300 likes | 536 Views
KEBIJAKAN DISNAKERTRANS PROVINSI DKI JAKARTA DALAM BIDANG HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA TAHUN 2008. Dra. Hj. Rosdijati, SKM. MSi. PENGANTAR.
E N D
KEBIJAKAN DISNAKERTRANSPROVINSI DKI JAKARTADALAM BIDANG HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJATAHUN 2008 Dra. Hj. Rosdijati, SKM. MSi
PENGANTAR DISNAKERTRANS PROVINSI DKI JAKARTA SESUAI TUPOKSINYA MENUANGKAN PROGRAM SERTA KEBIJAKSANAAN DI BIDANG HIPERKES DAN KK, YANG DIHARAPKAN DAPAT MENANGANI PEMBINAAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA DI PERUSAHAAN/ INSTANSI
I. PENDAHULUAN • PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI DI WILAYAH DKI JAKARTA MEMPUNYAI DAMPAK PENTING TERHADAP PEREKONOMIAN PENDUDUK DISAMPING DAMPAK LAINNYA SEPERTI TIMBUL BEBAN FISIK, BIOLOGI SERTA SOSIAL • TIMBUL JUGA BAHAYA-BAHAYA YANG DAPAT MENGGANGGU KESEHATAN DAN KESELAMATAN KARYAWAN MAUPUN PENDUDUK DI SEKITARNYA
I. PENDAHULUAN • SETIAP HARI SEORANG PEKERJA BEKERJA RATA-RATA 6 S/D 8 JAM BERARTI KIRA-KIRA 1/3 USIA KEHIDUPAN SEHARI-HARINYA DIPENGARUHI OLEH FAKTOR LINGKUNGAN KERJA • HAL TERSEBUT DI ATAS DAPAT MENIMBULKAN RESIKO TIMBULNYA KECELAKAB KERJA MAUPUN PENYAKIT AKIBAT KERJA • UPAYA-UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA MAUPUN PENYAKIT AKIBAT KERJA MERUPAKAN CARA TERBAIK, KARENA KECELAKAAN KERJA MAUPUN PENYAKIT AKIBAT KERJA MERUPAKAN SUATU BENCANA DAN KERUGIAN
I. PENDAHULUAN Kebijaksanaan Disnakertrans Provinsi DKI Jakarta dalam bidang Hiperkes dan KK adalah: • Mendorong kesadaran tentang pentingnya Hiperkes dan Keselamatan Kerja di perusahaan • Peningkatan kemampuan masyarakat (tenaga kerja) menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan • Perbaikan mutu lingkungan hidup/ kerja (industri) yang dapat menjamin kesehatan • Peningkatan status gizi pekerja
I. PENDAHULUAN Kebijaksanaan Disnakertrans Provinsi DKI Jakarta dalam bidang Hiperkes dan KK adalah: • Menurunkan/pengurangan kesakitan dan kematian • Mengembangkan sistem informasi kesehatan dan keselamatan kerja • Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja • Pengembangan keluarga pekerja sehat sejahtera
I. PENDAHULUAN • Kesehatan Kerja Adalah usaha peningkatan derajat kesehatan para pekerja atau masyarakat pekerja baik fisik, mental maupun sosial melalui usaha-usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan disebabkan oleh faktor-faktor: • Jenis pekerjaan (fisik, mental dan sosial) • Peralatan kerja (nyaman, ringan dan rendah: ergonomis) • Lingkungan kerja (fisik, mekanis, kimiawi, fisiologis, psikologis, biologis) • Penyakit-penyakit umum (saluran pernafasan, pencernaan, sakit kepala, lelah)
I. PENDAHULUAN • Kesehatan Lingkungan Kerja Adalah usaha peningkatan derajat kesehatan para pekerja atau masyarakat pekerja dengan mengendalikan semua faktor-faktor di lingkungan pekerjaan yang berpengaruh pada alat-alat indra tubuh • Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
I. PENDAHULUAN • Kesehatan Lingkungan (WHO) Adalah ilmu dan ketrampilan yang memusatkan perhatiannya pada usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan menimbulkan atau akan menimbulkan hal yang merugikan perkembangan fisiknya ataupun kelangsungan hidupnya • Keamanan Kerja Adalah usaha peningkatan keselamatan para pekerja dengan memberi perlindungan pada para pekerja serta peralatan kerjanya
