1.03k likes | 1.78k Views
Latar Belakang. Organisasi sektor publik harus bisa memberikan pertanggungjawaban melalui laporan keuangannya.Perlu dibuat standar akuntansi untuk acuan dan pedoman proses akuntansi dalam organisasi sektor publik.. Standar yang ada untuk Akuntansi Sektor Publik. IAIPSAK 45 ? organisasi nirlabaPe
E N D
1. Kuliah II Regulasi dan Standar
2. Latar Belakang Organisasi sektor publik harus bisa memberikan pertanggungjawaban melalui laporan keuangannya.
Perlu dibuat standar akuntansi untuk acuan dan pedoman proses akuntansi dalam organisasi sektor publik.
3. Standar yang ada untuk Akuntansi Sektor Publik IAI PSAK 45 ? organisasi nirlaba
Pemerintah Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP)
IFAC International Public Sector Accounting Standards (IPSAS)
USA GASB dan FASAB
4. IPSAS Mengacu pada International Accounting Standards (IAS / IFRS)
IPSAS bukan untuk mengganti standar yang ada di suatu negara, tapi untuk mengembangkan atau merevisi standar yang ada
IPSAS dikembangkan menurut basis akrual
5. IPSAS (contd) IPSAS 1 Presentation Of Financial Statements.
IPSAS 2 Cash Flow Statements
IPSAS 3 Net Surplus Or Deficit For The Period, Fundamental Errors And Changes In Accounting Policies
IPSAS 4 The Effects Of Changes In Foreign Exchange Rates
IPSAS 5 Borrowing Costs
IPSAS 6 Consolidated Financial Statements And Accounting For Controlled Entities
IPSAS 7 Accounting For Investments In Associates
IPSAS 8 Financial Reporting Of Interests In Joint Ventures
IPSAS 9 Revenue From Exchange Transactions
IPSAS 10 Financial Reporting In Hyperinflationary Economies
6. IPSAS (contd) IPSAS 11 Construction Contracts
IPSAS 12 Inventories
IPSAS 13 Leases: International Public Sector Accounting Standard
IPSAS 14 Events After The Reporting Date
IPSAS 15 Financial Instruments: Disclosure And Presentation
IPSAS 16 Investment Property
IPSAS 17 Property, Plant And Equipment
IPSAS 18 Segment Reporting
IPSAS 19 Provisions, Contingent Liabilities And Contingent Assets
IPSAS 20 Related Party Disclosures
------------ Financial Reporting under Cash Basis of Accounting
7. PSAP Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah (KSAP)? wewenang untuk menyusun dan menerbitkan PSAP
Referensi Materi penyusunan:
- International Federation of Accountant ? IPSAS
- International Accounting Standards Committee
- International Monetary Fund
- Ikatan Akuntan Indonesia ? SAK
- Financial Accounting Standard Board
- Governmental Accounting Standard Board
- UU dan Perpu
- Organisasi profesional lain di berbagai negara
8. PSAP (contd) Proses transisi menuju basis akrual
? pendapatan, belanja, pembiayaan dicatat berbasis kas
? Aset, hutang, dan ekuitas dicatat berbasis akrual
Tahun 2008 ? fully akrual UU 17/2003
Informasi keuangan pemerintahan yang menerapkan PSAP ?dapat jadi dasar pengambilan keputusan dan terwujud transparansi serta akuntabilitas
9. PP 24/2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP):
No 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan
No 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran
No 03 tentang Laporan Arus Kas
No 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan
No 05 tentang Akuntansi Persediaan;
No 06 tentang Akuntansi Investasi;
No 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
No 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;
No 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
No 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan KebijakanAkuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa; dan
No 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian
10. Nir Laba PSAK 45 Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya
Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang yang tidak mengharapkan imbalan
Pada beberapa bentuk organisasi nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, organisasi tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa.
Kemampuan organisasi untuk terus memberikan jasa dikomunikasikan melalui laporan posisi keuangan. Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih baik yang terikat maupun yang tidak terikat.
Pertanggungjawaban manajer mengenai kemampuannya mengelola sumber daya organisasi yang diterima dari para penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas.
11. Lingkup PSAK 45 Pernyataan ini berlaku bagi laporan keuangan yang disajikan oleh organisasi nirlaba yang memenuhi karakteristik sebagai berikut:
Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.
Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis.
PSAK 45 tidak berlaku bagi lembaga pemerintah, departemen dan unit-unit sejenis lainnya.
12. Definisi Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi organisasi diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut.
Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.
Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.
13. LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA (PSAK 45) Laporan keuangan organisasi nirlaba terdiri :
laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan
laporan aktivitas
laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan
catatan atas laporan keuangan
14. Tujuan Rinci Laporan keuangan Tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai:
Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih suatu organisasi.
Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aktiva bersih.
Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antara keduanya.
Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya.
Usaha jasa suatu organisasi.
15. Laporan Posisi Keuangan Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan informasimengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.
Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai:
kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan dan
likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.
16. Tujuan Laporan Aktivitas Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi
mengenai :
pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih,
hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain,
bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa,
Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk:
mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,
menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan memberikan jasa,
menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
17. Laporan Aktivitas Laporan aktivitas mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode.
Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.
18. Laporan Arus Kas Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut ini:
Aktivitas pendanaan:
penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.
penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment).
bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.
19. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan adalah keterangan-keterangan yang harus disajikan dalam laporan keuangan agar para pengguna laporan keuangan bisa mendapatkan informasi yang lengkap:
Kebijakan akuntansi
Rincian data
Penjelasan detail mengenai suatu komponen
34. Laporan Keuangan Pemerintah (US)
35. General Purpose External Financial Reports
Managements discussion and analysis
Government-wide Fund financial
financial statements statements
Notes to the financial statements
Required supplementary information
(other than MD&A)
36. Comprehensive Annual Financial Report (CAFR) -- recommended, but not mandatory -- Introductory section
Financial section
Statistical section
NOTE: A hard copy of the City of Houstons CAFR is available in Dr. Khumawalas office for you to review if you are interested.
37. CAFR - Introductory Section Title page
Contents page
Letter of transmittal
Other (as desired by management)
You can view online at the City of Houstons Annual Reports for the years 2004, 2003, and 2002 at the following link: http://www.ci.houston.tx.uh/mayoroffice/annualreport.html.
38. Auditors report
MD&A
Basic Financial Statements
Required Supplementary InformationRSI (Other than MD&A)
Combining the individual fundstatements and schedules
Remember GASB Statement No. 34 is the NEW reporting model that SLGs have to follow.
This is the NEW GAAP!!! CAFRFinancial Section (GASB Statement No. 34)
39. Perbandingan Laporan Keuangan Pemmerintah Dengan Sektor Swasta
40. Laporan Keuangan IPSAS Neraca (Statement of Financial Position);
Laporan Kinerja Keuangan (Statement of Financial Performance);
Laporan Perubahan dalam Aset Bersih/Ekuitas (Statement of Changes In Net Assets/Equity);
Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement); dan
Catatan atas Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan (Accounting Policies and Notes to The Financial Statements).
41. Laporan Keuangan Pemerintah Swedia Neraca (Statement of Financial Position);
Laporan Kinerja Keuangan (Statement of Financial Performance);
Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement);
Laporan Apropriasi (Appropriation Report);
Laporan Kinerja (Performance Report);
Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to the Financial Statements). .
42. Laporan Keuangan Instansi Pemerintah Indonesia PP 24
43. LINGKUNGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN ?Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya
Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan
Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaaan
Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar pemerintahan
adanya pengaruh proses poltik
Hub. Antara pembayar pajak dgn pelayanan pem.
Ciri keuangan pemerintah
Anggaran sbg pernyatan publik, target fiskal dan sebagai alat pengendalian
Investasi aset tidak langsung menghasilkan pendapatan
Kemungkinan Penggunaan akuntansi dana
44. PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN Masyarakat;
Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman, dan
Pemerintah.
