1 / 62

INFEKSI TRAKTUS UROGENITAL

INFEKSI TRAKTUS UROGENITAL. dr. Arnold M. Simanjuntak, SpU. DEFINISI. ISK : Terdapatnya bakteriuri disertai reaksi inflamasi BAKTERIURI - Adanya kuman didalam urin - Bermakna :  10 5 bakt/ml - Tergantung cara pengambilan sample

ull
Download Presentation

INFEKSI TRAKTUS UROGENITAL

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. INFEKSI TRAKTUSUROGENITAL dr. Arnold M. Simanjuntak, SpU

  2. DEFINISI • ISK : Terdapatnya bakteriuri disertai reaksi inflamasi • BAKTERIURI - Adanya kuman didalam urin - Bermakna : 105 bakt/ml - Tergantung cara pengambilan sample - Padawanita muda  urin S.P.P  102 bakt/ml - Bisa disertai piuri atau tanpa piuri • PIURI - Adanya lekosit dalam urin  5/LPB - Bisa - disertai bakteriuri - steril  TBC

  3. ETIOLOGI • Nonspesifik disebabkan - Batang gram (-) aerob : E coli, P mirabilis - Kokus gram (+) : Stafilokok, Enterokus - Anaerob obligate : Bakterioides. - Lain-lain: Chlamidia trachomatis, Ureaplasma • Spesifik Disebabkan mikroorganisme spesifik yang memberikan gejala yang khas Misal: Tuberkulosis, Gonorrhea, Actinomycosis

  4. LOKALISASI • Upper urinary tract. infection Ginjal, Ureter • Lower urinary tract. ifection Buli, Urethra LAMA • Akut • Kronis  kurang tepat  - persistent - recurrent

  5. PREVALENSI ISK MENURUT USIA & SEKS

  6. KLASIFIKASI ISK (STAMEY 1980) 1. Infeksi pertama (First infection) - Infeksi pertama kalinya - Umumnya uncomplicated, sensitif terhadap AB - Sering pada wanitamuda, 1/3  recurrens 2.Unresolved bacteriuria - Urine tak pernah steril selama terapi - Penyebab : - Resisten terhadap AB - Reinfeksi - Pasien tidak disiplin - CRF - Infeksi campuran - Batu staghorn terinfeksi - Bact. Cepat berubah menjadi resisten

  7. 3. Bacterial Persistence Kultur urin steril selama th/ tetapi segera (+) bila th/ dihentikan  sumber infeksi (+) Penyebab - Batu infeksi - Stump ureter terinfeksi - Prostatitis kronis - Popillary necrosis terinfeksi - Ginjal atrofi terinfeksi - Kista urachus terinfeksi - Fistel - Infected medullary sponge kidney - Obstructive nephropathy - divertikel urethra - Divertikel pielokaliks - Benda asing terinfeksi

  8. 4. Reinfeksi- Timbul infeksi baru dengan patogen yang baru - Interval dengan infeksi terdahulu bervariasi - 80% rekurensi reinfeksi

  9. PATOGENESIS  4 route infeksi • Ascending Dari : - buli ke ginjal  refluks - urethra ke prostat, buli • Hematogen Ke : ginjal, prostat, testis • Limfogen Dari usus, cervix ke buli, ginjal • Direct extention Dari usus ke buli

  10. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA I.S.K. 1. Faktor virulensi bakteri 2. Faktor kepekaan ekstrinsik 2.1. Pada wanita 2.1.1. Introitus 2.1.2. Urethra  pendek 2.2. Pada pria  Prostat mensekresi zat anti bakteri  bila /(-)  Bacterial prostatitis 3. Faktor kepekaan intrinsik Neurogenic bladder, rest urine, batu  memudahkan infeksi. Surface mucin, GAG, urinary antibody, PH urine.

  11. 4. Faktor ureter & ginjal • Adanya Vesicoureteral reflux, kualitas pristaltik ureter & kepekaan medula ginjal terhadap infeksi • Obstructive uropathy, renal blood flow  & adanya benda asing  me (+) kepekaan terhadap infeksi.

  12. CARA PENGAMBILAN SAMPLE • Untuk me (-) kontaminasi terutama pada wanita 1. Aspirasi supra pubik 2. Mid Stream Posisi lithotomy, perinum & gen.ext dibersihkan dengan sabun. 3. Kateterisasi (jangan dari urine bag) • Untuk mengambil sample urine dari ginjal  pakai kateter ureter.

