1 / 66

Teori Per dagangan d an Pe ngalaman Pembangunan

Teori Per dagangan d an Pe ngalaman Pembangunan. A. Tiga Pilihan terbuka bagi NSB :. Outward Looking , melihat keluar dgn me ningkatkan perdagangan internasional sbg pe nganut pasar bebas dan budaya internasional .

benson
Download Presentation

Teori Per dagangan d an Pe ngalaman Pembangunan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Teori Perdagangan dan Pengalaman Pembangunan

  2. A. Tiga Pilihan terbuka bagi NSB : • Outward Looking, melihat keluar dgn me ningkatkan perdagangan internasional sbg pe nganut pasar bebas dan budaya internasional. • Inward Looking, melihat ke dalamdgn mem bangun industri substitusi impor sbg penganut proteksionis dan budaya nasional. • Outward n Inward Looking, melihat keluar dan ke dalam sekaligus dlm kebijakan ekonomi internasional.

  3. Pertimbangannya tergantung pd penilaian realistis msg2 NSB atas posisinya skr dan yad dlm masyarakat dunia. Baru kemudian ditentukan derajat keterbukaannya guna mendapatkan manfaat dan menghadapi resiko internasional • Dgn kemajuan teknologi, telekomunikasi, dan transpor (3T), dunia mengalami glo balisasi, shg NSB tdk mempunyai pilihan kecuali membuka diri dan melakukan per dagangan internasional

  4. Namun sesuai sifat dan kemampuan nya, strategi NSB mungkin lbh baik Outward Looking tetapi dgn arah yg berbeda, yaitu melakukan perdagangan dan kerjasama dgn NSB lain (selatan-selatan), n Inward Looking, satu sama lain, yaitu dgn pem bentukan kerjasama regional utk menca pai kemandirian kolektif (spt ASEAN)

  5. B. Lima Pertanyaan Dasar Mengenai Perdagangan dan Pembangunan • Bgm pengaruh perdagangan interna sional thd kecepatan, struktur, dan karakter pertumbuhan ekonomi di NSB ?? “Perdagangan sbg mesin pertumbuhan” (trade as an engine of growth) inilah yg sebenar nya menja di pusat perdebatan tradisional yg msh terus berlangsung

  6. Bgm cara perdagangan internasio nal mengubah distribusi pendpt an dan kekayaan dlm suatu neg dan an tara suatu neg dgn neg2 lainnya ?? Apakah perdagangan itu merupakan suatu kekuatan yg cendrung mencip takan kesejahteraan domestik dan internasional atau justru sebaliknya

  7. cendrung memperparah ketimpang an yg sdh ada ?? Dlm kalimat lain bgm segenap keuntungan maupun kerugian dari perdagangan didistri busikan ?? Siapa saja kah yg di untung kan dan siapa pula yg dirugikan ??

  8. Apa sajakah kondisi atau syarat yg hrs dipenuhi agar perdagangan internasional dpt membantu NSB dlm mencapai tujuan2 pembangun an nasional nya ?? • Bisakah NSB menentukan sendiri se berapa banyak mereka berdagang ?

  9. Bertolak dari catatan pengalaman di masa lalu n segenap penilaian me ngenai masa2 mendatang, harus kah pemerintah NSB menerapkan suatu kebijakan yg berorientasi keluar, yak ni dgn menjadi pendukung perdaga ngan bebas, berusaha menambah transfer modal, SDM, ide-ide, dan juga teknologi dari luar ??,

  10. atau rangkaian kebijakan yg ber orientasi ke dlm dgn menerapkan proteksionisme dlm rangka memu puk kemandirian, or mereka hrs ber usaha sedemikian rupa utk meng kombinasikan keduanya, misal nya dlm bentuk pengembangan dan pe lembagaan kerjasama ekonomi re jional, agar mencapai hasil yg opti mal ??

  11. Apa sajakah argumen2 yg mendu kung dan yg menentang msg-msg alternatif strategi perdagangan bagi pembangunan ini ?

  12. Pemikiran Prebisch-Singer • Teori ini mengambil nama dua pakar eko nomi pembangunan Raul Prebisch dan Hans W Singer sekitar tahun 1950 an • Raul Prebisch terkenal dgn bukunya yg ber judul “The Economic Development of Latin America and its Principal Problems” (New York: United Nations, 1950) • Hans W Singer dikenal krn karyanya yg berjudul “The Distribution of Gains Bet ween Borrowing and Investing Countries”, American Economic Review 40 (Mei 1950)

  13. Prebisch-Singer mengeksplorasi dampak2 negatif perdagangan internasional thd NSB pd dekade 1950 an • Mereka berpendpt bhw Nilai Tukar Perda gangan (Term of Trade) neg2 Dunia Ketiga akan trs menurun akibat rendahnya elasti sitas permintaan komoditi primer thd peru bahan pendapatan (pihak importir) dan harga • Dlm jangka pjg, hal ini mengakibatkan ber langsungnya transfer pendapatan dari neg miskin ke neg kaya

  14. Transfer pendapatan dari neg2 miskin ke neg2 kaya hanya bisa dicegah melalui usaha pengembangan dan perlindungan sektor manufaktur domestik di NSB (agar NSB punya industri manufaktur sendiri) dpt dilakukan melalui proses yg dikenal sbg strategi industrialisasi substitusi impor. • Dgn menggunakan metoda alternatif, PBB lewat hasil penelitian Alf Maizels, menemu kan bhw penurunan riil atas harga produk manufaktur yg di ekspor oleh NSB adalah sekitar 3.5 % per tahun pd dekade 1980an

  15. Penurunan riil atas harga produk manufak tur yg diekspor oleh NSB adalah sekitar 3.5% per tahun pd dekade 1980an, atau sekitar 30% selama dekade tsb • Dlm penelitian yg lbh mendetail, Alf Maizels menemukan bhw Nilai Tukar Perda gangan produk2 manufaktur NSB ke USA trs menurun selama periode tahun 1981- 1997, sedangkan harga tekstil menurun se makin cepat secara dramatis pd akhir deka de 1990 an

  16. C. Teori Tradisional Perdagangan Internasional Teori Perdagangan Internasional dilandasi berbagai konsepsi terutama : • Konsepsi Keunggulan Komparatif (Comparative Ad vantage Principle) yg menyatakan bhw sesuai ke mampuan dan SDA yg dimiliki, suatu negara akan lbh menguntungkan memproduksi dan mengekspor jenis komoditi tertentu, dan mengekspor jenis ko- moditi lainnya • Konsepsi spesialisasi yg menyatakan bhw suatu neg lbh menguntungkan hanya melakukan produksi ko moditi yg paling cocok dgn kemampuan serta SDA dan melakukan pertukaran dgn komoditi lain

  17. Konsepsi Biaya Relatif dan Perbedaan Harga yg menyatakan bhw bbrp jenis komoditi tertentu lbh murah di produksi di suatu negara, sdg harganya relatif lbh baik/tinggi di negara lain shg lbh meng untungkan • Ketiga Konsepsi tsb yg melandasi Teori n Praktek Perdagangan Internasional yg menguntungkan, bahkan antara mitra dagang (trading partners) yg tdk seimbang sekalipun.

  18. D. Keunggulan Komparatif (Comp Adv) • Menurut David Ricardo ada 2 (dua) pen dekatan (approaches) utk membahas Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) yaitu : • Cost Comparative Advantage (Labor Effi ciency ) • Production Comparative Advantage (Labor Productivity)

  19. 1. Cost Comparative Advantage(Labor Efficiency) • Teori David Ricardo didasarkan pd nilai TK atau Theory of Labor Value yg menyatakan bhw nilai atau harga suatu produk ditentu kan oleh jumlah wkt atau jam kerja yg di perlukan utk menghasilkan produk tsb • Menurut Teori Cost Comparative Advantage (Labor Efficiency), suatu neg akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika me lakukan spesialisasi produksi dan mengekspor brg dimana neg tsb dpt berproduksi relatif lbh efisien serta meng impor brg dimana neg tsb ber produksi krg /tdk efisien

  20. Data Hipotesis Cost Comparative

  21. Berdasarkan data hipotesis tsb, jika ditin jau dari Keunggulan Mutlak (Absolut Adv) Adam Smith maka Ind unggul mutlak krn labor cost nya lbh effisien dibandingkan dg China,baik dlm prod 1 Kg Gula maupun prod 1 meter kain. • Dgn demikian tentu tdk akan terjadi per dagangan antara kedua neg jika didasar kan pd Teori Adam Smith

  22. Akan tetapi, berdasarkan Teori David Ri cardo walaupun Ind memiliki Absolut Adv dibandingkan China utk kedua produk tsb, maka tetap dpt terjadi perdagangan inter nasional yg menguntungkan kedua negara melalui spesialisasi jika neg-neg tsb memi liki Cost Comparative Advantage atau Labor Efficiency

  23. Data Perhitungan Cost Comparative

  24. Berdasarkan perbandingan “cost compara tive advantage” or labor efficiency tsb dpt dilihat bhw TK Ind lbh efisien dibanding kan dgn TK China dlm produksi 1 Kg gula (3/6 or ½ HK) drpd produksi 1 m kain (4/5 HK) • Hal ini akan mendorong Ind melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula • Sebaliknya, TK China ternyata lbh efisien dibandingkan dgn TK Ind dlm produksi 1m kain (5/4 HK) drpd produksi 1 Kg gula (6/3 or 2/1 HK) • Hal ini mendorong China melakukan spe sialisasi produksi dan eskpor kain

  25. Gain From Trade Ind dan China • Berdasarkan matriks keunggulan kompara tif Ricardo, dpt disusun perbandingan ke mampuan produksi setiap TK pada msg2 negara dlm suatu matriks yg bisa meng gambarkan Gain From Trade msg2 negara setelah melakukan perdagangan (lihat matriks Gain From Trade berikut) :

  26. Gain From Trade Based On Teori Ricardo

  27. Bila Ind melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor 1 Kg gula ke China, maka Ind akan memperoleh 6/5 meter kain, sdg berdasarkan Dasar Tukar DN hanya mem peroleh ¾ meter kain • Jadi dgn spesialisasi produksi dan ekspor gula, Ind akan memperoleh keuntungan sebesar : 6/5 m – ¾ m = 9/20 m • Sebaliknya, bila China melakukan spesiali sasi produksi dan mengekspor 1 m kain ke Ind, maka akan diperoleh ¾ Kg gula, sdg berdasarkan Dasar Tukar DN hanya mem peroleh 5/6 Kg gula

  28. Jika dgn spesialisasi produksi dan ekspor kain, China akan memperoleh keuntungan sebesar : 4/3 Kg – 5/6 Kg = 9/18 Kg • Keuntungan yg diperoleh msg2 negara da ri perdagangan internasional ini merupa kan “gain from trade” atau manfaat perda gangan internasional krn ada nya perbe daan labor efficiency atau cost comparative advantage

  29. 2. Production Comparative Advantage(Labor Productivity)

  30. Berdasarkan analisa production compara tive advantage atau labor productivity dpt dikatakan sbb : • Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika mela kukan spesialisasi produksi dan meng ekspor brg dimana negara tsb dpt berpro duksi relatif lbh produktif serta meng impor brg dimana neg tsb berproduksi rela tif krg/tdk produktif

  31. Jika ditinjau dari keunggulan absolut atau absolute advantage Adam Smith, maka Indonesia unggul mutlak dlm arti labor productivity nya lbh besar dibandingkan China, baik dlm produksi gula maupun kain, ini berarti perdagangan antara kedua negara tdk akan terjadi • Sebaliknya menurut David Ricardo, walau pun Indonesia memiliki keunggulan abso lut dibandingkan China utk kedua produk di atas, sebetulnya perdagangan interna sional akan dpt tetap terjadi dan mengun tungkan keduanya melalui spesialisasi di msg2 neg yg memiliki labor produktivity

  32. Berdasarkan perbandingan “Production Comparative Advantage” or Labor Producti vity di atas dpt disimpulkan sbg berikut : • TK Ind lbh produktif dibandingkan TK China dlm produksi gula (6/3 Kg) drpd pro duksi kain (5/4 m) • Hal ini mendorong Ind utk melakukan spe sialisasi produksi dan ekspor gula • Dgn melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula ke China sebanyak 1 kg, akan diperoleh 6/5 m sutra, sdg kan di dlm ne geri hanya dinilai dgn ¾ m sutra.

  33. Data Perhitungan Production Compara tive Advantage (labor Productivity)

  34. Jadi, Indonesia memperoleh keuntungan 6/5 m – ¾ m = 9/20 m sutra • Sebaliknya, TK China lbh produktif diban ding TK Ind dlm produksi kain (4/5m) drpd produksi gula (3/6 Kg) shg mendo rong China utk melakukan spesialisasi pro duksi dan ekspor kain • Dgn melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain ke Ind sebanyak 1 m akan di peroleh 4/3 kg gula, sdg di DN hanya di nilai dgn 5/6 kg, jadi China memperoleh keuntungan 3/4kg-5/6kg = 3/6kg or 1/2kg gula

  35. Akhirnya dpt disimpulkan dari Teori Com parative Advantage David Ricardo, perda gangan internasional antara dua negara te tap dpt terjadi, walaupun hanya satu negara yg memiliki keunggulan absolut, asalkan msg2 negara memiliki perbedaan dlm labor efficiency (Cost Comparative Ad vantage) dan atau Labor Productivity (Pro duction Comparative Advantage)

  36. Kelemahan Teori Comparative Advantage • Teori Comparative Advantage menjelas kan bhw perdagangan internasional dpt terjadi krn adanya perbedaan fungsi fak tor produksi (TK). Perbedaan fungsi ini menimbulkan terjadinya perbedaan pro duktivitas (Prod Comp Adv) or perbedaan efisiensi (Cost Comp Adv). Akibatnya terjadilah perbedaan harga brg yg sejenis di antara dua negara

  37. Jika fungsi faktor produksi (TK) sama or prod dan efisiensi di kedua neg sama, maka tentu tdk akan terjadi perdag int’l krn harga brg yg sejenis akan menjadi sama di kedua neg • Pd kenyataannya, walaupun fungsi faktor prod (prod & efisiensi) sama di kedua neg ternyata harga brg yg sejenis dpt berbeda shg msh dpt terjadi perdag internasional. Dlm hal ini Teori Comparative Advantage Ricardo tdk dpt menjelaskan mengapa ter jadi perbedaan harga utk brg/prod seje nis walaupun fungsi faktor produksi (Prod & Eff) sama di kedua negara

  38. Utk ini Teori Moderen dari Heckser-Ohlin atau Teori H-O menjelaskan bhw walau pun fungsi faktor produksi (TK) di kedua neg sama, perdagangan internasional akan tetap dpt terjadi. Hal ini disebabkan krn adanya perbedaan jumlah/proporsi faktor produksi yg dimiliki oleh msg2 neg, shg terjadilah perbedaan harga brg yg dihasilkan. Teori Moderen dari H-O ini yg dikenal sbg “The Proportional Factors Theory” atau Teori Kandungan Faktor Produksi

  39. E. Teori Kandungan Faktor Produksi • Teori Keunggulan Komparatif Klasik ttg perdag bebas merupakan model “statis” yg di dasarkan atas satu faktor/ variabel (Biaya TK) dan pende katan spesialisasi penuh utk menunjukkan ke untungan/manfaat dari perdagangan • Model Perdagangan Bebas dari David Ricardo dan John Stuart Mill, dimodifikasi dan disempurnakan pd abad 20 oleh dua pakar ekonomi Swedia, Eli Hecksher dan Bertil Ohlin dgn memasukan perbe daan-perbedaan faktor produksi (Tanah, TK dan Modal) pd spesialisasi internasional

  40. Teori Perdagangan Kandungan Faktor Pro duksi (The Proportional Factor Theory) dari Hecksher-Ohlin dilandasi atas 2(dua) dasar pemikiran : • Produk yg berbeda membutuhkan faktor produksi dlm proporsi relatif yg berbeda. Produk pertanian memerlukan proporsi relatif lbh banyak tenaga kerja per unit modal drpd brg manufaktur. Produk2 primer relatif merupakan komoditi inten sif- tenaga kerja (labor intensive), sdg brg2 manufaktur relatif intensif-modal (capital intensive)

  41. Berbagai neg mempuyai kandungan faktor produksi yg berbeda. Neg maju memiliki jumlah besar modal per pekerja, shg dise but neg melimpah modal (capital-abundant countries) NSB umumnya mempunyai sedi kit modal, dan banyak tenaga kerja, shg di sebut negara melimpah tenaga kerja (labour-abundant countries)

  42. Capital Abundant Countries cendrung me lakukan spesialisasi pd produk2 manufak tur, spt mobil, pesawat terbang, alat komu nikasi, dan komputer yg menggunakan mo dal secara intensif dlm teknologi produk sinya. • Neg2 tsb akan meng-ekspor sebagian pro duk intensif modal tsb utk mendptkan (di pertukarkan dgn) produk2 intensif tenaga kerja or intensif tanah spt bahan pangan, bahan mentah, dan mineral yg paling baik diproduksi oleh neg2 yg relatif melimpah tenaga kerja

  43. Teori ini mendorong NSB utk mengarah kan ekspor nya pd produk primer yg in tensif-tenaga kerja dan tanah. • Memperdagangkan komoditi primer ini dgn brg2 manufaktur yg paling cocok di produksi neg maju, NSB akan memperoleh manfaat potensial yg besar dari perdagang an bebas dgn negara kaya. • Doktrin perdagangan bebas ini juga men dasari ke pentingan politis neg kolonial yg mencari bahan mentah utk pengembangan industrinya, dan utk pemasaran brg2 ma nufaktur di koloni nya.

  44. F. Asumsi Dasar Teori Perdagangan Bebas • Teori perdagangan bebas internasional, terma suk Teori Kandungan Faktor Produksi, dilandasi atas 6 (enam) asumsi dasar : • Semua sumber daya bersifat statis, jumlahnya tetap, mutunya konstan, penggunaannya penuh dan tdk ada mobilitas internasional • Teknologi produksi tetap atau serupa, dan bebas tersedia bagi semua neg, selera konsumen juga tetap, dan kedaulatan konsumen bebas dari pe ngaruh produsen • Di dlm negeri, faktor2 produksi mobilitasnya sem purna diantara kegiatan-kegiatan produksi, dan perekonomian sbg keseluruhan dlm persaingan sempurna, tdk ada resiko dan ketdk pastian

  45. Pemerintah tdk berperan dlm hubungan ekonomi internasional, krn perdagangan dilakukan oleh para produsen sendiri yg ingin meminimumkan biaya dan memaksimalkan laba, shg harga2 inter nasional terbentuk dari Demand (permintaan) dan Supply (penawaran) • Perdagangan berimbang utk msg2 neg setiap saat, dan semua perekonomian dpt menyesuai kan diri thd perubahan harga2 internasional dgn minimum dislokasi • Keuntungan dari perdagangan (gain from trade) yg diperoleh negara memberi manfaat bagi para warga negara • Asumsi2 tsb sering tdk sesuai dgn realita hubung an ekonomi internasional termasuk perdagangan internasional yg dialami oleh NSB

  46. G. Kritik Thd Asumsi Teori Perdagangan Bebas • Asumsi Sumber Daya Statis • Asumsi kesempatan kerja penuh • Asumsi immobilitas faktor produksi • Teknologi tetap • Kedaulatan konsumen • Penyesuaian thd perubahan pasar dunia • Persaingan sempurna

  47. Kenaikan hasil yang makin berkurang • Resiko ketidak pastian • Peranan pemerintah • Keseimbangan neraca pembayaran • Manfaat bagi warga negara berkembang

  48. G. Kritik Thd Asumsi Teori Perdagangan Bebas • Asumsi sumber daya statis, dalam kenyataan perekonomian dunia ditandai dgn perubahan yg cepat. Model neoklasik statis digantikan dgn mo del perdagangan utara-selatan. Negara-negara kaya di belahan utara bumi secara historis me miliki sumber daya modal, kewirausahaan, tena ga terdidik/terampil, dan teknologi yg digunakan dgn intensif untuk proses produksi brg-brg perda gangan dunia dgn terms of trade yg menguntung kan, shg menciptakan kondisi dan insentif bagi pertumbuhan berkelanjutan yg makin mening kat.

  49. Asumsi kesempatan kerja penuh • Asumsi kesempatan kerja penuh dari model perdagangan tradisional dikoreksi oleh teori perdagangan internasional lobang untuk surplus (vent for suplus theory of international trade) yang pertama dirumuskan oleh Adam Smith (untuk perekonomian kolonial) kemudian dikembangkan oleh pakar ekonomi Myanmar, Hla Myint (untuk perekonomian negara berkembang)

  50. Menurut teori ini, terbukanya pasar dunia bagi masyarakat agraris negara berkembang mencip takan kesempatan bukan untuk merealokasi sumber daya yang telah digunakan penuh (fully employed), tetapi untuk memanfaatkan sumber daya tanah dan tenaga kerja yang tidak bekerja penuh (underemployed) guna memproduksi output untuk ekspor ke pasar luar negeri • Pengangguran di negara berkembang dapat dikurangi melalui penciptaan kesempatan kerja lokal dengan memberi perlindungan pada industri dalam negeri (baik pertanian maupun industri) terhadap persaingan luar negeri yang berbiaya rendah • Perlindungan dilakukan melalui penciptaan ber bagai hambatan perdagangan (trade barrier) spt tarif dan kuota

More Related