290 likes | 514 Views
NAMA : TRI FURNA ADHI DEWI AGUSTIN ANGGARENI ADINDA RIZKY NUR AINI ANDER TRISDIANTO YANTO DWI PUTRA ROGI ADE MAULANA AMILUDIN ZANKY. BAB 2 . SUMBER AJARAN ISLAM. KESEMPURNAAN BERIBADAH MENURUT SUMBER-SUMBER ISLAM. SUMBER AJARAN ISLAM.
E N D
NAMA : TRI FURNA ADHI DEWI AGUSTIN ANGGARENI ADINDA RIZKY NUR AINI ANDER TRISDIANTO YANTO DWI PUTRA ROGI ADE MAULANA AMILUDIN ZANKY
BAB 2. SUMBER AJARAN ISLAM KESEMPURNAAN BERIBADAH MENURUT SUMBER-SUMBER ISLAM SUMBER AJARAN ISLAM AS-SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN IJTIHAD KOMITMEN KEPADA AL-QUR’AN, AS-SUNNAH DAN IJTIHAD FUNGSI AJARAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT POLEMIK PEMBERLAKUAN PERATURAN DAERAH SELESAI...!!!
KESEMPURNAAN BERIBADAH MENURUT SUMBER-SUMBER ISLAM Beberapa fenomena mutakhir di dunia Islam semakin memperkuat asumsi yang berkembang; umat islam dilanda krisis ajaran. Di satu sisi, umat islam rajin beribadah. Tapi di sisi lain tugas-tugas sosial acap kali terbengkalai. Tak sedikit umat islam yang melakukan praktek kekerasan dan juga tak sedikit umat islam yang selalu bertikai, bahkan sesama muslim. Nabi menjelaskan ajaran-ajaran penting,baik melakukan narasi maupun tingkah laku. Para generasi islam awal (sahabat) membangun keberislaman sebagai mana dicontohkan Nabi. Para generasi islam selanjutnya mencoba mengklasifikasi ajaran-ajaran tersebut kedalam 3 bagian ke ilmuan islam; syariat (ibadah), aqidah (keimanan), dan akhlak (moralitas). Terbentuk bidang ke ilmuan islam seperti tasawuf, hadist, ilmu Al-Quran, kebahasaan, dan lain sebagainya. NEXT..!!!
SUMBER AJARAN ISLAM Al-Quran Sebagai Sumber Ajaran Islam • Arti dan definisi islam Sumber ajaran islam adalah wahyu allah yg di sampaikan kepada Nabi Muhammad. Wahyu Allah itu di turunkan dalam bahasa arab dan secara otentik terhimpun dalam mushaf Al-Quran. Al-Quran adalah kitab suci demikian masyur sehingga sulit untuk menemukan satu definisi yg mencakup keseluruhan Al-Quran karna itu definisi yang ada masih bersifat parsial, tergantung kepada jenis kajian yg dilakukan.
Definisi diatas mengandung beberapa ke khusussan sebagai berikut : • Al-Quran sebagai wahyu Allah yang seluruh ayatnya adalah wahyu Allah, tidak ada satupun kata yang datang dari perkataan dan pikiran Nabi Muhammad. B. Al-Quran diturunkan dalam bentuk lisan dengan makna dan bahasanya. C. Al-Quran dinukilkan secara mutawatir,artinya Al-Quran disampaikan kepada orang lain secara terus menerus oleh sekelompok orang yg tidak mungkin bersepakat untuk berdusta karena banyknya jumlah dan berbeda-bedanya tempat mereka.
Gairah penghafal Al-Quran secara amat menakjubkan di kalangan para sahabat Nabi. Selain di hafal ayat-ayat yang turun juga ditulis oleh sejumlah sahabat Nabi dan hasil pencatatan mereka di serahkan kepada rasulullah. Rasul menyimpan catatan ayat-ayat Al-Quran itu dirumahnya dan ada pula yang disimpan oleh penulisnya sendiri. Khalifah usman juga membentuk tim untuk menyempurnakan sistem penulisan Al-Quran, terutama yang berkaitan dengan tanda-tanda bacanya.
2. Kandungan dan nama Al-Quran Al-Quran terdiri dari 30 juz, 114 surat dan 6.666 ayat-ayat suci. Kata Al-Quran sendiri menurut bahasa berarti bacaan atau yang dibaca. Sifat bacaan menghendaki dekatnya dengan lidah dan telinga serta masuknya bacaan itu kedalam pikiran dan hati manusia.
