180 likes | 643 Views
ARGUMENTASI DAN SILOGISME. Oleh: dedy Djamaluddin malik (Kuliah ke-5). DEFINISI ARGUMENTASI. Ekspresi verbal dari penyimpulan tidak langsung (deduksi dan induksi) disebut argumentasi.
E N D
ARGUMENTASI DAN SILOGISME Oleh: dedy Djamaluddin malik (Kuliah ke-5)
DEFINISI ARGUMENTASI • Ekspresi verbal dari penyimpulan tidak langsung (deduksi dan induksi) disebut argumentasi. • Argumentasi adalah suatu diskursus (wacana) yang secara logis mendeduksi (menjabarkan) satu proposisi dari proposisi-proposisi lainnya. • “An argument is a set of statements in which a claim is made, support is offered it, and there is an attempt to influence someone in a context of dissagrement”. • A claim is an expressed opinion or a conclusion that the arguer wants accepted.
RANTAI ARGUMEN CLAIM ACCEPTED CLAIM REASONING EVIDENCE
Argumentasi dalam Perspektif • Argumentation is the process of making claims intended to justify beliefs, attitudes, and values so as to influence other. • An argument is made up of a claim and support. • An argument reaches decision making for personal interest, policy and laws. • An argumentation involves critical thinking
ANATOMI ARGUMENTASI • Argumen adalah satu atau dua pernyataan yang dipakai untuk memberi dukungan kepada kongklusi. • Pernyataan yang memberi dukungan bagi kongklusi disebut “reason” (penalaran) atau premis. • The premises are the reasons that support a conclusion (Premis adalah alasan (penalaran) yang mendukung konklusi). • Premis mempunyai dua “kata kunci”: premises indicator” dan “premises markers”.
PREMISE INDICATORS • Sebab, karena, jika, sebagaimana ditunjukkan oleh, alasannya; bukti terdiri dari; sedangkan; asumsikan bahwa; melihat bahwa; kedua. Premis itu bisa berupa: “matter of fact” dan “matter of opinion”. • Contoh: “Kamu harus segera lulus sarjana sebab kamu akan mendapat gaji tinggi dengan gelar sarjana itu.” • “Hidupmu Akan sukses jika rajin belajar”. • Sebagaimana ditunjukkan oleh data statistik, kemiskinan terus berkurang dan kesejahteraan masyarakat mulai lebih meningkat.
CONCLUSION/KESIMPULAN • Conclusion (konklusi) adalah keyakinan atau “point of view” yang didukung dan didiperkuat oleh premis-premis. • Indikator konklusi: maka; karena; jadi; dengan demikian; kesimpulannya; “accordingly” (oleh sebab itu); berdasarkan semua alasan ini; “as a result”; “we may infer”; akibatnya. • Contoh: “Berdasarkan semua alasan yang dikemukakan tadi, jelaslah bahwa hidup itu tidak gampang”.
ASSUMPTIONS • Asumsi adalah keyakinan atas kebenaran dan ketidakbenaran yang “melandasi” pernyataan yang terkandung di dalam setiap premis. • Makin banyak pilihan barang sejenis yang dibutuhkan konsumen, makin bagus. Makin sedikit pilihan barang, makin tidak bagus. • Makin banyak aktivitas mahasiswa di luar kampus, makin tinggi peluang tingkat kematangan mahasiswa dalam mengambil keputusan.
TIGA PERSPEKTIF DLM ARGUMENTASI • Logical perspective: memandang argumen sebagai serangkaian premis dan kesimpulan yang dikaji apakah premis-premis dan kesimpulannya valid atau tidak. • Dialectical perspective: menggambarkan argumentasi sebagai proses penemuan isu, membuat alternatif-alternatif, dan membuat standar penilaian dan menolak keputusan sampai teruji dan terbukti kebenarannya. • Rhetorical perspective: menekankan argumentasi sebagai metoda untuk mempengaruhi nalar, sikap dan perilaku khalayak.
SILOGISME PERSPEKTIF LOGIKA • Silogisme adalah suatu argumen deduktif yang terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan. • Silogisme adalah setiap penyimpulan tidak langsung, yang dari dua proposisi (premis-premis) disimpulkan satu proposisi yang baru, yakni kesimpulan. • Kesimpulan sangat bergantung pada premis-premis (mayor dan minor). Bila premis-premisnya benar, maka kesimpulannya akan benar,
MACAM SILOGISME • Silogisme kategoris: yaitu silogisme yang mengandung tiga proposisi: premis mayor, premis minor dan konklusi. • Silogisme hipotetis: yaitu suatu silogisme yang premis mayornya berupa keputusan hipotetis, sedangkan premis minor dan kesimpulannya berupa keputusan kategoris. • Perhatikan materi kuliah “proposisi”.
TIGA MACAM PENALARAN • Scientific reasoning: memaparkan argumen berdasarkan teori dan fakta-fakta sebab-akibat. • Contoh: Teori Darwinisme sosial untuk menjelaskan mengapa ada yang “kalah” dan yang “menang”; ada miskin ada kaya; ada yang cepat mati ada yang berumur panjang. • Contoh: teori kekerasan media • Contoh: teori reception: words don’t mean, people mean.
PENALARAN LEGAL/HUKUM • Penalaran yang bersumber dari hukum atau konvensi atau berdasarkan hak dan kewajiban. • Contoh: anak dari keluarga yang “pecah” adalah “milik” bapaknya. • Contoh: merokok tidak boleh karena melanggar peraturan Pemda. • Contoh: shalat itu wajib agar orang menjadi baik. • Contoh: kebebasan mengemukakan pendapat di muka umum dijamin UUD 1945 Pasal 28
PENALARAN MORAL • Penalaran moral adalah cara berpikir berdasar penilaian moral, agama, adat, dan kemanusiaan. • Contoh: “korupsi itu, melanggar moral, meskipun “sulit menghindarinya”. • Contoh: “meskipun peminta-minta di pinggir jalan itu menipu, tapi karena dia meminta, wajib lah kita memberi, kalau ada uang. • Contoh: saling nyontek itu bagian dari perkawanan untuk saling memberi, tetapi salah tempat karena ujian merupakan test yang bersifat individual bukan test kerjasama kolektif.
Buatlah contoh-contoh penalaran • Scientific reasoning: • transactional theory • uses and gratification theory • agenda setting theory • social learning theory (reward and punishment) • Law reasoning: desersi, pengubahan patok di daerah perbatasan antarnegara, pelanggaran lalu lintas. • Moral reasoning: menitipkan nenek ke panti asuhan adalah tindakan yang lebih aman daripada di rumah yang tak punya pembantu.