890 likes | 1.55k Views
FILSAFAT. Etimologis: Filsafat = falsafat = falsafah = filosofi = philosophy berasal dari kata Yunani: Philos, philein, philia = cinta, kekasih, sahabat, suka, gemar Sophia = kebijaksanaan, kearifan, kebenaran Kata philosphia pertama kali digunakan oleh Phytagoras pada abad 6 BC.
E N D
FILSAFAT Etimologis: Filsafat = falsafat = falsafah = filosofi = philosophy berasal dari kata Yunani: Philos, philein, philia = cinta, kekasih, sahabat, suka, gemar Sophia = kebijaksanaan, kearifan, kebenaran Kata philosphia pertama kali digunakan oleh Phytagoras pada abad 6 BC.
Pengertian Filsafat • Plato: a. filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni, b. penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada. • Aristoteles: filsafat adalah a. ilmu pengetahuan yang berusaha mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas yang ada, b. ilmu pengetahuan yang berusaha mempelajari perihal ada selaku perihal itu ada (being as being) atau sebagaimana adanya (being as such).
3. Rene Descartes: filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah Tuhan, alam, dan manusia. 4. William James: filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang. 5. R.F. Beerling: filsafat a. memajukan pertanyaan tentang kenyataan seluruhnya atau tentang hakekat, asas, prinsip dari kenyataan, b. suatu usaha untuk mencapai radix atau akar kenyataan dunia wujud, juga akar pengetahuan tentang diri sendiri.
Pembagian Filsafat Menurut Aristoteles: • Filsafat Spekulatif/Teoretis adalah filsafat yang bersifat obyektif yakni ilmu demi ilmu: Fisika • Filsafat Praktis yaitu filsafat yang memberi pedoman untuk bertingkah laku sebagaimana mestinya: Etika dan politik • Filsafat Produktif adalah pengetahuan yang membimbing manusia menjadi produktif lewat suatu keterampilan khusus: Sastra, retorika, estetika
Menurut Christian Wolff: • Logika • Ontologi • Kosmologi • Psikologi • Teologi Naturalis • Etika
Menurut Will Durant: • Logika • Estetika • Etika • Politika • Metafisika
Menurut The World University Encyclopedia: • Sejarah filsafat • Metafisika • Epistemologi • Logika • Etika • Estetika
Dewasa ini pada umumnya filsafat dibagi dalam 6 bidang: • Epistemologi • Metafisika: • Ontologi • Kosmologi • Teologi metafisik • Antropologi 3. Logika 4. Etika 5. Estetika 6. Filsafat berbagai disiplin ilmu.
Ontologi Pembagian Filsafat Kosmologi Metafisika Humanologi Filsafat Teologi Kosmologi Umum Induksi Logika Deduksi Aksiologi Etika Estetika Praktek Pen Ontologi IP Pendidikan Ilmu Pend Hukum Epist Ilmu P Khusus Metodologi IP Sejarah Aksiologi IP Seni
Pada mulanya semua ilmu pengetahuan berinduk pada filsafat karena ia dianggap sebagai: Mater scientiarum/ Mother of science/ The queen of knowledge
Lama kelamaan, ilmu-ilmu memisahkan diri dari filsafat karena: tidak mampu memecahkan masalah praktis Metodenya yang kontemplatif Spesialisasi yang tajam
SEJARAH Yunani Kuno Filsuf-filsuf Yunani kuno menaruh perhatian pada gejala-gejala alam, perubahan yang terjadi terus-menerus seperti musim, laut bertanya mengapa terjadi Ada ketetapan yang mengherankan menduga sebab-sebab terjadinya Berspekulasi bahwa ada prinsip, asas, hukum di baliknya
Thales:Air Anaximandros: yang tak terbatas Anaximes: Udara Herakleitos: Api adalah dasar pertama dari segala sesuatu yang ada dan api sebagai lambang perubahan misalnya kayu menjadi abu Apa yang ada pada alam senantiasa berubah Semuanya “sedang menjadi” Ungkapannya pantha rei, semuanya mengalir bagai sungai
