230 likes | 618 Views
AKUNTANSI SYARIAH. PRODI - S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA. DASAR-DASAR GAGASAN AKUNTANSI ISLAM. Sejarah Gagasan Akuntansi Islam Ideologi akuntansi Islam : Ideologi akuntansi Islam sejak munculnya Islam sampai abad ke 13 Hijriah
E N D
AKUNTANSI SYARIAH PRODI - S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA Prodi S1 Akuntansi FEUG - wwa
Sejarah Gagasan Akuntansi Islam Ideologi akuntansi Islam : • Ideologi akuntansi Islam sejak munculnya Islam sampai abad ke 13 Hijriah • Ideologi akuntansi Islam setelah runtuhnya khilafah Islamiah, dan domonasi imperalisme ribawi terhadap negeri-negeri Islam hingga pertengahan abad ke-14 Hijriah. • Ideologi akuntansi Islam di zaman modern (zaman kebangkitan konsep akuntansi Islam)
Ciri-ciri Konsep Akuntansi pada Awal Munculnya Islam Setelah munculnya Islam di Semenanjung Arab di bawah pimpinan Rasulullah saw, serta terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah, mulailah perhatian Rasulullah untuk membersihkan muamalah maaliah (keuangan) dari unsur-unsur riba dan dari segala bentuk penipuan, pembodohan, perjudian, pemerasan, monopoli dan segala bentuk usaha untuk mengambil harta orang lain secara batil. Rasulullah lebih menekankan pada pencatatan keuangan. Rasulullah mendidik secara khusus beberapa orang sahabat untuk menangani profesi ini dan mereka diberi sebutan khusus, yaitu hafazhatul amwal (pengawas keuangan). Diturunkannya surah Al Baqarah ayat 282, yang menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan (kitabah), dasar-dasarnya, dan manfaat-manfaatnya, seperti diterangkan oleh kaidah-kaidah hukum yang harus dipedomani dalam hal ini.
Daftar bacaan dalam studi konsep akuntansi islam Shubhul A’sya fi Shina’atil-Insya’, karangan al-Qalqasyandi Al Amwal, karangan Abu Ubaid al-Qasim bin Salam Bidayatul-Mujtahid wa Nihayatul-Muqtasid, karangan Ibnu Rusyd Al-Fakhri fil-Adabis-Sulthaniah wad-Dual al-Islamiah, karangan Ibnu Thaba Thaba Al-Kharraj, karangan Abu Yusuf Al-Ahkamus-Sulthaniah, karangan al-Mawardi Nihayatul Arab fi Fununil Adab, karangan an-Nuwairi
Pengertian Akuntansi dalam Islam Arti kata muhasabah berbeda dengan kata hisab sesuai dengan tempat-tempat pemakaiannya. 1. Pengertian Muhasabah dan Hisab dalam Bahasa Arab Kata muhasabah berasal dari kata hasaba dan diucapkan juga dengan hisab hasibah muhasabah dan hisaba . Kata kerja hasaba termasuk kata kerja yang menunjukkan adanya interaksi seseorang dengan orang lain. Arti kata muhasabah secara bahasa adalah “menimbang” atau ‘memperhitungkan amal-amal manusia yang telah diperbuatnya’, seperti firman Allah, “ Dan, berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan rasul-rasulNya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan” (ath-Thalaaq:8)
Selanjutnya, akar kata hasaba ialah hisaba, yaitu ‘menghitung dengan saksama atau teliti yang harus tercatat di surat-surat atau buku-buku’, seperti firman Allah, “Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah.” (al-Insyiqaaq: 7-8) Menghisab sesuatu juga bisa berarti “mengkalkulasi dan mendata”. Menghisab sesuatu juga bisa berarti mendata, menyusun, dan mengkalkulasi, seperti firman Allah, “Dan, Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.” (al-Israa:12)
2. Pengertian Kata Muhasabah dan Hisab dalam Al-Qur’an a. Arti Kata Muhasabah dalam Al-Qur’an Kata muhasabah tidak pernah ada dalam Al-Qur’an dalam bentuk masdar atau akar kata, tetapi yang ada hanyalah kata kerjanya, yaitu hasaba sebanyak tiga kali: Surah al-Baqarah: 284 Surah ath-Thalaaq: 8, yuhaasibkum yang artinya perhitungan di hari kiamat kelak tentang pekerjaan manusia di dunia, apakah itu kebaikan atau keburukan Surah al-Insyiqaaq: 7-8, kata kerja yuhasabuu disini menunjukkan atas erhitungan yang ringan, yang sesuai dengan data-data dan catatan dari setiap kitab itu. Dari ayat diatas dapat disimpulkan kata kerja hasaba, muhasabah, hisaba, berarti ‘perhitungan dan pembalasan, baik di dunia maupun di akhirat, sesuai dengan data-data dan catatan dalam buku amalan’
b. Arti Kata Hisab dalam Al-Qur’an Kata hisab terdapat dalam Al-Qur’an sebanyak 39 kali dan tidak satu kata pun muncul dalam kata kerja, yaitu hasaba dengan fathah semua baris hurufnya. Hisab seperti firman Allah dalam surah Yunus ayat 5, yang maksudnya adalah “penghitungan dan pendataan waktu” Hisab dengan arti “perhitungan dan pembalasan” di hari kiamat, surah al-Insyiqaaq: 7-8 dan surah an-Nuur: 39 Hisab dengan arti “menanyai seseorang dengan mendebatnya di Hari Kiamat tentang perbuatannya di dunia” surah Ibrahim: 41 Hisab dengan arti “berinfak dan memberi secara mutlak tanpa sebab dan syarat” surah al-Baqarah: 212, Shaad: 39, az-Zumar: 10, arti hisab dalam ayat-ayat di atas adalah merasa cukup dengan karunia dan kelapangan rahmat, pemberian tanpa pujian, ikatan, serta tekanan.
c. Pengertian Kata al-Muhasib dalam Al-Qur’an Kata al-muhasib tidak ada dalam Al-Qur’an, yang ada yang semakna dengan itu yaitu hasiib dan hasibin, adapun kata hasiib muncul dalam Al-Qur’an beberapa kali untuk fungsi yang berbeda, yaitu: Surah an-Nisaa: 6, yang berarti raqiib (pengawas) Surah al-Ahzab; 39, yang berarti Pembuat perhitungan Surah an-Nisaa: 86, yang berarti hafizh (yang menjaga) Surah al-Israa: 14, yang berarti muhasib (yang menghitung) Al Hasan al-Basri dalam tafsir ayat al-Israa berkata, “ betapa adilnya Allah menjadikan kamu untuk menghisab dirimu sendiri. ”
d. Pengertian Kata Hasibiin dalam Al-Qur’an Adapun kata hasibin hanya muncul sebanyak dua kali dalam Al-Qur’an, yaitu sebanyak berikut : Surah al-An’aam: 62, berarti muhasibin (yang menghitung) Surah al-Anbiyaa: 47, berarti muhasibin (yang menghitung) Al-Qurtubi juga mengantakan,”Cukuplah Allah sebagai pengawas terhadap apa yang mereka kerjakan, baik atau buruk” Dari dua ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kata hasibin sama maknanya dengan muhasibin, dengan pengertian mencakup proses pendataan, penghitungan, kemudian dilanjutkan dengan proses perhitungan serta pembalasan, seperti ditegaskan dalam surah al-Kahfi: 49
3. Pengertian al-Muhasabah dan al-Hisab dalam Sunah Nabawiyyah Dalam hadist-hadits Nabi banyak dijumpai kata-kata haasaba maupun hasaba : HR Thabrani, arti lafal yuhasabu ialah musaalah (perhitungan dan pembalasan) HR Tirmidzi, kata hasaba sama artinya dengan menulis, menyusun, dan menghitung. Al-Miqdam bin Ma’ad, lafal katiban berarti orang yang mencatat dan mendata semua usaha HR Bukhari, lafal haasabahu berarti menghitung, menyusun, kemudian perhitungan dan pembalasan, serta perdebatan yang menyebabkan Rasulullah mengambil keputusan untuk memindahkan hadiah itu ke baitulmal Kesimpulan kata muhasabah : Perhitungan dan pembalasan Catatan, data dan hitungan
4. Pengertian al-Muhasabah dan al-Hisab di Kalangan Ahli Fiqih Ahli Fiqih mengganggap bahwa istilah muhasabah sama artinya dengan catatan keuangan. Al-Qalqasyandi dalam bukunya, Shubhu al-A’sya, kitabah ada : 1. kitabatul insya’ (menulis karangan) 2. kitabatul amwal (menulis/mencatat keuangan) Al-Haririy: “ Kerja menghitung harus dengan teliti, Pena seorang akuntan adalah sebagai pengontrol, sedangkan hisbah adalah orang yang mengontrol keuangan” Umar ibnul-Khathab r.a.:” Hitunglah dirimu sebelum kamu sendiri yang dihitung dan timbanglah amal perbuatanmu sebelum amal itu ditimbang atas dirimu, dan bersiaplah untuk menghadapi hari di mana semua amal perbuatan dibeberkan”
Imam al-Ghazali dalam bukunya, Ihya’ Ulumuddin, bagian kitab muraqabah dan muhasabah : muhasabah mempunyai 6 tingkatan: Tekad atau janji Pengawasan Muhasabah (evaluasi) sebelum bekerja Muhasabah setelah bekerja Kesungguh-sungguhan Peringatan/teguran Dapat disimpulkan bahwa muhasabah mempunyai arti lain, yaitu evaluasi modal pokok, merinci serta mengukur laba dan rugi. Inilah diantara tujuan terpenting didalam akuntansi
5. Pengertian Muhasabah dalam Konsep Islam Muhasabah dengan arti musa-alah (perhitungan) dan munaqasyah(perdebatan), kemudian dilanjutkan dengan pembalasan yang sesuai dengan catatan perbuatannya dan tingkah lakunya serta sesuai pula dengan syarat-syarat yang telah disepakati. Proses musa-alah (perhitungan dan pembalasan) bisa diselesaikan secara individual atau dengan perantara orang lain, atau juga bisa dengan perantara malaikat dalam wujud yang lain, atau oleh Allah sendiri pada Hari Kiamat nanti. Muhasabah dengan arti pembukuan/pencatatan keuangan seperti yang diterapkan pada masa awal munculnya Islam. Juga diartikan dengan perhitungan modal pokok serta keuntungan dan kerugian
Kata Hisab yang searti dengan kata muhasabah : Hisab dengan arti menghitung dan mendata Hisab dengan arti perhitungan, pembalasan, dan perdebatan (dalam hal ini sama dengan muhasabah) Hisab dengan arti muhasabah dan munaqasyah di Hari Kiamat Hisab dengan arti merasa cukup dengan kelapangan karunia yang diberikan Allah tanpa ikatan dan tekanan. Kesimpulan pengertian Muhasabah dalam islam meliputi 2 hal : Pembukuan keuangan (menghitung dan mendata semua transaksi keuangan) Perhitungan, perdebatan dan pengimbalan
Tujuan-tujuan Akuntansi dalam Islam Hifzul Amwal (Memelihara Uang) Eksistensi al-Kitabah ’Pencatatan’ ketika Ada Perselisihan Dapat Membantu dalam Pengambilan Keputusan Menentukan Hasil-hasil Usaha yang akan Dizakatkan Menentukan dan Menghitung Hak-Hak Kawan yang Berserikat Menetukan Imbalan, Balasan atau Sanksi
Jenis-Jenis Akuntansi dalam Islam Muhasabah dari segi arti, yaitu perhitungan dan pembukuan keuangan (kitabul amwal) Muhasabah dari segi orang yang melakukannya: Muhasabah individu Muhasabah dengan perantara orang lain Muhasabah melalui malaikat atau Allah Muhasabah dari segi waktu pelaksanaannya: Muhasabah duniawi Muhasabah alam kubur Muhasabah ukhrawi Muhasabah dari segi objeknya Muhasabah ibadah Muhasabah muamalah maaliah (keuangan) Muhasabah muamalah perdagangan perorangan Muhasabah muamalah perusahaan atau firma Muhasabah muamalah organisasi, yayasan, dan lembaga-lembaga sosial, dan Muhasabah muamalah kantor-kantor pemerintah
Inti dari Konsep Akuntansi Islam Sifat-sifat spesifik akuntansi Islam: Kaidah-kaidah dasar akuntansi Islam bersumber dari Al-Quran, Sunnah Nabawiyyah serta fiqih para ulama. Oleh karena itu kaidah ini mempunyai keistimewaan yaitu permanen dan objektif. Tidak akan berubah, karena dasar kaidah berasal dari Allah dan sesuai untuk segala waktu dan kondisi Akuntansi Islam dilandasi akidah yang kuat, iman serta pengakuan bahwa Allah itu adalah Tuhan, Islam adalah agama, Muhammad adalah nabi dan rasul, dan juga percaya pada Hari Akhir. Akuntansi Islam berlandaskan pada akhlak yang baik. Dalam Islam, seorang akuntan dianggap bertanggungjawab di depan masyarakat dan umat Islam tentang seberapa jauh kesatuan ekonomi dipengaruhi hukum-hukum syariat Islam Berdasarkan keistimewaan-keistimewaan yang bersifat akidah dan akhlak, akuntansi dalam Islam juga berkaitan dengan proses keuangan yang sah Akuntansi dalam Islam sangat memperhatikan aspek-aspek tingkah laku sebagai unsur yang juga berperan dalam kesatuan ekonomi
Perbedaan Prinsipil antara Akuntansi Islam dan Akuntansi Positif Perbedaan dari Segi Pengertiannya Akuntansi Islam lebih mengarah pada pembukuan, pendataan, kerja dan usaha, kemudian juga perhitungan dan perdebatan (tanya jawab) berdasarkan syarat-syarat yang telah disepakati, dan selanjutnya penentuan imbalan atau balasan yang meliputi semua tindaktanduk dan pekerjaan, abaik yang berkaitan dengan keduniaan maupun yang berkaitan dengan keakhiratan. Akuntansi konvensional ialah seputar pengumpulan dan pembukuan, penelitian tentang keterangan-keterangan dari berbagai macam aktivitas Perbedaan dari Segi Tujuannya Akuntansi Islam bertujuan menjaga harta yang merupakan hujjah atau bukti ketika terjadi perselisihan, membantu mengarahkan kebijaksanaan, merinci hasil-hasil usaha untuk perhitungan zakat, penetuan hak-hak mitra bisnis dan juga membantu menetapkan imbalan dan hukuman serta penilaian evaluasi kerja dan motivasi Akuntansi konvensional menjelaskan utang piutang, untung rugi, sentral moneter dan membantu dalam mengambil ketetapan-ketetapan manajemen
3. Perbedaan dari Segi Karakteristik Akuntansi Islam berdasarkan pada nilai-nilai akidah dan akhlak. Maka sudah menjadi tugas seorang akuntan untuk memberikan data-data dalam membantu orang-orang yang bersangkutan tentang sejauh mana hubungan kesatuan ekonomi dengan kaidah-kaidah dan hukum-hukum syariat Islam dalam bidang muamalah. Seorang akuntan muslim selalu sadar bahwa ia harus bertanggungjawab di hadapan Allah tentang pekerjaannya, dan ia tidak boleh menuruti keinginan pemilik modal (pemilik proyek) kalau ada langkah-langkah penyelewengan dari hukum Allah serta memutarbalikan fakta (data yang akurat) Akuntansi konvensional didasarkan pada ordonansi atau peraturan-peraturan dan teori-teori yang dibuat oleh manusia yang memiliki sifat khilaf, lupa, keterbatasan ilmu dan wawasan. Maka konsep itu labil dan tidak permanen