I. PENDAHULUAN • Keselamatan Kerja Adalah usaha untuk membuat keadaan bebas aman dari bahaya kecelakaan dan gangguan terhadap kesehatannya • Ergonomi Adalah ilmu yang meneliti masalah manusia dalam lingkungan kerjanya, sehingga tercipta keserasian dan tata kerja yang optimum
I. PENDAHULUAN Adalah usaha di bidang kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjamin pemeliharaan kesehatannya (upaya melindungi), memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan manusia. • Higiene • Sanitasi Adalah usaha di bidang kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia (upaya pencegahan terhadap berbagai faktor lingkungan)
I. PENDAHULUAN MANAJEMEN KESEHATAN KERJA • Program Kesehatan Kerja Dasar Meliputi antara lain, P3K, pemeriksaan kesehatan berkala, poliklinik/Balai Pengobatan, konsultasi penyakit akibat kerja, gizi, Keluarga Berencana, Penyuluhan kesehatan dan Administrasi Kesehatan • Program Kesehatan Kerja lengkap Meliputi bidang-bidang Higiene Industri, Kedokteran Kerja, Psikologi Industri, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Lingkungan Kerja, Keamanan Kerja, Keselamatan Kerja, Ergonomi, Toksikologi Industri, Pendidikan Kesehatan, Asuransi Kesehatan, Medical Record & Biostatistic
II. KEADAAN DAN MASALAH • Jumlah angkatan kerja Provinsi DKI Jakarta terus meningkat, yaitu 4.121.821 tenaga kerja (tahun 2006) • Data estimasi ILO (2003), kerugian akibat kecelakan Penyakit akibat kerja sebesar 1,25 triliun (4% dari GDP). Pengeluaran tersebut dikeluarkan akibat: • 270 kasus kecelakaan kerja • 160 juta kasus Penyakit akibat kerja • 2 juta orang meninggal akibat kecelakaan kerja • 354 ribu orang mengalami kecelakaan fatal
II. KEADAAN DAN MASALAH Penurunan Kecelakan kerja di Indonesia tidak menunjukkan penurunan yang berarti • Tahun 1999 jumlah kasus kecelakaan kerja adalah 91.510 kasus, yang fatal berjumlah 1.467 kasus dan sebanyak 11.871 kasus menyebabkan cacat tetap. • Tahun 2006 jumlah kasus 95.624 kasus, yang fatal 1.784 kasus dan sebanyak 8.130 kasus menyebabkan cacat tetap Di Provinsi DKI Jakarta kasus kecelakaan kerja tahun 2006 sebanyak 6033 kasus, yang fatal 308 kasus dan 31 kasus menyebabkan cacat total tetap
II. KEADAAN DAN MASALAH Penurunan Kecelakan kerja di Indonesia tidak menunjukkan penurunan yang berarti • Tahun 1999 jumlah kasus kecelakaan kerja adalah 91.510 kasus, yang fatal berjumlah 1.467 kasus dan sebanyak 11.871 kasus menyebabkan cacat tetap. • Tahun 2006 jumlah kasus 95.624 kasus, yang fatal 1.784 kasus dan sebanyak 8.130 kasus menyebabkan cacat tetap Di Provinsi DKI Jakarta kasus kecelakaan kerja tahun 2006 sebanyak 6033 kasus, yang fatal 308 kasus dan 31 kasus menyebabkan cacat total tetap
III. TUGAS POKOK DAN FUNGSI • Tugas Pokok Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja mempunyai tugas melaksanakan pelatihan dan pengujian di bidang Higiene Perusahaan, Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan menggunakan fasilitas laboratorium.