Selain Al-Quran, wakyu Allah ini diberi nama-nama lain oleh Allah yaitu : • Al-Kitab, berarti sesuatu yang ditulis (Ad-Dukhan, 44 :2) • Al-Kalam, berarti ucapan (At-Taubah, 9:6) • Az-Zikra, berarti peringatan (Al-Hijr, 15:9) • Al-Qasas, berarti cerita-cerita (Ali-Imran, 3:62) • Al-Huda, berarti petunjuk (At-Taubah, 9:33) • Al-Furqan, berarti pemisah (Al-Furqan, 25:1) • Al-Mau’izah, berarti nasihat (Yunus, 10:57) • As-Syifa, berarti obat atau penawar jiwa (Al-Isra, 17:82) • An-Nur, berarti cahaya (An-Nisa, 4:174) • Ar-Rahman, berarti karunia (An-Naml, 27:77)
3. Sejarah Turunnya Al-Qur’an Agama islam, agama yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum Muslim di seluruh dunia, merupakan way of life yang menjamin kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Ia mempunyai satu sendi utama yang esensial : berfungsi memberikan petunjuk kejalan yang sebaik-baiknya. Allah berfirman : “sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk menuju jalan yang sebaik-baiknya” (QS.17:9).
Tujuan Al-Quran juga berbeda dengan tujuuan kitab-kitab dan buku-buku ilmiah. Untuk memahaminya, terlebih dahulu harus diketahui periode turunnya Al-Quran. Dengan mengetahui periode-periode tersebut tujuan-tujuan Al-Quran akan lebih jelas. Para ulama membagi sejarah turunnya Al-Quran dalam dua periode yaitu periode sebelum hijrah dan periode sesudah hijrah. Ayat yang turun pada periode pertama dinamai ayat Makiyyah, dan ayat yang turun pada periode kedua dinamai ayat Madaniyyah.
Periode Pertama Diketahui bahwa Muhammad, pada awal turunnya wahyu pertama (iqra), belum dilantik menjadi rasul. Dengan wahyu pertama itu, beliau baru merupakan seorang nabi yang tidak ditugaskan untuk menyampaikan apa yang diterima. Baru setelah turun wahyu kedua beliau ditugaskan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman Allah: “wahai yang berselimut, bangkitlah dan berilah peringatan”(QS 74:1-2)
B. Periode Kedua Periode kedua dari sejarah turunnya Al-Quran berlangsung selama 8-9tahun, dimana terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam dan jahiliah. Dimulai dari fitnah, intimidasi dan penganiayaan, yang mengakibatkan para penganut ajaran Al-Quran terpaksa berhijah ke Habsyah dan pada akhirnya seluruh kaum muslim termasuk Rasulullah berhijrah ke Madinah.
Dari sejarah diturunkannya Al-Quran, dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Quran mengandung pokok ajaran sebagai berikut: • Pokok-pokok keyakinan atau keimanan terhadap Allah, malaikat, kitab, rasul, dan hari akhir. • Pokok-pokok peraturan atau hukum. • Pokok-pokok aturan akhlak yang menerangkan norma-norma keagamaan dan susila. • Pokok-pokok dasar tentang tanda-tanda alam yang menunjukan eksistensi dan kebesaran Tuhan sebagai pencipta. • Kisah-kisah para nabi dan umat terdahulu. • Informasi tentang alam gaib, seperti adanya jin, kiamat, surga, dan neraka.
4. Bukti Kebenaran Al-Quran Al-Quran mempunyai sekian banyak fungsi, Diantaranya adalah menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad. Pertama, menentang siapapun yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-Quran secara keseluruhan (QS 52:34).Kedua, menentang siapa pun yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-Quran (QS 11:13). Sedangkan seluruh Al-Quran berisikan 114 surat. Ketiga, menantang mereka untuk menyusun satu surat saja semacam Al-Quran (QS 2:23). NEXT..!!!
As-Sunnah Sebagai Sumber Ajaran • Pengertian As-Sunnah Ditinjau dari segi bahasa, As-Sunnah berarti cara, jalan, kebiasaan, dan tradisi. Kata As-Sunnah di dalam Al-Quran diulang 16 kali pada 11 surat. Makna sunnah menurut Muhammad Ajaj Al-Khatib, yaitu berupa ucapan, perbuatan, atau ketetapan yang disandarkan kepada Nabi Muhammmad. Sunnah termasuk salah satu nama dari dalil-dalil hukum.
