550 likes | 1.17k Views
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja. Nusye Ismail. Sumber daya manusia Penting dalam menunjang produktivitas. Pembinaan --> ! ! UPAYA K3 antara lain : Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja. Aspek perundangan. UU no. 1 tahun 1970 pasal 8
E N D
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Nusye Ismail
Sumber daya manusiaPenting dalam menunjang produktivitas • Pembinaan --> ! !UPAYA K3 antara lain : Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Aspek perundangan • UU no. 1 tahun 1970 pasal 8 • Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. Per-02/MEN/1980 • Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. 03/MEN/1982 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pemberi kerja wajib memberikan perlindungan yg mencakup kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan mental & fisik
Harapan perusahaan dlm hal Pem Kes Tenaga Kerja • Diketahuinya secara dini adanya gangguan kesehatan akibat kerja ( keluhan, tanda, gejala, penyakit) • Diketahuinya secara dini penyakit umum yg bisa dipengaruhi oleh pekerjaan • Kualitas pemeriksaan yang prima ( administrasi benar, lab akurat) • Laporan individual, fitness to work & analisis dpt dipakai / diterima sbg alat manajemen
Pemantauan lingkungan APD pajanan NAB bahan kimia Pemantauan biologik Efek kesehatan Index Pajanan biologik
Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja Agar tenaga kerja yang diterima : • Kondisi kesehatan yang optimal • Tidak berpenyakit menular • Cocok untuk pekerjaannya • Penyelarasan antara beban kerja dg kapasitas kerja Mencegah diperberatnya penyakit yg ada oleh kondisi kerja
Meliputi : • Pemeriksaan fisik lengkap • Kesegaran jasmani • Rontgen paru • Laboratorium rutin • Pem lain yang dianggap perlu Ada yang sudah punya standard sendiri
Rangkaian pemeriksaan • Data / identitas • Anamnesis riwayat kesehatan yang selengkap-lengkapnya • Pemeriksaan fisik secara keseluruhan dan sistematik • Pemeriksaan penunjang
!! - Job Functions - Position requirements Contoh :General requirements 1. Work Area2. Environmental factors 3. Physical exposure __Excessive heat __Constant noise > 85 dB __Deck Department __Excessive cold __Intermittent noise>85dB __Engine Department __Oxygen deficiency __Impact noise __Steward Department __Hands in water __Vibration continuous __Work alone __Hands in solvents __Vibration intermittent __Confined spaces __Hazardous substances __Hand arm vibration __Climbs heights __Whole body vibration __Works on ladders __Microwave/radio energy __Slippery uneven surfaces __Low lighting __Works with moving machinery __Dust / fumes exposure __Uses powered hand tools
4. Emergency duties __ Fire fighting __Boat drill __Responsible for passenger safety5. Visual requirements 6. Hearing requirementsNear ____________ __Cannot wear hearing aid Far______________ __Must work in high noise areaColor vision______ __Must be able to understand spoken commands7. Mental Factors__Rapid mental & muscular coordination__Short term memory__Long term memory__Excessive stress8 . Functional factors__Lifting / carrying heavy goods__Reaching __Standing : how long ………__Repetitive movements __Sitting : how long ………__Climbing __Pushing__Stair climbing
9. Physical Coordination__Both hands required __Both legs required__Full use of hands required __Full use of legs required__Fine finger motion required __Operating heavy equipment__Grasping required __Operating machinery10. Exposure __Hours __Daysa. Chemical __Chlorinated solvents __Corrosives __Pesticides __Irritant gasses __Paints __Oil , tar __ Others ………b. Dust / fumes__Dust general __Coal dust__Wood dust __Lead__Metal dust __Smoke__Metal fumes __Hydrocarbon fumes__Silica __Others ………………..__Asbestos
Sistematika pemeriksaan kesehatan • Data / identitas termasuk : riwayat pekerjaan terdahulu ( + berapa lama, jabatannya dan jenis paparan di lingkungan kerja ) • Anamnesis selengkap-lengkapnya -Kemungkinan adanya penyakit saat ini -RPD : TB, asma, alergi, kejiwaan, neurologis, HNP, epilepsi, tifus, hepatitis, tumor, kardiovaskuler, endokrin, ginjal. rematik, dll Riwayat operasi, rawat RS -RPK : penyakit kronis degeneratif, penyakit2 keturunan -Wanita : A/ tentang obsgin
Pada saat melakukan anamnesa, sekaligus evaluasi keadaan kejiwaan secara umumPengamatan untuk menilai sikap dan penampilanKeadaan kesadaran, emosi, motivasi, proses berfikir, kemampuan orientasi waktu, orientasi situasi, orientasi lingkunganAda perusahaan yang melakukan Test Psikologis*Pemeriksaan fisikPem fisik standard : harus dilakukan semua secara keseluruhan dan sistematikPenekanan2 tertentu : sesuai rencana penempatanMis : -Ketajaman penglihatan dg test Snellen utk penempatan pd tugas yg memerlukan visus yg baik.-Pemeriksaan otologis dan ketajaman pendengaran dengan test berbisik
Pemeriksaan penunjang-Rontgen foto thorax-Lab : DL , UL, Lain2 Faeces : telur cacing, parasit-Pem khusus : Audiometri > 40 tahun : EKG Pengolah makanan : carrier tifusAda perusahaan yang mensyaratkan :- HBsAg- VRDL-TPHA- HIV- Test Narkoba
Peraturan perundangan di Indonesia tentang beberapa jenis pemeriksaan kesehatan pra kerja • Keputusan Menakertrans No. Kep.68/MEN/IV/2004 tentang Pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS ditempat kerja : antara lain mencantumkan : -pengusaha dilarang melakukan test HIV untuk digunakan sebagai prasyarat suatu proses rekrutmen atau kelanjutan status pekerja atau kewajiban pemeriksaan kesehatan rutin -test HIV hanya dapat dilakukan terhadap pekerja atas dasar kesukarelaan dengan persetujuan tertulis dari pekerja ybs, dengan ketentuan bukan untuk digunakan sebagaimana dimaksud diatas -Apabila test HIV dilakukan, maka wajib disediakan konseling kepada pekerja ybs sebelum dan sesudah dilakukan test HIV -Test HIV tsb hanya boleh dilakukan oleh dokter yang mempunyai keahlian khusus sesuai perundangan & standar yg berlaku -Informasi yang diperoleh dari kegiatan konseling, test HIV,pengobatan, perawatan dan kegiatan lainnya harus dijaga kerahasiaannya
Peraturan lainnya mengenai Hepatitis B • Surat Edaran Dirjen Pembinaan Hubungan Induatrial dan pengawasan Ketenagakerjaan No. SE.07/BW/1977 tentang : Pengujian Hepatitis B dalam pemeriksaan kesehatan tenaga kerja Pertimbangan dari studi kepustakaan dan konsultasi pakar penyakit hati : -Seseorang dg HBsAg positif belum tentu menderita hepatitis, selama fungsi hati normal tidak dapat dianggap menderita hepatitis. -Prevalensi HBsAg (+) di Indonesia cukup tinggi, yaitu 5 – 15% -penularan ditempat kerja tidak mudah karena hanya mungkin melalui darah/ transfusi darah/suntikan/ trans placental Berdasarkan hal tsb, dianjurkan kepada semua perusahaan/instansi untuk tidak melakukan pengujian serum HBsAg sebagai alat seleksi pada pemeriksaan awal maupun berkala
Kesimpulan hasil pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja • Fit for duty • Fit for duty with minor correctable defect • Fit for selected / limited duty • Unfit for duty
