340 likes | 725 Views
Spirochaetales ~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Treponema Borrelia & Leptospira. Spirochaetales. Gram-negative spirochetes Panjang Bergerak aktif walau tidak punya flagel Mempunyai fibril aksial Gerakannya ada 3 jenis : Fleksi dan ekstensi Rotasi Mengelincir.
E N D
Spirochaetales ~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Treponema Borrelia & Leptospira
Spirochaetales • Gram-negative spirochetes • Panjang • Bergerak aktif walau tidak punya flagel • Mempunyai fibril aksial • Gerakannya ada 3 jenis : • Fleksi dan ekstensi • Rotasi • Mengelincir
OS = outer sheath AF = axial fibrils Leptospira interrogans AF Tightly Coiled Spirochete
Cross-Section of Spirochete with Periplasmic Flagella Cross section of Borrelia burgdorferi NOTE: a.k.a., endoflagella, axial fibrils or axial filaments. (Outer sheath)
Nonvenereal Treponemal Diseases • Bejel, Yaws & Pinta • Daerah tropik dan subtropik • Terutama pada anak-anak
Treponema pallidum ssp. endemicum • Bejel (endemic syphilis) • Lesi primer dan manisfestasi kongenital jarang ditemui • Lesi dalam rongga mulut berupa mocous patches atau dikulit berupa condylomata anogental • Stadium lanjut timbul lesi berupa gumma • Tropical/subtropical areas (Africa, Asia & Australia)
Treponema pallidum ssp. pertenue (May also see T. pertenue) • Yaws: granulomatous disease • sering pada tungkai bawah • Kontak langsung ekstra genital • Terutama mengenai anak- anak dibawah 12 tahun Papillomatous Lesions of Yaws: painless nodules widely distributed over body with abundant contagious spirochetes.
Treponema carateum • Pinta: • Masa inkubasi 1-3 minggu • Initial lesions: papula merah kecil • Secondary: 5 bulan sampai satu tahun kemudian berupa lesi yang lebih besar • Late:Pigmentasi setempat dan depigmentasi • Mengenai semua golongan umur • Transmitted by direct contact with skin lesions • Tropical areas (Mexico, Central & South America) Hypopigmented Skin Lesions of Pinta:depigmentation is commonly seen as a late sequel with all treponemal diseases
Venereal Treponemal Disease • Syphilis • Primarily sexually transmitted disease (STD) • May be transmitted congenitally
General Characteristics of Treponema pallidum • Dapat dilihat dengan mikroskop lapangan gelap • atau dengan tenik imunofluoresensi berupa spiral • halus • Bergerak dengan aktif • Dapat diwarnai dengan anti-treponemal antibodies • labeled with fluorescent dyes • Bersifat intraselluler • Tidak bisa dikultur pada perbenihan biasa
Epidemiology of T. pallidum • Transmisi kontak seksual atau dari ibu ke janin • Tertinggi pada golongan usia 20-24 tahun terutama kalangn homoseksual • Sering terjadi reinfeksi • Orang yang terinfeksi dapat tetap menularkan selama 3-5 tahun pada stadium dini
Pathogenesis of T. pallidum • Selaput mucosa atau memasuki kulit yang luka • Terlokalisasi pada tempat masuknya • Setelah itu memasuki aliran darah dan pembuluh limfe dan tersebar ke jaringan lainya • Dapat mengeluarkan hialuronidase
Virulence Factors of T. pallidum • Glicosaminoglican • Asam sialat • Hyaluronidase
Patogenesis Acquired sifilis • Melalui hubungan sexual • Lesi primer : • Ulcus durum. • Kelenjar getah bening regional • membengkak. • Sembuh 10- 40 hari
Lesi sekunder : • 2-6 bln setelah lesi primer • Papula • Bercak pada kerongkongan • Condilomata • Lesi tertier : • Kelainan kardiovasculer • Gejala-gejala meningovasculer
Progression of Untreated Syphilis Late benign Gummas in skin and soft tissues Tertiary Stage
Pathogenesis of T. pallidum (cont.) Congenital Syphilis • Transplacental infection • Minggu ke10 hingga minggu ke 15 • Tanda-tandanya : Interstitial keratitis, gigi Hutchinson, saddlenose,periostitis dan anomali sistim saraf pusat
Prevention & Treatment of Syphilis • Penicillin merupakan drug of choice • WHO monitors treatment recommendations • 7-10 days continuously for early stage • At least 21 days continuously beyond the early stage • Prevention with barrier methods (e.g., condoms) • Prophylactic treatment of contacts identified through epidemiological tracing
Diagnostic Tests for Syphilis (Original Wasserman Test) NOTE: Treponemal antigen tests indicate experience with a treponemal infection, but cross-react with antigens other than T. pallidum ssp. pallidum. Since pinta and yaws are rare in USA, positive treponemal antigen tests are usually indicative of syphilitic infection.
Silver Stain of Leptospira interrogans serotype icterohaemorrhagiae • Obligate aerobes • Characteristic hooked ends (like a question mark, thus the species epithet – interrogans)
Morfologi dan Identifikasi • Mikroskopisya : • Berbentuk ulir yang rapat, • tipis dan fleksibel, • berbentuk spiral, • bakteri motil yang aktif • Kultur : • Tumbuh baik pada kondisi aerob pada media Fletcher atau Stuart
Pathogenesis Leptospirosis • Leptospirosis disebut juga Weil’s disease • Konsumasi makanan atau air yang tercemar • Masa inkubasi 1-2 minggu • Berkembang dalam organ parenkimatous (khusunya hati dan ginjal) • Menyebabkan hemarragia dan nekrosis jaringan • Manisfestasinya sering berupa meningitis, nefritis dan
Clinical Progression of Icteric (Weil’s Disease) and Anicteric Leptospirosis (pigmented part of eye)
EpidemiologiPencegahandanKontrol • Infeksi pada hewan • Infeksi pada manusia • Tahan hidup beberapa minggu pada air yang tenang • Pencegahan dengna menghindari kontaminasi atau profilak bagi yang beresiko tinggi dengn Doxycyclin 200 mg sekali seminggu