Pythagoras: segala sesuatu dapat diejelaskan dengan bilangan-bilangan Parmenides: Pendasar metafisika karena ia berpendapat tentang yang ada as being, being as such (yang ada sejauh ada) atau “yang ada ada yang tidak ada tidak ada.” Yang ada sebagaimana adanya tak dapat dibagi, tak bergerak, tidak plural melainkan tunggal. Demokritos: Segala sesuatu terdiri dari bagian-bagian kecil yang tak dapat dibagi lagi atau atom
HAL-HAL YANG MELAHIRKAN FILSAFAT Ketakjuban Manusia takjub terhadap alam sekitar Obyek ketakjuban adalah segala sesuatu yang ada di sekitar Plato: pengamatan terhadap matahari, bulan, bintang, langit merangsang manusia untuk mencari jawaban. Ketakjuban juga meliputi akal budi dan moral Immanuel Kant takjub terhadap hukum moral dalam hatinya Ketidakpuasan Tidak puas terhadap penjelasan sesuatu dengan mitos Tidak puas terhadap penjelasan orang awam Tidak puas terhadap jawaban spekulatif Ketidakpuasan itu merangsang rasio untuk memikirkan sebab dan akibat sehingga lahirlah filsafat
3. Hasrat bertanya Ketakjuban menimbulkan pertanyaan Ketidakpuasan menimbulkan pertanyaan Pertanyaan menimbulkan pengamatan atau penelitian Pertanyaan bukan hanya mencari wujud sesuatu tetapi dasar dan hakekatnya Bertanya merupakan tugas filsafat
4. Keraguan Manusia meragukan sesuatu yang telah diketahui Manusia meragukan sesuatu yang telah diterima sebagai suatu kebenaran Francis Bacon: “ragukanlah ilmu pengetahuan yang telah ada, dan ragukanlah guru-gurumu.” Meragukan berarti mempertanyakan kebenaran sesuatu
SIFAT DASAR FILSAFAT Berpikir radikal: Menemukan akar dari kenyataan/fenomena Menemukan akar suatu permasalahan Berpikir secara mendalam untuk menemukan jawaban Mencari azas: Menemukan esensi dari suatu realitas Menemukan prinsip dari suatu kejadian Memahami landasan suatu aktivitas Memburu kebenaran Sesuatu yang sesungguhnya Sesuatu kejadian sebenarnya Kebenaran bersifat terbuka: dapat dikritik untuk menemukan kebenaran yang mneyakinkan Kebenaran tidak bersifat mutlak dan final
Mencari kejelasan: Menghilangkan keragu-raguan Mengejar kejelasan pengertian Mengejar kejelasan intelektual Berpikir rasional: Logis Sistematis kritis
Metode-metode filsafat • Metode = Bahasa Yunani • Meta = dengan • Hodos = jalan • Sesuatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan • Teknik mengetahui ilmu pengetahuan tertentu • Ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur
Kontemplatif: memikirkan hakekat sesuatu sedalam-dalamnya Memikirkan hakekat sesuatu sedalam-dalamnya Berlangsung lama Dalam keadaan tenang/hening Kesendirian Kapan dan dimanapun Tanpa harus kontak langsung dengan obyek Obyek perenungan dapat berupa apa saja; Makna hidup Mati Kebenaran Keadilan Keindahan Tetapi bukan dengan menikmati Melainkan dengan penuh kesadaran
Spekulatif: mengerti hakekat sesuatu: • Menyelami sesuatu secara mendalam • Dengan wajar • merenung • berpikir kritis • Berpikir murni • menganalisis • menghubungkan antarmasalah • berulang-ulang sampai mantap
Silogisme/Logika • Induktif : bukti khusus ke prinsip umum • Premis minor/ khusus • besi dipanaskan memuai • perak dipanaskan memuai • Premis mayor/prinsip umum • Jadi semua logam dipanaskan memuai (silogisme) • Deduktif • Premis mayor: semua manusia pasti mati • Premis minor : Plato adalah manusia • Jadi : Plato pasti mati (silogisme)
FILSAFAT PENDIDIKAN Filsafatpendidikanadalahpenerapananalisisfilosofisterhadapbidangpendidikan (Imam Barnadib). Filsafatpendidikanadalahlandasanfilosofis yang menjiwaiseluruhkebijaksanaandanpelaksanaanpendidikan (Noorsyam).
Filsafat pendidikan dipandang sebagai pembahasan yang sistematis masalah-masalah pendidikan secara fiolosofis, yaitu dengan menyelidiki persoalan-persoalan pendidikan dengan menjabarkannya baik sebagai metafisika, epistemologi, etika, logika, estetika maupun kombinasi semuanya (Broudy). Perlukah kurikulum sekolah berisi metafisika, epiestemologi dsb? Tunjukkan bahwa aspek-aspek filosofis tersebut sudah ada dalam kurikulum?
Filsafat pendidikan menyelidiki perbandingan pengaruh-pengaruh: a. aliran-aliran filsafat yang bersaingan dalam proses kehidupan, b. kemungkinan proses2 pendidikan dan pembinaan watak keduanya berusaha menemukan pengelolaan pendidikan yang dikehendaki untuk membina watak yang paling konstruktif bagi kaum muda dan tua (Klipatrick).
Hubungan filsafat dan pendidikan Berfilsafat dan mendidik adalah dua fase dalam satu usaha , berfilsafat adalah memikirkan dan mempertimbangkan nilai-nilai dan cita-cita yang lebih baik, sedangkan mendidik ialah usaha merealisasi nilai-nilai dan cita-cita itu di dalam kehidupan, dalam kepribadian manusia. Mendidik adalah mewujudkan nilai-nilai yang dapat disumbangkan filsafat, dimulai dengan generasi muda, untuk membimbing rakyat membina nilai-nilai di dalam kepribadian mereka, dan dengan cara ini demi menemukan cita-cita tertinggi suatu filsafat dan melembagakannnya di dalam kehidupan mereka (Kliptatrick).
Kita harus membawa filsafat guna mengatasi persoalan-persoalan pendidikan secara efisien, jelas, dan sistematis sedapat mungkin(Brameld). Filsafat pendidikan dan ilmu pendidikan dapat dipandang sebagai bidang-bidang ilmu yang saling melengkapi (Brubacher).
FUNGSI FILSAFAT PENDIDIKAN Fungsi Spekulatif: mengerti seluruh persoalan pendidikan dan antarhubungannya dengan faktor lain yang mempengaruhi pendidikan Fungsi normatif: menentukan arah pendidikan sesuai dengan norma masyarakat Fungsi kritik: mengkritisi dan menafsirkan data-data ilmiah Fungsi teori bagi praktek: Filsafat memberikan prinsip-prinsip kerja ilmiah yang melahirkan teori untuk dipraktekkan. Fungsi integratif: memadukan semua fungsi nilai sebagai satu kesatuan nilai pendidikan.
Tugas Hal-hal apakah dalam bidang pendidikan dan bimbingan konseling yang sarat dengan filsafat? Buatlah pertanyaan-pertanyaan filosofis terhadap hal-hal pendidikan itu! Gunakan satu atau lebih metode filsafat untuk menemukan jawabannya.
EPISTEMOLOGI • Etimologis: Epistemologi = Yunani yakni episteme (pengetahuan) dan logos (kata, pikiran, percakapan atau ilmu). Epistemologi sering disamakan dengan theory of knowledge. • Jadi epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas hakekat ilmu pengetahuan, bagaimana memperolehnya, dan apa teori-teorinya.
Pertanyaan pembimbing ke epistemologi • Apakah pengetahuan itu? • Apa sumber ilmu pengetahuan? • Apakah pengetahuan itu berasal dari pengamatan/pengalaman atau akal budi? • Apa jenis-jenis pengetahuan itu? • Apakah kebenaran pengetahuan itu pasti?
