1.38k likes | 2.26k Views
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA. Dosen Pengampu : Tri Wahyono, M.Pd. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS KULIAH BAHASA INDONESIA. TUJUAN UMUM Agar para mahasiswa memiliki sikap bahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia TUJUAN KHUSUS
E N D
MATA KULIAH BAHASA INDONESIAJURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Dosen Pengampu: Tri Wahyono, M.Pd.
TUJUAN UMUM DAN KHUSUS KULIAH BAHASA INDONESIA TUJUAN UMUM Agar paramahasiswamemilikisikapbahasa yang positifterhadapbahasa Indonesia TUJUAN KHUSUS Agar paramahasiswaterampilmenggunakanBahasa Indonesia denganbaikdanbenarsecaralisandanterutamasecaratertulis
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DAN PETUNJUK PERKEMBANGAN 1. BAHASA INDONESIA BERASAL DARI BAHASA MELAYU • Lingua franca (komunikasiantarsuku) • Alatkomunikasiperdagangang tempo dulu 2. KAPAN BAHASA MELAYU MULAI DIJADIKAN ALAT KOMUNIKASI: • PrasastiKedukan Bukit di Palembang tahun 683 • PrasastiTalangTuodi Palembang tahun 684 • Prasasti Kota Kapurdi Bangka Barat tahun 686 • PrasastiKarangBrahiantara Jambi dan Sungai Musitahun 688 • PrasastiGandasulidiJatengtahun 832 • Prasasti Bogor tahun 942
PERESMIAN NAMA BAHASA INDONESIA TANGGAL 28 Oktober 1928 (SumpahPemuda)
ALASAN BAHASA MELAYU DIANGKAT SEBAGAI BAHASA INDONESIA • Bahasamelayumerupakan lingua franca di Indonesia, bahasaperhubungandanbahasaperdagangan. • SistembahasaMelayusederhana, mudahdipelajarikarenadalambahasainitidakdikenaltingkatanbahasa • SukuJawa, sukuSundadansuku-suku yang lain dengansukarelamenerimabahasaMelayumenjadibahasa Indonesia sebagaibahasanasional. • BahasaMelayumempunyaikesanggupanuntukdipakaisebagaibahasakebudayaandalamartiluas.
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia 1. Bahasa Nasional Tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 Fungsi sebagai bahasa nasional: • Lambang kebanggaan bangsa • Lambang identitas nasional • Alat penghubung antarwarga • Alat penyatuan suku bangsa
lanjutan 2. Sebagaibahasa NegaraTercantumdidalam UUD 1945 Bab XV, pasal 36) Fungsisebagaibahasanegara: • Bahasaresmikenegaraan • Bahasapengantardidalamduniapendidikan • Alatperhubunganperencanaandanpelaksaanpembangunan • Alatpengembangankebudayaanilmupengetahuan danteknologi
RAGAM BAHASA INDONESIA 1. TULIS * Terikatstrukturdanejaan * Ragamtulislebihpadapengembangan akademikdanilmiah 2. LISAN (Retorika) * Menghendakiorang lain sebagailawanbicara * Membutuhkanmimik, gerak, pandangan, danintonasi 3. BAKU * Ditulisuntukkepentingankomunikasitulis. * Diakuisebagaibahasaresmi (KBBI)
CABANG ILMU BAHASA FONOLOGI Berkaitandenganbunyibahasa MORFOLOGI Berkaitandenganpembentukankata SINTAKSIS Berkaitandenganpenyusunankalimat SEMANTIK Berkaitandenganpemahamandanpengembanganmakna
PERTEMUAN KE-2: TANDA BACA A. Tanda Titik (.) 1. mengakhiri kalimat • dipakai di belakang angka/ huruf dalam satu bagian, contoh: (A.), (1.) 3. memisahkan angka jam, menit, dan detik contoh: 13.15.25 4. menulis daftar pustaka contoh: Hirata, Andrea. 2006. Laskar Pelangi. Yogyakarta: Bentang. 5. menulis bilangan ribuan dan kelipatannya contoh: 3.000.000 6. menulis gelar akademik/nonakademik contoh: (S.E.), (S.H.), (S.Pd.), (Dr.), (Prof.), (Hj.) 7. menulis singkatan contoh: (No.), (Yth.), (Jend.), (s.d.)
B. TandaKoma (,) 1. menulis rincian atau pembilangan Cth: - Kami membutuhkan air, makanan, pakaian, dan tempat singgah. - Merah, biru, kuning, ataupun putih merupakan warna dasar. • dipakai di belakang kata penghubung antarkalimat cth: (Jadi, …), (Oleh karena itu,…), (Dengan demikian,…) • memisahkan petikan kalimat langsung cth: Mereka berkata, “ Kami membutuhkan bantuan media.” 4. memisahkan nama, alamat, dan tempat tinggal cth: Jaka Permana, Jalan Merdeka, Jakarta 5. memisahkan kata ekspresi atau emosi cth: (Amboi,…), (Wah, …), (Astaga, …)
C. TandaKoma (,) • memisahkannamadangelar cth: (Faizal Akbar, S.H.), (ErniFitria, S.E.), (Permana, S.Si.) • menulisakanangka/ bilanganpecahanpersepuluhan cth: (13,5), (10,5) • menulisketerangantambahan cth: Di sekolahkami, misalnya, masihbanyaksiswa yang sakit. 9. memisahkananakkalimatdanindukkalimatjikaanakkalimatberadadidepan cth: Ketikahujanderas, semuaburuhberteduhditepibangunan. 10. memisahkanantarabagian-bagiannamadalamdaftarpustakadancatatan kaki cth: (Ismail, Taufik. …), (Yogyakarta: Bentang. 2006), halm. 3
D. Tandatitikdua (:) • memisahkan kata umum dan khusus cth: Kami membawa alat tulis: pensil, penggaris, dan pena. • menulis data cth: hari, tanggal: Senin, 21 Maret 2011 tempat : Lab. Bahasa • menulis naskah dialog/ drama cth: Surya : “Wah, indah sekali pantai ini!” Reza : “Di sini juga tempat penjualan ikan.” • memisahkan surat dan ayat, tahun dan hal. (dalam kutipan) cth: Yusuf: 15, (2006: 12), (Nurdiansyah,2011: 35)
E. Tandatitikkoma (;) • memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara cth: Hari sudah hampir pagi; tugas ini belum selesai. • mengganti kata penghubung antarkalimat majemuk setara cth: Mereka mengerjakan tugas di kelas; kami mencari bahan materi di perpustakaan.
F. Tandahubung (-) • menyambung kata dasar yang terpisah karena pergantian garis cth: Tima SAR sedang mencari kor- ban bencana tsunami. • memisahkan imbuhan dan kota cth: se-Jawa, se-Bali, se-Indonesia 3. memisahkan (singkatan, kata asing dan imbuhan) cth: KTP-nya, di-smash 4. memisahkan imbuhan dan angka Cth: ke-17, 90-an • memperjelas pemenggalan bagian-bagian kata Cth: dua puluh lima-ribuan (20 5000) anak-istri saya (anak dan istri saya) • menulis kata ulang Cth: makan-makan, jalan-jalan
G. Tandapisah (–) • menyatakan sampai cth: Jogja–Solo, 2010–2011 • membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar kalimat cth: Kesuksesan itu –mereka yakin– akan dapat diraih.
H. TandaKurung ((…)) • mengapit tanda keterangan atau penjelasan singkatan cth: DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) 2. membuat perincian cth: Faktor pendidikan menyangkut masalah (a) sarana, (b) pendidik, dan (c) peserta didik • mengapit keterangan atau penjelasan cth: Keterangan itu (lihat Tabel 13) menunjukkan faktor prestasi anak di pengaruhi oleh motivasi
I. TandaPetik (“…”) • mengapit petikan langsung cth: “Kami sudah menunggu,” kata Rini, “Ya, tunggu sebentar!” • mengapit judul cth: Kami sudah menonton “Sang Pemimpi”. Kalian sudah membaca buku “Pedoman Umum EYD”? 3. mengapit istilah atau kata yang mempunyai arti khusus cth: Ia sedang “sakau” hingga pingsan. • mengapit julukan cth: Ia disebut sebagai pendekar “Si Pitung” dari Betawi.
