10 likes | 278 Views
Pertama Bertemu Setelah Bung Hatta kembali dari Belanda (1932), beliau pulang ke Bukittinggi. Di kota inilah saya dan Chatieb Soelaiman menemui beliau, bertempat di rumah Gaek (nenek) Bung Hatta.
E N D
Pertama Bertemu Setelah Bung Hatta kembali dari Belanda (1932), beliau pulang ke Bukittinggi. Di kota inilah saya dan Chatieb Soelaiman menemui beliau, bertempat di rumah Gaek (nenek) Bung Hatta. Perjumpaan dengan Bung Hatta ini menjadi kenang-kenangan saya, demikian juga bagi Chatieb Soelaiman. Banyak persoalan serius diungkap Bung Hatta, terutama mengenai aktivitas Perhimpunan Indonesia kontra politik kolonial Belanda di Belanda, mengenai perjuangan rakyat Indonesia melawan politik Belanda di Indonesia, dan terutama sepak-terjang Pendidikan Nasional Indonesia yang baru beliau pimpin itu. Kami merasa puas dengan perjumpaan tersebut. Baru sekali itu kami bertemu dengan Bung Hatta, kami mendapat kesan bahwa wajah beliau jernih, urat-urat mukanya menunjukkan seorang manusia yang beriman dan berkarakter, satu kata dengan perbuatan, manusianya jujur Lillahita’ala. Kemudian beliau mendapat larangan, tidak boleh lama-lama tinggal di Sumatra Barat, oleh karena pidatonya yang diadakan di Padang Panjang dengan judul “Menuju Kearah Indonesia Merdeka”, bertempat di kantor PMDS di kota kecil Padang Panjang. Besoknya beliau cepat-cepat bertolak ke Betawi di bawah penjagaan yang ketat dari Polisi Rahasia Belanda. Setelah berdiri beberapa Cabang Pendidikan Nasional Indonesia di Sumatra Barat, saya menggabungkan diri ke dalam pergerakan ini. Chatieb Soelaiman pada waktu itu telah diangkat menjadi komisaris Pengurus Besar Pendidikan Nasional Indonesia untuk Sumatra Tengah. Cabang-cabang Pendidikan Nasional Indonesia Sumatra Barat cepat sekali berkembang. Kemudian saya diangkat menjadi sekretaris Pendidikan Nasional Indonesia di Sumatra Barat. Selama saya aktif dalam pergerakan Pendidikan Nasional Indonesia hubungan korespondensi dengan Bung Hatta tidak ada sama sekali, karena kami masing-masing terlalu sibuk dengan kegiatan pergerakan. Bermawy Latief, Pribadi Manusia Hatta, Seri 6, Yayasan Hatta, Juli 2002.