440 likes | 739 Views
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR. SESION II. HAKEKAT MANUSIA. Materi Disampaikan pada Kelas SBD. DUA PERSOALAN POKOK TENTANG HAKIKAT MANUSIA. 1. Telaah hakikat manusia sebagai Makhluk ciptaan Tuhan di muka bumi
E N D
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR SESION II
HAKEKAT MANUSIA Materi Disampaikan pada Kelas SBD
DUA PERSOALAN POKOK TENTANG HAKIKAT MANUSIA 1. Telaah hakikat manusia sebagai Makhluk ciptaan Tuhan di muka bumi 2. Telaah tentang sifat manusia dan karakteristik yang menjadi ciri khususnya serta hubungannya dengan fitrah manusia
RAGAM PEMAHAMAN KE 1TENTANG HAKIKAT MANUSIA 1. HOMO RELIGIUS 2. HOMO SAPIENS 3. HOMO FABER 4. HOMO HOMINI SOCIUS 5. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK ETIS DAN ESTETIS
Hakikat manusia sebagai Makhluk yang Beragama. • manusia diciptakan Tuhan YME di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna, sehingga manusia bisa berfikir, bertindak, berusaha dan bisa menentukan mana yang benar dan baik • manusia meyakini bahwa ia memiliki keterbatasan dan kekurangan, artinya manusia yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan HOMO RELIGIUS
Jadi Sudah menjadi fitrah manusia, Bahwa pada hakikatnya manusia adalah • sebagai makhluk religius yang mempercayai adanya Sang Maha Pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi ini.
HOMO SAPIENS • Hakikat manusia sebagai makhluk yang bijaksana dan dapat berfikir (animal rationale). • manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi dan mulia • disebabkan oleh kemampuan manusia memiliki akal, pikiran, rasio, daya nalar, cipta dan karsa, sehingga manusia dapat mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya
HOMO FABER • Hakikat manusia sebagai makhluk yang berpiranti (perkakas). • manusia dengan akal dan keterampilan tangannya dapat menciptakan atau menghasilkan sesuatu (sebagai produsen) • manusia menggunakan karya orang lain (sebagai konsumen) untuk kesejahteraan dan kemakmuran hidupnya
HOMO HOMINI SOCIUS • Kendati sosok manusia sebagai makhluk individu, makhluk yang memiliki jati diri, yang memiliki ciri pembeda antara yang satu dengan yang lain, namun pada saat yang bersamaan manusia juga sebagai kawan sosial bagi manusia lainnya. 1. senantiasa berinteraksi dengan lingkungannya 2. berhubungan satu sama lain 3. membentuk suatu masyarakat tertentu
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK ETIS DAN ESTETIS • Hakikat manusia pada dasarnya sebagai 1. Makhluk yang memiliki kesadaran susila (etika), artinya manusia dapat memahami norma-norma sosial dan mampu berbuat sesuai dengan norma dan kaidah etika yang diyakininya 2. Makluk yang memiliki rasa keindahan (sense of beauty) dan rasa estetika (sense of estetics)
RAGAM PEMAHAMAN KE 2TENTANG HAKIKAT MANUSIA 1. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG MONODUALIS 2. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG MONOPLURALIS
Memberi makna bahwa manusia terdiri dari dua segi yang tak terpisahkan satu sama lain, yaitu 1. Hakikat manusia yang ditilik dari segi jiwa dan raga atau jasmani dan rohani 2. Hakikat manusia dari segi individu dan sosial MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG MONODUALIS
Bahwa aspek manusia dengan kemanusiannya terdiri dari banyak segi dan ragam dimensinya, tetapi merupakan satu kesatuan. • Langeveld, misalnya, menyebut 3 inti hakiki kemanusian, yaitu manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk susila, sebagai aspek yang merupakan kesatuan dan tak dapat dipisahkan satu sama lain MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG MONOPLURALIS
KODRAT MANUSIA Sesion two
Salah satu kodrat manusia adalah keinginannya untuk senantiasa berhubungan dengan manusia lain WHY ?
SANGAT PENTING karena manusia itu :1. hanya dapat hidup dengan sebaik-baiknya2. hanya memiliki arti serta makna yang mendalam apabila manusia hidup bersama manusia lainnya dan saling berkontribusi dalam suatu tatanan kemasyarakatan
MENGAPA DEMIKIAN • 1. Manusia dilahirkan dengan susunan tubuh yang tidak begitu saja dapat melakukan fungsinya. • 2. Perkembangan manusia melalui suatu proses yang kompleks, baik perkembangan fisik maupun proses atau perkembangan kejiwaan
3. Sejak manusia lahir sampai akhirnya meninggal dunia, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain 4. Secara langsung maupun tidak langsung, manusia memerlukan hasil karya atau jasa manusia lainnya untuk memenuhi hajat hidupnya secara lebih baik
5. Manusia sebagai makhluk yang berperasaan, memerlukan tanggapan emosional dari orang lain, artinya manusia sangat memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri, pengakuan, rasa mencinta dan dicinta, dll
Inilah kodrat manusia :manusia sebagai makhluk Tuhanmanusia sebagai makhluk Pribadimanusia sebagai makhluk Sosial Maka sosok manusia merupakan Suatu kesatuan yang bulat serta harus dikembangkan secara selaras, serasi dan seimbang.
Sesion 3 HAKIKAT MANUSIA DAN PENDIDIKAN
DO YOU KNOW........... APA SEBENARNYA HAKEKAT MANUSIA DAN PENDIDIKAN
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, terkadang ditemukan kendala dan permasalahan yang harus dihadapi oleh manusia itu sendiri. Untuk memecahkan masalah tersebut, maka kemampuan dan ketrampilan manusia patut dibina ataupun dikembangkan, baik pengalaman atau kemampuan yang bersifat pengetahuan, ketrampilan ataupun sikap. Disinilah tampak garis merah yang menghubungkan antara hakekat manusia dalam kaitannya dengan interaksi sosial dan hubungannya dengan garapan pendidikan yaitu guna lebih memanusiakan manusia.
Hubungan hakikat manusia dan pendidikan 1. Manusia sebagai animal educable (dapat didik) 2. Manusia sebagai animal educandum (harus dididik) 3. Manusia sebagai homo educandus (harus dan dapat mendidik) Bahwa ada mata rantai yang erat antara hakikat manusia dengan pendidikan. , karena pendidikan sebagai salah satu usaha sadar untuk lebih memanusiakan manusia
The problems1. mengapa pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia2. mengapa manusia harus dididik dan harus mendidik
Hakekatanaksebagaimanusia • Manusia yang barulahirdalamkeadaan yang serbalemah • Semuanyadalamkeadaan yang serbabergantungpadaorang lain • Namundemikian, Iatelahmenunjukkankeunikannyakendatidalamtakaran yang sederhana • Anaksejaklahirtelahmemilikipotensiuntukberkembang • Terdapatempatpandangan yang bisamempengaruhiperkembangananak
EMPAT PANDANGAN YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK • PANDANGAN NATIVISME • PANDANGAN NATURALISME • PANDANGAN ENVIRONTALISME • PANDANGAN KONVERGENSI
Filsof Jerman, Schopenhauer 1. Bahwa perkembangan individu, semata-mata ditentukan oleh faktor yang dibawa sejak lahir 2. Hasil pendidikan ditentukan oleh anak itu sendiri 3. Anak semenjak lahir sudah membawa pembawaan sendiri, baik maupun jelek 4. Lingkungan kurang memberikan pengaruh yang besar, karena semuanya ditentukan oleh bawaan anak semenjak lahir Pandangan nativisme
Pandangan naturalisme Filsuf Prancis, JJ. Rousseau 1. Bahwa semua anak lahir dengan pembawaan baik, dan tak ada seorang anakpun yang memiliki pembawaan jelek 2. Sebaliknyaanak yang memilikipembawaanbaikmenjadirusakkarenapengaruhlingkungannya 3. Pandanganinikurangmemandangpentingartinyapendidikanbagiperkembangananak
Pandangan environtalisme Filsuf Inggris, John Locke 1. Bahwa perkembangan anak sangat bergantung pada lingkungannya 2. Lingkungan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pembentukan pribadi anak 3. Anakibaratkertasputih yang bisaditulisdenganberbagaiwarna 4. Hasilpendidikandianggapsebagaicampurtanganlingkunganterhadapnya
Pandangan konvergensi William Stern, Jerman 1. Bahwa dalam proses perkembangan anak, faktor bawaan maupun faktor lingkungan memberikan kontribusi yang sama 2. Bahwa anak dengan segala potensi yang dimilikinya adalah makhluk yang memerlukan bantuan untuk berkembang ke arah kedewasaan 3. Tahapan selanjutnya, anak perlu dibimbing dan diberi pendidikan ke arah pendewasaan dirinya
Pandangan konvergensi adalah pandangan yang tepat 1. Pandangan ini menyakini bahwa perkembangan anak adalah hasil perpaduan antara pembawaan dan lingkungan 2. Pandangan ini mengakui akan kodrat manusia yang memiliki potensi sejak lahir, namun potensi ini akan berkembang menjadi baik manakala mendapat sentuhan pengaruh lingkungan yang menopang perkembangan dirinya
Kesimpulan. Bahwa Manusia dengan sifat kemanusiaanya, • Kegiatan mendidik adalah sifat khas yang dimiliki manusia • Imanuel kant mengatakan, ‘manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan’. • Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya.