300 likes | 628 Views
Industri dan Perdagangan Karet. aaa. I. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. Areal karet Indonesia paling luas di dunia (3,3 juta ha), diikuti oleh Thailand (2,1 juta ha), Malaysia (1,3 juta ha), namun produksi Indonesia (2,6 juta ton), Thailand (2,9 juta ton), Malaysia (1,1 juta ton)
E N D
I. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN • Areal karet Indonesia paling luas di dunia (3,3 juta ha), diikuti oleh Thailand (2,1 juta ha), Malaysia (1,3 juta ha), namun produksi Indonesia (2,6 juta ton), Thailand (2,9 juta ton), Malaysia (1,1 juta ton) • Produktivitas masih rendah dibandingkan Malaysia dan Thailand yang mencapai diatas 1 ton/ha. • Indonesia berpeluang untuk menjadi produsen utama di dunia karena didukung oleh besarnya potensi lahan dan produktivitas masih bisa ditingkatkan. • Berbagai produk bernilai tinggi dapat dihasilkan seperti ban, sarung tangan, komponen otomotif, komponen elektronika maupun untuk keperluan rumah tangga. • Pasokan karet alam dapat memenuhi kebutuhan bahan baku barang-barang karet untuk jangka panjang.
6. Permasalahan di bidang Karet Alam (On Farm) Masih rendahnya produktivitas tanaman, dan baru sekitar 40% yang menggunakan klon unggul. Belum terpenuhinya persediaan bibit unggul. Masih rendahnya kualitas bokar yang menyebabkan rendahnya kualitas crumb rubber Besarnya kapasitas terpasang pabrik crumb rubber jauh melebihi ketersediaan bahan olah karet (600.000 ton > kemampuan produksi bokar) Masih rendahnya kualitas SDM petani dalam budi daya, panen, pasca panen dan pengolahan primer. Masih lemahnya kelembagaan petani dan kemitraan usaha serta akses permodalan Rendahnya posisi tawar petani dalam perolehan harga (sekitar 60% FOB). Masih lemahnya dukungan prasarana dan sarana (akses ke kebun dan pelabuhan). I. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN …(Lanjutan)
I. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN …(Lanjutan) 7. Permasalahan di bidang Produk Karet (Off Farm) • Kurangnya informasi distribusi dan kebutuhan karet alam sebagai bahan baku industri produk karet. • Masih adanya diskriminasi pembebasan PPN 10% (hanya untuk lateks dan tidak bagi produk primer karet alam lainnya). • Masih kurangnya dukungan R & D yang difokuskan pada pengembangan produk karet • Sulitnya pasokan gas untuk industri sarung tangan yang menyebabkan utilisasi kapasitas industri sarung tangan hanya mencapai 40%. • Masih dikenakannya BMAD Carbon Black sebesar 10-17% (SK Menkeu No. 397/KMK.01/2004). • Ketatnya persaingan di dalam negeri (dengan produk impor) dan di negara tujuan ekspor • Masih tingginya impor sebagian barang-barang karet yang merupakan peluang pengembangan.
II. KONDISI SAAT INI 2.1. Luas Areal dan Produksi Indonesia (2000 – 2006)
Ekspor 7.892 ton Impor 5.287 ton Dalam Negeri 61.000 ton Sarung Tangan Dot Benang Kondom 2.2. Rincian Penggunaan Karet Alam Posisi tahun 2006 Ekspor 90% Lateks Pekat 48.551 ton Produksi 63.605 ton Ekspor 30% 1.649 ton 40% Ekspor 10.800 ton Produksi (2006) 2.637.430 ton Ekspor 60% 2.182.133 ton Ekspor Ban Roda 4 70% Ekspor 110.000 ton Crumb Rubber Kebun 1.959.018 ton Karet Alam Ekspor 10% Ban Roda 2 • SIR 3 CV • SIR 10 • SIR 20 Dalam Negeri 50.000 ton 223.115 ton Ekspor 50% Ban Sepeda 391.692 ton 30.000 ton Ekspor Ekspor 0% Konvensional (RSS, Crepe) Vulkanisir 320.090 ton 30.287 ton Dalam Negeri Barang Teknik Ekspor 50% 71.602 ton 23.230 ton Rumah Tangga & Olahraga Ekspor 20% Ekspor 2.287.000 ton Konsumsi DN 355.717 ton Produksi 2.637.430 ton 10.000 ton Ekspor 60% Alas Kaki Ekspor Kayu Karet 41.200 ton Dalam Negeri
2.3. Realisasi dan Proyeksi Produksi Karet Alam Dunia (Ribu Ton) Sumber : IRSG (2006)
2.7. Konsumsi Pengguna Karet Alam *) Khusus sarung tangan, apabila pasokan gas tersedia
Industri Pengguna Karet Alam Sarung Tangan, Vulkanisir Benang, 8% Kondom 17% Ban Barang- 55% barang Karet 9% Alas kaki 11% Produksi : 2,63 Juta Ton Ekspor : 2,28 Juta Ton DN : 0,36 Juta Ton
III. STRATEGI DAN SASARAN PENGEMBANGAN 3.1. Prinsip Dasar Peningkatan nilai tambah, perolehan devisa, investasi dan penyerapan tenaga kerja Optimalisasi dan peningkatan kapasitas produksi yang ada (eksisting) Pengembangan industri barang-barang karet (diversifikasi produk) dengan memanfaatkan potensi karet alam Pengembangan faktor pendukung berupa bahan baku, energi dan prasarana 3.2. Strategi Pengembangan Peningkatan produktivitas dan kualitas karet alam untuk menunjang pasokan bahan baku industri. Pengembangan industri barang-barang karet potensial meliputi industri ban kendaraan R-4 (radial dan sesuai permintaan negara tujuan ekspor), ban R-2 yang impornya cukup tinggi, sarung tangan (ekspor 90%). Promosi investasi industri barang-barang karet komponen otomotif yang mempunyai nilai tambah tinggi.
3.3.Sasaran Pengembangan Barang-barang Karet *) Khusus sarung tangan, apabila pasokan gas tersedia
IV. SKENARIO PENGEMBANGAN Skenario I : Natural Growth • Produksi karet alam adalah: 2.637.430 Ton (2006) dan 3.072.633 Ton (2010) • Laju pertumbuhan produksi karet alam adalah 3,3%/tahun. • Laju pertumbuhan industri barang-barang karet sekitar 8,2% (Ban 8,0%, Sarung Tangan 10,7%, Komponen Otomotif 10,0%, Lain-lain 2,0%) • Pemanfaatan karet alam untuk industri barang-barang karet meliputi: • Lateks Pekat : sarung tangan, dot, benang, kondom • Karet Padat : ban roda 4, ban roda 2, ban sepeda, selang, belt conveyor, alas kaki, dan komponen otomotif
Ekspor 8.543 ton Impor 4.877 ton Dalam Negeri 91.605 ton Sarung Tangan Dot Benang Kondom SKENARIO I (NATURAL GROWTH) 2010 Ekspor 90% Lateks Pekat 72.910 ton 30% Ekspor Produksi 95.271 ton 1.000 ton Ekspor 40% 16.219 ton Produksi (2010) 3.072.633 ton Ekspor 60% 1.476 ton 2.557.672 ton Ekspor Ban Roda 4 70% Ekspor Crumb Rubber 149.654 ton Kebun 2.273.652 ton Karet Alam Ekspor 10% Ban Roda 2 • SIR 3 CV • SIR 10 • SIR 20 Dalam Negeri 68.024 ton 284.020 ton Ekspor 50% Ban Sepeda 419.690 ton 30.000 ton Ekspor Ekspor 0% Konvensional (RSS, Crepe) Vulkanisir 330.000 ton 32.784 ton Dalam Negeri Ekspor Barang Teknik 50% 89.690 ton 34.011 ton Target s/d 2010 Rumah Tangga & Olahraga Ekspor 20% 14.641 ton Alas Kaki Ekspor 60% Ekspor Kayu Karet 44.596 ton Dalam Negeri
1. Konsumsi Pengguna Karet Alam (Skenario 1) *) Khusus sarung tangan, apabila pasokan gas tersedia
IV. SKENARIO PENGEMBANGAN (lanjutan) Skenario II : Extra Effort Produksi karet alam tahun 2007-2010 didasarkan pada upaya maksimal (extra effort) • Produksi tahun 2010 diperkirakan 3.166.496 Ton • Pertumbuhan Barang-Barang Karet meningkat sebesar rata-rata 11,35% per tahun (ban 11,0%, sarung tangan 12,0%, produk karet 20,0%, lain-lain 2,0%) • Produksi karet alam diutamakan untuk memenuhi kebutuhan industri barang-barang karet di dalam negeri • Promosi investasi produk ban, sarung tangan dan barang karet otomotif
