80 likes | 274 Views
WANITA DAN NAPZA Kuliah Pengantar Blok 7. Adnil EdwinNurdin. NAPZA YANG SIGNIFICANT MEMPENGARUHI KEHAMILAN. ALKOHOL GANJA HALUSINOGEN OPIOID ,KOKAIN KEHAMILAN HAMPIR TIDAK MUNGKIN ABORTUS
E N D
WANITA DAN NAPZAKuliah Pengantar Blok 7 AdnilEdwinNurdin
NAPZA YANG SIGNIFICANT MEMPENGARUHI KEHAMILAN • ALKOHOL • GANJA • HALUSINOGEN • OPIOID ,KOKAIN KEHAMILAN HAMPIR TIDAK MUNGKIN ABORTUS BAYI LAHIR MATI • AMPHETAMIN ?
TIPE ALKOHOLISME Tipe Alkoholisme. • Tipe 1 Terjadi pada laki-laki dan perempuan; faktor genetik sama besar dengan faktor lingkungan; onset pada masa dewasa lanjut; berkaitan dengan sosialisasi; prognosis lebih baik • Tipe 2 Terjadi pada laki-laki; faktor genetik dominan; onset pada masa adolesen atau dewasa muda; berkaitan dengan kriminalitas; prognosis lebih buruk.
KERUSAKAN SUBSTRAT • Sifat neurotoksik (racun saraf) dari alkohol menyebabkan alkohol dalam kadar berapapun merusak neuron. Luas dan dalamnya kerusakan neuron ditentukan oleh ketahanan seluler individual, kadar alkohol yang digunakan, dan frekuensi minum alkohol (gambar)
DAMPAK PADA BAYI • FETAL ALCOHOL SYNDROME • FETAL CANABINOID SYNDROME GAMBAR
AKIBAT GENETIK • Resiko untuk mengalami alkoholisme lebih tinggi secara bermakna pada kembar monozigot dari kembar dizigot. • Anak dari orang tua alkoholik yang dipisahkan dari orangtua biologik sejak lahir dan diasuh oleh orangtua adopsi non alkoholik, ternyata kemungkinan untuk menjadi alkoholik empat kali lipat dari pada anak dari orang tua biologik non alkoholik. • Terdapat 25-50 % resiko selama hidup untuk alkoholisme pada anak dan saudara laki-laki dari ayah alkoholik. • Alkoholik dan keturunannya memperlihatkan pola patobiologik sebagai berikut: a. Resistensi tinggi terhadap efek depresan alkohol b. Respon frekwensi alphaEEG yang lebih kecil terhadap intake alkohol. c. Konsentrasi rendah 5HIAA (5-hydroxy-indolaleicacid), suatu metabolit utama serotonin pada cairan serebrospinalis. d. Peningkatan sensitivitas sistem b-endorphin hipofise terhadap intake alkohol. • Pola perilaku yang sama dengan perilaku penderita disfungsi ringan lobus frontalis (impulsif, defisit atensi, hiperaktifitas, ketidak-mampuan mengendalikan emosi).