1.25k likes | 2.43k Views
PENGELOLAAN PERALATAN LABORATORIUM. PELATIHAN TENDIK PLP DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DITJEN DIKTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011. PENGELOLAAN PERALATAN LABORATORIUM. JENIS-JENIS LABORATORIUM. Laboratorium Pengujian:
E N D
PENGELOLAANPERALATAN LABORATORIUM PELATIHAN TENDIK PLP DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DITJEN DIKTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011
JENIS-JENIS LABORATORIUM Laboratorium Pengujian: Kimia, Biologi (mikrobiologi), Mekanik, Listrik, Klinik, Vibrasi, Optik, Akustik, Radiasi, dll. Laboratorium Kalibrasi: Akselerometri, Suhu dan Volume, Optik dan Fotometrik, dll. 3. Laboratorium Produksi (dalam skala terbatas): Bengkel kerja, Lab.Budidaya, dll.
ELEMEN UTAMA LABORATORIUM: Personil Pengelola (PLP): Kompeten, mampu mengiplementasikan SMM Lab. Bahan: a. Bahan acuan bersertifikat, tertelusur ke sistem SI b. Sampel yang akan diuji/dikalibrasi c. Bahan pendukung: reagensia, dll. 3. Peralatan: Tertelusur ke sistem satuan internasional (SI) 4. Metode Keilmuan: Kimia, Keteknikan, Pertanian, Kesehatan, dll. 5. Lingkungan Laboratorium: Kelembaban, Medan Magnet, Radiasi, Getaran, dll Infrastruktur: Listrik, air, dll.
FAKTOR TEKNIS YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGELOLAAN LABORATORIUM • 1. Sumber daya manusia (PLP) yang qualified dan berpengalaman • Pengelolaan bahan, kalibrasi, dan perawatan peralatan laboratorium yang tepat. • 3. Sistem jaminan mutu PENGUJIAN/KALIBRASI/PRODUKSI yang sesuai. • Teknik pengambilan contoh uji dan metode pengujian • /kalibrasi/produksi yang telah divalidasi.
FAKTOR TEKNIS YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGELOLAAN LABORATORIUM • 5. Mampu telusur pengukuran dan sistem kalibrasi/produksi ke standar nasional atau internasional. • 6. Sarana dan lingkungan pengujian/kalibrasi/produksi • 7. Kesehatan dan keselamatan kerja • 8. Pengelolaan limbah • Sistem dokumentasi dan pelaporan data hasil pengujian, kalibrasi, atau produksi
LABORATORIUM BAHAN PERALATAN METODE PERSONIL PLP KOMPETEN (TERAMPILdan AHLI) DATA dan/atau MODEL PRODUK VALID (AKURAT, TELITI) dan SESUAI STANDAR MUTU
LABORATORIUM PENGELOLA (PLP) KOMPETEN DATA dan atau MODEL PRODUK VALID (AKURAT, TELITI) dan SESUAI STANDAR MUTU KEPUASAN CUSTOMER PEMANFAAT: pihak III,regulator PENGGUNA: mahasiswa, dosen, peneliti
STANDARDISASI LABORATORIUM PERSONIL PLP KOMPETEN STANDARDISASI SISTEM PENGELOLAAN: KINERJA ALAT TERKENDALI DAN TERTELUSUR, KEMUTAKHIRAN BAHAN TERKONTROL DAN TERTELUSUR METODE VALID KONDISI LINGKUNGAN TERKENDALI DATA: VALID (AKURAT, TELITI) MODEL PRODUK: SESUAI STANDAR MUTU KEPUASAN CUSTOMER
KLASIFIKASI PERALATAN LABORATORIUM TINGKAT PENANGANAN
RUANG LINGKUP PENGELOLAAN PERALATAN 1. Pengadaan 2. Installing, Calibration, dan Performance Test 3. Pengoperasian Rutin 4. Pemeliharaan Rutin 5. Pengecekan Kinerja Antar Waktu 6. Perbaikan dan Penggantian Komponen 7. Rekalibrasi 8. Dokumentasi dan Perekaman Peralatan Laboratorium adalah MAHAL bahkan SANGATMAHAL sehingga harus dikelola dengan benar oleh personil yang kompeten agar mampu menghasilkan data pengukuran yang akurat dan teliti, serta waktu pakai yang panjang
PENGADAAN PERALATAN • Jenis alat yang dipesan harus benar-benar dibutuhkan untuk mendukung kegiatan tridarma sesuai dengan tupoksi masing-masing laboratorium 2. Tetapkan jumlah alat yang dibutuhkan sesuai dengan volume pelayanan (jumlah layanan dan frekuensi layanan) 3. Pastikan unit alat yang dipesan lengkap (termasuk suku cadang, aksesoris, dan tool kit). Apakah diperlukan tambahan khusus (misal: Detektor FID ditambah Detektor EC pada GC, auto sampler, dll). Ubahlah paradigma berfikir dari: Kepemilikan Peralatan ke Pemanfaatan Peralatan
PENGADAAN PERALATAN • Pastikan memperoleh paket training bagi Operator • Pastikan memperoleh layanan purna jual, ketersediaan dan suplay suku cadang serta consumable. • Pastikan infrastruktur laboratorium mendukung peralatan yang dipesan. 7. Apakah laboratorum memiliki anggaran untuk biaya pemeliharaan ??? Ubahlah paradigma berfikir dari: Kepemilikan Peralatan ke Pemanfaatan Peralatan
PENGADAAN PERALATAN 8. Peralatan yang dipesan harus mampu menghasilkan akurasi sesuai tujuan pengujian/kalibrasi/produksi yang dilakukan. Setiap alat memiliki batas kemampuan deteksi yang berbeda-beda bergantung sistem kerja dan sistem detektor alat Contoh : LoD logam Pb dengan Flame AAS = 0.47 ppm LoD logam Pb dengan Grafit Furnace AAS = 0.01 ppm. Baku Mutu Air Minum (Permenkes 416/90) = 0.05 ppm. Maka: Jika Laboratorum ingin punya kemampuan menguji cemaran logamPb dalam air minum harus memesan Grafit Furnace AAS. Tanamkan Prinsip: Alat rusak karena dipakai lebih baik dari pada rusak karena tidak dipakai
INSTALLING, CALIBRATION & PERFORMANCE TEST 1. Pastikan seluruh komponen alat telah lengkap, minta check list dari suplier, lakukan pengecekan seluruh item peralatan bersama-sama suplier, jika telah sesuai tandatangani berita acara pemeriksaan 2. Pastikan memperoleh instruction manual termasuk trouble shoot dalam bentuk hard copy, soft copy dan video. 3. Letakkan alat pada lokasi yang tepat (perhatikan faktor medan magnet, kelembaban, radiasi, getaran, dll) Alat dengan respon pembacaan digital/jarum peka terhadap pengaruh magnet. Penempatan alat dengan sistem optik (Spektrofotometer) dalam ruangan humidity tinggi akan mudah terkena jamur. Cermatlah dalam memeriksa seluruh komponen peralatan yang dipesan, terutama spesifikasi
INSTALLING, CALIBRATION & PERFORMANCE TEST • Seluruh peralatan yang digunakan untuk pengujian/kalibrasi/produksi atau pengukuran subsider yang berpengaruh signifikan terhadap akurasi atau keabsahan hasil pengujian/kalibrasi/produksi/sampling harus dikalibrasi sebelum digunakan. • Mintalah sertifikat kalibrasi atau hasil uji performa, gali informasi mengenai bias, sensitifitas, kemampuan pengukuran terbaik, dll. Apakah faktor koreksi cukup signifikan mempengaruhi hasil pengukuran???
INSTALLING, CALIBRATION & PERFORMANCE TEST 6. Uji alat dengan sampel/test piece yang identitasnya-spesifikasinya diketahui (misal:CRM/SRM) untuk memastikan kelayakan performanya, evaluasi akurasi dan presisi pengukurannya. 7. Manfaatkan periode performance test untuk melatih keterampilan mengoperasikan peralatan di luar pelatihan khusus yang diagendakan 8. Tandatangani berita acara serah terima alat setelah anda puas dengan performa alat yang dipesan. Kebanyakan kerusakan alat adalah karena kesalahan operasi
PARAMETER PERFORMA ALAT • Limit deteksi • Sensitifitas • Linearitas dan kemampuan rentang ukur • Presisi • Akurasi • Selektifitas atau spesifitas • Ketidakpastian pengukuran
LIMIT DETEKSI ALAT Menyatakan batas kemampuan pengukuran terendah dari suatu alat yang masih bisa diterima pada tingkat kepercayaan tertentu. Setiap alat memiliki limit deteksi yang berbeda-beda bergantung pada sistem kerja dan sistem detektor alat. Detector penangkap elektron (ECD) pada GC memiliki batas kemampuan deteksi yang lebih baik dalam menganalisis PCB dan pestisida dibanding detektor ionisasi nyala (FID). LoD ditetapkan melalui pengukuran 6 -10 kali ulangan konsentrasi larutan disekitar blanko. LoD = X + (3 x SD)
SENSITIFITAS ALAT Ukuran kemampuan sejauh mana perbedaan konsentrasi dapat ditentukan, atau seberapa kecil konsentrasi yang masih bisa dibedakan oleh alat. Dua faktor yang menentukan sensitifitas: a. slope/kemiringan kurva kalibrasi b. presisi atau reproduksibility dari alat ukur Menurut IUPAC, sensitifitas kalibrasi adalah slope kurva kalibrasi dari suatu analat yang diukur. Sensitifitas dapat juga ditentukan dari slope dan deviasi standar pengukuran konsentrasi Sensitifitas analitik = slope kurva kalibrasi deviasi standar dari signal atau respon alat
LINEARITAS DAN KEMAMPUAN RENTANG UKUR Tidak semua alat memberikan respon pengukuran menurut pola regresi linear. Kemampuan rentang ukur menyatakan batas rentang pengukuran yang masih memberikan respon linear, yang dapat dievaluasi dari nilai koefisien korelasi > 0.995. Linearitas dan kemampuan rentang ukur suatu alat akan berbeda untuk matrik analat satu dengan lainnya.
PRESISI DAN AKURASI ALAT Presisi atau ketelitian adalah kemampuan keterulangan respon alat untuk menghasilkan nilai yang sama dalam serangkaian kegiatan pengukuran. Akurasi adalah kemampuan alat untuk menghasilkan nilai yang sama dalam pengukuran dari nilai yang ditetapkan (true value, atau signed value). Akurasi biasanya ditetapkan melalui pengukuran bahan acuan seperti SRM atau CRM Suatu alat yang ketelitian pengukurannya tinggi belum tentu memiliki akurasi pengukuran yang tinggi dan sebaliknya.
PENGOPERASIAN PERALATAN 1. Tetapkan personil penanggung jawab alat, pastikan alat dioperasikan oleh operator yang kompeten. 2. Buat IK pengoperasian alat. Pastikan alat dioperasikan mengikuti tahapan dan sesuai IK yang tersedia (IK pengoperasian alat/manual operation). • Isi form pemakaian alat (log book) sekurang-kurangnya mencakup: a. Waktu pemakaian Peralatan yang menggunakan sumber radiasi (lampu) memiliki masa pakai yang terbatas, Septum GC juga ada masa kebocoran. b. Keadaan kinerja alat selama proses pemakaian, misalnya apakah beroperasi normal, atau ada problem pembacaan display, dst. • Akhiri pemakaian alat sesuai IK pengoperasian. Alat tertentu ada bagian yang tidak boleh di-OFF-kan
PEMELIHARAAN PERALATAN 1. Buat IK pemeliharaan alat, pastikan bagian komponen alat yang menjadi objek perawatan. • Tetapkan program pemeliharaan alat, sekurang-kurangnya mencakup: a. Frekuensi perawatan untuk setiap komponen alat b. Bahan pembantu untuk pemeliharaan setiap komponen alat c. Personil yang bertanggungjawab untuk pemeliharaan alat (PIC) Periode typical pemeliharaan alat biasanya diselesaikan dalam siklus 1 tahun Lakukan supervisi yang ketat kepada mahasiswa yang umumnya baru mengoperasikan alat yang menjadi tanggungjawab anda
REKAMAN PERALATAN 1. Pastikan IK pengoperasian dan perawatan selalu tersedia didekat alat. 2. Buat rekaman riwayat setiap alat sekurang-kurangnya mencakup: Nama alat dan piranti lunaknya Merk/manufaktur, nomor seri, dan identitas yang unik Lokasi Tanggal penerimaan dan mulai digunakan Tanggal kalibrasi dan rekaman hasil kalibrasi Riwayat kerusakan, kegagalan,perbaikan dan penggantian komponen Rencana pemeliharaan dan perawatan Sumber pengadaan alat 3. Buat Prosedur (SOP) penanganan yang aman termasuk transportasi untuk mencegah kontaminasi dan deteriorasi dan penyetelan oleh personil yang tidak bertanggungjawab.