Fitness Category ( alternatif lain ) • Sehat, tidak ada pembatasan pekerjaan • Sehat, tidak ada pembatasan pekerjaan, tetapi perlu pengawasan medik • Sehat, hanya untuk pekerjaan tertentu ……… • Tidak sehat sementara : temporary, indefinitely • Tidak sehat permanen
Pemeriksaan Kesehatan Berkala TUJUAN : • Mempertahankan derajat kesehatan sesudah berada dalam pekerjaannya • Menilai kemungkinan adanya pengaruh dari pekerjaan sedini mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha pencegahan Sekurang-kurangnya satu tahun sekali
Pem Kes Berkala • Pemantauan secara dini apakah ada gangguan kesehatan akibat pekerjaan dilakukan krn tidak diketahui sejak kapan seseorang akan sakit sesudah terpajan dg lingkungan kerja. • Dpt dimanfaatkan sbg upaya untuk mengubah proses produksi agar menjadi lebih aman
Kendala • Biaya yang tinggi • Kurang mengerti Penting : peran dokter perusahaan ------- berbagai modifikasi
Pemeriksaan kesehatan berkala • Penting untuk deteksi dini penyakit akibat kerja Daftar penyakit akibat kerja : Tercantum dalam : • Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. Per-01/MEN/1981 • Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 22 tahun 1993 tentang : Penyakit yang timbul karena hubungan kerja
Langkah2 utk diagnosis penyakit akibat kerja • Pendekatan epidemiologis Bila ditemukan adanya gangguan kesehatan / keluhan pada sekelompok pekerja Untuk mengidentifikasi adanya hubungan kausal antara suatu pajanan dg penyakit Identifikasi harus mempertimbangkan : • Kekuatan asosiasi • Konsistensi • Spesifitas • Adanya hubungan waktu dengan kejadian penyakit • Hubungan dosis • Penjelasan patofisiologis
Langkah2 diagnosis PAKPendekatan Klinis ( individual )Utk menentukan apakah seseorang menderita penyakit yg diakibatkan oleh pekerjaannya atau tidak • Menentukan diagnosis klinis • Menentukan pajanan yg dialami individu tsb dalam pekerjaan • Menentukan apk ada hubungan antara pajanan dg penyakit • Menentukan apk pajanan yg dialami cukup besar • Menentukan apk ada faktor2 individu yg berperan • Menentukan apk ada faktor2 lain diluar pekerjaan • Menentukan diagnosis penyakit akibat kerja
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja ( Kep Presiden no.22 tahun 1993) • Pneumokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut ( silikosis, antrakosilikosis, asbestosis ) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian 2. Penyakit paru dan saluran pernafasan ( bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu logam keras • Penyakit paru dan saluran pernafasan ( bronkhopulmoner) yg disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal ( bissinosis ) • Asma akibat kerja yg disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yg dikenal yg berada dalam proses pekerjaan • Alveolitis alergika yg disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik
6. Penyakit yg disebabkan oleh berrilium atau persenyawaannya yang beracun 7. Penyakit yg disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya yg beracun8. Penyakit yg disebabkan oleh fosfor atau persenyawaannya yg beracun9. Penyakit yg disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yg beracun10. Penyakit yg disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yg beracun11. Penyakit yg disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yg beracun12. Penyakit yg disebabkan oleh air raksa atau persenyawaannya yg beracun13. Penyakit yg disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yg beracun14. Penyakit yg disebabkan oleh fluor atau persenyawaannya yg beracun15. Penyakit yg disebabkan oleh karbon disulfida16. Penyakit yg disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik atau aromatik yg beracun17. Penyakit yg disebabkan oleh benzena atau homolognya yg beracun18. Penyakit yg disebabkan oleh derivat nitro dan amino dari benzena atau homolognya yg beracun19. Penyakit yg disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya20. Penyakit yg disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton21. Penyakit yg disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti karbon monoksida, hidrogen sianida, hidrogen sulfida, atau derivatnya yg beracun, amoniak, seng, braso dan nikel
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan23. Penyakit yg disebabkan oleh getaran mekanik ( kelainan otot, urat, tulang, persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi )24. Penyakit yg disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yg bertekanan rendah25. Penyakit yg disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yg meng-ion26. Penyakit kulit ( dermatosis ) yg disebabkan oleh penyebab fisik, kimia atau biologik27. Kanker kulit epitelioma primer yg disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak mineral, antrasen atau persenyawaan, produk atau residu dari zat tersebut28. Kanker paru atau mesotelioma yg disebabkan oleh asbes29. Penyakit infeksi yg disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yg didapat dalam suatu pekerjaan yg memiliki risiko kontaminasi khusus30. Penyakit yg disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau kelembaban udara tinggi31. Penyakit yg disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat
Untuk deteksi dini penyakit akibat kerja, selain pemeriksaan2 rutin yang telah disebutkan diatas, dpt ditambah dengan pemeriksaan2 lain yang dianggap perlu( Buku Deteksi Dini PAK, W.H.O. )Beberapa contoh diantaranya adalah sbb : • Silikosis -Pekerja berisiko silikosis : menambang & ekstraksi batu2 keras, pek. Teknis sipil dg batu keras, penghalusan & pemolesan batu,pek. Yg menggunakan pasir sbg amplas,dll -Penilaian paparan : Penilaian lingkungan : Pem sampel debu Penilaian biologis : *Tidak ada metoda biokimia utk penilaian paparan *Pem radiologis ( interpretasi sesuai Klasifikasi Internasional Radiografi utk Pneumokoniosis dari ILO ) Kesulitan : masa laten panjang, perkembangan lambat *Uji fungsi paru • Kurang dapat menjadi indikator paparan dini !! Penilaian lingkungan Tahap2 awal : tidak ada gejala. Gejala baru timbul ber-tahun2 setelah paparan ( sesak nafas, batuk kering, batuk berulang )
Asma akibat kerja -Disebabkan oleh inhalasi bahan2 sensitisasi / iritan -Pekerjaan dg risiko paparan : pekerja gudang makanan ternak, penggilingan, pengepakan teh, tukang kayu, gergaji, industri mebel, enzim2 detergen, tukang cat, dll -Penilaian lingkungan : kadar diudara tempat kerja. (namun utk bahan2 sensitisasi, walaupun kadarnya sedikit sudah menimbulkan reaksi) -Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatan : riwayat medis ( ! Atopi kulit & sistem pernafasan ), pem. Fisik, uji fungsi paru -Pem. Kesehatan berkala : sama Bila perlu ; dilakukan Prick test pd kulit dg alergen yg dicurigai , uji serologis antobodi IgE spesifik thd zat2 tertentu ( enzim2, B.subtilis, isosianat ), uji provokasi bronkhus , uji fungsi paru berulang
