410 likes | 1.5k Views
STUDI KOHORT. Studi Kohort. Mempelajari hubungan faktor risiko dengan efek atau penyakit Pendekatan waktu secara longitudinal (time-period approach)
E N D
Studi Kohort • Mempelajari hubungan faktor risiko dengan efek atau penyakit • Pendekatan waktu secara longitudinal (time-period approach) • Faktor risiko diidentifikasi terlebih dahulu kemudian kemudian diikuti periode tertentu untuk melihat efek atau penyakit yang yang diteliti pada kelompok dengan faktor risiko dan pada kelompok tanpa faktor risiko • Hasil analisis untuk melihat hubungan dan pengaruh
Pengertian Studi Kohort • Rancangan studi yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit (outcome) dengan cara membandingkan kelompok terpapar (faktor penelitian) dan kelompok tak terpapar berdasarkan status penyakit (outcome)
Ciri khusus • Pemilihan subyek berdasarkan status paparannya pengamatan terhadap outcome
Jenis-jenis Studi Kohort • Kohort prospektif dengan kelompok pembanding internal • Kohort prospektif dengan kelompok pembanding eksternal • Kohort retrospektif • Nested Case-Control Study
Kohort Prospektif • Pembanding internal: kohort yang terpilih sama sekali belum terpapar oleh faktor risiko dan belum mengalami efek, kemudian sebagian terpapar secara alamiah lalu dilakukan deteksi kejadian efek pada kedua kelompok tersebut • Pembanding eksternal: ada kelompok yang terpapar faktor risiko namun belum memberikan efek dan kelompok lain tanpa paparan dan efek
LANGKAH STUDI KOHORT • Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis • Menetapkan kohort • Memilih kelompok kontrol • Menentukan variabel penelitian • Mengamati terjadinya efek • Menganalisis hasil
1. Merumuskan pertanyaan penelitian & hipotesis Hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian PJK • Hipotesis: kebiasaan merokok berhubungan dengan kejadian PJK • Faktor risiko: kebiasaan merokok • Efek yang diteliti: kejadian PJK
2. Menetapkan Kohort • Tersedianya kelompok subyek tanpa efek tertentu pada awal studi • Pembanding internal atau pembanding ekstenal • Dapat dipilih dari populasi terjangkau berdasarkan geografi penduduk, kelompok profesi, rumah sakit, dll
Memilih Kelompok Terpapar Sumber: • Populasi Umum: • Prevalensi paparan pada populasi cukup tinggi, mis: kebiasaan merokok dan minum kopi • Mempunyai batas geografik yang jelas • Secara demografik stabil • Ketersediaan catatan demografik yang lengkap dan up to date • Populasi Khusus: • Prevalensi paparan pada populasi umum rendah • Kemudahan untuk memperoleh informasi yang akurat
3. Memilih kelompok kontrol • Kontrol internal: terbentuk dengan sendirinya (secara alamiah). Keuntungan: kedua kelompok berasal dari populasi yang sama dan menggunakan follow-up dengan prosedur yang sama • Faktor risiko internal (kerentanan thdp penyakit) dan eksternal (faktor lingkungan) • Perbedaan kedua kelompok dapat hanya berupa derajat paparan (mis:perokok aktif dan pasif) • Matching
Memilih Kelompok Tak Terpapar • Kelompok tak terpapar bisa dipilih dari populasi yang sama dengan populasi asal kelompok terpapar • Kelompok tak terpapar bisa dipilih dari populasi yang bukan populasi asal kelompok tak terpapar tetapi harus dipastikan beberapa karakteristik relatif sama
4.Identifikasi variabel penelitian • Didefinisikan dengan jelas • Faktor risiko internal & faktor risiko eksternal • Perhatikan variabel lain yang tidak diteliti confounding variables dikeluarkan • Pembatasan variabel faktor risiko
5. Mengamati timbulnya efek • Pengamatan dalam periode tertentu • Lama waktu pengamatan tergantung pada karakteristik penyakit atau efek yang diteliti • Loss to follow-up. Batas: 10% untuk studi klinis dan 15 % untuk studi lapangan • Pengamatan tunggal: dilakukan 1X pada akhir penelitian • Pengamatan berkala: periodik menurut interval waktu yang ditetapkan sampai akhir penelitian
6. Analisis hasil • Studi insiden • Membandingkan insiden penyakit antara kelompok dengan faktor risiko dengan kelompok tanpa risiko Risiko Relatif (Relative Risk RR) • Menyertakan interval kepercayaan • Kai-kuadrat dan RR
Risiko Relatif Sel a: subyek dengan faktor risiko yang mengalami efek Sel b: subyek dengan faktor risiko yang tidak mengalami efek Sel c: subyek tanpa faktor risiko yang mengalami efek Sel d: subyek tanpa faktor risiko yang tidak mengalami efek Relative Risk (RR) = Insiden pada kelompok terpapar Insiden pada kelompok tidak terpapar A(A+B)/C(C+D)
Interpretasi RR • RR>1 Paparan merupakan faktor risiko • RR<1 Paparan merupakan faktor protektif • RR=1 Paparan bukan merupakan faktor risiko
Contoh Studi Kohort • Anemia pada ibu hamil BBLR • Kebiasaan merokok pada orang tua ISPA pada balita • Kebiasaan menggunakan alas kaki kecacingan pada anak SD • Cuci tangan dengan sabun diare pada anak
Kelebihan Studi Kohort • Tepat untuk mempelajari efek dari eksposure atau paparan yang jarang • Dapat mempelajari beberapa efek dari suatu paparan • Dapat menerangkan “temporal relationship” antara paparan dan outcome (penyakit) • Dapat menghitung laju insiden & perjalanan penyakit
Keterbatasan Studi Kohort • Pada kohort prospektif dapat sangat lama dan mahal • Pada kohort retrospective perlu sumber data yang lengkap dan handal • Tidak efisien untuk mempelajari penyakit yang jarang • Mempunyai risiko untuk “loss to follow up”
Besar sampel penelitian kohort • Estimasi interval kepercayaan risiko relatif • Uji hipotesis terhadap risiko relatif
Pustaka • Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Sudigdo Sastroasmoro, Sofyan Ismael • Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Bhisma Murti