Pengetahuan berarti apa yang diketahui oleh seseorang tentang sesuatu. • Apa yang diketahui: • Materi proses terjadinya/bertumbuhnya sesuatu • Bentuk pengalaman dulu • Ukuran Perasaan • Warna komposisi suatu benda • Jumlah dsb • Rasa • Pengetahuan mempersyaratkan: • Subyek yang mengetahui • Obyek atau sesuatu yang diketahui
Sumber-sumber pengetahuan • Empirisme (Pengalaman inderawi) • Sumber pengetahuan adalah pengalaman atau pengamatan atau data atau fakta yang dialami/ditangkap oleh pancaindra kita. • Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan inderawi • Pengetahuan diperoleh melalui penyerapan indera terhadap obyek • Seorang memilki pengetahuan karena ia menyerap obyek, barulah akal budi mengolahnya. • John Locke berpendapat bahwa mula-mula akal budi hanyalah “as a white paper” • Akal budi sendiri tak dapat menghasilkan pengetahuan tanpa bantuan penyerapan indera • David Hume: semua pengetahuan berasal dari pengalaman inderawi • Empirisme lebih mementingkan perolehan pengetahuan dengan metode induktif
2. Rasio/akal • Rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan adalah akal budi. • Sumber pengetahuan satu-satunya adalah akal budi. • Dengan menggunakan kekuatan akal budi (berpikir) maka dapat diperoleh pengetahuan atau kebenaran. • Penggabungan 2 pengetahuan atau lebih dapat menghasilkan suatu pengertian baru • Misalnya 2 + 2 = 4 yang sudah merupakan aksioma • Pengetahuan diperoleh dari proposisi logika & Matematika
Plato: satu-satunya pengetahuan sejati adalah episteme yaitu pengetahuan tunggal sesuai dengan ide abadi. • Plato: Apa yang ditangkap melalui pancaindra hanyalah tiruan dari ide abadi tentang sesuatu. • Jadi kebenaran yang sebenarnya adalah ide.
3. Intuisi • Pemerolehan pengetahuan secara tiba-tiba (immediate knowledge) • Orang-orang tertentu yang memperoleh pengetahuan semacam ini meyakini kebenarannya • Tokoh filsafat intuisi adalah Hendri Bergson 4. Otoritas: pengetahuan diperoleh dari kekuasaan, kewibawaan, kharisma, tradisi, legalitas dan formalitas. 5. Wahyu: pengetahuan yang diperoleh dari Tuhan kepada para nabi atau rasul.
Proses Pemerolehan Pengetahuan • Individu menerima masukan (input data) • Individu mengadakan proses pengolahan data • Individu mengeluarkan hasil (output) dalam bentuk kesan atau pengertian terhadap sesuatu
Jenis-jenis pengetahuan • Pengetahuan biasa atau sehari-hari (ordinary knowledge): pengetahuan yang diperoleh melalui akal sehat. Disebut pengetahuan biasa, sehari-hari sehingga belum dapat dibedakan secara tegas ciri konotatif (ciri khusus) dan denotatif (ciri benda). • Pengetahuan ilmiah: pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian • Pengetahuan filsafat: pengetahuan yang diperoleh dari permenungan terhadap hakekat sesuatu. Kebenarannya bersifat meta atau mengatasi pengetahuan ilmiah. • Pengetahuan religius adalah pengetahuan yang diperoleh dari kitab-kitab suci yang kebenarannya mutlak bagi para penganutnya.
Teori-teori Kebenaran • Teori korespondensi: • Sesuatu itu benar kalau terdapat hubungan antara realita obyek dengan apa yang ditangkap oleh subyek. • If it is squares with reality, then it is true. • Kebenaran bersifat obyektif yakni keadaan apa adanya realita suatu obyek. • Kebenaran itu ada di luar diri manusia, sehingga • Manusia/anak didik mencari kebenaran itu • Anak didik menemukan dan mendeskripsi ciri-ciri suatu obyek yang sebenarnya
Kritik terhadap teori Korespondensi • Kesan subyektif satu dengan yang lain mungkin sekali berbeda-beda terhadap suatu obyek • Tidak ada jaminan bahwa kesan seorang sungguh-sungguh menggambarkan realita • Hubungan berkali-kali dengan suatu obyek dapat menimbulkan reaksi berbeda-beda • Jadi kriteria kebenaran bukan semata-mata didasarkan pada hubungan dengan realita.