Ekspor 8.883 ton Impor 5.079 ton Dalam Negeri 95.985 ton Sarung Tangan Dot Benang Kondom SKENARIO II (EXTRA EFFORT) 2010 Ekspor 90% Lateks Pekat 76.396 ton Produksi 99.789 ton Ekspor 30% 1.095 ton Ekspor 40% 16.994 ton Ekspor 60% 1.500 ton Produksi (2010) 3.166.496 ton 2.633.919 ton Ekspor Ban Roda 4 70% Ekspor Crumb Rubber 161.051 ton Kebun 2.308.424 ton Karet Alam Ekspor Ban Roda 2 10% • SIR 3 CV • SIR 10 • SIR 20 Dalam Negeri 78.676 ton 325.495 ton Ekspor Ban Sepeda 50% 432.788 ton 36.465 ton Ekspor Konvensional (RSS, Crepe) Vulkanisir 330.000 ton Ekspor 0% 36.814 ton Dalam Negeri Ekspor Barang Teknik 50% 102.788 ton 48.170 ton Target s/d 2010 Rumah Tangga & Olahraga Ekspor 20% 20.736 ton Alas Kaki Ekspor 60% Ekspor Kayu Karet 46.371 ton Dalam Negeri
2. Konsumsi Pengguna Karet Alam (Skenario 2) *) Khusus sarung tangan, apabila pasokan gas tersedia
Analisis Hasil Simulasi • Pada Skenario II penggunaan karet alam diutamakan sebagai bahan baku industri dengan tidak mengganggu pasar ekspor karet alam. Pengembangan industri barang-barang karet diproyeksikan dapat mengurangi volume impor untuk memenuhi kebutuhan domestik. • Parameter yang digunakan adalah laju pertumbuhan produksi industri barang karet dan peningkatan perolehan devisa dari kenaikan volume ekspor. Penerapan Skenario II akan menghasilkan laju pertumbuhan industri barang karet sekitar 11,35% dan perolehan devisa sebesar US$ 6.92 milyar, dibandingkan pada Skenario I yang akan menghasilkan laju pertumbuhan industri barang karet sekitar 5,70% dengan perolehan devisa sekitar US$ 6.55 Milyar. • Berdasarkan perhitungan di atas, penerapan skenario II akan menghasilkan dampak langsung berupa economic benefit sekitar US$ 368 Juta, setara dengan Rp. 3,38 Trilyun, serta multiplier effect peningkatan pendapatan pajak, penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi khususnya di daerah produsen karet alam/barang karet. • Perlu dukungan penciptaan iklim usaha yang kondusif untuk mendukung upaya peningkatan daya saing dan promosi investasi
I Lampiran 1 Peta Lokasi Industri Ban • Bekasi/Cikampek • PT.Bridgestone R4 = 9.142 rb, • PT.Sumi Rubber R4 = 8.722 rb, R2 = 2.603 rb • PT.Hung A R2 = 1.500 rb Sumut PT. Industri Karet Deli R4 = 3.900 rb, R2 = 1.808 rb • Bogor • PT.Goodyear R4 = 3.120 rb, • PT.Elang Perdana R4 = 1.500 rb, • PT.Suryaraya Rubb IndR2 = 5.500 rb, • PT. Banteng Pratama R2 = 500 rb • Tangerang • PT.GT R4 = 12.400 rb R2 = 9.867 rb, • 2. PT.United Kingland R2 : 270 rb
Lampiran 2 Kinerja Industri Sarung Tangan
Lampiran 3 Peta Lokasi Industri Sarung Tangan Sumut PT.Latexindo Tobaperkasa, PT.WRP Buana Multicorporation, PT.Gotong Royong Jaya, PT.Medisafe Technologies, PT.Shamrock Manufacturing Co, PT.Intan Hevea Industry, PT.Indo Rubber Industry, PT.Healthcare Glovindo Banten PT.Saptindo Surgica Jabar PT. Arista Latindo Jatim PT.Abergumi Medical, PT.Deltawaru Rubber Industry
Lampiran 4 Industri Belt Conveyor & Belt Transmission
Lampiran 5 Peta Lokasi Industri Barang Karet Lainnya • Sumatera Utara • PT. P III (benang karet) • PT. Indo Yakin Maju • Batam • PT. Polymertech Rubberindo Tanamas • PT. James Produkct Company • Banten • -PT.Pluto Tech • PT. Mitsubishi Belting Indonesia • Supreme Belting Perkasa • Jawa Timur • -PD. Karet Ngagel • PT. Indotama Mega Indah Rubber • PT. Surya Perkasa Permai Jawa Barat -PT. Mirea Indonesia -CV. Kalibaru -PT. Aresda -PT. Bando Indonesia -PT. Marga Jaya