880 likes | 4.47k Views
INTERAKSI GEN. Interaksi Gen. Interaksi intraalelik : Interaksi alel-alel pada lokus yg sama. Alel dominan menutupi pengaruh dari alel resesif, sebagian atau penuh
E N D
Interaksi Gen Interaksi intraalelik : Interaksi alel-alel pada lokus yg sama. Alel dominan menutupi pengaruh dari alel resesif, sebagian atau penuh Interaksi Interalelik : Interaksi alel-alel pada lokus berbeda. Gen pd satu lokus mempengaruhi ekspresi dr lokus lain atau gen pada satu lokus berinteraksi dengan gen pada lokus lain.
Interaksi Intraalelik Dominan Sempurna Dominan tidak Sempurna (Incomplete dominance/Partial dominan) Kodominan Gen Letal
Dominan Sempurna • Beberapa alel dominan terhadap alel lainnya pada gene yang sama. Sebagai contoh : Note : tanaman pendek akan muncul HANYA jika ada 2 copy t alel (tt)
Kodominan(Co-dominance) • Kodominan terjadi jika kedua alel memberikan kontribusi pada fenotipe. Contoh : distribusi pigment bunga pada snapdragon (Antirrhinum). Note : Codominance is not an example of "blending inheritance" since the original phenotypes reappear in the second generation.
Dominan Tidak Sempurna Contoh : Warna bunga pukul empat P RR x rr Merah putih Gamet R r F1 Rr Merah F2 Rr x Rr RR 2Rr rr 1 Merah : 2Merah muda: 1putih
Gen Letal Alil menyebabkan tdk terbentuknya produk shg mengakibatkan kematian Cth : Defisiensi klorofil P Yy x Yy F1 1YY : 2Yy : 1yy hijau kuning-hijau defisiensi klorofil
Interaksi interalel (Epistasi) Epistasis Dominan Epistasis Resesif Epistasis Dominan Ganda/Isoepistasi Epistasis Resesif ganda Epistasis Dominan-Resesif Semi epistasi/Gen ganda dengan efek kumulatif
Epistasis Dominan : 12:3:1 Inheritance of fruit color in summer squash: two loci together control color and a dominant allele at one locus can mask the expression of the alleles at the second locus. A--- white aaB- yellow aabb green Gen A tdk aktif memberikan warna. Gen A epistasis thd gen B. Therefore, if AaBb is crossed to AaBb, the F2 is as follows: A-B- white 9/16 A-bb white 3/16 aaB- yellow 3/16 aabb green 1/16 12/16 white 3/16 yellow 1/16 green
Epistasis Resesif dengan rasio 9 : 3 : 4 Contoh : Warna bunga Snapdragon aaBB (putih) x AAbb (ungu) AaBb (biru) Genotype Phenotype F2 ratio Final phenotypic ratio A-B- biru 9/16 9/16 A-bb ungu 3/16 3/16 aaB- putih 3/16 aabb putih 1/16 AaBb x AaBb 4/16 Due to gene interaction, we see 9:3:4 F2 ratio.
Epistasis Dominan Ganda dg rasio 15 : 1 x TTVVTriangular ttvv Ovate F1 generation TtVvAll triangularF1 (TtVv) x F1 (TtVv) TV Tv tV tv TTVV TTVv TtVV TtVv TV Gen T dan V epistasis thd gen tt dan vv TTVv TTvv TtVv Ttvv Tv TtVV TtVv ttVV ttVv tV TtVv Ttvv ttVv ttvv tv (b) The crosses of Shull
Epistasis Resesif Ganda dg rasio 9 : 7 purple white Bila kedua genotipe homozigot resesif menghasilkan fenotip yg identik 9 C_P_ : 3 C_pp :3 ccP_ : 1 ccpp
Epistasis Dominan Resesif Gen C : dominan utk warna Gen c : resesif yg mencegah warna dlm keadaan homozigot Gen I : gen dominan epistasis yg mencegah warna P IICC x iicc putih putih F1 IiCc Merah F2 9 I-C- : 3 I-cc : 3 iiC- : 1 iicc putih : putih : 3 berwarna : putih 13 putih : 3 berwarna
Epistasis gen duplikat dengan efek kumulatif → epistasis yang muncul akibat adanya duplikat dari gen sebelumnya dengan adanya efek komulatif ex” : pada Cucurbita pepo yang memiliki tiga macam bentuk buah yaitu cakram, bulat, lonjong. P : BBLL x bbll cakram lonjong F1 : BbLl cakram F2 : 9 B-L- cakram 3 B-ll bulat 3 bbL- bulat cakram : bulat : lonjong 1 bbll lonjong 9 : 6 : 1
Chi-Square Test ( Test Χ2) Chi-Kuadrat adalah uji nyata (goodness of fit) untuk membandingkan/menguji data percobaan yang diperoleh dengan hasil yang diharapkanberdasarkan hipotesa secara teoritis
Contoh : Tanaman kapri (Pisum sativum) berbunga merah disilangkan dengan yang berbunga putih. Warna bunga merah dominan terhadap warna bunga putih. Dari hasil persilangan diperoleh 290 tanaman berbunga merah dan 110 tanaman berbunga putih pada populasi F2.
hipotesis : Dominan Sempurna Skema persilangan : Parent :x F1 : F2 : 3 : 1
Jawab : Hipotesis dominan sempurna 3:1 Perhitungan Χ2adalah :
Χ2 = 1,262 lihat di Tabel Kemungkinan dengan derajat bebas (dB) = jumlah kelas-1, soal diatas dB=2-1=1 nilai 1,262 terletak antara 20% dan 30% Nilai kemungkinan > 5% sehingga hipotesis persilangan diatas adalah Dominan Sempurna (rasio 3:1) sesuai Hukum Mendel
Fenomena Seksual Pada Tumbuhan Hermaprodit : Individu dengan bunga lengkap (mempunyai organ jantan dan betina dalam satu bunga) Berumah satu : Benang sari dan putik terletak pada bunga berbeda (Monoecious) dalam satu individu Berumah dua : Bunga jantan dan betina pada individu berbeda (Dioecious)
Fenomena bunga hermaprodit pada jagung dimana pada bunga jantan (malai=tassel) tumbuh bunga betina (tongkol jagung)
Contoh Penentuan kelamin pada tanaman jagung ♂ ♀ ♀ ♂ ♀ ♀ ♀ ♀