B. Kedudukan As-Sunnah Allah telah menetapkan syariat dan menunjukannya secara bertahap melalui para Nabi-Nya supaya menjadi pedoman hidup manusia agar selamat dunia dan akhirat. Adapun syariatnya yang terakhir diturunkan kepada Nabi Muhammad yang terhimpun dalam Al-Quran. Nabi Muhammad sebagai Rasul diberi tugas Untuk membacakan dan mengajarkan wahyu kepada umat manusia, menerangkan makna yang tersurat dan tersirat, menjelaskan hukum-hukum dan memberikan contoh penerapannya. Oleh karena itu, dalam aplikasi hukum, hadis-hadis yang termasuk kategori daif (lemah) tidak bisa dijadikan dasar dalam menetapkan hukum. As-Sunnah atau Hadis shahih merupakan hukum kedua setelah Al-Quran.
C. Posisi As-Sunnah dalam syariat islam. Dilihat dari hierarki sumber hukum islam, As-Sunnah menempati tempat kedua setelah Al-quran. Penempatan itu disebabkan karena perbedaan sifat diantara keduanya. Dari segi kualitas, periwayatan Al-Quran bersifat pasti, sementara kualitas periwayatan As-Sunnah bersifat relatif. As-Syatibi menyatakan bahwa As-Sunnah sebagai penjelas dan menjabarkan Al-Quran.
D. Fungsi As-Sunnah terhadap Al-Quran Kedudukan Sunnah terdapat Al-Qur’an pada garis besar terbagi tiga, yaitu: • As-sunnah sebagai penguat Al-Quran As-Sunnah berfungsi sebagai penguat pesan-pesan atau peraturan-peraturan yang tersurat dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam menguatkan pesan-pesan Al-Qur’an, As-Sunnah berperan antara lain: • Menegaskan kedudukan hukum, penyebutan hukum wajib atau fardu. • Menerangkan posisi kewajiban atau larangan dalam syariat Allah. • Menjelaskan sangsi hukum bagi pelanggarnya.
2. As-sunnah sebagai penjelas Al-Quran • Menjelaskan makna-makna yang rumit dari ayat-ayat Al-Quran, misalnya firman Allah : “Peliharalah semua shalat (mu) dan (peliharalah) shalat Wusta” (Al-Baqarah, 2:238) Yang dimaksud dengan shalat Wusta dijelaskan oleh As-Sunnah yaitu shalat Ashar. • Mengikat makna-makna yang bersifat lepas dari ayat-ayat Al-Quran, contoh firman Allah: “laki-laki dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya sebagai pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah”. (Al-Maidah, 5 :38) c) Mengkhususkan ketetapan-ketetapan yang disebut Al-Qur’an secara umum, misalnya firman Allah : “Allah menghalalkan jual dan mengharamkan riba”. (Al-Baqarah, 2: 275) d) Menjelaskan ruang lingkup masalah yang terkandung ayat-ayat Al-Qur’an misalnya firman Allah: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah yang (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan kepadanya”. (Ali Imran, 3:97)
3. As-Sunnah sebagai pembuat hukum Sunnah menerapkan hukum yang belum diterapkan oleh Al-Qur’an. Misalnya Al-Qur’an menyebutkan empat macam makanan yang haram dalam firman-Nya:“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, daging yang disembelih atas nama selain Allah, yang dicekik, yang dipukul, yang jatuh, yang di tanduk, yang dimakan binatang buas kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan disembelih untuk berhala”. (Al-Maaidah, 5:3) NEXT..!!!
Ijtihad Ijtihad berasal dari kata jahada, artinya berusaha sungguh-sungguhnya. Dalam pengertian terminologi hukum, Prof Mukti Ali menyebutkan penilaian yang bebas tentang sesuatu masalah hukum. Ijtihad merupakan pekerjaan akal dalam memahami masalah dan menilainya berdasarkan isyarat-isyarat Al-Qur’an dan As-Sunnah kemudian menetapkan kesimpulan mengenai hukum tersebut. Karena itu, Ijtihad dapat disebut pula sebagai upaya mencerahkan segenap kemampuan untuk merumuskan hukum syara dengan cara merujuk dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Obyek ijtihad adalah perbuatan yang secara eksplisit tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Reaktualisasi hukum atas sesuatu perbuatan tertentu yang telah diatur secara final oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah termasuk katagori perubahan dan pergantian alias penyelewengan dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Relativitas ijtihad ini menjadikannya sebagai sumber nilai yang bersifat dinamis. Tata cara ibadah formal telah dicontohkan secara final oleh Rasulullah. NEXT..!!!