J. TandaGaris Miring (/) • menulis nomor surat pada surat resmi cth: No. :3/UR/007/03/2011 • mengganti kata dan, atau, atau tiap cth: mahasiswa/mahasiswi, Bapak/Ibu Rp500,00/lembar
PERTEMUAN KE-3: HURUF, HURUF KAPITAL, DAN HURUF MIRING • Huruf • Huruf Vokal : a, i, u, e, o • Huruf Konsonan: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z • Huruf Diftong: a. ai, au, oi (diftong huruf vokal) di awal : aula, ain di tengah : syaitan, saudara, boikot di akhir : pandai, harimau, amboi b. kh, ng, ny, sy (diftong huruf konsonan) di awal : khusus, ngilu, nyata, syarat di tengah : akhir, bangun, hanyut, isyarat di akhir : tarikh, senang
B. PemenggalanKata • Pemenggalan pada kata dasar a. jika ada vokal berurutan cth: au-la, sau-dara, b. jika ada huruf vokal dan konsonan di tengah cth: ba-pak, de-ngan, mu-ta-khir c. jika ada dua huruf konsonan yang beruntun cth: man-di, som-bong, bang-sa d. jika ada tiga atau lebih konsonan cth: in-stru-men, in-fra, bang-krut, ikh-las
Lanjutan … • Pemenggalan kata berimbuhan cth: minum-an, mem-bawa, ambil-lah catatan: 1. imbuhan –i tidak dipenggal (mak-nai) 2. pemenggalan imbuhan sisipan dipisah (te-lun-juk, ge-ri-gi, ge-me-tar) 3. Jika satu kata terdiri dari satu unsur atau lebih (foto-grafi: fo-to-gra-fi, introspeksi: in-tro-spek-si)
C. HurufKapitalatauHurufBesar • dipakai pada huruf pertama awal kalimat • cth: Kami tertidur. • 2. dipakai pada huruf pertama petikan langsung • cth: Ibu bertanya, “Kapan kamu pulang?” • penulisan nama Tuhan, nabi, agama dan kitab suci • cth: Allah, Isa, Budha, Al-Quran • menulis gelar kehormatan • cth: Sri Sultan Hamengku Buwono, Haji Ahmad Yusuf • menulis nama jabatan (jika diikuti nama orang dan tempat menjabat) • Cth: Presiden Indonesia, Gubernur Sulawesi Selatan
lanjutan • menulis nama orang cth: Usman Hanafi • menulis nama suku, negara, dan bahasa cth: suku Dayak, negara Indonesia, bahasa Mandarin 8. menulis nama hari, bulan, tahun cth: Senin, Maret, Masehi 9. menulis nama letak geografi (jika diikuti nama tempatnya) cth: Danau Toba, Selat Sunda, Jalan Proklamasi • menulis nama negara, unsur pemerintahan, dan dokumen Cth: Majelis Permusyawaratan Rakyat, Keputusan Presiden
lanjutan • menulisnamainstansi/ suratkabar cth: UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta, Kedaulatan Rakyat • menulisjudul (buku, film, lagu, dll) cth: Bombuku “YahudiMilitan” • menulisnamagelarakademik cth: Prof., Dr., S.H. • menuliskatasapaan (hubunganakrab) cth: Bapak, Ibu, Saudara, Anda, Paman, Nenek • menulissingkatan cth: KPK, BNN
SingkatandanAkronim • Singkatan (gelar, instansi, umum, lambang) cth: (S.H.), (PT), ((s.d.), (d.a.), (dsb.), (Yth.), (dst.)), (H2O) • Akronim: gabungan deret huruf awal yang dapat dibaca seperti kata a. akronim nama diri cth: ABRI (Akademi Bersenjata Republik Indonesia) SIM (Surat Izin Mengemudi) b. akronim nama diri berupa gabungan suku kata cth: Bapenas (Badan Perencana Pembangunan Nasional) Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) c. akronim nama diri berupa gabungan huruf cth: pemilu (pemilihan umum), rudal (peluru kendali) tilang (bukti pelanggaran)
D. HURUF MIRING • menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip cth: buku Cermat Berbahasa Indonesia majalah Tempo harian Kompas • menegaskan atau mengkhususkan huruf cth: Kami akan menipu, tetapi tertipu. • menuliskan nama ilmiah cth: oryza sativa (nama latin padi), aurellia (nama latin cacing)
