10 likes | 162 Views
71 dan pandai memelihara diri, maka individu tersebut akan tertekan oleh dorongan berahi yang demikian hebat. Sebab kebutuhan akan seks merupakan naluri, seperti naluri kecintaan akan harta benda dan naluri kebutuhan akan makanan dan
E N D
71 dan pandai memelihara diri, maka individu tersebut akan tertekan oleh dorongan berahi yang demikian hebat. Sebab kebutuhan akan seks merupakan naluri, seperti naluri kecintaan akan harta benda dan naluri kebutuhan akan makanan dan minuman. Berbeda dengan remaja, berjiwa kotor dan tidak punya rasa malu, maka demi melampiaskan nafsu syahwatnya, individu tersebut akan berzina tanpa mempedulikan bahaya dan petaka yang akan menimpanya (Shabuni, 2000). Kehidupan seorang muslim akan benar-benar senang dan bahagia manakala individu tersebut mampu memegang teguh ajaran, hukum dan etika agamanya (Shabuni, 2000). Untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan agama maka agama Islam menganjurkan umatnya untuk menyegerakan menikah. Hasil penelitian Nashori (1997) menjelaskan bahwa individu religius akan selalu mencoba patuh terhadap ajaran-ajaran agamanya, mereka selalu berusaha mempelajari pengetahuan agama, menjalankan ritual agama,meyakini doktrin-doktrin beramal dan selanjutnya merasakan pengalaman- pengalaman beragama. Individu yang banyak melakukan ritual agama mendapatkan pengaruh positif bagi perilakunya. Dengan kata lain, integrasi dan keseimbangan aspek-aspek (dimensi) religiusitas akan menumbuhkan pribadi- pribadi yang seutuhnya, yang selaras antara keyakinan, pengetahuan dan pengalamannya dalam kehidupannya. Hal ini di dukung oleh hasil penelitian Saudah (2001) bahwa tingkat religiusitas mempengaruhi persepsi remaja terhadap aborsi. Remaja tersebut beranggapan bahwa melakukan hubungan seksual saja sudah melakukan dosa, apalagi kalau harus melakukan aborsi, sehingga tindakan aborsi tidak pernah