Penyakit yg disebabkan oleh kadmium atau senyawa toksiknya • Pekerjaan dg risiko paparan : peleburan kadmium, penyepuhan kadmium, pabrik baterei alkali, penggunaan pewarna/pigmen kadmium, tukang las, dll • Penilaian lingkungan : kadar debu total , kadar respirasi (sampel perorangan). Namun krn kadmium dpt tertelan & diabsorpsi lewat saluran cerna, mk kadar diudara tidak selalu menggambarkan jumlah yg diabsorpsi • Penilaian biologis : bila tdk ada kerusakan ginjal, kadar kadmium diurine dpt menggambarkan beban kadmium tubuh • Pem kesehatan sebelum penempatan : Riwayat medis (+ sistem ginjal & pernafasan, paparan2 sebelumnya ) Sedimen urine, test fungsi ginjal, rontgen foto paru, uji fungsi paru • Pem kesehatan berkala : sama , bisa ditambah dengan : -Kadar kadmium urine & darah, Palpasi prostat pd pria > 40 thn, protein urine secara kuantitatif
Penyakit yg disebabkan oleh timbal atau senyawa toksiknya • Pekerja berisiko terpapar : peleburan/pembuatan baterei, tukang kerok cat, perajin pot/industri keramik, pengecoran logam, tukang patri, pencampur bahan bakar, dll • Penilaian lingkungan : pemantauan udara tempat kerja , pengukuran paparan individual • Penilaian biologis : pengukuran aktivitas delta amino levulinat dehidratase (delta ALAD) dlm darah, jumlah asam delta amino levulinat ( delta ALA) dlm urine, jumlah koproporfirin dlm urine, kadar seng protoporfirin IX (ZnPP) dalam sel darah merah • Pem. Kesehatan sebelum penempatan : riwayat medis lengkap termasuk sistem hematopoetik , saraf & ginjal.; pem fisik, hemoglobin darah • Pem kesehatan berkala = tersebut diatas ( penilaian biologis )
Gangguan pendengaran akibat kebisingan • Pekerjaan dg risiko kebisingan : penambangan, pembuatan terowongan, pengeboran, mesin2 berat, pekerjaan konstruksi, dll • Penilaian lingkungan : pengukuran tingkat kebisingan di lingkungan kerja • Penilaian biologis : pem audiometrik • Pem. Kesehatan sebelum penempatan : riwayat medis & pem fisik dg penekanan khusus pd tajam pendengaran. Skrining audiometrik juga dianjurkan • Pem kesehatan berkala : sama
Penyakit yg disebabkan oleh getaran mekanik • Pekerja dg risiko terpapar : operator bor pneumatik, pahat getar, gergaji listrik, gerinda, dll • Penilaian paparan : metode pengukuran dan interpretasinya masih dibahas agar dpt menjadi satu metode baku ( organisasi sertifikasi internasional ) • Efek klinis : ggn sistem vaskular, saraf perifer & sistem skeletomuskular angioneurosis jari tangan ( Raynaud disease ), patologi osteoartikular pd tulang2 karpal, sendi radioulnaris, sendi siku, neuropati • Pem. Kesehatan sebelum penempatan : dg perhatian khusus pd sirkulasi perifer serta sistem saraf dan lokomotorik • Pemeriksaan kesehatan berkala : sama Krn perubahan tulang timbul setelah beberapa tahun, rontgen foto tulang2 tangan / pergelangan perlu dilakukan setiap 5 tahun sekali
Penyakit Kulit akibat kerja • Pekerja yg terpapar :pekerja pertanian (kondisi cuaca, tanaman, bahan2 pestisida, aditif, makanan hewan), pekerja produksi bahan bangunan/pekerja bangunan ( semen, serat , plastik ), bahan kimia, penyepuh elektrik, pencelup warna, tukang cat, petugas kesehatan (obat2, desinfektan,dll), tukang daging (agen2 zoonotik), dll • Penilaian paparan : riwayat kerja, adanya bahan alergen ( dg bukti yg jelas ) • Diagnosis : -Gambaran klinis, lokalisasi & perjalanan penyakit -Paparan kerja & hubungan paparan –efek -Pd dermatitis kontak alergi : uji tempel & pem lab -Hrs ada respons positif bila dijauhkan dari paparan -Timbulnya penyakit kulit pd sekelompok pekerja -Berbagai sebab yg bukan kerja hrs disingkirkan, mis : bahan kimia/alergen lain dirumah, zat2 yg dijumpai pd waktu luang
Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatanRiwayat medis, pemeriksaan fisik dg perhatian khusus pd kulit diseluruh tubuh & alergi ( atopi )Pemeriksaan berkala = sebelum penempatanUji tempel tidak dianjurkan utk skrining subyek yg tidak menunjukkan gejala.Selang waktu antar pemeriksaan biasanya antara 6 bulan – 2 tahun, tergantung tingkat paparan
Penyakit infeksi ( virus, bakteri, parasit, jamur ) • Pekerja yg terpapar : pekerja pertanian, peternakan, kehutanan, pembukaan lahan, penggali selokan/parit, penanganan daging aspi, ikan, ayam, burung, dokter hewan, dokter, perawat, dokter gigi, petugas lab, pekerjaan dlm kondisi hangat & lembab ( dapur, ruang senam, kolam renang) • Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatan : Riwayat medis, pem fisik utk : menentukan status kesehatan awal pekerja, identifikasi orang2 yg rentan, diagnosis & terapi kasus laten & aktif penyakit infeksi. Pd pekerjaan dg risiko TBC : uji tuberkulin & rontgen foto thoraks. Kdg2 diperlukan uji serologis & mikrobiologis utk deteksi infeksi masa lalu/ yg sekarang. Bila mungkin, pekerja di imunisasi yg sesuai
Pemeriksaan berkala = sebelum penempatan.Mencakup penyusunan catatan medis penyakit demam / infeksi dg penggalian informasi secara sistematik dan pengulangan uji serologis yg dilakukan sebelumnya.Utk pekerja pedesaan : pem setahun sekaliPekerja kesehatan & lab : 6 bulan sekali
Pemeriksaan Kesehatan Khusus • Sesudah mengalami kecelakaan atau penyakit yg memerlukan perawatan lebih dari 2 minggu • Adanya dugaan2 tertentu mengenai gangguan kesehatannya • Bila ada keluhan dari : tenaga kerja / pengawas K3 / Depnaker setempat / masyarakat
Hasil pem. Kesehatan berkala dan pem. Kesehatan khusus • Sehat • Perlu tindak lanjut untuk kelainan medis yang ditemukan • Perlu tindak lanjut dari segi pekerjaannya, bila kelainan yang ditemukan akan mengganggu keselamatan dan kesehatan kerja
Contoh (1) • Laki2, 28 tahun,Tukang las roda truk, sudah bekerja 1 tahun. BB 80 kg, TB 174 cm, RPD : waktu kecil sering pilek terutama kalau cuaca dingin. Pre employment MCU : normal Selama bekerja, sering ke klinik perusahaan dengan keluhan gatal2 dikedua lengan yang hilang bila diobati, namun kemudian kambuh lagi bila obat habis. Sudah dikonsulkan ke dokter spesialis kulit & didiagnosis dermatitis kontak alergik. Periodic MCU : dlm batas normal, kecuali adanya hiperpigmentasi, urticaria ringan & papel kecil2 dikedua lengan Tindakan yg harus dilakukan ?
Contoh (2) • Karyawan, wanita, usia 30 tahun, bag. Finance, sudah bekerja 3 tahun, menikah, anak 2 orang, melahirkan normal/tanpa komplikasi , KB dg IUD, haid normal. 6 bulan terakhir, diperusahaan sudah ada dokter perusahaan. 1 bulan y.l. dilaksanakan MCU thd semua karyawan Hasil pemeriksaan karyawan ybs : RPD : tidak ada yg spesifik Keluhan kesehatan (-) , pem fisik : dlm batas normal Lab : HBsAg (+) , test fungsi hati : normal; lain2 : normal Rontgen foto thoraks : normal Tindakan yg harus dilakukan ?
Handicapped Workers • Perlu istirahat dlm waktu tertentu yang relatif lama • Perlu kerja ringan sementara • Perlu dimutasikan • PHK (?) UU no 12 tahun 1964 pasal 1
Cacat menetap akibat pekerjaannya Penilaian tingkat kecacatan untuk penentuan kompensasi Pedoman : Kepmenakertrans no. Kep.79 / MEN / 2003
KESIMPULAN • Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja merupakan salah satu upaya pembinaan sumber daya manusia • Sosialisasi ke pihak perusahaan mengenai pentingnya pem. Kes. Tenaga kerja perlu ditingkatkan • Jenis pemeriksaan, hasil serta tindak lanjutnya perlu disesuaikan / dikaitkan dengan jenis pekerjaan dan lingkungan kerjanya
Dokter perusahaan • Trampil , profesional • Menguasai secara keseluruhan tentang rangkaian proses kerja dan lingkungan perusahaan