45. ENTITAS PELAPORAN Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan, yang terdiri dari:
Pemerintah pusat;
Pemerintah daerah;
Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan
46. PERANAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH Akuntabilitas
? mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pelaksanaan kebijakan sumber daya dalam mencapai tujuan
Manajemen
? memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas aset, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah
Transparansi
? memberikan informasi keuangan yang terbuka, jujur, menyeluruh kepada stakeholders
Keseimbangan Antargenerasi
? memberikan informasi mengenai kecukupan penerimaan pemerintah untuk membiayai seluruh pengeluaran, dan apakah generasi y.a.d ikut menanggung beban pengeluaran tersebut
47. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH Menyajikan info. yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi, sosial maupun politik.
59. Dasar Hukum Keuangan Negara UUD 45 pasal 23
Anggaran Pendapatan dan Belanja ditetapkan setiap tahun dengan UU. Apabila DPR tidak menyetujui pemerintah menggunakan anggaran tahun lalu.
Pajak untuk krperluan negara berdasarkan UU
Jenis dan harga mata uang ditetapkan dengan UU
Hal keuangan negara selanjutnya diatur dengan UU
Untuk memeriksa tanggung jawab keuangan negara ditetapkan dengan UU. Hasil pemeriksaan diberitahukan kepada DPR
60. Dasar Hukum Keuangan Daerah Reformasi dan otonomi daerah telah mengubah hubungan pemerintah pusat dan daerah
Otonomi membutuhkan pertanggungjawaban
61. Era pra Reformasi UU 5/75 ? Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah
PP 6/75 ? Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD.
Kepmendagri 900-099 tahun 1980 Manual Keuangan Daerah
PP 2/1994 ? Pelaksanaan APBD
UU 18/1997 ? Pajak dan Retribusi Daerah
Kepmendagri 3/1999 ? Bentuk dan susunan Perhitungan APBD.
62. Era pra Reformasi Perhitungan APBD terpisah dari pertanggungjawaban Kepala Daerah
Bentuk laporan perhitungan APBD :
Perhitungan APBD
Nota Perhitungan
Perhitungan Kas dan Pencocokan sisa Kas dan sisa Perhitungan
Pinjaman diperhitungkan sebagai pendapatan daerah
Indikator kinerja Pemda: perbandingan anggaran dan realisasi, standar dan realisasi, target prosentase fisik proyek
63. LATAR BELAKANG REFORMASI Reformasi pengelolaan keuangan negara/daerah menuju tata kelola yang baik
Perubahan sistem pemerintahan ? hubungan keuangan pusat & daerah
Pengawasan oleh stakeholders atas pengelolaan keuangan negara
64. BENTUK REFORMASI Penataan peraturan perundang-undangan;
Penataan kelembagaan;
Penataan sistem pengelolaan keuangan negara/daerah; dan
Pengembangan sumber daya manusia di bidang keuangan
65. Reformasi Keuangan Negara UU 17/2003 ? Keuangan Negara
UU 1/2004 ? Perbendaharaan Negara
UU 15/2004 ? Pemeriksaan Keuangan Pengelolaan Keuangan Negara
UU 25/2004 ? Sistem Perencanaan dan Pembangunan Nasional
UU 15/2004 ? Pemeriksaan Keuangan Pengelolaan Keuangan Negara
UU 32/2004 menggantikan UU 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah
UU 33/2004 ttg Perimbangan Keuangan antara Pemda dan Pem Pusat menggantikan UU 25/1999
rara
66. Peraturan Pemerintah Keungan Negara
PP No. 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU.
PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
PP No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
PP No. 55 Tahun 2005 tentang Perimbangan Keuangan
PP No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
PP No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
PP No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar pelayanan Minimal
PP No. 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintahan
PP No 3 Tahun 2007 tentang Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah
PP No. 6 Tahun 2008 tentang Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah
67.
Keputusan Presiden RI No. 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Menteri Keuangan No. 53 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemberian Pinjaman Daerah dari Pemerintah yang Dananya Bersumber dari Pinjaman Luar Negeri Peraturan Pelaksana
68. BENTUK REFORMASI Penataan peraturan perundang-undangan;
Penataan kelembagaan;
Penataan sistem pengelolaan keuangan negara/daerah; dan
Pengembangan sumber daya manusia di bidang keuangan
69. SISTEM AKUNTANSI
70. PEMERIKSAAN & PERTANGGUNGJAWABAN
71. AMANAT KONSTITUSI
72. SISTEM PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN SKPD
73. Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah Perencanaan dan Penganggaran
Perbendaharaan
Akuntansi dan Pertanggungjawaban
Auditing
74.