KOMITMEN KEPADA AL – QUR’AN, AS-SUNNAH DAN IJTIHAD Setidak-tidaknya ada enam sikap yang menunjukkan komitmen muslim terhadap Al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijtihad: • Mengimani Al-Qur’an yaitu menyakini bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Mengimani Al-Qur’an mencakup pula dijadikan pedoman hidup yang membawa manusia kepada kedamaian, kebahagiaan dan keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Sebaliknya mengingkari Al-Qur’an akan menyeret manusia kepada kehancuran hidup dan kesesatan.
2. Mempelajari Al-Qur’an merupakan pengejawantahan Rahmat Allah. Mempelajarinya berarti membuka pintu rahmat Allah. Sebaliknya ketidakpedulian terhadap Al-Qur’an berarti menutup rahmat Allah yang mengakibatkan terputusnya hidup dari berkah-Nya. Mempelajari Al- Qur’an adalah modal dasar mengarungi kehidupan untuk memperoleh keuntungan. Sikap tak ambil peduli kepada Al-Qur’an akan mengunci hati dari masuknya iman.
Mengamalkan Al-Qur’an. Pengamalan Al-Qur’an adalah inti dari komitmen setiap muslim karena segala yang dikangandungnya bukan hanya ditunjukan untuk dipahami, melainkan membentuk mental dan sikap jiwa Qur’ani. Meyakini keberadaan dan keagungan Al-Qur’an serta memahami dan mengamalkannya merupakan garansi bagi kebahagiaan dan keselamatan hidup manusia di dunia dan akhirat.
4. Mendakwahkan Al-Qur’an yaitu mensosialisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an kepada orang lain dari mulai lingkungan keluarha hingga masyarakat pada umumnya. Karena itu, tugas mendakwahkan Al-Qur’an merupakan refleksi dari rasa cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia. 5. Mencontoh dan meneladani serta melaksanakan perilaku yang dipraktekkan Nabi Muhammad S.A.W dalam kehidupan sehari-hari. 6. Mempelajari As-Sunnah dan Ijtihad serta mencoba mengekspresikan semua yang ada dari keduanya dalam kehidupan keseharian. NEXT..!!!
FUNGSI AJARAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT Pada prinsipnya fungsi utama hukum islam adalah untuk menciptakan kebaikan manusia didunia dan akhirat, bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan umat manusia, karena hukum islam berorientasi pada keadilan dan kesetaraan manusia. Mempertahankan ajaran dan agama islam menjadi satu keharusan dalam islma, baik dengan harta maupun jiwa. Oleh karena itu kehancuran agama islam adalah kehancuran manusia. NEXT..!!!
POLEMIK PEMBERLAKUAN PERATURAN DAERAH Perda sebagai Pintu Membangun Moral Bangsa Peraturan daerah bernuansa syariat islam saat ini telah diberlakukan lebih kurang di 22 kabupaten dan kotamadya diseluruh Indonesia. Beberapa daerah yg sudah melakukan perda tersebut antara lain, Pemkab Cianjur (Jawa Barat), Pemkot Tangerang (Banten), Pemkot Makassar ( Sulawesi Selatan) dan Pemkot Padang (Sumatera Barat). Sementara beberapa daerah meniru perda itu sebagian masyarakat justru memprotes perda tersebut. Perkembangan zaman, terutama adanya arus modernisasi, menurut Rifyal, menimbulkan perubahan perilaku masyarakat. Daerah-daerah melihat ada ketidakcocokan. Lalu muncul keinginan agar kehidupan mereka diatur dengan hukum Islam saat ini, melalui lembaga legislatif, ada kesempatan membuat perda yang bermuat Syariat Islam. “Maka terciptalah perda-perda itu,” jelasnya. NEXT..!!!
Selesai !!! THANK YOU FOR ATTENTION… Alhamdulillah hirobbil allamin.