110 likes | 285 Views
Data: karakteristik individu, sangat sulit diinterpretasikan karena jumlahnya sangat banyak dan beragam bentuknya [nominal, ordinal, interval] dan sifatnya [obyektif/terukur, subyektif/persepsi]
E N D
Data: karakteristik individu, sangat sulit diinterpretasikan karena jumlahnya sangat banyak dan beragam bentuknya [nominal, ordinal, interval] dan sifatnya [obyektif/terukur, subyektif/persepsi] • Statistik: penyederhanaan [summarizing] data individu ke dalam bentuk aggregasi: persentase, proporsi, rata-rata, rate, rasio, menjadi lebih mudah diinterpretasikan walaupun tidak selalu dapat memberikan gambaran besarnya permasalahan • Indikator: statistik yang dapat digunakan untuk memberikan gambaran besaran permasalahan: % penduduk miskin, PDRB per kapita, % pertumbuhan ekonomi, angka kematian bayi, produksi padi per hektar, dll
Indikator Kec A Kec B - Jumlah P5+ 75.000 30.000 - P5+ yg sekolah 2.250 1.200 - % P5+ yg sekolah 3,0% 4,0% • Indikator yang tepat untuk menjawabnya adalah ‘Persentase P5+ yang bersekolah’ bukan ‘Jumlah P5+ yang bersekolah’ • Pada kasus di atas, maka Kec B mempunyai partisipasi sekolah P5+ yang lebih tinggi dibanding Kec A
Pengertian • Besaran/nilai yang menggambarkan/mendeteksi kecenderungan suatu fenomena/keadaan atau mengidentifikasi hubungan antara beberapa elemen • Syarat indikator yang baik • Valid, sahih, absah • Reliable, andal, terpercaya, konsisten • Sensitif, mendeteksi perubahan kecil • Spesifik, untuk permasalahan tertentu • Data tersedia, keberlanjutan monev • Tidak semua indikator yang diperlukan tersedia datanya, sehingga harus menggunakan indikator proksi
Indikator Rujukan: informasi statistik tentang besaran kelompok sasaran program • Indikator Input: informasi statistik tentang besaran sumberdaya yang digunakan dalam implementasi program dan kebijakan contoh: jumlah murid, jumlah guru • Indikator Proses: informasi statistik tentang besarnya partisipasi kelompok sasaran pada impelementasi suatu program dan kebijakan contoh: ‘rata-rata jam belajar’ • Indikator Output: informasi statistik tentang hasil dari implementasi program dan kebijakan contoh: ‘persentase anak yang lulus’ - hasilkan ‘banyak anak yang diterima di pt’, manfaatnya ‘banyaknya pekerja terdidik’ dan dampak ‘produktivitas kerja’ • Indikator Outcome: informasi statistik tentang dampak dan manfaat yang diperoleh kelompok sasaran dari program/kebijakan
Indikator Tunggal: statistik yang dihitung berdasarkan satu variabel, S: evaluasi program sektoral; W: eksekutif tertinggi, bupati/ walikota, memerlukan indikator lain untuk memantau kemajuan keseluruhan • satu aspek angka buta huruf, % balita diimunisasi, • multi aspek: angka kemiskinan, angka kematian bayi, status gizi , PDRB per kapita, pertumbuhan ekonomi • Indikator Komposit: statistik yang dihitung dengan formula tertentu dari beberapa indikator: IPM, IMH, IPJ, IKM, IDJ, • W: tidak dapat digunakan untuk evaluasi program spesifik, perlu beberapa angka => intertemporal dan interspatial • S: sederhana, satu angka menjelaskan pencapaian, kemajuan dari banyak aspek, untuk bupati , anggota DPRD
Isu Kesehatan reproduksi ada di MDG’s: • Tujuan 4: menurunkan angka kematian balita, • Tujuan 5: meningkatkan derajat kesehatan ibu • Tujuan 6: memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya • Kesehatan reproduksi (ICPD,1994)didefinisikan: • Keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh, • Tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan • Berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi dan prosesnya
Kebijakan nasional mengenai kesehatan reproduksi di Indonesia menetapkan bahwa kesehatan reproduksi mencakup lima komponen/program terkait yaitu: • program kesehatan ibu dan bayi baru lahir • keluarga berencana • kesehatan reproduksi remaja • pencegahan dan penanganan penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS • kesehatan reproduksi lanjut usia Saat ini prioritas kesehatan reproduksi di Indonesia baru mencakup empat komponen/program pertama, tidak termasuk kesehatan reproduksi lanjut usia
Indikator yang dicakup Kespro: • Angka Kematian Bayi/AKB (Infant Mortality Rate/IMR) • Angka Kematian Ibu/AKI (Martenal Mortality Rate/MMR) • Kunjungan pemeriksaan ibu hamil (K4) • Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (dokter, dokter ahli kebidanan dan kandungan, bidan, perawat, dan bidan di desa) • Prevalensi kontrasepsi pada PUS • Perkawinan usia dini (PUD) • Kesehatan reproduksi remaja (KRR) • Penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS • Proporsi Penduduk dengan Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS (PPK-HIV/AIDS)
Sumber Data: • Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota bersumber dari registrasi dan pelaporan seperti jumlah kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan, pemeriksaan ibu hamil (K-4), imunisasi TT, surveilans HIV/AIDS • BKKBN bersumber dari pelaporan seperti jumlah PUS, jumlah PUS yang ber-KB, prevalensi KB menurut cara/alat KB • BPS bersumber dari survei (Susenas, SDKI, Supas) dan sensus (Sensus Penduduk)
Masalah utama Kespro remaja adalah • Kehamilan yang tidak dikehendaki dan biasanya diakhiri dengan aborsi tidak aman • Hamil di usia muda yang berisiko tinggi • Seks bebas yang dapat berakibat penularan IMS dan HIV/AIDS • Pelayanan Kespro remaja saat ini ditekankan pada upaya promotif dan preventif yang terfokus pada pelayanan KIE atau konseling
1. AKB/IMR: Definisi AKB/IMR adalah banyaknya kematian bayi berumur kurang dari satu tahun per seribu kelahiran hidup Rumus perhitungan: Do = Banyaknya kematian bayi di bawah usia satu tahun pada tahun tertentu B = Banyaknya kelahiran pada tahun tertentu. Contoh hasil SDKI 2007: AKB/IMR Indonesia saat ini sebesar 34 per 1.000 kelahiran, artinya dari seribu kelahiran hidup pada tahun 2003-2007 terdapat kematian 34 bayi sebelum mencapai usia satu tahun