120 likes | 357 Views
Nama Anggota Kelompok : Firza Faiz Afifi 115100300111002 Febri Aryvyanto 115100300111006 Fela Pramestika 115100301111022 Nasimatus Shoba k h 115100 3 0 7 111002. Undang Undang Ketenagakerjaan. VIDEO MASALAH KETENAGAKERJAAN. Sejarah UU Ketenagakerjaan.
E N D
NamaAnggotaKelompok : FirzaFaizAfifi 115100300111002 FebriAryvyanto 115100300111006 FelaPramestika 115100301111022 NasimatusShobakh 115100307111002
Sejarah UU Ketenagakerjaan undang-undangketenagakerjaanadasejakjamanpresidenSoekarno, haliniberdasarkanperbudakan, penghambaan, dankerjarodi yang dilakukanselamamasapenjajahan. padamasapemerintahan Soekarno (1945-1958) undang-undangtersebutcenderungmengacupadajaminansosialdanperlindungankepadaburuh.
padamasaberikutnya (1959-1966) terjadigerakpolitisidanekonomiburuh yang ditandaidengandikeluarkannyaPeraturanPenguasaPerangTertinggi No.4 Tahun 1960 tentangPencegahanPemogokandan/atauPenutupan (lock out) diPerusahaan, JawatandanBadan Vital. padamasapemerintahan B.J. Habibie (1998-1999) dikeluarkankeputusanpresiden No.83 Tahun 1998 yang mensahkanKonvesi ILO No.87 Tahun 1948 tentangKebebasanBerserikatndanPerlindunganHakuntukBerorganisasi. padamasapemerintahan Abdurrahman Wahid (1999-2001) dikeluarkan UU No.21 Tahun 2000 mengenaiSeikatPekerja/SerikatBuruh.
padamasapemerintahan Megawati SoekarnoPutri (2001-2004) dihasilkanperundanganketenagakerjaanberdasarkan UU No.13 Tahun 2003, UU No.2 Tahun 2004 tentangPenyelesaian PerselisihanHubungan Industrial dan UU No.39 Tahun 2004 tentangPerlindungandanPenempatanTenagaKerja Indonesia diLuarNegeri. padamasapemerintahanSusiloBambangYudhoyono (2004-2009) beberapausahadilakukanuntukmemperbaikiikliminvestasi, menuntaskanmasalahpenganggurandanmeningkatkanpertumbuhanekonomi.
BAB-BAB dalam “UU No.13 Tahun 2003” • BAB I : KententuanUmum • BAB II : Landasan, AsasdanTujuan • BAB III : KesempatandanPerlakuan yang Sama • BAB IV : PerencanaanTenagaKerjadanInformasiKetenagakerjaan • BAB V : PelatihanKerja • BAB VI : PenempatanTenagaKerja • BAB VII : PerluasanKesempatanKerja • BAB VIII : PenggunaanTenagKerjaAsing
BAB IX : HubunganKerja • BAB X : Perlindungan, PengupahandanKesejahteraan • BAB XI : Hubungan Industrial • BAB XII : PemutusanHubunganKerja • BAB XIII : Pembinaan • BAB XIV : Pengawasan • BAB XV : Penyidikan • BAB XVI : KetentuanPidanadanSanksiAdministratif • BAB XVII : KetentuanPeralihan • BAB XVIII : KetentuanPenutup
MasalahKetenagakerjaan outsourcing dalamliteratur Indonesia, istilahinidikenaldengan “alihdaya”, yaitupemindahanpekerjaan (operasi) darisatuperusahaankepihak (perusahaan) lain. (Wikipedia Indonesia) Terdapat dua pandangan terhadap outsourcing, yaitu : setuju (pro) : outsourcing sebagai solusi bagi perusahaan dalam menghadapi ketidakstabilan kondisi ekonomi global yang mempengaruhi kondisi ekonomi nasional.
tidak setuju (kontra) : serikat pekerja menentang outsourcing dengan alasan karena pembayaran gaji yang tidak sesuai, tidak ada jaminan peningkatan karir kerja, tidak ada tunjangan-tunjangan hidup, kontrak tidak diperpanjang atau PHK tanpa alasan. Istilah outsourcing secara eksplisit tidak ada pada Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003. Terdapat dua macam praktek outsourcing sebagaimana yang disebut dalam UU ini, yaitu (1) pemborongan pekerjaan, dan (2) penyediaan jasa pekerja/buruh, hal ini diatur dalam pasal 64-66.