Imbuhan • Imbuhan Asli: awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufik), awal+akhiran (konfiks) • Imbuhan Asing: is, isme, isasi, man, wan, wati, i, wi, ah, pra, a • Imbuhan Daerah: tuna, pasca, nara, swa, catur, sapta, panca, dasa, maha, para, a • Klitik (possesive/milik): ku, mu, nya, kau
ImbuhanAsli • Awalan (prefik): meN, ber, di, ter, peN, pe, se, per, ke • Sisipan (infiks): el, em, er • Akhiran (sufiks): kan, an, i, nya, wan, wati, wi • Awalan+akhiran (konfiks/simulfiks): ke-an, me-kan, di-kan, pe-an, me-i,
Pengembanganimbuhan Imbuhan meN: men: menulis, menunjuk, menanyakan mem: membawa, membuka, memberi meng: mengambil, menghukum, mengukur meny: menyapu, menyangka, menyuplai menge: mengecat, mengebom, mengebor Imbuhan peN: pen: penulis, penolong pem: pembajak, pemukul, pembasmi peng: penghasil, pengawal, penghalus peny: penyapu, penyabar, penyesalan penge: pengebor, pengecat, pengebom
PengembanganImbuhan Gabungan imbuhan di-i di + tempat (dipisah) di + ungkapan/idiom (digabung) di meja dimejahijaukan di rumah dirumahkan di Indonesia diindonesiakan di dalam didalami di belakang dibelakangi di + tempat (dipisah) di + kerja (digabung) di jalan dijalankan di kantor diambil di sungai dibuang
MaknaImbuhanmeN- • Suatuperbuatanaktif: mencetak, menulis, memukul, membaca, merundingkan • Menjadiseperti: melebar, meluas, mengecil, menyempit, membatu, menguning, • Menujuke : menepi, melaut, mendarat • Berlakuseperti: mengabdi, membujang • Berfungsisebagai/ menyerupai: menyupir, membukit, menyemut • Menyatakankeadaan: mengantuk, menyendiri • Membuatgulai : menggulai • Mengeluarkanbunyi: mengeong, meraung • Mencari/mengumpulkan: mendamar, merumput, merotan • Makan/ minum: menyatai, mengopi,
ProsesPeluluhan Pada awalan meN dan peN dapat mengalami proses peluluhan jika kedua imbuhan tersebut bertemu dengan kata yang berawalan huruf (K, T, S, P) cth: pukul, kurang, satu, tunjuk Jadi: me+ tunjuk= menunjuk, me+kurang= mengurang me+ pukul= memukul, me+satu = menyatu Kecuali: imbuhan tersebut tidak meluluhkan kata yang diawali dengan huruf (K, T, S, P) jika terdapat klaster,tetapi tetap. Klaster: kata yang diawalai dengan dua konsonan cth: praktik, traktir, sponsor, kritik Jadi: me+protes= memprotes, me+traktir= mentraktir me+kritik = mengkritik, me+sponsor+i= mensponsori
ImbuhanAsing • is: nasionalis, patriotis, matrialis, sosialis, • isme: nasionalisme, patriotisme, organisme, • isasi: nasionalisasi, organisasi, sosialisasi, imunisasi • i: alami, abadi, akui, lukai • wi: duniawi, maknawi, surgawi, kimiawi • ah: alamiah, • man: seniman, budiman • wan: karyawan, wisudawan, jutawan, dermawan, • wati: karyawati, wisudawati, santriwati, • pra: pramusim, prasejarah, pranikah,
lanjutan • non: nonakademik, multi:multifungsi • ekstra: ekstrakurikuler intra: intrasekolah • infra: inframerah semi: semifinal • bi: bilateral ultra: ultrasonik • a: asusila Bahasa Arab • at: muslimat 4. in: muslimin 2. if: sportif 5. al: musikal 3. ik: heroik
Imbuhan Daerah • tuna: tunawisma, tunawicara, tunakarya • pasca: pascapanen, pascabencana, pascabanjir • nara: narasumber, narapidana • swa: swamitra, swalayan, swadaya • sapta: saptamarga • catur: caturwulan, • dasa: dasawarsa,