Teori Konsistensi: • Terjadi kebenaran apabila terdapat konsistensi antara kebenaran yang ditangkap oleh subyek yang satu dengan subyek yang lain tentang suatu realita • Makin konsisten hasil pengamatan subyek-subyek maka makin benar • Kebenaran itu terjadi atau valid karena ada konsistensi atau reliabilitas
Kebenaran konsistensi = ilmiah • Penyelidikan yang berkali-kali pada waktu dan situs berbeda • Kebenaran mempersyaratkan juga reliabilitas • Teori korespondensi dan konsistensi saling melengkapi • Teori korespondensi membuat pernyataan tentang dunia realitas, dan teori konsistensi menguji kebenaran pernyataan itu.
Teori Pragmatisme • Pragma = manfaat, guna • Sesuatu itu benar jika berguna atau bermanfaat • Suatu ide atau teori itu benar dilihat pada konsekuensi-konsekuensi praktisnya • Ide atau teori itu benar jika mampu memecahkan masalah atau berguna • Sesuatu itu benar jika mendatangkan kegunaan yakni membuat manusia beradaptasi secara seimbang dengan tuntutan lingkungannya.
Pragmatisme dalam dunia pendidikan: Sesuatu teori itu benar jika: • ia mampu memberi penjelasan • ia dapat memecahkan masalah • ia dapat mendatangkan manfaat • ia merupakan model yang praktis bagi guru dan murid
William James menekankan: • Asas dan tujuan pendidikan adalah pengembangan kepribadian dan pemberian motivasi John Dewey menekankan bahwa: • suatu ide itu benar terletak pada konsekuensi yang menyertainya • Seseorang dapat mengerti suatu teori ketika ia menggunakannya dalam memecahkan suatu masalah.
Adakah pengetahuan itu benar dan pasti? • Socrates: apa yang saya ketahui ialah bahwa saya tidak mengetahui apa-apa (All that I know is that I know nothing). Maksudnya tidak ada pengetahuan yang pasti dan mutlak. • Pyrrho, Timon, Sextus Empiricus (365 – 275 BC): tokoh skeptisme, kita harus senantiasa menyangsikan segala sesuatu yang dianggap benar karena sesungguhnya tidak ada yang benar-benar diketahui dengan pasti. • John Wilkins dan Joseph Glanvill (1636-1680): membedakan antara pengetahuan tertentu yang sempurna dan pengetahuan tertentu yang sudah pasti. Yang pertama tak dapat dicapai karena manusia tidak sempurna dan yang kedua misalnya matahari terbit dari timur, api itu panas, terkena air basah.
AKSIOLOGI • Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari hakekat nilai dalam kehidupan manusia. • Menurut Earle (1992), nilai adalah suatu kualitas positif yang terkandung pada sesuatu yang menyebabkan orang ingin mendapatkannya atau memandang kualitas itu sebagai sesuatu yang positif itu sebagai sesuatu yangt berguna, yang menarik, yang baik, dan yang penting. • Aksiologi dibagi menjadi 2 bagian besar: etika dan estetika.
ETIKA atau FILSAFAT MORAL • Etimologis Etika = Yunani = ethos dan ethikos. Ethos = sifat, watak, kebiasaan karakter atau kecenderungan kepribadian. Ethikos = susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan yang baik. Moral = Latin = Mores yang bentuk jamak dari mos = adat istiadat, kebiasaan, watak, kelakuan, tabiat dan cara hidup. • Etika adalah perenungan filsafati tentang hakekat suatu perbuatan manusia, apakah secara secara moral diperkenankan atau tidak, diwajibkan atau tidak.