340 likes | 563 Views
PENDEKATAN KLARIFIKASI NILAI Setiap hari orang bertemu dg situasi yang membuatnya harus berpendapat, mengambil keputusan dan tindakan. Keputusan dan tindakan kita didasarkan pada keyakinan dan nilai-nilai baik sadar maupun tidak.
E N D
PENDEKATAN KLARIFIKASI NILAI Setiap hari orang bertemu dg situasi yang membuatnya harus berpendapat, mengambil keputusan dan tindakan. Keputusan dan tindakan kita didasarkan pada keyakinan dan nilai-nilai baik sadar maupun tidak. Siswa seperti orang dewasa juga mengalami masalah dan mengambil keputusan dalam hidupnya.
Merekadihadapkanpadabagaimanaharusberpikir, meyakinidanmemiliki. Seringapayang terjadidikelas/sekolahtidakberbedajauhdengankehidupanitusendiri. Hubungankesehariandenganteman, orangasing, pihak-pihakyang memilikiotoritas; tugas-tugasakademikdansosialmengatasi ego mereka. Anak-anakmudaditanyadanbertanyatentangdirimerekayang mengharuskannyamembuatkeputusandanditindaklanjutidalamtindakan.
Haruskah Bill dansayahidupbersama sebelummenikah? Haruskahkamimengetahuiapakah kamipasangan yang benar-benarcocok? Sekolahtampaknyatidakadagunanya. Mengapasayatidakkeluarsajadan mendapatkanpendidikan yang lebihbaik menurutcarakusendiri? Bagaimanasayatahuapakahnarkobaitu benar-benarberbahayabagisayaatau tidak?
Apakahagama mempunyaimaknadalam kehidupanku, atau agama tidaklebihsekedar rangkaiantradisidankebiasaan yang sudah ketinggalanzaman? Apakahsayalebihmemperhatikanpenampilan seoranggadisdaripadatentangkepribadiannya? Pekerjaanapa yang akansayapilih, sehinggasaya tidakmenghabiskanwaktuhidupkuseperti kebanyakanorang lain yang berangkatkerja dengan“ogah-ogahan”? Haruskahsayamembiarkanrambutsaya gondrong?
Padasetiapkejadiankitadipaksauntukmembuatpilihan-pilihantentangbagaimanaseharusnyakitahidup. Idealnya, pilihankitadibuatberdasarkannilai-nilai yang dipegang, tetapiseringkalikitasendiritidakbegitujelasmengenainilai-nilai yang dimilikiitu. Kita semua, baiktuamaupunmudaseringmenjadibingungtentangnilai-nilaikita, tetapibagiorangmuda, konfliknilaiseringlebihparahlagi, terutamadizaman modern sekarangini.
Masyarakat modern membuatmanusia lebihhebat, tetapikompleksitasnyajugamembuatmerekalebihsulitlagidalammembuatkeputusandantindakan. Secaratradisional, orangtuadimotivasiolehkeinginantulusuntukmemilikigenerasipenerus yang hidupnyabahagiadanproduktif. Merekamembimbinganak-anaknyadengancara-caraberikut:
Merekamenunjukkandanmengajarkannilai-nilaitertentu yang menjadikeyakinannya (transfer nilai) kepadaorangmudasecaralangsung. Tujuannyatidak lain agar orangmudatadiselamathidupnya. Tetapipendekataninimenimbulkanmasalahbaru yang menjadikannyatidakefektif. Penanamannilai-nilaisecaralangsungakanefektifbilaadakonsistensi yang lengkaptentangapa yang disebutnilai-nilai yang diinginkan.
Tetapi, keadaansekarangini lain. Orangtuamengajarkanapa yang harusdantidakharusdilakukan. Para pemuka agama mengajarkannilai-nilai yang lain. Temansebayajugamenawarkanpandangannilai yang lain. Film danmajalah popular jugamenawarkannilai-nilai yang berbeda. Guru-guru disekolahjugademikian. Demikianjuga yang lain, darijurukampanye, pemimpin demo, pemimpingerakan/alirantertentusampaipresiden, dst.
Banyakpengaruh anakmudamutlakharusmembuatpilihan-pilihannyasendiriakannasehatdannilai-nilai yang akandiikuti. Tetapi, anakmudatidakdipersiapkanuntukmembuatpilihan-pilihannyasecarabertanggungjawab. Merekatidakbelajarprosespemilihannilai-nilai yang baikdanmenolaknilai-nilai yang buruk yang terdapatdidalamberbagaisistemnilai yang ditawarkankepadamereka. Maka, sangatseringkeputusanpentingdalamhidupnyadibuatberdasarkantekanandarikelompoktemansebaya, ataudarikekuatan propaganda.
Masalah lain pendekatanpengajaran moral seringkalihasilnyaberupadikotomiantarateoridanpraktik. Nilai-nilaisekedarmenjadikata-katamanisdaripenguasa yang perilakunyajauhdankontradiktifdarinilai-nilai yang diucapkan. Kaumpatriotiktetapimenolakkebebasan berpendapat Temansekolah yang dipandangsebagai “anakmanis” yang duduktenangdikelas, tidakberaniberbicara sebelummengangkattangannya, tetapidengan bebasnyamenginterupsiketikatemannyaatau bahkanorangtuanyabelumselesaiberbicara.
Pengajaran moral sering kali hanyaberpengaruhpadasekedarkata-kata, bukanpadakehidupan yang sesungguhnya. 2. Orangtuamempunyaisikapmemberikebebasanseluas-luasnyadalamtransmisinilai-nilai. Alasannya: “Tidakadasatupunsistemnilai yang tepatuntuksemuaorang. Orangharusmenempaseperangkatnilai-nilainyasendiri. Sayabiarkananaksayaataumuridsayamemikirkandanmelakukanapa yang diinginkantanpacampurtangansiapa pun danpadaakhirnyasegalasesuatuakanberubahmenjadibaik.”
Masalahnya: Segalasesuatuternyatatidakberubahmenjadibaik. Anak-anakmuda yang dibiarkanmencarijalannyasendiri, mengalamisejumlahbesarkonflikdankebingunganjuga. Berdasarkanpengalaman, umumnyaanakmudatidakmemerlukanorangdewasasepanjanghidupnya, tetapimerekaingindanmembutuhkanbantuandalamhidupnya.
3. Pendekatan modeling. Alasannyaadalah: “Sayaakanmenjadikandirikusebagai model yang menarik, yang hidupdengannilai-nilaitertentu. Anak-anakmuda yang sayatemuiakansangatterkesandengansayadannilai-nilai yang sayamiliki, danmerekainginmenirusikapdanperilakusayatersebut.”
Pendekataninimenghadirkanduakenyataan: Artipentingdaricontohlangsungbagiparapembelajaruntukmengikutinya Perlunyamengajarkannilai-nilaisesuaidengan yang diucapkan. Tetapi, kenyataannyabahwaanakmudadihadapkanpadabegitubanyak model. Orangtua, guru, politikus, bintang film, teman, semuanyamenghadirkan model yang berbeda-beda.
Bagaimanaanakmudamemilihdarisemua yang pro dan yang kontradankemudianmemperolehnilai-nilainyasendiri? Bagaimanaiamengembangkanidentitasnyasendiri? Bagaimanaiabelajarberhubungandenganorang lain yang memilikinilai-nilaiberbedadaridirinya?
Maka, adapendekatan lain: Pendekatanklarifikasinilai mencobauntukmembantuanak-anakmudamenjawabbeberapapertanyaandanmembangunsistemnilaimerekasendiri. Sebenarnya, inibukanpendekatanbaru. Orangtua, guru danparapendidiklainnyatelahmenemukancara-carauntukmembantuparapemudainiberpikirmelaluiisu-isunilaibagimereka.
Tetapi, adapendekatanklarifikasinilai yang lebih sistematisdandapatditerapkansecaraluas. Pendekataninididasarkanpadapendekatan yang disusunolehLouis Raths, yang diturunkan daripemikiranJohn Dewey. Tidaksepertipendekatan yang lain, Rathstidak mempermasalahkanisidarinilai-nilai yang dimiliki seseorang, tetapilebihmemperhatikanproses penilaian. Fokusnyaadalahbagaimanaorangsampaipada keyakinantertentu yang dipegangnyadan membentukpolaperilakutertentu.
MenurutRath, prosesmenilaiterdiridaritujuh sub-proses: 1. Menghargaikeyakinantertentudanperilaku: Penghargaandanpemeliharaan nilai2 Pengakuanumum, bilamemang layak 2. Memilihsuatukeyakinandanperilaku Memilihdarialternatif-alternatif Memilihsesudahmempertimbangkanakibat- akibatnya Memilihsecarabebas
3. Berbuatdarisatukeyakinan yang dimiliki Berbuat Berbuatdengansuatupola: konsistensidan pengulangan Pendekataninibertujuanmembantusiswamenggunakantujuhprosesmenilaidiatasdalamkehidupannya, menerapkanprosesiniuntukkeyakinandanpolaperilaku yang sudahterbentukmaupun yang barutumbuh.
Guru dapatmenggunakanpendekataniniuntukmembantusiswamenjadisadarakankeyakinandanperilaku yang merekahargaidankehendakuntukmenegakkannya, baikdidalamkelasmaupundiluar. Guru menggunakanmateridanmetode yang mendorongsiswamempertimbangkanberbagaialternatif model berpikirdanberbuat.
Strateginomor 1: Duapuluhhal yang kamusukamelakukannya Tujuan: Pertanyaanpenting yang ditanyakandalampencariannilai-nilaiadalah: “Apakahsayabenar-benarmemperolehapa yang sayainginkandarikehidupanku? Kegiataninimembantusiswamenilaikegiatanmereka yang paling dihargaidandisenangi.
Prosedur: Guru memberikertasdanmemintasiswamenuliskandikertasnomor 1 sampaidengan 20 secaramenurunsampaitengahkertas. Kemudian guru mengatakan: “Sekarangsilahkankamumembuatdaftar 20 haldalamkehidupannya yang kamusenang/sukamelakukannya.”
Biladaftarnyatelahselesaidibuat, guru memberitahusiswauntukmenggunakansisisebelahkirikertas yang dipakainyauntukmembuatkodejawabannyadengancaraberikut: Tanda mata uang ($) atauRpditempatkandisebelahnomordaftarhal-hal yang telahdibuat. Tandainidibuatuntukhal yang senangdilakukan, tetapimemakanbiayalebihdariRp 25.000 (Jumlah nominal bervariasi, tergantungpadakelompok).
2. Huruf A diletakkandisampingitem yang siswa benar-benarsenangmelakukannyaseorangdiri; kemudianhuruf P untukkegiatan yang senang dilakukanbersamaorang lain, danhuruf A-P untukkegiatan yang merekasenangisama nilainya,baiksendirisajaataubersamaorang lain. 3. Huruf PL ditempatkandisampingitem yang memerlukanperencanaan.
4. Kode N5 ditempatkandekatdenganitem yang tidakakandidaftar lima tahun yang lalu. 5. Nomor 1 sampaidengan 5 adalah yang ditempatkandisamping 5 item yang sangat penting, mulaidarinomor 1 yang paling disukai kemudiannomor 2, dstsampainomor 5. 6. Siswadimintamenunjukkanmasing-masing kegiatankapanterakhir kali dilakukan (tanggal danhari).
StrategiNomor 2: Kisi-kisiNilai Tujuan: Kisi-kisinilaibiasanyamemperjelasbahwasedikitkeyakinanatautindakankitasejalandengantujuhprosesmenilaisebagaimanadisebutdiatas. Kegiataninimenunjukkanlangkah-langkah yang harusdiambilsupayakitadapatmengembangkannilai-nilaidenganlebihjelasdanlebihkuat. Prosedur: Guru membuatkisi-kisiataumenugaskanmerekauntukmembuatsebuahkisi-kisinilaisebagaimanacontohberikut:
Kemudian guru dansiswamemasukkanbeberapamasalahumumsepertienergi, polusi air, KB, aborsi, relasiras/suku, Pemilu, masalahsekolah, dll. Siswamembuatdaftarmasalah-masalahtersebutdimasing-masingbaris yang tersediadisisikiri (kolomisu). Kemudianuntukmasing-masingmasalahumumitusiswamenulissecarapribadikata-katakunci yang menunjukkansikapataupendiriannyamengenaimasalahtersebut.
Tujuhkolomdikanankisi-kisimewakilitujuhpertanyaanberikut: Apakahkamubangga(menghargai) pendapatmuitu? Apakahpendapatmuitudiketahuidanditerimaumum? Apakahkamusudahmemilihpendapatmuitudariberbagaialternatif?
4. Apakahkamusudahmemilihpendapatmutersebutdenganpertimbanganmatangmengenai pro dankontradanakibat-akibatnya? 5. Apakahkamusudahmemilihpendapatmuitudenganbebas? 6. Apakahkamutelahberbuatsesuatuberkaitandengankeyakinanmuitu? 7. Apakahkamutelahberbuatberulang kalidankonsistenmengenaimasalahini?