Kata danKalimat Katasebagaiunsurpembentukkatamemilikiberbagaijenisfungsidanmaknauntukmembentukkalimat. Jeniskata: • Katabenda • Katasifat • Katakerja • Kata nominal • Kataketerangan • Kataulang • Katadepan • Katamajemuk
GabunganKata: Frasa Frasa:gabungankata yang mendudukisatufungsiatauunsurdalamkalimat JenisFrasa: • FrasaEksosentrik: frasa yang terdiridarigabungankatadasardankatadepan (preposisi) cth: dikebun, kepasar, darikampus, padamalam • FrasaEndosenstrik: frasa yang terdiridariunsur yang tidakdapatdisubtisusikanolehunsur lain - frasakoordinatif: frasa yang unsurnyatidakdapatdigantiolehunsur lain danhanyadapatdisisipiolehunsur (dan) atau (atau) - frasaatributif: frasa yang terdiridariunsurintidantambahan (atribut) - frasaapositif: frasa yang berupaistilahdantidakbisadigantikandenganunsur lain
JenisFrasa • Frasa Verba: sedang berbicara, • Frasa Nomina: sepeda baru, rumah makan • Frasa Adjektifa: sangat cantik, paling tampan • Frasa Adverbia: tadi malam, kemarin sore • Frasa Preposisional: dari kantor, di rumah, ke kebun
GabunganKata (bukanFrasa) • Gabungan kata (kata majemuk) cth: duta besar, kambing hitam, kereta api, kelinci percobaan, orang tua, tangan kanan, memeras keringat, banting tulang • Gabungan kata dirangkai cth: acapkali, adakalanya, barangkali, bilamana, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, kacamata, olahraga, radioaktif, saputangan, saripati, segitiga, sekalipun, sukacita, sukarela, peribahasa,
Klausa Klausa ada struktur atau gabungan kata yang memiliki struktur unsur kalimat tetapi belum menjadi kalimat. Cth: kami sedang mengamen mereka membutuhkan makanan Jenis Klausa: 1. Klausa atasan/inti: induk kalimat 2. Klausa bawahan/: anak kalimat
Kalimat • Kalimat Tunggal Kalimat yang memiliki satu inti kalimat (klausa) contoh: Kami selalu menunggu hujan emas setiap hari. Kami berlibur ke Paris.
lanjutan 2. Kalimat Majemuk kalimat yang memiliki unsur klausa atau inti kalimat lebih dari satu. Cth: Ia tidak sekolah karena ia sakit Kami tetap berangkat walaupun hari ini hujan lebat. Mereka tetap akan mendaki gunung meskipun di antara mereka ada yang tidak dapat ikut.
lanjutan 1. KalimatMajemukSetara Konjungsi: dan, atau, kemudian, lalu, Pemudaitumembawapatungdanbendakerajinan di dalammobilnya.
lanjutan 2. Kalimat Majemuk bertingkat: Pemuda yang duduk di dekat pohon itu akan menyeberang dan membeli makanan ringan Petani itu membajak sawah dengan alat tradisional yang dibantu oleh kerbau.
lanjutan 3. Kalimatmajemukcampuran: Merekamembawasuratdanmerekamembawahadiahketikakamisedangrapatmembahaslombafutsaldikampus. Para karyawanmengajukangugatankenaikangajidanperpanjangankontrakketikaperusahaansedangmengalamikenaikanpendapatanbulanini.
lanjutan Konjungsi Korelasi Bukan … melainkan. Contoh: Bukan hanya mahasiswa yang menginginkan presiden mundur melainkan masyarakat DIY juga menginginkan hal yang sama.
lanjutan Tidak (hanya)… tetapi. Tidak hanya di Surabaya dan Jakarta tetapi di DIY juga sedang terserang wabah ulat bulu. Baik … maupun Baik siswa maupun guru semua harap menuju ke aula untuk menyaksikan pementasan drama dari siswa kelas IX.
lanjutan Antara … dengan/dan Antara persepakbolaan Indonesia dengan Amerika latin memiliki tipe dan gaya permainan yang sama karena sebagian pemain asing di Indonesia berasal dari Amerika latin.