III. TUGAS POKOK DAN FUNGSI • Fungsi • Menyusun rencana pelatihan dan pengujian Hiperkes dan Keselamatan Kerja • Melaksanakan pelatihan, pemberian pelayanan konsultasi dan bantuan teknis dibidang Hygiene Perusahaan, Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja • Melaksanakan penyelidikan dan pengujian dibidang Hygiene Perusahaan, Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja • Melaksanakan pengelolaan fasilitas tempat peralatan pelatihan dan pengujian Hiperkes dan Keselamatan Kerja • Menyelenggarakan kegiatan Ketatausahaan
III. TUGAS POKOK DAN FUNGSI • Struktur Organisasi Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Manajer Puncak Manajer Mutu Manajer Teknis Manajer Administrasi dan Informasi Manajer Keuangan Deputi Manajer Mutu Deputi Manajer Teknis Deputi Manajer Administrasi dan Informasi Deputi Manajer Keuangan Petugas Mutu Staf Administrasi dan Informasi Staf Keuangan Petugas Pengambil Sampel Penyelia Analis III. TUGAS POKOK DAN FUNGSI C. STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM
III. TUGAS POKOK DAN FUNGSI • Visi Terwujudnya tenaga kerja yang sehat dan produktif dalam lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman pada tahun 2010 • Misi • Meningkatkan dan menetapkan upaya kesehatan kerja dan keselamatan kerja • Pengembangan Sumber Daya Manusia/ tenaga kesehatan dan laboratorium • Perbaikan gizi dan peningkatan kesehatan lingkungan • Meningkatkan dan memantapkan manajemen dan hukum • Penyusunan Standard Nasional di bidang Hiperkes dan KK berdasarkan hasil penelitian, pengkajian, pengujian dan perekayasaan serta pelatihan Hiperkes dan KK
IV. ANALISIS PELAKSANAAN HIPERKES & KK • Kekuatan/ Potensi • Jumlah Sumber Daya Manusia yang cukup besar dan memadai • Sarana dan prasarana informasi yang cukup memadai dan mendukung • Kualitas Sumber Daya Manusia yang relatif baik • Kelemahan/ Masalah • Terbatasnya Anggaran untuk Pelatihan, khususnya personal laboratorium • Belum dilaksanakannya pengujian faktor biologi, pengujian Alat Pelindung Diri dan pengujian Anthropometri karena tidak memiliki peralatan • Belum dilaksanakannya perbaikan alat Rontgen, Audit Internal laboratorium, Kaji Ulang Manajemen Laboratorium, Surveilance laboratorium dan uji banding laboratorium
IV. ANALISIS PELAKSANAAN HIPERKES DAN KK • Peluang • Dapat menjadi laboratorium andalan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta • Peningkatan Pendapatan Asli Daerah • Sebagai Laboratorium Pendidikan • Ancaman/tantangan • Kondisi perekonomian yang belum stabil • Kepastian hukum belum menjamin kepatuhan perusahaan/ industri untuk secara rutin memeriksa dampak proses industrinya • Sistem Informasi Hiperkes dan Keselamatan Kerja belum tersedia
V. PROGRAM HIPERKES DAN KK SAAT INI • Perlindungan dan Pengendalian Tenaga Kerja • Pengujian lingkungan kerja fisika/ kimia • Pemeriksaan Kesehatan Kerja dan ergonomi kerja • Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja bagi tenaga Paramedis (dasar dan lanjutan) • Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja (bagi unsur Manajemen Perusahaan, P2K3, Serikat Pekerja/Buruh) • Penyuluhan Hiperkes dan Keselamatan Kerja (bagi tenaga kerja sektor kecil & informal, bagi tenaga kerja di sektor KLUI) • Evaluasi Pelaksanaan pengujian lingkungan kerja/ Kesehatan kerja
V. PROGRAM HIPERKES DAN KK SAAT INI • Peningkatan kuantitas dan kualitas peralatan lab. Hiperkes dan KK yg terakreditasi • Pengadaan bahan-bahan laboratorium • Pengadaan alat-alat laboratorium kesehatan kerja • Pengadaan alat-alat laboratorium lingkungan kerja • Pengadaan alat-alat pelatihan dan penyuluhan
V. PROGRAM HIPERKES DAN KK SAAT INI • Peningkatan kualitas pengujian dan pemeriksaan Hiperkes dan KK • Penyusunan Pedoman kerja laboratorium • Perbaikan dan kalibrasi alat-alat laboratorium • Pemeliharaan alat kantor Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja • Rehabilitasi Gedung Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja • Pengadaan Air Conditioning (AC) • Pengadaan Alat-alat tulis kantor Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja
V. PROGRAM HIPERKES DAN KK SAAT INI • Peningkatan Koordinasi dan sinkronisasi Kegiatan Hiperkes dan KK pada tingkat Pusat maupun Daerah • Pembuatan booklet Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja • Pembuatan buku saku peraturan-peraturan Higiene Perusahaan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja