140 likes | 535 Views
KONFERENSI MEJA BUNDAR. Oleh : Cinthya Dwi C.P. 9G-08 Maulisa Dewi M. 9G-11 Rr. Nurariza R 9G-16 Tania Prima A. 9G-18 Zahra Hasina N. 9G-20. Pada tanggal 23 agustus 1949 sampai 2 November 1949 diselenggarakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag.
E N D
KONFERENSI MEJA BUNDAR Oleh : Cinthya Dwi C.P. 9G-08 Maulisa Dewi M. 9G-11 Rr. Nurariza R 9G-16 Tania Prima A. 9G-18 Zahra Hasina N. 9G-20
Pada tanggal 23 agustus 1949 sampai 2 November 1949 diselenggarakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag. • Penandatanganan naskah penyerahan kedaulatan RIS ditandatangani oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan A.H.J. Lovink dari delegasi Belanda di Jakarta. • Penyerahan kedaulatan RIS diselenggarakan di Jogjakarta.
Alasan Usaha untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan berakhir dengan kegagalan. Belanda mendapat kecaman keras dari dunia internasional. Belanda dan Indonesia kemudian mengadakan beberapa pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini secara diplomasi, lewat perundingan Linggarjati, perjanjian Renville, perjanjian Roem-van Roijen, dan Konferensi Meja Bundar.
Jalannya perjanjian KMB • Tiga delegasi yang berunding, Belanda, Republik Indonesia, golongan Federal yang dihimpun dalam Bijzonder Federaal Overleg (BFO). Dalam praktik Republik dan BFO menyatu bila menghadapi Belanda. Beberapa Komisi dibentuk: Komisi Politik, di sana Hatta dominan; Ekonomi, di sana Dr Sumitro Djojohadikusumo menyangkal kebenaran angka-angka utang yang diajukan Belanda; Komisi Pertahanan, di mana Republik diwakili oleh Dr J Leimena dan Kolonel TB Simatupang; serta Komisi Kebudayaan, di mana Mr Ali Sastroamijoyo berperan.
Tokoh tokoh KMB • Drs. Moh Hatta Sebagai pimpinan delegasi Indonesia, Drs. Moh. Hatta menhadiri Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada tanggal 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949 • Mr. Moeh. Roem, Prof. Dr. Mr. Supomo, Dr. J. Leimena, Mr. Ali Sastroamidjojo, Dr. Sukiman, Mr. Suyono Hadinoto, Mr. Djuanda, Mr. Abdul Karim Pringgodigdo, Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Kolonel T.B Simatupang, dan Mr. Muwardi Sebagai delegasi dari Indonesia • Sultan Hamid II Sebagai pimpinan BFO dari Pontianak • Sri Hamengkubuwono IX dan Wakil Tertinggi Mahkota AHJ Lovink Penandatangan naskah pengakuan kedaulatan di Jakarta
Tokoh tokoh KMB • Mr. Van Maarseveen Sebagai pimpinan delegasi Belanda • Chritchley Sebagai peninjau dari UNCI
Isi Piagam Pengakuan Kedaulatan 2November 1949 • KerajaanBelandamenyerahkankedaulatan Indonesia secarapenuhdantanpasyaratkepada RIS; • Pelaksanaankedaulatanakandilaksanakan paling lambat 30 Desember 1949; • MasalahIrian Barat ditundadanakandiadakanperundingandalamwaktusatutahunsetelahpenyerahankedaulatankepada RIS; • Status RIS danKerajaanBelandaterikatdalamsuatu UNI Indonesia-Belanda yang dikepalaiRatuBelanda; • Hutang-hutangBelandaditanggungoleh RIS • TentaraBelandaakanditarikdari Indonesia danuntuk KNIL akandigabungkankedalamAngkatanPerang RIS.
Belanda tidak bersedia menyerahkan Irian Barat kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). Penyelesaiannya ditangguhkan untuk masa satu tahun. Tidak memuaskan. RIS harus mengoper utang Belanda yang telah dibuatnya untuk memerangi RI sejumlah 4.100 juta gulden, sedangkan menurut hitungan Dr Sumitro justru Belanda yang berutang kepada Indonesia lebih dari 500 juta gulden. Tidak memuaskan. Di bidang pertahanan, Belanda mau membikin tentara KNIL sebagai intisari tentara RIS. Ini ditolak tegas oleh Leimena dan Simatupang, dan Belanda setuju TNI sebagai kekuatan pokok tentara RIS. Ini memuaskan. Jadi dalam hasil KMB ada plusnya dan minusnya.