  13. PEMERIKSAAN RADIOLOGI • Pada simple (uncomplicated) UTI  tidak perlu • Indkasi 1. Memerlukan intervensi lain disamping terapi AB 2. Persistence bacteriuria  FOTO POLOS ABDOMEN - batu opak - emphysematous pyelonephritis  RENAL TOMOGRAM - batu opak/semi opak - gas dalam ginjal

  14. IVP • Letak & derajat obtruksi • Kelainan kongenital/anatomis : double colekting, horse shoe kidney VOLDING CYSTOURETEROGRAM • Vesiko ureteral reflux • Neurogenik bladder • Divertikel buli, urachus USG • Hidronefrosis • Pionefrosis • Perirenal abses

  15. INFEKSI SPESIFIK TRAK.URINARIUS NONSPESIFIK - Ginjal - Ureter - Buli - Urethra TRAK. GENITALIS - Prostat - Epididymis - Testis

  16. INFEKSI NON SPESIFIK Akut Kronis • GINJAL - Pielonefritis - Abses ginjal - Abses perirenal - Interstitial nephritis • URETER - Ureteritis • BULI - Sistitis - Akut - Berulang • URETHRA - urethritis - Akut - kronis

  17. PIELONEFRITIS AKUT • Infeksi pada parenkim & pelvis ginjal • Etiologi : E coli, Proteus, Klebsiella, Strept, Fecalis. Patogenesis • Umumnya infeksi “ascending” • Jarang hematogen atau limfogen Temuan Klinis • Gejala-gejala - demam & menggigil tiba-tiba - nyeri menetap pada pinggang - sistitis (frekwensi, nokturia, urgensi & disuri) - malaise, mual, muntah, diare.

  18. Tanda-tanda - tampak sakit - demam (38,5°- 40°C) - takikardia (90x/i - 140x/i) - nyeri ketok pada pinggang - ginjal sukar diraba - distensi abdomen - paralitik ileus • Laboratorium - Leukositosis, BSR  - Urin : keruh, piuria, bakteriuria, proteinuria kadang- kadang hematuria. - Fungsi ginjal : normal

  19. Radiologis * BNO - bayangan ginjal tidak jelas - batu ginjal * IVP - ginjal membesar - neprogram ber (-) • Diagnosis banding - Pankreatitis - Basal pneumonia - Appendisitis, Cholesistitis - PID

  20. Komplikasi - Septikemi • Pengobatan - Segera buat kultur urin dan darah - Antibiotik : - Aminoglikosid + Ampisilin  IV selama 1 minggu  disambung AB sesuai kultur. - Bed rest - Analgenik / Antipiretik.

  21. ABSES GINJAL • Etiologi : Penyebaran S aureus secara hematogen. Tersering infeksi dari kulit • Sering pada penderita D.M. • Pada anak-anak  Gram negatif, sebagai komplikasi vesikoureteral refluk. Temuan Klinis • Gejala-gejala : - tiba-tiba menggigil, demam - nyeri pada sudut kostovertebral - bila abses sudah berhubungan dengan sistem kolekting  timbul gejala iritasi buli.

  22. Tanda-tanda - Nyeri tekan pada pinggang - Kadang-kadang teraba masa - Kulit : eritema & edema • Laboratorium - Lekositosis (Shift to the left) - bila belum berhubungan dengan sistem kolekting  piuria (-), bacteriuria (-) - Pada Medullary absces  piuria (+), bakteriuria (+) & kultur (+) pada urin & darah - Glukosuri & hiperglikemi  D.M.

  23. Radiologi - BNO : bayangan ginjal membesar perselubungan (+) m.psoas (-) batu - IVP : abses pada kortek  “ Space occupying lesion” - USG  masa kistik - CT Scan

  24. Terapi - Pada stadium awal  AB - Stafilokok  Penisilin yang resisten terhadap - laktamase - Gram (-)  Aminoglikosida - Drainase abses • Komplikasi - bacteremia - sepsis

  25. ABSES PERINEFRIK - Terletak antara kapsul ginjal & fasia gerota - Umumnya akibat ruptur abses intra renal - Etiologi : bakteri coliform, & Pseudomonas, dan Stafilokok. • Temuan Klinis Gejala-gejala - demam, menggigil - nyeri pada pinggang & perut - malaise - disuri

  26. Tanda-tanda - nyeri tekan pada sudut kostovertebral - teraba masa - kulit : eritema, edema Laboratorium - Lekositosis, BSR - Urin : kadang-kadang piuria (+), bakteriuri (+). - Faal ginjal normal Radiologi - BNO : - Perselubungan, bay, psoas (-), skoliosis - Batu

  27. - IVP : fungsi terlambat non fungsi  obstruksi urofati ginjal terdorong - Foto toraks : diafragma  Terapi - drainase - AB Komplikasi - Sepsis - Penekanan ureter  hidronefrosis - Periureteritis

  28. SISTITIS AKUT • Etiologi : E coli (terbanyak), Staphylococcus saprophyticus, Enterococcus • Umumnya asal infeksi dari urethra • Insidens : lebih sering pada wanita dari pada laki-laki. • Patologi : Stad awal : mukosa hiperemis, edema. Stad lanjut : mukosa rapuh, hemorrhgis, ulkus dangkal yang berisi eksudat. • Temuan Klinis Gejala-gejala : - freukwensi, disuri, urgensi, nokturi &

  29. - rasa terbakar pada saat miksi - urge incontinence, hematuri - nyeri suprapubik & pinggang - “ honeymoon cystitis” • Tanda-tanda : - nyeri ketok suprapubis - vagina  - discharge - VT  adnexa ? - defisiensi estrogen  pucat - urethra  tumor, karunkulae.

  30. Laboratorium - Hemogram : lekositosis ringan - Urinalisa : piuria, bakteriuria, hematuria (mikro/gross) - Kultur urine & tes sensitivitas • Pielografi intravena Indikasi - Th/ A.B  tidak membaik - Sistitis tanpa piuria, gejala (+) - Sistitis berulang - Hematuria

  31. Sistoskopi & kalibrasi urethra - Indikasi sistoskopi : hematuri, pada IVP  tidak ditemukan kelainan pada traktus urinarius bagian atas. - Kalibrasi dengan bougie a boule  snapping  stenosis • Pengobatan - A.B.  sesuai kultur - Anticholinergic  Probanthine - Urinary analgesic  Pyridium - Stiktur/stenosis  dilatasi - Karunkulae  ekstirpasi

  32. URETHRITIS AKUT • Etiologi - Ascending : meatus, urethra distal - Descending : traktus urinarius bagian atas buli & prostat - Penyebab * N gonorrhoeae  terbanyak * NGU : Chlamydia trachomatis, U urealyticum • Patologi - mukosa eritema, edema, eksudat purulen - ulserasi

  33. Temuan klinis Gejala-gejala : - discharge pada urethra - disuri - gatal & rasa terbakar pada urethra - Go  masa inkubasi  1-5 hari  discharge purulent (seperti susu) - NGU : masa inkubasi 5-21 hari  discharge mukoid, disuri bisa (+)/(-)

  34. Tanda-tanda : - discharge (+) - meatus urethra : merah, edematous • Laboratorium - Urin : lekosituria - Gram -stained smear * intracelluler gram (+) cocci  Go * gram (+) cocci  tidak ditemukan NGU - Kultur & tes sentivitas urin

  35. Komplikasi - infeksi keatas : prostat, ductus ejaculatorius, vesicula seminalis, vas deferens, epididymis & buli. - abses periurethral - stricture urethra • Terapi 1. Gonorrhea  infeksi non spesifik 2. NGU  sesuai hasil kultur.

  36. A.B. - Tetrasiklin 4x500 mg - Doksisiklin 2x100 mg - Minosiklin 2x100 mg - Eritromisin 4x500 mg - Tmp - sm - lama terapi 7-14 hari • Laki-laki : - pakai kondom - abstinensia • Terapi  sexual partner S/d sembuh

  37. INFEKSI TRAKTUS / ORGAN GENITALIS • PROSTAT * Prostatitis akut bakteriel * Prostatitis kronis bakteriel * Prostatitis non bakteriel * Prostatodinia • EPIDIDYMIS * Epididymitis - akut - kronis • TESTIS * Orchitis

  38. PROSTATITIS • Sukar disembuhkan  masalah rumit • Prostat  sekretnya memiliki anti bakteriel • Drach, fair, Meares & Stamey (1978)  Klasifikasi Sindroma Prostatitis 1. Prostatitis akut bakteriel 2. Prostatitis kronis bakteriel 3. Prostatitis non bakteriel 4. Prostatodinia

  39. PROSTATITIS AKUT BAKTERIEL • Etiologi : E coli, Pseudomonas, Enterococcus. • Patogenesis  route of infection 1. Infeksi asendens dari urethra 2. Refluks urin yang terinfeksi kedalam saluran kelenjar prostat. 3. Invasi kuman dari rektum baik langsung maupun limfogen 4. Infeksi hematogen

  40. Tanda- tanda & gejala klinis - demam mendadak, menggigil - nyeri pada perineum, pinggang - urgensi, frekwensi, nokturi, disuri - obstruksi bladder out let - mialgia, arthralgia - RT : Prostst membesar, lunak, indurasi, nyeri • Laboratorium - lekositosis - piuria, mikroskopik hematiri, bakteriuri - discharge purulent setelah R.T.

  41. Terapi - A.B. - TMP-SM (160-800mg) 2x1 - Gentamisin - Tobramisin - Bed rest - analgetik - Bila retensi  kateter - Massage Prostat  kontraindikasi

  42. PROSTATITIS KRONIS BAKTERIEL • Lanjutan Prostatitis akut yang tidak tersembuhkan, kadang-kadang tanpa riwayat akut. • Gejala & tanda-tanda klinis - bervariasi - sebagian asymptomatik - umumnya mengalami urgensi, frekwensi, nokturi & disuri + nyeri perineal - RT : Prostat bisa boggy, indurasi atau normal - hematuri terminal, hemospermi & discharge urethra kadang-kadang ditemukan

  43. Laboratorium Pada yang kronis  sukar dibedakan dengan prostatitis non bakteriel & prostatodinia  kultur urin D/ pasti. Cara pengambilan sampel urin (STAMEY) 4 macam spesimen 1. VB1 : 10 ml urin pertama 2. VB2 : 200 ml urin berikutnya  ambil 10ml 3. EPS : sekret prostat setelah massage 4. VB3 : 10 ml urin pertama setelah EPS

  44. VB3  kultur  bakteri (+) Prostatitis  kultur (-)  Prostatitis non bakteriel atau Prostatodinia • Terapi  sesuai hasil kultur - A.B. yang sering digunakan sebelum kultur selesai : Tmp-Sm, Minosiklin, Eritrosin

  45. PROSTATITIS NONBAKTERIEL • tersering • penyebab tidak diketahui • Tanda-tanda & gejala klinis - sama dengan yang bakteriel - tidak ada riwayat infeksi saluran kemih • Laboratorium EPS : - sel radang (+) - bakteri (-) • Terapi  A.B. tidak efektif - Simptomatik : Ibuprofen 3x400-600mg/hr

  46. PROSTATODYNIA • Syndroma Prostatitis (+), terutama nyeri pada perineum • tidak ada riwayat UTI sebelumnya • EPS : bakteri (-) • Urodinamik : voiding dysfunction • Terapi - Phenoxybenzamin 1 x 10-20mg - Diazepam

  47. EPIDIDYMITIS AKUT • Etiologi 1. Urethritis : C. trachomatis, N gonorroeae  sexually transmitted 2. Non sexually transmitted  Enterobacter, pseudomonas. • Gejala-gejala - riwayat Prostatitis atau urethritis - nyeri tiba-tiba pada scrotum yang menjalar ke sepanjang spermatic cord & bahkan ke pinggang - epididymis membengkak & nyeri - demam

  48. - scrotum bengkak, merah - spermatic cord menebal • Laboratorium - Lekositosis - Mid stream urin - direct smear  Gram - kultur • Diagnosa banding - Torsio testis - Tumor testis - Tubercolous epididymitis  beading - Mumps orchitis

  49. Terapi - A.B - Bed rest - Support  me (-) nyeri - Analgetik

  50. ORCHITIS AKUT • Etiologi - Hematogen  Mumps orchitis  3 - 4 hari setelah Parotitis • Tanda-tanda & gejala klinis - scrotum oedematous, erythema - demam s/d 40°C - Parotitis (+) - Nyeri pada palpasi - Testis membesar, sukar dibedakan dengan epididymis

More Related