75. Implikasi SAP dalam Sistem Perencanaan, Penganggaran, Pelasanaan Anggaran, dan Sistem Akuntansi
76. Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Penggunaan Kerangka pengeluaran Jangka menengah
Penganggaran Terpadu
Pendekatan Anggaran Berbasis Kinerja
77. Implikasi SAP dalam Perencanaan dan Penganggaran Struktur Anggaran (I account), yang terdiri dari Anggaran Pendapatan, Anggaran Belanja, dan Anggaran Pembiayaan
Klasifikasi Anggaran: Organisasi, Fungsi, Ekonomi
Basis Anggaran: Basis Kas
78. Implikasi SAP dalam Pelaksanaan Anggaran Pengaturan kembali kewenangan dalam pengelolaan keuangan daerah
Pengaturan entitas akuntansi dan entitas pelaporan
Penataan kembali dokumen pelaksanaan anggaran
Penataan sistem pelaksanaan anggaran
79.
80. Implikasi SAP dalam Manajemen Aset Penataan kembali ketentuan tentang manajemen aset
Pengertian
Klasifikasi
Pengakuan
Pengukuran
Perubahan
Penghentian/Penarikan
81. Implikasi SAP dalam Manajemen Utang Penataan kembali tentang kebijakan tentang pinjaman daerah
Klasifikasi
Biaya Pinjaman
Pengakuan
Pengukuran
82. REFORMASI DALAM AKUNTANSI, PERTANGGUNGJAWABAN Setiap satker Pengguna Anggaran wajib menyelenggarakan akuntansi berdasarkan SAP.
Laporan Keuangan Satker selesai dlm 2 bln, dan dikonsolidasikan oleh PPKD utk diperiksa BPK selama 2 bln, sehingga disampaikan kpd legislatif dlm 6 bulan setelah akhir tahun anggaran.
Uraian tentang kinerja yang dicapai disajikan dlm laporan.
Pernyataan tanggung jawab harus ditandatangani oleh KDH/ KaSatker.
83. Implikasi SAP dalam Auditing
Terdapat kriteria yang kredibel untuk pemeriksaan atas laporan keuangan
BPK memberikan opini atas kesesuaian penyajian laporan keuangan terhadap SAP.
Setiap laporan audit BPK disampaikan kepada legislatif terkait, dan terbuka kepada publik (kecuali yg bersifat rahasia negara).
Hasil pemeriksaan BPK dimasukkan dalam laporan pertanggungjawaban disertai tanggapan dari pemerintah
85. LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN/D Pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/ APBD, berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh BPK, disampaikan kepada DPR/DPRD selambat-lambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Laporan keuangan (setidak-tidaknya) :
Laporan Realisasi APBN/APBD,
Neraca,
Laporan Arus Kas, dan
Catatan atas Laporan Keuangan (dilampiri laporan keuangan perusahaan negara/daerah dan badan lainnya).
86. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Bentuk dan isi laporan pertanggung-jawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai standar akuntansi pemerintahan.
Standar akuntansi pemerintahan disusun oleh suatu komite standar yang independen dan ditetapkan dengan PP setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari BPK.
87. PAKET LAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA
88. CONTOHPernyataan Tanggung Jawab
Laporan Keuangan Dinas Tahun Anggaran , sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta,...., 2006
Kepala Dinas ,
(..)
89. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan rangkaian prosedur dan elemen-elemen lainnya untuk mengolah transaksi keuangan sampai dihasilkannya laporan keuangan.
91. Pengembangan Sistem Sistem akuntansi berbasis komputer
Sistem akuntansi yang dikembangkan secara manual
92. Pengembangan Sistem Akuntansi Sentralisasi
Desentralisasi
93. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan sistem akuntansi Sistem akuntansi dikembangkan secara sentralisasi atau desentralisasi;
Ketersediaan hardware;
Ketersediaan sarana penunjang yang diperlukan, seperti tenaga listrik, jaringan telepon, dan suku cadang serta bahan lainnya; dan
Ketersediaan sumber daya manusia yang mampu mengoperasikan sistem, memelihara data base, dan memelihara sistem.
94. Sistem Akuntansi - Sentralisasi pekerjaan akuntansi dilaksanakan di satuan kerja pengelola keuangan
tidak perlu banyak menyediakan hardware maupun sumber daya manusia
pekerjaan akuntansi menumpuk di satuan kerja pengelola keuangan
Transaksi keuangan non-kas, seperti pemindahan aset antara satuan kerja, penghapusan aset, dan transaksi non-kas lainnya yang terjadi di unit pengguna anggaran/barang harus dilaporkan segera ke satuan kerja pengelola keuangan.
95. Sistem Akuntansi - Desentralisasi pekerjaan akuntansi akan tersebar di satuan kerja pengguna anggaran/barang
sarana dan prasarana yang relatif banyak
tenaga akuntansi/komputer yang cukup di setiap satuan kerja
96. Penyusunan Neraca Awal Pembentukan tim untuk penyusunan neraca;
Perumusan pendekatan penyusunan neraca;
Perumusan kebijakan penilaian pos-pos neraca;
Penyiapan formulir serta elemen data yang harus dikumpulkan;
Pembekalan untuk tim penyusun neraca;
Inventarisasi aset dan utang pemerintah;
Pengolahan data hasil inventarisasi;
Pembahasan hasil inventarisasi;
Penyusunan draf neraca; dan
Finalisasi penyusunan neraca.
97. ELEMEN-ELEMEN SISTEM AKUNTANSI Kebijakan akuntansi
Pedoman sistem akuntansi
Prosedur akuntansi
Sumber daya manusia
Formulir
Catatan
Buku-buku
Laporan
Prasarana lain, khususnya teknologi informasi
98. Kebijakan Akuntansi Pilihan-pilihan alternatif yang digunakan dalam sistem akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan dituangkan dalam kebijakan akuntansi
99. Pedoman Akuntansi Format laporan keuangan
Bagan Akun
Jurnal Standar
Pengakuan
Pengukuran
Penyajian dan Pengungkapan
Pelaporan Keuangan
Buku/Dokumen/Formulir
100. BAGAN AKUN/PERKIRAAN Daftar akun/perkiraan/rekening yang digunakan dalam proses akuntansi untuk membukukan seluruh transaksi keuangan daerah
Bagan Perkiraan Standar untuk sistem akuntansi pemerintah diperlukan untuk menjaga keseragaman dan konsistensi perlakuan akuntansi
Bagan perkiraan standar (buku besar) akan dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang berlaku secara nasional sehingga mempermudah dalam penyusunan laporan gabungan, penyusunan statistik keuangan pemerintah, maupun untuk keperluan lainnya.
101. Klasifikasi APBD APBD ditetapkan oleh DPRD terinci sampai dengan organisasi, fungsi, subfungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja
102. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun sistem Penyediaan anggaran yang cukup
Penyediaan SDM dengan latar belakang akuntansi dan pengetahuan komputer yang cukup dan pengembangan karier yang jelas di bidang akuntansi
Komitmen pimpinan/stakeholders untuk membangun dan memanfaatkan sistem
Penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan
103. PERMASALAHAN SDM yang kompeten di bidang akuntansi
Sarana/prasarana
Anggaran
Manajemen
Politik
Penyusunan neraca awal
104. SIMPULAN Standar akuntansi merupakan pedoman pokok dlm penyusunan dan penyajian LK pemerintah.
Harus disusun sistem akuntansi sesuai dengan per-UU-an dan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Kebijakan akuntansi penting utk memandu pengembangan sistem serta membantu pengguna dalam memahami sistem akuntansi
Pengembangan sistem akuntansi seyogyanya sejalan dengan sistem penganggaran dan perbendaharaan
Pengembangan sistem akuntansi membutuhkan dana, sumber daya manusia, sarana dan prasarana yg cukup.
Perlu dibangun jenjang karir SDM bidang keuangan dan akuntansi.
Perlu disusun neraca awal yang akan menjadi saldo pembuka akun-akun dalam sistem akuntansi pemerintah.