyainilaiekonomi yang lumayantinggi, Burungmemilikisuara yang khas yang dapatmenimbulkansuasana yang menyenangkan, Burungdapatdipergunakanuntukberbagaiatraksirekreasi, Sebagaisumber plasma nutfah, Objekuntukpendidikandanpenelitian. Beberapajenisburungsangatmembutuhkanpohonsebagaitempatmencarimakanmaupunsebagaitempatbersarangdanbertelur. Pohonkaliandradisenangiburungpengisapmadu. MenurutBallen (1989), beberapajenistumbuhan yang banyakdidatangiburungantara lain : Kiara, caringindanloa (Ficus spp.) F. benjamina, F. variegata,danF. glaberrimabuahnyabanyakdimakanolehburungsepertipunai (Treron sp.). Dadap (Erythrinavariegata). Bunganyamenghasilkannektar. Beberapajenisburung yang banyakdijumpaipadatanamandadapyangtengahberbungaantara lain : betet (Psittaculaalexandri), serindit (Loriculuspusillus), jalak (Sturnidae) danbeberapajenisburungmadu. Dangdeur (Gossampinusheptaphylla). Bunganya yang berwarnamerahmenarikburungungkut-ungkutdansrigunting. Aren (Arengapinnata). Ijukdaribatangnyaseringdimanfaatkanolehburungsebagaibahanuntukpembuatansarangnya. Bambu (Bambusa spp.). Burungblekok (Ardeolaspeciosa) danmanyar (Ploceus sp.) bersarangdipucukbambu. Sedangkanjenisburunglainnyaseperti : burungcacing (Cyornisbanyumas), celepuk (Otusbakkamoena), sikatan (Rhipidurajavanica), kepalatebalbakau (Pachycephalacinerea) danperenjakkuning (Abroscopussuperciliaris) bertelurpadapangkalcabangnya, diantaradedaunandandidalambatangnya. Sumber: http://www.dephut.go.id/INFORMASI/HUTKOT/hutkot.htm … diunduh 31 Maret 2012
HUTAN KOTA UNTUK KEINDAHAN PenapisCahayaSilau Manusiaseringdikelilingiolehbenda-benda yang dapatmemantulkancahayasepertikaca, aluminium, baja, betondan air. Apabilapermukaan yang halusdaribenda-bendatersebutmemantulkancahayaakanterasasangatmenyilaukandariarahdepan, akanmengurangidayapandangpengendara. Olehsebabitu, cahayasilautersebutperluuntukdikurangi. Keefektifanpohondalammeredamdanmelunakkancahayatersebutbergantungpadaukurandankerapatannya. Pohondapatdipilihberdasarkanketinggianmaupunkerimbunantajuknya. MeningkatkanKeindahan Kota Manusiadalamhidupnyatidaksajamembutuhkantersedianyamakanan, minuman, namunjugamembutuhkankeindahan. Keindahanmerupakanpelengkapkebutuhanrohani. Benda-bendadisekelilingmanusiadapatditatadenganindahmenurutgaris, bentuk, warna, ukurandanteksturnya, sehinggadapatdiperolehsuatubentukkomposisi yang menarik. Benda-bendabuatanmanusia, walaupunmempunyaibentuk, warnadantekstur yang sudahdirancangsedemikianrupatetapmasihmempunyaikekuranganyaitutidakalami, sehinggabolehjaditidaksegartampaknyadidepanmata. Akantetapidenganmenghadirkanpohonkedalamsistemtersebut, makakeindahan yang telahadaakanlebihsempurna, karenalebihbersifatalami yang sangatdisukaiolehsetiapmanusia. Tanamandalambentuk, warnadanteksturtertentudapatdipadudenganbenda-bendabuatansepertigedung, jalandansebagainyauntukmendapatkankomposisi yang baik. Peletakandanpemilihanjenistanamanharusdipilihsedemikianrupa, sehinggapadasaatpohontersebuttelahdewasaakansesuaidengankondisi yang ada. Warnadaun, bungaataubuahdapatdipilihsebagaikomponen yang kontrasatauuntukmemenuhirancangan yang nuansa (bergradasilembut). Komposisitanamandapatdiaturdandiletakkansedemikianrupa, sehinggapemandangan yang kurangenakdilihatseperti : tempatpembuangansampah, pemukimankumuh, rumahsusundenganjemuran yang beranekabentukdanwarna, pabrikdengankesan yang kakudapatsedikitditingkatkancitranyamenjadilebihindah, sopan, manusiawidanakrabdenganhadirnyahutankotasebagaitabirpenyekatdisana. Sumber: http://www.dephut.go.id/INFORMASI/HUTKOT/hutkot.htm … diunduh 31 Maret 2012
HUTAN KOTA UNTUK MENYIMPAN AIR TANAH Pelestarian Air Tanah Sistemperakarantanamandanserasah yang berubahmenjadi humus akanmemperbesarjumlahporitanah. Karena humus bersifatlebihhigroskopisdengankemampuanmenyerap air yang besar (Bernatzky, 1978). Makakadar air tanahhutanakanmeningkat. Padadaerahhulu yang berfungsisebagaidaerahresapan air, hendaknyaditanamidengantanaman yang mempunyaidayaevapotranspirasi yang rendah. Di sampingitusistemperakarandanserasahnyadapatmemperbesarporositastanah, sehingga air hujanbanyak yang masukkedalamtanahsebagai air infiltrasidanhanyasedikit yang menjadi air limpasan. Jikahujanlebatterjadi, maka air hujanakanturunmasukmeresapkelapisantanah yang lebihdalammenjadi air infiltrasidan air tanah. Dengandemikianhutankota yang dibangunpadadaerahresapan air darikota yang bersangkutanakandapatmembantumengatasimasalah air dengankualitas yang baik. MenurutManan (1976) tanaman yang mempunyaidayaevapotrnspirasi yang rendahantara lain : cemaralautCasuarinaequisetifolia), Ficuselastica, karet (Heveabrasiliensis), manggis (Garciniamangostana), bungur (Lagerstroemia speciosa), Fragraeafragransdankelapa (Cocosnucifera). Po. K (1 + r - c)t - PAM - PaLa = ----------------------------------------- z La : luashutankota yang harusdibangun Po : jumlahpenduduk K : konsumsi air per kapita 1/hari) r : lajupeningkatanpemakaian air c : faktorpengendali PAM : kapasitassuplaiperusahaan air minum t : tahun Pa : potensi air tanah z : kemampuanhutankotadalammenyimpan air Sumber: http://www.dephut.go.id/INFORMASI/HUTKOT/hutkot.htm … diunduh 31 Maret 2012
HUTAN KOTA – KENYAMANAN LINGKUNGAN