450 likes | 879 Views
PENGENDALIAN KUALITAS. Anom Yudistira e-mail: anom1392@lecturer.binus.ac.id. Proses Pemecahan Masalah. Kenali setiap gejala ( symtoms ) gejala permasalahan ( problems ) Dapatkan fakta (kumpulkan data) Identifikasi masalah Bangkitkan ide Cari cara penyelesaian ( solutions )
E N D
PENGENDALIAN KUALITAS Anom Yudistira e-mail: anom1392@lecturer.binus.ac.id
Proses Pemecahan Masalah • Kenali setiap gejala (symtoms) gejala permasalahan (problems) • Dapatkan fakta (kumpulkan data) • Identifikasi masalah • Bangkitkan ide • Cari cara penyelesaian (solutions) • Rencanakan implementasi • Tindak lanjuti
Siklus PDSA • Dikembangkan oleh Shewhart sebagai siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA) untuk perbaikan berkesinambungan • Dimodifikasi oleh deming menjadi Plan-Do-Study-Act (PDSA) Plan Act Do Study
Proses Pemecahan Masalah & PDSA • Kenali setiap gejala (symtoms)gejala permasalahan (problems) • Dapatkan fakta (kumpulkan data) • Identifikasi masalah • Bangkitkan ide (idea generation) • Cari cara penyelesaian • Rencanakan implementasi • Tindak lanjuti Plan Do Study Act Solidkan penyelesaian dan cari masalah yang lain
Tujuh Peralatan Kualitas(The Seven Tools of Quality) • Bagan Aliran (Flow Chart) • Run Chart • Bagan Kendali Proses (Process Control Chart) • Lembar Pemeriksaan (Check Sheets) • Diagram Pareto • Diagram Sebab & Akibat (Cause-and-Effect Diagram) • Diagram Pencar (Scatter Diagram)
Diagram Alir (Flow Chart) • Perbaikan terhadap “proses” merupakan bagian penting dalam terjaminnya kualitas • Pertama-tama pahamilah proses itu • Flow chart adalah cara terbaik untuk memahami proses • Tidak ada cara yang khas untuk menggambarkan flow chart • Kita membuat flow chart agar dapat memahami proses • Partisipasi kelompok amat mendukung • Diperlukan cukup waktu untuk membuat diagram ini • Banyak pertanyaan yang harus dijawab • Data seharusnya menggambarkan keadaan yang menyeluruh
Manfaat Flow Chart • Untuk memahami proses • Mengidentifikasi perbaikan yang mungkin dapat dilakukan • Membantu pekerja untuk mengetahui, dimana posisi mereka di dalam proses • Membangkitkan dukungan melalui partisipasi
Flow Chart Perakitan Sepeda Motor Frame shaping Frame welding Frame painting Engine block casting Engine assembly Final assembly Parts assembly Packaging Parts acquisition Parts finishing Shipping Parts painting
Flow Chart Pelayanan Drive-in suatu Bank Nassabah datang Kirim ke teller Letakkan slip deposit ke dalam kontainer Pencet tombol Teller menerima Kembalikan kontainer ke nasabah Menerima kontainer silendris Identifikasi pelayanan yang diminta Entri deposit ke pembukuan Kredit rekening nasabah Deposit
Run Chart • Menunjukkan secara graphis adanya keragaman dari waktu ke waktu • Memberikan pemahaman mengenai keragaman sepanjang waktu • Memperlihatkan pola dan pergeseran suatu karakteristik yang di plot Tetapi pola dan pergeseran tersebut bukan merupakan suatu bukti statistik bahwa sesuatu telah terjadi, melainkan semata-mata merupakan keragaman acak .
Run Chart Profits Mengindikasikan adanya perbaikan Rejects Mengindikasikan adanya masalah
Bagan Kendali Proses(Process Control Chart) • Dikembangkan pertama kali oleh Shewhart • Menyediakan suatu deteksi dini terhadap ketaknormalan proses • Membedakan suatu kondisi pengecualian dari kondisi rutin • Memperlihatkan keragaman tak normal vs. keragaman acak • Membantu operator dalam menentukan kapan suatu perbaikan/koreksi (adjustment) diperlukan
Ide penting yang mendasari bagan kendali proses (Main Idea) • Keragaman adalah suatu kenyataan yang tak dapat dihindari dalam hidup ini • Keragaman normal semestinya ditanggapi dengan reaksi yang wajar • Apa Keragaman “Normal” itu? • Bagan kendali didasari atas sebaran sampling
Variabel X bar R S Delta Atribut p np c U Jenis-jenis Bagan Kendali Semua bagan kendali tersebut akan dibahas lebih lanjut kemudian
Penggunaan suatu Jenis Bagan Kendali • Untuk mengendalikan proporsi cacat (p-chart) • Untuk mengendalikan jumlah cacat (np-chart) • Untuk mengendalikan banyaknya cacat (c-chart) • Untuk mengendalikan banyaknya cacat per unit (u-chart) • Untuk mengendalikan suatu ukuran (X dan R atau S chart) • Untuk data pengukuran yang bersifat “short run” (Delta) akan dibahas lebih lanjut kemudian
Lembar Pemeriksaan (Check Sheets) • Manajemen kualitas harus didasari oleh “fakta” • Data, jika dikumpulkan dengan cara yang benar, akan memberikan fakta yang benar • Lembar pemerikasaan adalah suatu alat untuk mengumpulkan data
Pertanyaan-pertanyaan penting • Data macam apa yang kita butuhkan? • Dimana kita bisa mendapatkannya? • Siapa sebaiknya yang mengumpulkan data tersebut? • Bagaimana cara mengumpulkannya? • Kapan waktu yang tepat untuk mengumpukannya? • Bagaimana cara menganalisanya? • Bagamana sebaiknya mengkomonikasikan hasil?
Karakateristik Lembar Periksa • Data dapat dicatat dengan mudah • Data dapat dipahami dengan mudah • Mencegah terjadinya data hilang (missing data) • Dapat menentukan sumber persoalan • Memungkinkan pemecahan persoalan dengan cepat • Dipakai untuk memeriksa beberapa item secara bersamaan • Memungkinkan pengklasifikasian/penstrataan data
Stratifikasi • Informasi penting mungkin tidak tampak dalam data yang telah terkelompok • Pengklasifikasian data dapat membantu menampakkan informasi tersebut • Data dapat diklasifikasikan berkenaan dengan • Kondisi • Penyebab • Karakteristik
Bahan (Materials) Tempat pemasokan (gudang) Pamasok (vendors) Fasilitas Usia peralatan Peralatan yang dibutuhkan Pekerja/Buruh Tim atau unit kerja Jumlah Operator Kondisi Cuaca Temperatur Kelembaban Waktu Shift Metode Penstratifikasian
Dikembangkan pertama kali oleh Juran Banyak digunakan dalam manajemen kualitas Memisahkan “bagian penting yang sedikit (vital few)” dari “bagian tak penting yang banyak (trivial many)” Trivial Faktor Trivial Faktor Trivial Faktor Trivial Faktor Diagram Pareto Signifikan Faktor
Prosedur Diagram Pareto • Tetapkan klasifikasi data • Tentukan kerangka waktu • Kumpulkan data • Rangking penyebab-penyebab (causes) • Bangun Tabel • Gambarkan Histogram
Diagram Sebab & Akibat • Dikembangkan pertama kali oleh Kaoru Ishikawa th. 1943 • Dikenal juga dengan nama Diagram Ishikawa atau Diagram Tulang Ikan • Tujuan: mendapatkan hubungan antara suatu akibat dengan penyebabnya • Sangat baik hasilnya jika dibangun oleh suatu Tim • Alat ideal untuk Brainstorming (urun pendapat) • Perlu selalu dimodifikasi
Diagram Sebab & Akibat (lanjutan) • Baik digunankan dalam operasi sehari-hari • Membantu melatih karyawan baru • Memadukan pengalaman karyawan dan intuisinya dengan fakta dalam meme-cahkan suatu persoalan
Diagram Sebab & Akibatnampak sebagai tulang ikan Bahan baku Keahlian memasak Pasien tidak menyukai makanan Rumah Sakit Penyimpanan Pengiriman Kurang bervariasi Makanan dingin Jadwal
Diagram Sebab & Akibat Metode Material Effect Handling Processing Skrup Ulir mudah slip Penyebab potensial Pekerja Mesin
Manfaat: Mengorganisasikan dan menghubungkan faktor-faktor Sebagai sarana untuk urun pendapat (brainstorming) Melibatkan setiap orang yang terkait Kekurangan: Bisa sangat kompleks Memerlukan dedikasi dan kesabaran Bisa jadi sulit dalam memfasilitasinya Diagram Sebab & Akibat: Manfaat dan Kekurangan
Pemaduan Diagram Sebab & Akibat dan Pareto • Diagram Pareto membantu dalam menentukan akibat yang menjadi fokus • Diagram Sebab & Akibat memperagakan semua kemungkinan penyebab • Kedua diagram ini digunakan secara bersama-sama, sehingga merupakan instrumen untuk mendokumentasikan & mengkomunikasikan perbaikan kualitas
Diagram Pencar (Scatter Diagram) • Mengidentifikasi hubungan antar dua variabel • Memperagakan secara graphis dua kumpulan data • Menyatakan derajat hubungan, tetapi harus hati-hati dalam menggunakannya
Contoh Diagram Pencar • Kesalahan ketik yang dipengaruhi oleh penundaan • Tingkat kecelakaan kerja dan waktu lembur • Kerusakan mesin dan frekuensi perawatan Y X
Prosedur Membuat Diagram Pencar • Hipotesiskan hubungan yang akan dipelajari • Tentukan ukuran sampel yang tepat • Penyebab diperagakan sebagai X dan hasil sebagai Y • Tentukan nilai Max dan Min tiap sumbu • Plot data pada bagan
Petunjuk Penggunaan Diagram Pencar • Diagram pencar menapilkan pola berbeda yang harus ditafsirkan Tanpa Korelasi Korelasi kuat Korelasi sedang Korelasi kuat Korelasi sedang Hubungan kurvalinear