REKAMAN PERALATAN 4. Buat Prosedur (SOP) Perawatan dan Kalibrasi 5. Buat Prosedur (SOP) pemutakhiran data hasil pengukuran jika dari proses kalibrasi muncul koreksi Contoh: Volume labu takar yang tertera = 100 mL Volume labu takar sebenarnya menurut hasil kalibrasi = 100.2 mL Konsentrasi 5 gram zat yang dilarutkan dalam labu takar adalah: 4.99 % bukan 5.00%. 6. Beri identitas terhadap peralatan yang rusak, sedang dalam perbaikan atau tidak digunakan untuk membedakan dengan yang bisa dioperasikan Setiap alat memiliki faktor koreksi yang berbeda-beda, pengelola laboratorium harus menetapkan signifikansi pengaruh faktor koreksi terhadap hasil akhir pengujian/kalibrasi.
KETERTELUSURAN PENGUKURAN • Kebijakan Seluruh peralatan yang digunakan untuk pengujian/kalibrasi/produksi atau pengukuran subsider yang berpengaruh signfikan terhadap akurasi atau keabsahan hasil pengujian/kalibrasi/produksi/sampling harus dikalibrasi sebelum digunakan. 2. Definisi Kalibrasi adalah kegiatan untuk membandingkan besaran diukur yang ditunjukkan oleh sebuah piranti ukur, terhadap besaran yang ditunjukkan oleh piranti standar yang lebih tinggi ketelitiannya melalui rantai perbandingan yang tidak terputus ke sistem satuan internasional (SI).
KETERTELUSURAN PENGUKURAN 3.Definisi Ketertelusuran adalah sifat dari hasil pengukuran atau nilai dari standar acuan yang dapat dihubungkan ke acuan tertentu,biasanya berupa standar nasional atau internasional melalui rantai perbandingan yang tidak terputus, dimana dalam setiap tahap perbandingan tersebut mempunyai ketidakpastian tertentu. 4. Manfaat Menghindari disputes dalam menilai kualitas produk yang diperdagangkan, karena seluruh pihak mengukur berdasarkan ukuran yang sama yang mengacu ke satuan pengukuran SI.
KETERTELUSURAN PENGUKURAN 5. Regulasi Kalibrasi dan verifikasi setiap alat ukur, alat uji, standar acuan, bahan acuan, serta peralatan bantu yang signifikan mempengaruhi hasil pengujian dan kalibrasi harus dilaksanakan oleh Lab Kalibrasi yang diakreditasi, Institusi Metrologi Nasional Indonesia, Badan akreditasi yang telah menandatangani MRAs di Lingkup kerjasama ILAC, APLAC, atau EA. 6. Bahan acuan harus, bila mungkin tertelusur ke satuan internasional atau bahan acuan bersertifikat. Laboratorium harus melakukan pengecekan antara terhadap peralatan dan bahan acuan untuk memelihara kepercayaan status kalibrasinya. 7. Bahan acuan internal harus diperiksa sejauh mungkin dapat diterapkan secara teknis dan ekonomis
KETERTELUSURAN PENGUKURAN • Pengecekan antara untuk memelihara kepercayaan terhadap status kalibrasi standar acuan, primer, pengalih atau kerja dan bahan acuan harus dilakukan sesuai prosedur dan jadwal tetentu 9. Best Measurement Capability (BMC) Ketidakpastian terkecil yang dapat dicapai oleh suatu laboratorium dalam melakukan kalibrasi rutin standar pengukuran yang digunakan untuk mendefinisikan, merealisasikan, memelihara atau mereproduksi suatu satuan besaran ukur atau peralatan ukur. BMC dinyatakan sebagai ketidakpastian bentangan pada tingkat kepercayaan 95% yang biasanya menggunakan faktor k=2
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BMC 1.Pendidikan, pelatihan dan pengetahuan teknis personel2. Kondisi lingkungan laboratorium kalibrasi.3. Pemeliharaan peralatan, termasuk interval kalibrasi dan verifikasi4. Metode kalibrasi5. Standar acuan dan kalibrator6. Peralatan bantu7. Spesifikasi peralatan yang dapat dikalibrasi oleh laboratorium